Anda di halaman 1dari 16

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

RESUME PSIKOLOGI PENDIDIKAN


Teori dan Praktik
Edisi kesembilan
ROBERT E. SLAVIN

(SK 1 – SK 5)

Ayu Devi Mertaningsih

(1923071021)

PROGRAM STUDI S2 PENDIDIKAN IPA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
NOVEMBER 2019
RESUME SK-1
RUANG LINGKUP PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Psikologi adalah studi ilmiah tentang prilaku dan proses mental. Psikologi
pendidikan adalah cabang ilmu psikologi yang mengkhususkan diri pada cara memahami
pengajaran dan pembelajaran dalam lingkungan pendidikan. Aspek kajian Psikologi
pendidikan secara ontologis; objek dari psikologi pendidikan adalah prilaku-prilaku
individu yang terlibat langsung maupun tidak langsung dengan pendidikan, seperti peserta
didik, pendidik, administrator, orang tua peserta didik dan masyarakat pendidikan.
Epistemologisl; teori-teori, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan dalil-dalil psikologi
pendidikan dihasilkan berdasarkan upaya sistematis melalui berbagai studi, dengan
pendekatan secara kualitatif maupun secara kuantitatif. Aksiologis; manfaat dari psikologi
pendidikan terutama sekali berkenaan dengan pencapaian efisiensi dan efetivitas proses
pendidikan.
Psikologi pendidikan memiliki beberapa batasan-batasan dan menjadi fokus
perhatiannya sebagai suatu disiplin ilmu, secara garis besar batasan tersebut terbagi atas
tiga macam;
(1) Mengenai belajar, yang meliputi teori-teori, prinsip-prinsip dan ciri khas perilaku
belajar peserta didik dan sebagainya; (2)Mengenai proses belajar, yakni tahapan perbuatan
dan peristiwa yang terjadi dalam kegiatan belajar peserta didik dan sebagainya;
(3)Mengenai situasi belajar, yakni suasana dan keadaan lingkungan baik yang bersifat fisik
maupun non fisik yang berhubungan dengan kegiatan belajar peserta didik.
Psikologi pendidikan memberikan peranan dalam pengaplikasian pengetahuan riset
secara efektif di dalam situasi mengajar. Psikologi pendidikan banyak memanfaatkan teori
dan riset yang dilakukan para ahli psikologi pendidikan dan pengalaman mengajar para
guru. Selain itu ada yang menjelaskan bahwa psikologi pendidikan adalah ilmu
pengetahuan dan ilmu terapan yang menguraikan berbagai kegiatan manusia dalam
hubungannya dengan situasi pendidikan. Salah satu contohnya adalah mempelajari
bagaimana cara menarik perhatian siswa sehingga mereka lebih mudah menerima pelajaran
yang diajarkan.
Dalam psikologi pendidikan metode-metode tertentu dipakai untuk mengumpulkan
berbagai data dan informasi penting yang bersifat psikologis dan berkaitan dengan
kegiatan pendidikan dan pengajaran. Setiap situasi dalam psikologi pendidikan
membutuhkan pendekatan dengan cara tertentu sesuai dengan sifat dan hakikat dari pada
situasi itu. Situasi yang berbeda membutuhkan pendekatan yang berbeda pula. Maka dari
itu dalam psikologi pendidikan tidak selalu mempergunakan satu macam metode, tetapi
mempergunakan dua macam metode atau lebih. Pada umumnya dalam psikologis
pendidikan melakukan riset psikologis dibidang kependidikan dengan memanfaatkan
beberapa metode penelitian, yaitu eksperimen, kuesioner, studi kasus, penyelidikan Klinis
dan observasi Naturalistik.

Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa psikologi di bidang


pendidikan dimaksudkan untuk mempengaruhi kegiatan pendidikan sehingga proses
pembelajaran dan belajar-mengajar dapat berlangsung lebih efektif dengan memperhatikan
respon kejiwaan dan tingkah laku peserta didik.
RESUME SK-2

1. PERKEMBANGAN ANAK

Perkembangan mulai terjadi sejak dibentuknya mahkluk hidup. Perkembangan


merujuk pada pada kondisi bagaimna orang mulai tumbuh, menyesuaikan diri, dan berubah
sepanjang perjalanan hidupnya, melalui perkembangan fisik, perkembangan kepribadian,
perkembangan sosisoemosi, perkembangan kognisi (pemikiran), dan perkembangan
bahasa. Faktor yang mempengaruhi perkembangan, yaitu faktor genetis dan lingkungan.
Faktor genetis merupakaan faktor bawaan yang didapatkan sejak lahir dari orang tua,
seperti perkembangan fisik, sedangkan faktor lingkungan didapatakan dari interaksi
terhadap lingkungan sekitar seperti perkembangan moral.
Permasalahan perkembangan didadasarkan pada teori perkembangan berkelanujtan
dan teori perkembangan terputus. Teori perkembangan berkelanjutan (Continuous
Theories of development) menenkankan peran penting lingkungan bukannya keturunanan
yang menentukan perkembangan. Sementara teori perkembangan terputus (discontinuous
theories of development) berpuusat faktor bawaan lahir bukanya pengaruh lingkungan
untuk menjelasakan perubahan dari waktu ke waktu.
Perkembangan kognisi didasari oleh teori perkembangan kognisi yang dicetuskan
oleh Jean Piaget. Teori ini menyatakan bahwa kecerdasan atau kemampuan kognisi anak
mengalami kemajuan melalaui empat tahap yang jelas. Menurut Piaget, perkembangan
dimulai dari skema yang memperlihatkan pola perilaku atau pemikiran dalam berhadapan
dengan objek di dunia ini. Skema yang telah ada dalam pemikiran anak mengalami
adaptasi. Adaptasi adalah proses menyesuiakan skema sebagai tanggapan atas lingkungan
melalui asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah proses memahami pengalaman baru
berdasarkan skema yang ada sedangkan akomodasi adalah proses mengubah skema yang
telah ada agar sesuai dengan situasi baru.
Perkembangan sosio emosional adalah kemampuan untuk berinteraksi dengan
lingkungan dan bagaimana menyikapi hal yang terjadi di sekitarnya. Perkembangan sosial
ditandai dengan perluasan hubungan selain dengan anggota keluarga dan juga dengan
teman sebaya sehingga ruang gerak hubungan sosialnya bisa bertambah. Umumnya,
dimulai dengan kesanggupan untuk menyesuaikan diri dari sikap yang berpusat pada diri
sendiri. Giblin percaya jika terdapat lima tahapan dalam perkembangan emosi, yakni:
1. Dari 0 hingga 8 bulan: Terjadi ketidakseimbangan sensorik respons atau sensasi yang
intens, penyesuaian refleksif mengikuti, ekspresi mewakili kesenangan atau
ketidaksenangan serta istirahat dan ketegangan.
2. Dari 9 hingga 12 bulan: Mengembangkan ketidakseimbangan yang dibawa ada atau
tidaknya orang lain. Keseimbangan dicapai dengan interaksi dan respon oleh tanggap
yang lebih terorganisir.
3. Dari 2 sampai 6 tahun: Ketidakseimbangan disebabkan secara langsung dan tidak
langsung dari rangsangan dan kesetimbangan kembali lewat keterampilan
representasional serta keterampilan emosional.
4. Dari 7 sampai 12 tahun: Ketidakseimbangan terjadi lewat persepsi langsung,
perbandingan sosial dan respons emosional yang melibatkan pola perilaku
karakteristik.
5. Sesudah 13 tahun: Ketidakseimbangan datang lewat perbandingan internal dan emosi
mulai berkontribusi pada konsep menstabilkan diri.
2. PERKEMBANGAN KOGNITIF
Perkembangan kognitif anak dipengaruhi oleh struktur otak, Teori Piaget tentang
belajar, tahap perkembangan manusia menurut Piaget, dan teori belajar Vygotsky tentang
belajar. Otak manusia terbagi kedalam tiga bagian, yaitu: Batang (bawah) otak, Otak
tengah, Otak depan. Di dalam otak kita juga terdapat sistem saraf yang menghubungkan
antara neuron-neuron yang ada didalam otak.Neuron merupakan bagian otak yang
berperan penting terhadap kemampuan belajar individu dan berfungsinya mental seorang
individu. Neuron merupakan tempatnya emosi, intelegensi, afeksi (kasih sayang) individu
dan segala aktifitas mental yang dilakukan oleh individu, seperti merekam, mengingat,
berpikir, dan aktifitas-aktifitas mental. Neuron paling banyak ditemukan pada otak besar
kita. Otak besar berfungsi sebagai pemproses atau pengolah informasi yang didapatkan
oleh manusia yang berasal dari panca indera kita, yaitu penglihatan, pendengaran,
penciuman, perabaan, dan perasa. Otak sangat berperan dalam pembentukan perilaku-
perilaku motorik pada semua manusia. Otak juga menentukan perkembangan bahasa
manusia. Korteks fungsi khusus (korteks wernicke dan broka) yang ada pada otak
merupakan korteks yang menentukan kemampuan berbicara seseorang.
Menurut Jean Piaget, dasar dari belajar adalah aktivitas anak bila ia berinteraksi
dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisiknya. Pertumbuhan anak merupakan suatu
proses sosial. Anak tidak berinteraksi dengan lingkungan fisiknya sebagai suatu individu
terikat, tetapi sebagai bagian dari kelompok sosial. Akibatnya lingkungan sosialnya berada
diantara anak dengan lingkungan fisiknya. Interaksi anak dengan orang lain memainkan
peranan penting dalam mengembangkan pandangannya terhadap alam. Melalui pertukaran
ide-ide dengan orang lain, seorang anak yang tadinya memiliki pandangan subyektif
terhadap sesuatu yang diamatinya akan berubah pandangannya menjadi obyektif.

