Anda di halaman 1dari 11

MERJER DAN AKUISISI

Disusun oleh :

Maulana Ihsan 12030119210006


Bramastya Datum Alwi 12030119210004

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2020
PEMBAHASAN
1. Tiga Bentuk Dasar Akuisisi
1.1. Merjer
Merjer adalah penggabungan satu perusahaan ke perusahaan lain. Perusahaan yang
mengambil alih tetap beroperasi seperti biasa sedangkan perusahaan yang diambil
alih ditutup dan berhenti beroperasi. Perusahaan yang mengambil alih memperoleh
seluruh aset dan liabilitas dari perusahaan yang diambil alih. Contoh Merjer :
Terdapat Perusahaan bernama PT. Indah Cahaya Abadi akan dilakukan Merger
dengan PT. Bintang Indah Sarana kemudian keduanya dilakukan Merger dengan
menggunakan nama PT. Indah Cahaya Abadi
1.2. Konsolidasi
Konsolidasi adalah proses pendirian perusahaan baru yang merupakan hasil dari
penggabungan 2 perusahaan atau lebih . Perusahaan-perusahaan yang bergabung
ditutup dan berhenti beroperasi. Segala aset dan utang dari perusahaan-perusahaan
yang bergabung dipindahkan ke perusahaan yang didirikan. Contoh : Pada 2
Oktober 1998 empat Bank yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
yang terdiri dari Bank Ekspor-Impor, Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya dan
Bapindo melebur menjadi Bank baru yaitu Bank Mandiri. Seluruh Aset dan
Liabilitas dari keempat tersebut diambil alih oleh Bank Mandiri
1.3. Akuisisi
a. Akuisisi Saham
Cara suatu perusahaan mengakuisisi perusahaan lain adalah dengan cara
pembelian saham perusahaan lain secara tunai, melalui pertukaran saham, atau
pertukaran sekuritas lainnya dengan cara:
a) Manajemen perusahaan langsung menawarkan kepada manajemen
perusahaan target/ yang sahamnya hendak dibeli.
b) Manajemen perusahaan menawarkan pemegang saham perusahaan target.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan antara akuisisi saham atau merjer
yaitu:
 Dalam akuisisi saham, pertemuan pemegang saham tidak diperlukan dan
voting tidak dipersyaratkan.

2
 Dalam akuisisi saham, perusahaan yang melakukan penawaran langsung
berhubungan dengan pemegang saham perusahaan target lewat tender offer.
Manajemen perusahaan target tidak dipedulikan.
 Manajemen perusahaan yang dijadikan target akuisisi saham sering bersikap
resisten terhadap akuisisi saham yang menyebabkan biaya akuisisi lebih
mahal dibandingkan dengan merjer.
 Seringkali pemegang saham minoritas tidak akan dilibatkan dalam proses
akuisisi saham sehingga saham perusahaan target tidak dapat dibeli
seluruhnya (100%)
 Pembelian saham 100% oleh satu perusahaan mensyaratkan adanya merjer.
b. Akuisisi Aset
Perusahaan dapat memperoleh perusahaan lainnya dengan cara membeli seluruh
aset perusahaan tersebut.
 Akuisisi memerlukan voting di antara pemegang saham perusahaan target
 Akuisisi aset mengharuskan adanya pemindahan hak kepemilikan aset yang
bisa sangat mahal.
2. Variasi Pengambilalihan Perusahaan

2.1. Sinergi
Sinergi muncul dalam penggabungan dua perusahaan apabila nilai dari gabungan
kedua perusahaan tersebut lebih tinggi dari pada nilai perusahaan masing-masing
apabila mereka beroperasi sendiri. Formula sebagai berikut:
Synergy=V AB−(V A +V B )
VAB : nilai dari perusahaan A dan B setelah bergabung menjadi perusahaan AB
VA : nilai dari perusahaan A jika beroperasi secara independen

