Anda di halaman 1dari 4

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian infeksi TORCH

Infeksi adalah kolonalisasi yang dilakukan oleh spesies asing terhadap organisme inang dan
bersifat membahayakan inang. Organisme penginfeksi atau patogen,menggunakan sarana
yang dimiliki inang untuk dapat memperbanyak diri,yang pada akhirnya merugikan inang.
Patogen mengganggu fungsi normal inang dan dapat berakibat pada luka kronik, gangrene,
kehilangan organ tubuh, dan bahkan kematian (Nadyah, 2011). Infeksi TORCH adalah
akronim dari beberapa penyakit yaitu toksoplasmosis, rubella, sytomegalovirus, dan herpes
simpleks yang sering menimbulkan infeksi kongenital dalam bentuk hampir sama yaitu
mikrosefali, ketulian dan kebutaan, kehamilan dapat terjadi abortus, persalinan prematur, dan
pertumbuhan janin terlambat.

2.1.1 Toxoplasma

Infeksi toxoplasma disebabkan oleh parasit yang disebut toxoplasma gondi. Pada umumnya,
infeksi toxoplasma terjadi tanpa disertai gejala yang spesifik. Toxoplasma yang disertai
gejala ringan, mirip gejala influenza bisa timbul rasa lelah, malaise, demam, dan umumnya
tidak menimbulkan masalah. Infeksi toxoplasma berbahaya bila terjadi saat ibu sedang hamil
atau pada orang dengan sistem kekebalan tubuh terganggu (misalnya penderita AIDS, pasien
transpalasi organ yang mendapatkan obat penekan respon imun). Jika wanita hamil terinfeksi
toxoplasma maka akibat yang dapat terjadi adalah abortus spontan, lahir mati atau bayi
menderita toxosoplasma bawaan. Pada toxoplasma bawaan gejala dapat mucul setelah
dewasa, misalnya kelainan mata dan telinga, retardasi mental, kejang-kejang dan ensefalitasi.

2.1.2 Rubella

Infeksi rubella ditandai dengan demam akut, ruam pada kulit, dan pembesaran kelenjar getah
bening. Rubella dapat menyerang anak-anak dan dewasa muda. Infeksi rubella berbahaya
bila terjadi pada wanita hamil muda, karena dapat menyebaban kelainan pada bayinya yaitu
mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin. Rubella disebabkan oleh virus plemorfis
yang mengandung RNA. Virus ini ditularkan melalui droplet dari ibu hamil kepada janin.

2.1.3 Cytomegalovirus
Infeksi CMV disebabkan oleh virus Cytomegalo, dan virus ini termasuk golongan virus
keluarga herpes. Seperti halnya keluarga herpes lainnya virus CMV dapat tinggal secara laten
dalam tubuh dan CMV merupakan salah satu penyebab infeksi yang berbahaya bagi janin
bila infeksi terjadi saat ibu sedang hamil. Jika ibu terinfeksi, maka janin yang dikandung
mempunyai resiko tertular sehingga mengalami gangguan misalnya pembesaran hati,
penyakit kuning, ekapuran otak, ketulian retardasi mental, dan lain-lain.

2.1.4 Herpes

Infeksi herpes genitalia adalah infeksi virus herpes simpleks pada atau disekitar vagina, vulva
(bibir vagina) dan anus. Herpes dapat menyebabkan luka pada daerah mulut, dan hidung,
pada daerah kemaluan (laki-laki dan wanita) dan daerah anus, atau pada mata, jari dan
tangan. Terdapat dua jenis virus herpes simpleks yaitu herpes 1 dan 2 (Nugraheny, 2010).

2.2 Etiologi

2.2.1 Toxoplasma

Infeksi toxoplasma disebabkan oleh parasit ynag disebut toxoplasma gondi. Toxoplasma
gondi adalah protozoa yang dapat ditemukan pada hampir semua hewan dan unggas berdarah
panas. Akan tetapi kucing adalah inang primernya. Kucing yang terdomestikasi merupakan
golongan yang sangat penting untuk penularan toxoplasma pada hewan lain ataupun manusia.
Parasit ini dikeluarkan melalui tiga cara yaitu dengan cara kongenital yaitu melalui plasenta,
mengkonsumsi daging yang terkontaminasi oleh kista dan melalui kotoran kucing yang
mengandung oocysta.

2.2.2 Rubella

Virus ini pertama kali ditemukan di Amerika pada tahun 1966, rubella pernah menjadi
endemic dibanyak negara didunia, virus ini meyebar melalui droplet. Priode inkubasinya
adalah 14-21 hari.

2.2.3 cytomegalovirus

Penularan CMV akan terjadi jika ada kontak langsung dengan cairan tubuh penderita seperti
air seni, air ludah, air mata, air sperma, dan air susu ibu. Bisa juga terjadi karena transplantasi
organ. Kebanyakan penularan terjadi karena cairan tubuh penderita menyetuh tangan individu
yang rentan. Kemudian diabsorpsi melalui hidung dan tangan. Teknik mencuci tangan
dengan sedrhana menggunakan sabun cukup efektif untuk untuk membuang virus dari
tangan. Penularan melalui hubungan seksual juga dapat terjadi melalui cairan semen ataupun
lendir endoserviks. Virus juga dapat ditularkan pada bayi melalui sekresi vagina pada saat
lahir atau pada ia menyusui. Namun infeksi ini biasanya tidak menimbulkan tanda dan gejala
klinis. Resiko infeksi kongenital CMV paling besar terdapat pada wanita yang sebelumnya
tidak pernah terinfeksi pertama kali ketika hamil. Meskipun jarang, sitomegalovirus
kongenital tetap dapat terulang pada ibu hamil yang pernah mepunyai anak dengan
sitomegalovirus kongenital pada kehamilan terdahulu.

2.2.4 Herpes

Virus herpes simpleks tipe I dan II merupakan virus horminis DNA. Pembagian tipe I dan II
berdasrkan karakteristik pertumbuhan pada media kultur, antigenic, dan lokasi klinis.
DAFTAR PUSTAKA

Reeder, S.J., Leonide, LM., Deborah, K.G. 2011 Keperawatan Maternitas Kesehatan Wanita,
Bayi & Keluarga volume 2 edisi 18. Jakarta. EGC

Anda mungkin juga menyukai