Menurut Piaget, tahap-tahap perkembangan perkembangan manusia berkaitan


dengan tahap perkembangan kognitif, yaitu :
1. Tahap sensorimotor (umur 0 - 2 tahun) : Pertumbuhan kemampuan anak tampak dari
kegiatan motorik dan persepsinya yang sederhana. Ciri pokok perkembangannya
berdasarkan tindakan, dan dilakukan langkah demi langkah.
2. Tahap preoperasional (umur 2 - 7/8 tahun) : Piaget mengatakan tahap ini antara usia 2
- 7/8 tahun. Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah pada penggunaan symbol
atau bahasa tanda, dan mulai berkembangnya konsep-konsep intuitif.
3. Tahap operasional konkret (umur 7 atau 8-11 atau 12 tahun) : Ciri pokok
perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mulai menggunakan aturan-aturan
yang jelas dan logis, dan ditandai adanya reversible dan kekekalan. Anak telah
memiliki kecakapan berpikir logis, akan tetapi hanya dengan benda-benda yang
bersifat konkret
4. Tahap operasional formal (umur 11/12-18 tahun) : Ciri pokok perkembangan pada
tahap ini adalah anak sudah mampu berpikir abstrak dan logis dengan menggunakan
pola berpikir "kemungkinan". Model berpikir ilmiah dengan tipe hipothetico-dedutive
dan inductive sudah mulai dimiliki anak, dengan kemampuan menarik kesimpulan,
menafsirkan dan mengembangkan hipotesa.
Teori Vygotsky menekankan pada hakekat sosiokultural dari pembelajaran. Salah
satu lingkungan yang baik, efektif dan efisisen yang dapat melatih perkembangan
kognitif siswa seperti yang dikemukakan Vygotsky adalah lingkungan belajar model
kooperatif (cooperative learning) dalam bimbingan seorang guru. Menurut Vygotsky
setiap anak mempunyai zona perkembangan proksimalatau ZPD (Zone of proksimal
development) sendiri-sendiri. ZPD ini merupakan selisih antara apa yang dapat
dilakukan setiap siswa secara independepen dan apa yang dapat dilakukan siswa
dalam bimbingan seseorang pembimbing/guru. Bantuan yang diberikan dimaksudkan
agar siswa tersebut mampu mengerjakan tugas yang lebih tinggi dan lebih rumit jika
dibandingkan kemampuan anak itu sendiri. Bantuan semacam ini disebut dengan
scaffolding (dukungan berjenjang), yaitu memberikan sejumlah bantuan kepada siswa
selama tahap-tahap awal pembelajaran kemudian mengurangi bantuan secara bertahap
tersebut dan memberikan kesempatan yang lebih besar kepada siswa untuk
menyelesaikan tugasnya. Scaffolding tersebut dapat berupa petunjuk, peringatan,
dorongan, penguraian langkah-langkah pemecahan, pemberian contoh atau segala
sesuatu yang dapat mengakibatkan siswa mandiri.
3. PERKEMBANGAN BAHASA ANAK
Perkembangan bahasa pada anak dapat dilihat juga dari pemerolehan bahasa
menurut komponen-komponennya, yaitu:
1. Perkembangan Pragmatik (0-6 bulan)
Saat anak mulai membangun jaringan sosial yang melibatkan orang diluar
keluarga, mereka akan memodifikasi pemahaman diri dan bayangan diri serta
menjadi lebih sadar akan standar sosial. Lingkungan linguistik memiliki pengaruh
bermakna pada proses belajar berbahasa. Ibu memegang kontrol dalam
membangun dan mempertahankan dialog yang benar. Ini berlangsung sepanjang
usia pra sekolah. Anak berada pada fase mono dialog, percakapan sendiri dengan
kemauan untuk melibatkan orang lain. Monolog kaya akan lagu, suara, kata-kata
tak bermakna, fantasi verbal dan ekspresi perasaan.
2. Perkembangan Semantik
Pada umur 6-9 bulan anak telah mengenal orang atau benda yang berada di
sekitarnya. Leksikal dan pemerolehan konsep berkembang pesat pada masa
prasekolahTerjadi strategi pemetaan yang cepat diusia ini sehingga anak dapat
menghubungkan suatu kata dengan rujukannya. Definisi kata benda anak usia pra
sekolah meliputi properti fisik seperti bentuk, ukuran dan warna, properti fungsi,
properti pemakaian, dan lokasi. Definisi kata kerja anak prasekolah juga berbeda
dari kata kerja orang dewasa atau anak yang lebih besar.
3. Perkembangan Sintaksis
Susunan sintaksis paling awal terlihat pada usia kira-kira 18 bulan walaupun
pada beberapa anak terlihat pada usia 1 tahun bahkan lebih dari 2 tahun. Awalnya
berupa kalimat dua kata. Rangkaian dua kata, berbeda dengan masa “kalimat satu
kata” sebelumnya yang disebut masa holofrastis. Kalimat satu kata bisa ditafsirkn
dengan mempertimbangkan konteks penggunaannya. Jika kalimat dua kata
memberi makna lebih dari satu maka anak membedakannya dengan menggunakan
pola intonasi yang berbeda. Perkembangan pemerolehan sintaksis meningkat pesat
pada waktu anak menjalani usia 2 tahun dan mencapai puncaknya pada akhir usia
2 tahun.
4. Perkembangan Morfologi
Periode perkembangan ditandai dengan peningkatan panjang ucapan rata-
rata yang diukur dalam morfem. Panjang rata-rata ucapan, mean length of
utterance (MLU) adalah alat prediksi kompleksitas bahasa pada anak yang
berbahasa Inggris. MLU sangat erat berhubungan dengan usia dan merupakan
prediktor yang baik untuk perkembangan bahasa. Dari usia 18 bulan sampai 5
tahun MLU meningkat kira-kira 1,2 morfem per tahun. Penguasaan morfem mulai
terjadi saat anak mulai merangkai kata sekitar usia 2 tahun. Beberapa sumber yang
membahas tentang morfem dalam kaitannya dengan morfologi semuanya
merupakan Bahasa Inggris yang sangat berbeda dengan Bahasa Indonesia.
RESUME SK-3

1. PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI TERHADAP PENCAPAIAN


SISWA
Para pakar sosiologi mendefinisinakan kelas sosila atau status sosial ekonomi (SSE),
berdasar penghasilan, pekerjaan, pendidikan dan gengsi sesorang daalam masyrakat.
Faktor ini cenderung berjalan beriringan sehingga SSE paling sering diukur sebagai
kombinasi pengehasilan dan jangka waktu pendidikan individu, karena keduanya palin
mudah dihitung. Kelas sosial menunjukkan lebih daripada seberapa tingkat pengahasilan
dan pendidikan. Bersama kelas sosial terdapat seperangkat perilaku, harpan, dan sikap
yang ditemukan dimna-mana yang saling bersinggungan dengan faktor budaya lain dan
dipengaruhi olehnya. Siswa dari latar belakang kelas ppekerja dan kelas bawah mempunyai
kemungkinan yang lebih kecil daripada siswa kelas menengah memasuki sekolah yang
tahu bagaimana berhitung, menyebut nama huruf, dan memotong dengan gunting. Anak-
anak dari orang tuayang lebih berpendidikan cenderung memperoluh nilai yang lebih
tinggi. Kelas sosial ditemukan dalam segala kategori ras dan suku bangsa.
Kelompok etnis adalah sekelompok yang menjadi tempat orang mempunyai rasa
identitas bersama, biasanya karena tempat asal yang sama, agama atau ras. Etnis berbeda
dengan ras. Ras hanya merujuk pada karakteristik fisik, seperti warna kulit. Kelompok
etnis kulit putih sebagian besar terserap pada masyarakat AS sehingga perbedaan mereka
mepunyai sedikit implikasi bagi pendidikan. Keadaan ini berbeda bagi kelompok
keturunan afrika, latin dan pribumi yang masih belum meraih keberhasilan keamanan atau
ekonomi. Siswa dari kelompok ini mengahadapi masalah khusus di sekolah dan telah
menjadi fokush dua persoalan yang paling emosional, desegregasi dan pendidikan
dwibahasa. Siswa dari keturunan Afrika, latin, dan Pribumi memperoleh nilai yang jauh
lebih rendah daripada teman kelas keturuna Eropa dan Asia. Perbedaan ini terkait dengan
perbedaan status sosial ekonomi rata-rata diantar kelompok tersebut, yang dalam dirinya
terwujud dalam perbedaan pencapaian tingkat. Selain itu pengajaran yang mereka terima
tidak sesuai dengan latar belakang budaya mereka. Pendidikan multikulur merupakan
solusi untuk mengatasi hal ini.
Pendidikan multikultur adalah gagasan yang menyebutkan bahwa semua siswa, tanpa
peduli kedalam kelompok mana mereka masuk, seperti yang terkait dengan gender, suku
bangsa, ras, budaya, kelas sosial, agama atau pengecualian, seharusnya mengalami
kesetaraan pendidikan di sekolah. Dimensi pendidikan multikultur, menurut Banks (1999)
yaitu, (1)integritas isi pelajaran; (2) kontruksi(pembentukkan) pengetahuan;
(3)pengurangan prasangka; (4)pedagogi kesetaraan; (5)Budaya sekolah yang
memberdayakan. Integritas pelajaran menyangkut penggunaan contoh, data dan informasi
dari berbagai budaya oleh guru. Konstruksi (pembentukkan) pengetahuan merujuk pada