3
VB : nilai dari perusahaan B jika beroperasi secara independen
Kenaikan arus kas akan meningkatkan nilai perusahaan. Perubahan arus kas adalah
selisih antara arus kas pada tanggal penggabungan perusahaan dengan penjumlahan
arus kas dari perusahaan-perusahaan yang bergabung. Formula perubahan arus kas
dari penggabungan perusahaan adalah sebagai berikut:
ΔCF = Δrev – Δcost – Δtaxes - Δ Capital Requirements
ΔCF : Selisih antara arus kas pada tanggal penggabungan perusahaan dengan
jumlah arus kas dari dua perusahaan jika tidak bergabung.
Δrev : kenaiakan pendapatan dari akuisisi
Δcosts : kenaikan biaya dari akuisisi
Δtaxes : kenaikan pajak dari akuisisi
ΔCR : kenaikan investasi baru dalam aset tetap dam modal kerja

2.2. Sumber Energi


1. Peningkatan pendapatan
Perusahaan – perusahaan yang menggabungkan diri mungkin akan memperoleh
pendapatan lebih besar karena adanya posisi pasar yang baik dan manfaat
stratejik lainnya.
2. Pengurangan biaya
 Penggantian manajer-manajer yang tidak pernah mencapai target dengan
manajer baru yang dianggap mampu mencapai target yang dibebankan
perusahaan.
 Perolehan skala ekonomis dan lingkungan ekonomis. Skala ekonomi terjadi
ketika jumlah produk meningkat dengan biaya tetap yang sama. Biaya tetap
menyebar ke lebih banyak produk sehingga biaya per unit turun. Turunnya
biaya tetap per unitakan menurunkan total biaya per unit.
 Efisisensi dan integrasi vertikal
Integritas vertikal membuat perusahaan mengakuisisi pemasok dan pengecer
sehingga menghasilkan koordinasi antara sektor hulu dan hilir yang dapat
meningkatkan efisiensi.
 Transfer teknologi
Transfer teknologi dari satu perusahaan ke perusahaan lain dapat membuat
sistem operasi perusahaan lebih efisien.

4
3. Keuntungan sisi pajak
 Net operating losses
Misal PT. A memiliki laba bersih yang besar sehingga harus membayar
pajak yang besar. Di pihak lain, PT. B memperoleh rugi bersih yang besar.
Jika PT a. mengakuisisi PT B. maka laba bersih PT A. akan berkurang
karena kerugian yang diperoleh PT B. sehingga pajak yang dibayarkan oleh
perusahaan gabungan A dan B menjadi lebih kecil.
 Adanya kapasitas utang yang belum terpakai
Penambahan utang dapat menyebabkan turunnya pajak yang harus
dibayarkan perusahaan karena beban bunga mengurangi pajak.
 Kenaikan kapasitas berutang
Penggabungan perusahaan dapat mengakibatkan turunnya risiko utang
terhadap aset yang membuat perusahaan dapat meminjam uang lebih banyak
untuk mendanai proyek-proyek potensial yang dimiliki. Penggunaan utang
akan menurunkan biaya modal dan pajak perusahaan.
4. Berkurangnya persyaratan modal
Ketika dua perusahaan bergabung maka akan dapat ditemukan terjadinya
duplikasi dalam hal fasilitas misalnya memiliki dua kantor pusat. Merjer
memungkinkan perusahaan yang bergabung hanya menggunakan satu kantor
pusat saja dan kantor pusat yang tidak digunakan dapat dijual atau disewakan.
3. Efek Samping Keuangan dari Akuisisi
3.1. Pertumbuhan Keuntungan
Pertumbuhan keuntungan dari perusahaan yang menggabungkan diri kemungkinan
akan mengalami penurunan apabila perusahaan dengan pertumbuhan keuntungan
yang tinggi mengakuisisi perusahaan lain dengan pertumbuhan keuntungan yang
rendah.
3.2. Diversifikasi
Diversifikasi sering disebut sebagai salah satu manfaat yang diperoleh dari akuisisi
suatu perusahaan oleh perusahaan lain. Variabilitas tingkat pengembalian dapat
dipisahkan menjadi dua bagian:
a) Unsystematik, yang unik untuk setiap perusahaan. Diversifikasi melalui jalur
merjer dapat menghilangkan unsystematic.

