Studi Kasus Prostodonsia Instrumentasi I PDF
Studi Kasus Prostodonsia Instrumentasi I PDF
INSTRUMENTASI II
Kelompok 4
Tunjung K 08921
2013
A. PENDAHULUAN
Di seluruh dunia jumlah populasi lansia bertambah dengan cepat. Selama kira-
kira 30 tahun terakhir jumlah lansia meningkat dramatis. Seluruh kelompok lansia
bertambah 75%, sedangkan lansia yang berusia 80 tahun keatas bertambah 134%.
Antara sekarang dan akhir abad, populasi lansia diperkirakan akan meningkat 35%
pada negara industri dan 75% pada negara berkembang. Pada lansia terjadi kasus
kehilangan gigi yang tinggi dikarenakan penyakit karies pada masa muda hingga
tuanya yang menyebabkan dilakukan tindakan pencabutan, maupun kehilangan gigi
akibat penyakit periodontal yang disebabkan oleh penyakit sistemik seperti Diabetes
Melitus yang diderita oleh sebagian besar lansia (Basker dkk, 1996).
B. KASUS
Seorang lansia berusia 73 tahun datang ke klinik gigi ingin dibuatkan gigi
tiruan lengkap karena semua gigi aslinya telah tanggal. Namun, ukuran rahang lansia
tersebut sangat kecil sehingga sendok cetak tidak muat. Lansia tersebut memiliki
kondisi kesehatan sistemik yang normal. Sebagai perawat gigi, apa sajakah instrumen
yang perlu disiapkan?
Berdasarkan kasus tersebut, akan dibuat gigi tiruan penuh (full denture)
menggunakan custom tray.
4. Bengkok
3. Rubber bowl
4. Spatula laboratorium
2. Spatula
3. Alginat
4. Aquades
5. Gips stone
4. Jas laboratorium
E. STERILISASI ALAT
Autoclave atau oven: mensterilisasi instrument yang telah dipakai.
F. EDUKASI
Edukasi kepada pasien yang dapat disampaikan adalah :
1. Pengendalian gigi tiruan
Setelah menggunakan gigi tiruan, pasien diberi penjelasan bahwa pasien harus
belajar membentuk pola gerak otot yang baru untuk mengendalikan gigi tiruan
tersebut. Dapat dijelaskan juga bahwa sesuai dengan penelitian, dilaporkan bahwa
kira-kira 60% orang yang menggunakan gigi tiruan membutuhkan waktu selama 1
minggu untuk makan dan berbicara dengan nyaman setelah gigi tiruan dipasang,
sementara 20% pengguna gigi tiruan yang lain membutuhkan waktu setidaknya 1
bulan.
2. Penampilan
Gigi tiruan yang baru memberikan perubahan yang nyata terhadap penampilan
pasien. Sangat penting untuk mengingatkan pasien bahwa perubahan tersebut
kemungkinan akan menimbulkan berbagai macam komentar, dan ada
kemungkinan bahwa pasien berfikir bahwa orang lain mengetahui pemakaian gigi
tiruannya. Hal tersebut dapat menyebabkan pasien kurang merasa nyaman
sehingga motivasi menggunakan gigi tiruannya berkurang. Pasien harus diberi
pengertian mengenai tujuan perawatan yang sebenarnya.
3. Sensasi awal
Pasien diberi pengertian bahwa akan ada perubahan mendadak yang mungkin
terlihat bila gigi tiruannya dipasang. Misalnya, beberapa orang pemakai gigi tiruan
pada awal pemakaiannya akan mengeluarkan air liur berlebihan, sehingga sulit
baginya untuk berbicara. Perawat gigi dapat menjelaskan bahwa air liur tersebut
biasanya akan mereda dalam beberapa jam dan bahwa sensasi aneh itu akan hilang
dalam beberapa hari.
4. Memakai gigi tiruan di malam hari
Idealnya, gigi tiruan dipakai di malam hari selama paling sedikit 10 hari pertama.
Stimulasi reseptor mekanis yang terus-menerus pada mukosa mulut dapat
mempercepat proses adaptasi. Setelah masa adaptasi selesai, pasien diinstruksikan
untuk melepas gigi tiruan pada malam hari. Hal tersebut dikarenakan pada saat
tidur, kontak gigi sering terjadi dan mukosa penyangga gigi tiruan mungkin akan
terluka. Selain itu, tertutupnya mukosa penyangga gigi tiruan sepanjang waktu
akan mempersulit aksi pembersihan mukosa oleh lidah dan self cleansing saliva
serta menambah lapisan plak pada gigi tiruan. Gigi tiruan yang dilepas pada
malam hari akan memberikan cukup waktu pada mukosa penyangga gigi tiruan
untuk relaksasi. Relaksasi mukosa sangat dibutuhkan, terutama untuk pasien yang
mukosanya tipis dan atrofi serta dengan kemampuan perbaikan jaringan yang
menurun. Pada malam hari, gigi tiruan perlu dilepas dan direndam di dalam air.
Hal tersebut agar gigi tiruan tetap dapat berfungsi maksimal, tidak rusak. Selain
itu, juga untuk memberi waktu kepada jaringan lunak rongga mulut sebagai
penopang gigi tiruan agar relaksasi.
5. Membersihkan gigi tiruan
Endapan seperti plak mikrobial, kalkulus dan sisa makanan pada gigi tiruan dapat
menyebabkan stomatitis, rasa tidak enak, bau tidak sedap, dan cepat rusaknya
bahan gigi tiruan. Karena itu, pembersihan gigi tiruan secara efektif sangat
penting bagi kesehatan mulut pasien maupun kesehatan umumnya. Bila
menggunakan gigi tiruan, pasien disarankan untuk menyikat gigi tiruannya secara
teratur dan hati-hati menggunakan sabun, air dan sikat nilon lembut yang cukup
kecil agar dapat mencapai semua daerah permukaan gigi tiruan. Perlu ditekankan
pentingnya pembersihan seluruh endapan, tidak hanya zat warna dan sisa
makanan yang tampak. Larutan disclosing solution dapat digunakan oleh pasien di
rumah sebagai indikator yang menunjukkan bahwa lapisan plak pada gigi tiruan
benar-benar telah dibersihkan. Disamping menyikat gigi tiruan, pasien dianjurkan
pula untuk merendam gigi tiruan menggunakan bahan pembersih yang dijual di
pasaran. Pembersihan dapat menghilangkan plak yang tertinggal pada bagian
permukaan gigi tiruan yang sulit untuk disikat. Waktu untuk membersihkan gigi
tiruan dapat dilakukan pada saat mandi.
6. Prosedur pemanggilan kembali
Setelah penggunaan gigi tiruan, perlu menekankan pada pasien bahwa kunjungan
berkala sesuai dengan keterangan dokter gigi sangat penting dilakukan untuk
menurunkan resiko kerusakan jaringan atau resorbsi tulang dan memastikan
bahwa gigi tiruan tersebut telah berfungsi secara efisien.
G. KESIMPULAN
Pembuatan gigi tiruan bukanlah suatu hal yang mudah. Untuk meminimalkan
terjadinya kesalahan saat gigitiruan telah di-packing, maka setiap tahapan harus
dilakukan dengan cermat pada saat gigitiruan masih dapat diperbaiki dengan lebih
mudah. Apabila sekiranya ada yang kurang sesuai dengan kemantapan gigitiruan,
harus segera diperbaiki. Instruksi penggunaan dan pemeliharaan gigi tiruan penting
diinformasikan kepada pasien.
DAFTAR PUSTAKA