guru yang membantu siswa “memahami bagaimana pengetahuan diciptakan dan bagaimna
hal itu dipengaruhi oleh kedudukan ras , etnis, dan kelas sosial individu dan kelompok.
Pengurangan prasangka merupakan sasaran penting pendidikan multikultur. Pedagogi
kesetaraan (equity pedagogy) merujuk ke penggunaan teknik pengajaran yang
meempermudah keberhasilan akademis siswa dari kelompok etnis dan kelompok sosial
yang berbeda. Budaya sekolah yang memberdayakan adalah budaya yang membuat
organisasi dan praktik sekolah bersifat kondusif bagi pertumbuhan akademis dan emosi
semua siswa.
Jenis kelamin siswa merupakan ciri yang terlihat dan abadi. Banyak perbedaan yang
diamati antara laki-laki dan wanita dapat dikaitkan secara jelas dengan perbedaan
pengalaman sosialisasi dini. Pada umumnya studi menemukan bahwa laki-laki
memperoleh nilai yang lebi tinggi darioada wanita dalam ujian pengetahuan umum,
penalaran, mekanis dan rotasi mental sementara wanita memperoleh nilai yang lebih tinggi
dalam pengukuran bahasa, termausk penilaian membaca da menulis dan dalam tugas yang
meminta perhatian dan perencanaan. Tidak ada perbedaan laki-laki dan wanita dalam
Kemampuan verbal umum, Kemampuan aritmatika, penalaran abstrak, visualisasi ruang
atau rentang daya ingat.
2. DIVERSITAS INDIVIDU SISWA
Beberapa pakar psikologi berpendapat bahwa kecerdasan kebanyakan merupakan
produk keturunan-bahwa kecerdasan anak-anak sebagian besar ditentukan oleh kecerdasan
orang tua mereka dan sudah ditetapkan pada hari pertama mereka dikandung. Pakar lain
berpendapat bahwa kecerdasan dibentuk kebanyakkan oleh faktor yang di dalam
lingkungan sosial seseorang. Kebanyakan peneliti setuju bahwa keturunan maupun
lingkungan memainkan peran penting bagi kecerdasan. Anak-anak yang orang tuanya
berpencapaian tinggi lebih mungkin pada dirinya menjadi orang yag pencapain tinggi. Hal
ini terjadi karena lingkungan keluarga yang diciptakan oleh orang tua yang berpencapaian
tinggi maupun karena genetika.
Setiap siswa mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda. Gaya belahar visual yaitu
cara belajar yang paling baik dengan melihat atau membaca. Gaya belajar auditori adalah
cara belajar yang paling baik dengan mendengar dan gaya belajara kinestetik dengan cara
bergerak. Siswa yang berbeda-beda Kemampuan menghadapi abstraksi, memecahkan
masalah dan belajar.mereja juga berbeda-beda jumlah kecerdasan btertentu, sehingga
perkiraan kecerdasan yang tepat mungkin seharusnya mengandalkan kinerja yang lebih
luas daripada yang dimungkinkan tes IQ tradisonal. Siswa berbeda-beda pembelajaran dan
gaya belajar kognisi mereka. Preferensi individu terhadap lingkungan dan kondisi belajar
juga mempengaruhi pencapaian siswa siswa. Riset memperlihatkan bahwa lingkungan
keluarga, sekolah, dan pengalaman hidup dapat sangat mempengaruhi IQ.
RESUME SK-4