5
b) Systematic karena mempengaruhi seluruh perusahaan dan tidak bisa dihilangkan
dengan melakukan merjer.
Investor tidak perlu untuk membeli saham perusahaan yang terdeversifikasi untuk
mengurangi unsystematic risk tapi cukup dengan membeli saham-saham dari
perusahaan-perusahaan yang industrinya berbeda. Diversifikasi dapat menghasilkan
keuntungan untuk perusahaan pengakuisisian hanya apabila:
a) Diversifikasi menurunkan risiko sistematis dengan biaya yang lebih rendah,
sesuatu yang sulit untuk diperoleh.
b) Diversifikasi mengurangi risiko dan oleh karenanya meningkatkan kapasitas
berutang perusahaan gabungan.
4. Biaya untuk Pemegang Saham dan Pengurangan Risiko
Diversifikasi yang ditempuh dengan melakukan merjer dapat memiliki dampak yang
buruk untuk pemgang saham. Pemegang obligasi kemungkinan besar akan memperoleh
keuntungan dari merjer karena kreditur dijamin oleh dua perusahaan yang bergabung.
Keuntungan untuk kreditor adalah untuk pemegang saham. Pemegang saham dapat
mengurangi kerugian yang diperoleh karena adanya merjer dengan dua cara yaitu:
1. Perusahaan melunasi utang lamanya sebelum merjer. Penerbitan surat utang baru
akan dilakukan setelah merjer.
2. Menerbitkan surat utang lebih besar setelah merjer karena merjer meningkatkan
kapasitas berutang perusahaan.
5. Net Present Value (NPV) dari Merjer
Perhitungan NPV merjer dapat dilakukan ketika akuisisi dilakukan dengan pengeluaran
kas oleh perusahaan pengakuisisi atau melalui pertukaran saham

Formula: NPV merjer= sinergi - premium

Misalnya,
PT A dan PT B sebelum merjer memiliki nilai (value) sebesar $500 dan $100. Setelah
merjer nilai gabungan kedua perusahaan tersebut adalah $700. PT B ingin diakuisisi
oleh PT A dapat mengakusisi PT B apabila PT A membayar sebesar $150 kepada
pemegang saham PT B. 
Hasil perhitungan
• Nilai perusahaan A setelah Akuisisi = nilai setelah akuisisi - kas yang dibayarkan
• Nilai perusahaan A setelah akuisisi = $700 - $150 = $550.
6
• NPV untuk pemegang saham A = $550 - $500 = $50.
• Synergi = nilai AB - (Nilai A + Nilai B)
• Synergi = $700 - ($500 + $100) = $100
• Premium = kas yang dibayarkan - nilai perusahaan yang diakuisisi » Premium - $150
- $100 = $50 
• NPV Merjer ke A = Synergi – premium
• NPV merjer ke A = $100 - $50 = $50.

6. Pengambilalihan Perusahaan (Friendly versus Hostile Takover)


Pengambil alihan perusahaan dapat dilakukan dengan cara:
1) Friendly
Merjer biasanya dimulai oleh perusahaan yang akan mengambil alih perusahaan lain
bukan oleh perusahaan yang akan diambil alih. Perusahaan yang akan mengambil
alih harus mengambil keputusan untuk membeli perusahaan lain, memilih taktik
untuk melaksanakan merjer, menentukan harga tertinggi yang akan dibayarkan,
menentukan harga penawaran lama, dan melakukan komunikasi dengan perusahaan
target. Apabila perusahaan yang menjadi target pengambilalihan menerima dengan
baik proposal pengambilalihan maka proses merjer dikatakan bersahabat (friendly)
2) Hostile Takover
Manajemen perusahaan yang menjadi target akan menolak dan perusahaan yang
akan melakukan pengambilalihan harus memutuskan apakah akan tetap meneruskan
proses merjer dan menentukan taktik yang akan digunakan.  Dalam menghadapi
keenganan manajemen perusahaan target, perusahaan akan membeli saham
perusahaan target secara rahasia yang dikenal dengan istilah toehold. Perusahaan
kemudian melakukan tender offer (tawaran secara langsung kepada pemegang
saham perusahaan target untuk membeli saham mereka dengan harga yang lebih
mahal dibandingkan dengan harga pasar yang berlaku).

