Anda di halaman 1dari 19

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

TRAUMA ABDOMEN

HIMPUNAN PERAWAT GAWAT DARURAT DAN BENCANA INDONESIA


POKOK BAHASAN
A. Anatomi
B. Trauma abdomen :
- Mekanisme trauma
- Jenis trauma abdomen
C. Penatalaksanaan
A. Anatomi Abdomen
1. Anatomi Luar Abdomen:
1. Abdomen depan
2. Pinggang
3. Punggung
2. Anatomi Dalam Abdomen:
1. Rongga peritoneal
1. Atas : diafragma, hepar, lien, gaster & colon
transversum
2. Bawah : usus halus, colon ascendens, colon
descendens, colon sigmoid, organ reproduksi
2. Rongga Pelvis : rectum, vesica urinaria, vena illiaca
3. Rongga retroperitoneal: aorta abdominal, vena cava
inferior, duodenum, pankreas, ginjal, uretra.
Anatomi Pencernaan Keterangan :

1. Glandula thyroid
2. Lobus superior pulmonis dextra
3. Lobus medius pulmolis dextra
4. Cor (jantung)
5. Diafragma
6. Lig teres hepatis
7. Colon tranversum
8. Caecum
9. Intestium teneu (ileum)
10. Thymus
I 2 11. Lobus Superior pulmonis sinistra.
12. Lobus inferior pulmonis sinistra.
13. Pericardium
14. Hepar
3 4 15. Gaster
16. Omentum majus
17. Intestinum teneu (jejunun)
18. Colon sigmoid.
B. Trauma Abdomen
Pengertian :
Trauma abdomen adalah trauma yang terjadi
pada daerah abdomen yang meliputi daerah
retroperitoneal, pelvis dan organ peritroneal.
1. Mekanisme Trauma
• Langsung
– Pasien terkena langsung oleh benda atau
perantara benda yang mengakibatkan cedera
misalnya tertabrak mobil dan terjatuh dari
ketinggian
• Tidak langsung
– Pengendara mobil terbentur dengan dash
board mobil ketika mobil mengalami tabrakan
2. Jenis Trauma Abdomen
a. Trauma Tajam
Penyebab
• Luka tusuk atau luka tembak (kecepatan rendah)  laserasi
 kerusakan jaringan
• Luka tembak kecepatan tinggi  kerusakan organ viscera
• Luka tusuk tersering mengenai hepar (40%), usus halus
(30%), diafragma (20%), dan colon (15%).
• Luka tembak tersering mengenai usus halus (50%), colon
(40%), hepar (30%), dan pembuluh darah abdominal (25%).
Tampak Luar Tampak Dalam

Gambar : Luka tusuk karena stang sepeda di quadran kanan atas


Sumber: Walt Alan Stoy dkk, EMT-Basic Textbook, 2nd ed, Mosby, 2005
Jenis Trauma Abdomen (Lanjutan...)

b. Trauma Tumpul
Trauma di daerah abdomen yang tidak
menyebabkan perlukaan kulit /jaringan tetapi
dapat menyebabkan perdarahan akibat
trauma

Organ berisiko cedera :


* Hepar 40 - 55 %
* Limpa 35 – 45 %
Gambar : Trauma tumpul di daerah abdomen

Sumber: Walt Alan Stoy dkk, EMT-Basic Textbook, 2nd ed, Mosby, 2005
Tanda dan Gejala Trauma
• Pecahnya organ solid (tdk berongga)
– Hepar atau lien yang pecah  perdarahan
– Penderita tampak pucat
– Perdarahan >> gejala syok hemoragik.
– Nyeri abdomen, ringan  berat.
– Auskultasi bising usus menurun
– Nyeri tekan, terkadang nyeri lepas dan defans muskular (kekakuan
otot)
Tanda dan Gejala (Lanjutan ....)

• Pecahnya organ berlumen (berongga)


– Pecahnya gaster, usus halus atau kolon 
peritonitis.
– Keluhan nyeri seluruh abdomen.
– Bising usus menurun.
– Palpasi ada defans muskular, nyeri tekan dan nyeri
lepas. Pada perkusi didapati nyeri
C. Penatalaksanaan
1. Anamnesis
1. Kecepatan kendaraan
2. Jenis tabrakan (depan, belakang, tabrakan
samping, terserempet), berapa besar
penyoknya bagian kendaraan ke dalam ruang
penumpang, jenis pengaman yg digunakan,
ada/tidaknya air bag, posisi pasien dlm
kendaraan
2. Pemeriksaan Fisik, meliputi 1) inspeksi, 2)
auskultasi, 3) perkusi, 4) palpasi
Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
• Umumnya pasien diperiksa tanpa pakaian
• Periksa adanya ekskoriasi atau memar (ekimosis)
– Ekimosis umbilikal  perdarahan peritonial.
– Ekimosis panggul  perdarahan organ retroperitoneal
– Ekimosis perineum, scrotum atau labia  fraktur pelvis
• Periksa adanya laserasi, liang tusukan, benda asing yang
menancap atau bagian usus yang keluar
• Harus dilakukan log-roll agar pemeriksaan lengkap
Pemeriksaan Fisik (Lanjutan...)

2. Auskultasi
• Dengarkan bising usus di semua kuadran
• Apabila bising usus menurun atau hilang  kemungkinan
perdarahan/perforasi pada organ abdomen

3. Perkusi
Dengan perkusi dapat diketahui :
• Nada timpani akibat dilatasi lambung akut di kuadran kiri
atas
• Bunyi redup  hemoperitoneum
Pemeriksaan Fisik (Lanjutan...)

4. Palpasi
• Nyeri pada kuadran kiri atas menyebar ke arah
bahu  trauma limpa / diafragma.
• Nyeri abdomen berat, tegang dan spasme otot
(defans muskular)  indikasi proses inflamasi
(peritonitis).
• Nyeri lepas (nyeri yg terjadi setelah tangan yg
menekan dilepas)  peritonitis (terjadi akibat
kontaminasi isi usus)
• Tekan dengan hati-hati ada tidak krepitasi pada
pelvis.
Masalah Keperawatan
• Defisit volume cairan
– Pasang IV line 2 jalur dengan cairan kristaloid
– Pasang kateter bila tidak ada kontra indikasi dan monitoring intake
dan out put
– Observasi tanda-tanda vital tiap jam
– Bila fraktur pelvis  Fiksasi
– Bila terdapat benda asing tertancap
• Jangan dicabut tapi pasang bantalan kasa yang cukup tebal selanjutnya
pasien disiapkan untuk operasi mencegah perdarahan hebat
– Bila usus keluar
• Jangan dimasukkan tp tutup kasa steril yang dibasahi NaCl 0,9% atau
aluminium foil  pertahankan kelembaban
– Kolaborasi persiapan operasi bila syok berulang
Masalah Keperawatan (Lanjutan ...)

 Risiko Infeksi
– Perawatan dengan tehnik septik dan antiseptik
– Pasang nasogastric tube (NGT) untuk dekompresi
– Observasi tanda-tanda inflamasi peritoneum (peritonitis)
 Laporkan dan kolaborasi dengan tim medis
– Kolaborasi pemerikan darah lengkap
– Kolaborasi tim medis untuk pemberian antibiotik.

Anda mungkin juga menyukai