PENGERTIAN PEMBELAJARAN

Pembelajaran meliputi upaya memperoleh kemampuan yang bukan merupakan bawaan


lahir. Pembelajaran bergantung pada pengalaman, termasuk umpan balik dari lingkungan.

SEJARAH TEORI PEMBELAJARAN PERILAKU

Riset awal tentang pembelajaran memelajari dampak rangsangan pada perilaku


refleks. Ivan Pavlov menyumbangkan gagasan tentang pengkondisian klasik, dimana
rangsangan netral dapat memperoleh kemampuan menimbulkan tanggapan perilaku
dengan menggabungkannya dengan rangsangan tanpa pengkondisian yang memicun
tindakan refleks. B.F. Skinner melanjutkan studi tentang hubungan antara perilaku dan
konsekuensi. Dia menjelaskan pengkondisian operant, dimana penguatan dan
penghukuman membentuk perilaku.

BEBERAPA PRINSIP PEMBELAJARAN PERILAKU

Penguatan meningkatkan frekuensi perilaku dan penhukuman mengurangi


frekuensinya. Penguatan dapat bersifat primer atau skunder, positif atau negatif. Penguatan
intrinsik adalah imbalan yang melekat pada perilaku itu sendiri. Penguatan ekstrinsik
adalah pujian atau imbalan. Hukuman meliputi pelemahan perilaku dengan
memperkenalkan konsekuensi yang tidak disukai atau menghilangkan penguatan. Prinsip
Premack menyatakan bahwa cara meningkatkan kegiatan yang kurang dinikmati ialah
mengaitkannya dengan kegiatan yang lebih dinikmati.

Pembentukan melalui umpan balik yang tepat waktunya pada masing-masing tahap
tugas adalah praktik pengajaran efektif yang didasarkan pada teori pembelajaran perilaku.
Kepunahan adalah penghilang perilaku yang melemah dan perlahan-lahan ketika
penguatan ditarik kembali.

Jadwal penguatan digunakan untuk meningkatkan probabilitas, frekuensi, atau


ketahanan perilaku yang diinginkan. Jadwal penguatan dapat didasarkan pada rasio atau
interval dan dapat bersifat tetap atau bervariasi.