7. Defensive Tactics
Manager perusahaan target seringkali menolak usaha pengambil alihan . aksi
menggagalkan pengambil alihan mungkin bermanfaat untuk pemegang saham
perusahaan target jika perusahaan yang akan mengambil alih menaikan harga
penawaranya atau ada peruahaan lain yang akan melakukan penawaran :

7
1. Mencegah pengambil alihan sebelum proses pengambil alihan terjadi
1. Corporate charter
Mengacu kepada aturan tata kelola perusahaan. Perusahaan umumnya
mengandemen corporate charter untuk membuat akuisisi semakin sulit.
2. Classified board
Dalam unclassified board, pemegang saham memilih seluruh komisaris dan
direksi setiap tahunnya sedangkan dalam classified board hanya sebagian
komisaris dan direksi yang dipilih setiap tahunnya. Cara ini menjadikan
waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan yang akan mengambil alih untuk
memperoleh kursi komisaris dan direksi secara mayoritas tidak dapat
dilakukan secara cepat.
3. Supermajority Provision
Dalam piagam perusahaan jumlah persentase voting yang diperlukan untuk
menyetujui transaksi-transaksi perusahaan yang penting misalnya merjer,
umumnya dua pertiga harus setuju. Provisi ini mengakibatkan akuisisi
menjadi sulit.
4. Golden parachute
Paket remunerasi yang luar biasa besar diberikan kepada manajemen apabila
terjadi pengambilalihan perusahaan sehingga akan meningkatkkan biaya
akuisisi.
5. Poison pill
Cara ini menyebabkan persentase kepemilikan perusahaan yang akan
mengambil alih turun secara drastis di perusahaan terget.

2. Mencegah pengambilalihan ketika proses sudah berjalan


1. Greenmail dan Standstill Agreement
Dalam greenmail, manajemen dapat mengatur pembelian kembali yang
ditargetkan untuk mencegah terjadi pengambilalihan. Dalam pembelian
kembali yang ditargetkan, perusahaan membeli kembali sahamnya dari
penawar potensial, biasanya pada harga yang lebih tinggi dengan provisi
bahwa penjual tidak akan mengakuisisi selama periode waktu tertentu.
Standstill agreement terjadi ketika perusahaan yang akan mengambil alih
dengan memperoleh komisi, setuju untuk membatasi kepemilikannya dalam
perusahaan target.

8
2. White Knight dan White Squire
Perusahaan yang menghadapi pengambilalihan yang tidak bersahabat dapat
mengatur untuk diambil alih oleh perusahaan yang lebih bersahabat yang
pada umumnya disebutkan dengan white knight. White knight lebih disuka
karena memberikan harga penawaran yang lebih tinggi, berjanji tidak memcat
karyawan dan manajemen atau menjual satu devisi. Manajemen mungkin
ingin menghindari akuisisi secara total dengan mengundang pihak ketiga
yang disebut white squire berinvestasi secara signifikan di perusahaan,
dengan syarat pihak ketiga tersebut berpihak kepada manajemen dan tidak
membeli saham tambahan.
3. Rekapitalisasi dan Pembelian Kembali Saham
Manajemen perusahaan terget sering menerbitkan utang untuk membayar
deviden yang disebut dengan leveraged recapitalization. Dalam pembelian
kembali saham, dana yang digunakan juga berasal dari penerbitan instrumen
utang. Kedua transaksi di atas mencegah pengembalian dengan beberapa
cara:
a) Harga saham mungkin naik karena terbitnya utang baru. Utang
meningkatkan tax shield. Naiknya harga saham menjadikan
perusahaan target tidak menarik untuk diakuisisi.
b) Dalam hal rekapitulasi, perusahaan target akan menerbitkan saham
baru yang memungkinkan manajemen untuk memperoleh
pengendalian yang lebih besar sebelum dilakukannya rekapitulasi.
Peningkatan pengendalian akan mempersulit pengambilalihan.
4. Exclusionary Self-tenders
Perusahaan membuat tender offer untuk sejumlah sahamnya sendiri yang
dimiliki tanpa melibatkan pemegang saham yang menjadi target.
5. Restrukturisasi Aset
Untuk mencegah pengambilalihan, perusahaan dapat menjual aset yang ada
atau membeli yang baru. Perusahaan target umumnya menjual atau
mendivestasikan asetnya karena dua alasan:
a) Dengan manjual aset yang tidak menguntungkan dan fokus kepada
unit-unit usaha yang prospektif maka harga saham diharapkan akan
naik dan mengurangi daya tarik perusahaan untuk diambil alih.