Rangsangan antesenden berperan sebagai isyarat yang menunjukkan perilaku mana


yang akan dikuatkan atau dihukum. Diskriminasi adalah penggunaan isyarat untuk
mendeteksi perbedaan antara situasi-situasi rangsangan, sedangkan generalisasi adalah
tanggapan atas kemiripan antar rangsangan. Generalisasi adalah pengalihan atau
pemindahan perilaku yang dipelajari dalam satu kondisi ke kondisi lain.

SUMBANGAN TEORI PEMBELAJARAN SOSIAL BAGI PEMAHAMAN KITA


TENTANG PEMBELAJARAN MANUSIA

Teori pembelajaran sosial didasarkan pada pengakuan peran penting pembelajaran


pengamatan dan pembelajaran pengaturan diri. Bandura mencatat bahwa pembelajaran
melalui peniruan langsung atau tidak langsung meliputi empat tahap: memberikan
perhatian, mengingat perilaku yang ditiru, mereproduksi perilaku, dan termotivasi untuk
mengulangi perilaku tersebut. Bandura berpendapat bahwa siswa seharusnya diajari
mempunyai harapan akan kinerja mereka sendiri dan menguatkan diri sendiri.
Meichenbeum mengusulkan tahapan-tahap pembelajaran pengaturan diri yang merupakan
bentuk perubahan perilaku kognisi.

Teori pembelajaran perilaku sangat penting bagi penerapan psikologi pendidikan dalam
pengolahan ruang kelas, disiplin, motivasi, model pengajaran,dan bidang lain. Namun teori
pembelajaran perilaku mempunyai lingkup yang terbatas, dalam arti bahwa teori tersebut
hanya menjelaskan perilaku yang dapat diamati dan dapat diukur secara langsung.
RESUME SK-5

PENGERTIAN MODEL PENGOLAHAN INFORMASI

Ketiga komponen utama memori ialah rekaman indera, memori kerja atau jangka
pendek, dan memori jangka panjang. Rekaman indera adalah memori yang sangat pendek
yang terkait dengan indera. Informasi yang diterima indera tetapi tidak diberi perhatian
akan terlupakan dengan cepat. Begitu diterima, informasi diolah oleh pikiran sesuai dengan
pengalaman dan keadaan mental kita. Kegiatan ini disebut persepsi.

Memori kerja atau jangka pendek adalah sistem penyimpanan yang menampung lima
hingga sembilan potongan informasi setiap saat. Informasi masuk ke memori kerja dari
rekaman indera maupun memori jangka panjang. Pengulangan adalah proses pemanggilan
kembali informasi untuk menempatkannya ke dalam memori kerja.

Memori jangka panjang adalah bagian sistem memori dimana sejumlah besar informasi
disimpan dalam kurun waktu yang tidak terhingga. Teori pembelajaran kognitif
menekankan pentingnya membantu siswa menghubungkan informasi yang sedang
dipelajari dengan informasi yang ada dalam memori jangka panjang.

Ketiga bagian memori jangka panjang adalah rekaman episodik, yang menyimpan
ingatan kita tentang pengalaman pribadi; memori semantik, yang menyimpan fakta dan
pengetahuan tentang cara melakukan sesuatu. Skemata adalah jaringan gagasan-gagasan
yang terkait untuk menuntut pemahaman dan tindakan kita. Informasi yang masuk dengan
tepat di dalam skema yang terbentuk dengan baik lebih mudah dipelajari daripada
informasi yang tidak dapat begitu diakomodasi. Teori tingkat pengolahan berpendapat
bahwa pebelajar hanya akan mengingat hal-hal yang mereka olah. Siswa mengolah
informasi ketika mereka memanipulasinya, melihatnya dari sudut pandang yang berbeda,
dan menganilisisnya. Teori kode ganda lebih jauh mengusulkan pentingnya menggunakan
pengkodean visual maupun verbal untuk mempelajari potongan-potongan informasi.

RISET TENTANG OTAK

Teknologi yang memungkinkan ilmuan mengamati otak yang sedang bekerja telah
menghasilkan kemajuan pesat di bidang ilmu otak. Temuan telah memperlihatkan cara
otak tertentu mengolah jenis informasi tertentu bersama bagian-bagian otak lain. Ketika
orang memperoleh keahlian, fungsi otak mereka menjadi lebih efisien. Perkembangan otak
dini adalah proses menambah koneksi yang tidak digunakan. Ilmu saraf menemukan
banyak hal tentang otak yang sedang bekerja, tetapi riset ini belum mempunyai penerapan
langsung ke pengajaran.

PENYEBAB ORANG INGAT ATAU LUPA

Teori gangguan membantu menjelaskan mengapa orang lupa. Teori tersebut


berpendapat bahwa siswa dapat melupakan informasi ketika bercampur dengan atau
disingkirkan dengan informasi lain. Teori gangguan menyatakan bahwa dua hal
menyebabkan kelupaan: hambatan retroaktif, ketika pembelajaran tugas kedua
menyebabkan seseorang melupakan sesuatu yang telah dipelajari sebelumnya, dan
hambatan proaktif, ketika pembelajaran sesuatu mengganggu ingatan terhadap hal-hal yang
dipelajari sesudahnya. Dampak keperdanaan dan keterkinian menyatakan bahwa orang
paling mampu mengingat informasi yang disajikan paling lebih awal dan paling akhir dari
suatu rangkaian. Otomatisasi diperoleh dengan melatih informasi atau kemampuan jauh
melebihi jumlah yang dibutuhkan untuk menempatkannya ke dalam memori jangka
panjang sehingga penggunaan kemampuan seperti itu hanya memerlukan upaya sedikit
atau tanpa upaya mental. Latihan memperkuat hubungan informasi yang baru dipelajari
didalam memori. Latihan terdistribusi, yang melibatkan pelatihan bagian-bagian tugas
dalam pemeranan juga membantu siswa mengingat informasi.

CARA MENGAJARKAN STRATEGI MEMORI

Guru dapat membantu siswa mengingat fakta dengan menyajikan pelajaran secara
terorganisasi dan dengan mengajarkan siswa menggunakan strategi memori yang disebut
mnemonik. Tiga jenis pembelajaran verbal adalah pembelajaran kaitan- berpasangan
adalah belajar menjawab satu anggota pasangan katika diberi anggota lain. Siswa dapat
meningkatkan pembelajaran mereka tentang kaitan-berpasangan dengan menggunakan
teknik penggambaran seperti metode kata kunci. Pembelajaran serial adalah pengingatan
kembali daftar hal-hal berdasar urutan tertentu. Pembelajaran ingatan bebas adalah
pengingatan kembali daftar hal-hal berdasar urutan sembarangan. Strategi yang membantu
adalah metode lokasi, metode kata Patokan, sajak, dan strategi huruf pertama.
FAKTOR YANG MEMBUAT INFORMASI BERMAKNA

Informasi yang masuk akal dan mempunyai arti bagi siswa akan lebih bermakna daripada
pengetahuan lembam dan informasi yang dipelajari dengan hafalan. Menurut teori skema,
pengetahuan bermakna seseorang dibangun dari jaringan dan hierarki skemata.

CARA KEMAMPUAN METAKOGNITIF MEMBANTU SISWA BELAJAR

Metakognitif membantu siswa belajar dengan memikirkan, mengendalikan, dan dengan


efektif menggunakan proses berfikir mereka sendiri.

STRATEGI STUDI UNTUK MEMBANTU SISWA BELAJAR

Membuat catatan, menggarisbawahi dengan terarah dan selektif, merangkum, menulis


untuk belajar, membuat garis besar, dan memetakan dapat dengan efektif meningkatkan
pembelajaran. Metode PQ4R adalah contoh strategi yang terfokus pada pengorganisasian
informasi yang bermakna.

CARA STRATEGI PENGAJARAN KOGNITIF MEMBANTU SISWA BELAJAR

Organisator awal membantu siswa mengolah informasi baru dengan mengaktifkan


pengetahuan latar belakang. Analogi, elaborasi informasi, skema organisasi, teknik
bertanya, dan model konseptual adalah contoh lain strategi pengajaran yang didasarkan
pada teori pembelajaran kognitif.

Anda mungkin juga menyukai