9
b) Perusahaan yang ingin mengambil alih mungkin tertarik hanya kepada
devisi tertentu saja sehingga apabila divisi tersebut dijual maka daya
tarik perusahaan target akan berkurang.

8. Apakah Merjer Menambah Nilai?


Merjer menghasilkan sinergi apbila nilai dari perusahaan yang bergabung lebih besar
daripada penjumlahan nilai setiap perusahaan secara mandiri. Terdapat beberapa cara
untuk mengukur penciptaan nilai, tetapi kebanyakan akademisi menyukai event studies
yang meneliti adanya abnormal return saat adanya pengumuman merjer. Berikut ini
adalah data-data terkait merjer. Berikutnya ini adalah data-data terkait merjer yang
terjadi.
a) Kebanyakan dari merjer menciptakan nilai.
b) Merjer yang melibatkan perusahaan besar menghilangkan nilai.
9. Dampak Perpajakan dari Akuisisi
Jika satu perusahaan membeli perusahaan lain, transaksinya dapat dikenakan atau tidak
dikenakan pajak. Apabila akuisisi dikenakan pajak, pemegang saham perusahaan yang
diakuisisi dianggap telah menjual saham yang dimiliki dan capital gain atau capital lost
yang sudah terealisasi dikenakan pajak. Dalam transaksi yang dikenakan pajak , nilai
aset dari perusahaan yang dijual akan direvaluasi. Apabila akuisisi tidak dikenakan
pajak maka pemegang saham perusahaan yang diakuisisi dianggap hanya menukar
saham lama mereka dengan saham baru yang nilainya sama sehingga tidak ada capital
gain atau capital loss.
10. Akuntansi untuk Kegiatan Akuisisi
Metode pembelian mengharuskan aset dari perusahaan yang diakuisisi dilaporkan pada
nilai pasarnya yang wajar pada laporan keuangan perusahaan yang mengakuisisi. Hal ini
akan membuat perusahaan pengakuisisi untuk menetapkan basis harga perolehan baru
dari aset yang diakuisisi. Metode pembelian akan menghasilkan akun goodwill yang
merupakan selisih antara harga beli dengan total nilai wajar dari aset bersih yang
diperoleh.
11. Going Privat dan Leverage Buyouts
Ketika perusahaan terbuka melakukan going privat berarti sekelompok investor
membeli saham perusahaan tersebut. Konsekuensinya adalah saham perusahaan tersebut
ditarik dari bursa (delisting) dan pemegang saham publik akan menerima dana tunai dari
saham yang dibeli. Going privat seringkali didanai dengan leverege buyouts. Dengan

10
mekanisme tersebut dana untuk membeli kembali saham publik diperoleh dari penerbita
utang. Terdapat dua alasan mengapa LBO menghasilkan nilai, yaitu:
1. Tambahan utang akan mengurangi pajak.
2. LBO’s menghasilkan efisiensi karena manajemen harus bekerja keras untuk
melunasi utang dan membayar bunganya.

12. Divestasi
Divestasi dapat dilakukan dengan berebagai cara yaitu:
1. Penjualan
Tipe paling umum dari kegiatan divestasi adalah penjualan sebuah divisi, unit bisnis,
segmen atau sekelompok aset ke perusahaan lain. Pembeli umumnya, namun tidak
selalu, membayar tunai.
2. Spin-off
Dalam spin-off perusahaan induk merubah sebuah divisi menjadi entitas yang
terpisah dan membagikan saham entitas tersebut kepada pemegang saham
perusahaan induk.
3. Curve-Out
Dengan carve-out, perusahaan induk merubah sebuah divisi menjadi entitas yang
terpisah dan kemudian menjual saham entitas tersebut kepada masyarakat. Umumnya
pemegang saham perusahaan induk mempertahankan kepemilikan mayoritasnya di
entitas baru tersebut.
4. Tracking stock
Perusahaan induk menerbitkan tracking stock untuk ‘’menelusuri’’ kinerja divisi
tertentu dalam perusahaan. Misalnya, jika tracking stock membagikan dividen maka
jumlah dividennya akan bergantung pada kinerja divisi. Divisi yang memiliki
tracking stock tetap menjadi bagian dari perusahaan induk meskipun sahamnya
diperdagangkan secara terpisah dengan perusahaan induk.

11

Anda mungkin juga menyukai