Anda di halaman 1dari 15

NAMA : MEUTHYA UTAMI PUTRI

NIM : 616080718017
KEPERAWATAN MATERNITAS

PERTANYAAN :
1.
a. Coba jelaskan penyebab kanker payudara…
b. Coba jelaskan tentang SADARI ( pemeriksaan payudara sendiri) sebagai salah satu
deteksi dini kanker payudara..
2.
a. Coba jelaskan mekanisme terjadinya kanker servik…
b. jelaskan factor resiko kanker servik…

3. Jelaskan jenis-jenis alat kontrasepsi hormonal dan non hormonal ( kelebihan dan
kekurangannya )

4. Jelaskan jenis-jenis kekerasan pada perempuan dan cara mengatasinya…

JAWABAN :
1.
a. Coba jelaskan penyebab kanker payudara…
b. Coba jelaskan tentang SADARI ( pemeriksaan payudara sendiri) sebagai salah
satu deteksi dini kanker payudara..

a. Penyebab kanker payudara


1. Memiliki Riwayat Kanker Payudara
Seseorang yang sebelumnya memiliki riwayat kanker payudara baik itu yang berasal
dari dirinya ataupun garis keturunannya, maka resiko terkenanya kanker payudara
lebih besar meskipun telah dilakukan operasi pengangkatan sel tumor payudara.

2. Kondisi Genetik
Patut diwaspadai jika penyebab penyakit kanker payudara juga dapat disebabkan oleh
kondisi genetik. Terutama untuk seseorang yang memiliki keluarga inti dari Ayah
maupun Ibu yang mengidap kanker payudara sebelumnya. Bahkan sekitar 5 - 10%
penderita kanker payudara disebabkan adanya kondisi genetik yang diwarisi.

3. Usia
Semakin bertambahnya usia seseorang, maka resiko terkenanya penyakit seperti
kanker payudara pun juga semakin meningkat. Terutama bagi wanita yang sudah
menginjak usia 50 tahun ke atas dan sudah memasuki masa menopause.

4. Jenis Kelamin
Terkenanya kanker payudara juga dapat disebabkan oleh jenis kelamin. Dimana
wanita memiliki resiko yang lebih tinggi untuk mengidap kanker payudara
dibandingkan pria. Bahkan persentasinya hingga 100 kali lipat.

5. Pernah Memiliki Benjolan Jinak yang Sudah atau Belum Diangkat


Jika sebelumnya payudara seseorang pernah memiliki benjolan jinak atau yang
disebut sebagai tumor, baik itu yang sudah diangkat ataupun belum. Maka kondisi ini
dapat meningkatkan resiko terkenanya kanker payudara.

6. Paparan Sinar Radiasi


Paparan sinar matahari yang sampai ke tubuh dalam jumlah yang terlalu banyak dan
sering dapat pula menyebabkan resiko terkenanya kanker payudara. Terutama untuk
orang yang bekerja sebagai tenaga kesehatan yang berkaitan dengan penggunaan sinar
radiasi, seperti peralatan rontgen, CT scan, dan lainnya. Selain itu radiasi yang
dipaparkan oleh perangkat elektronik seperti HP, komputer pun juga dapat berpotensi
pada penyakit ini.

7. Obesitas
Menurut sebuah penelitian, wanita dengan usia lanjut yang memiliki berat badan
berlebih akan berpotensi terkena penyakit kanker payudara dibandingkan mereka
yang memiliki berat badan normal. Hal ini disebabkan oleh penumpukan lemak jahat
yang mampu membentuk hormon estrogen lebih banyak.

8. Pengaruh Hormon Estrogen


Hormon estrogen memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan sel
payudara. Jika jumlahnya lebih tentu pembentukan sel dapat terjadi lebih cepat atau
bahkan tidak terkendali. Belum lagi jika memiliki kontak langsung dengan
pembentukan hormon estrogen, seperti melahirkan di usia lanjut, menstruasi yang
lebih awal dari umur normal, suka mengkonsumsi junkfood, dll.

9. Pengaruh Terapi Pengganti Hormon


Terapi pengganti hormon memiliki resiko yang lebih besar terhadap penyakit kanker
payudara. Hormon estrogen yang disuntikan ke dalam tubuh memiliki pertumbuhan
yang lebih cepat dibanding hormon estrogen yang diproduksi secara alami oleh tubuh.

10. Gaya Hidup


Gaya hidup memiliki resiko cukup besar akan penyakit yang satu ini. Dimana
seseorang yang memiliki gaya hidup kurang sehat, seperti suka mengkonsumsi
makanan kemasan, junkfood, berlemak, suka begadang, malas berolahraga, dan lain-
lain akan lebih mudah terkena penyakit kanker payudara dibanding mereka yang
memiliki gaya hidup sehat.
11. Adanya Keluarga yang Pernah Mengidap Penyakit yang Sama
Menurut sebuah penelitian, anak perempuan yang memiliki ibu yang pernah pengidap
kanker payudara ataupun dari pihak keluarga ayahnya. Maka memiliki resiko yang
lebih besar dibandingkan mereka yang tidak memiliki keluarga dengan riwayat kanker
payudara sebelumnya.

12. Pengaruh Usia Saat Melahirkan Pertama


Bagi seorang wanita yang pernah melahirkan di usia muda, maka patut diwaspadai
jika resiko terkenanya kanker payudara lebih besar. Dimana saat produksi hormon
estrogen yang sedang melimpah di usia muda, tiba-tiba harus diganti dengan hormon
yang berperan selama proses kehamilan.

13. Melahirkan di Usia Tua


Wanita yang baru melahirkan di usia 30 tahun ke atas memiliki resiko yang lebih
tinggi untuk terkena kanker payudara dibanding wanita yang melahirkan di usia di
bawahnya.

14. Wanita yang Belum Pernah Hamil


Wanita yang belum pernah hamil padahal sudah memasuki usia lanjut, memiliki
resiko yang sama untuk terkena kanker payudara lebih besar dibanding mereka yang
sudah memiliki anak sebelumnya.

15. Jarang Berolahraga


Kurangnya intensitas olahraga ditambah penerapan gaya hidup yang kurang sehat
menjadi penyebab tumbuhnya kanker payudara di usia muda.

16. Pola Makan yang Buruk


Bagi seseorang yang memiliki pola makan yang buruk seperti suka makan-makanan
siap saji, olahan kemasan, ataupun yang tidak suka makan buah dan sayur. Maka
penyakit kanker payudara bisa lebih besar menyerang tubuh.

17. Kebiasaan Merokok


Selain dapat memperburuk kesehatan organ tubuh lainnya, merokok juga dapat
mempercepat pertumbuhan sel kanker di dalam tubuh, khususnya bagi wanita ataupun
pria yang memiliki kebiasaan merokok.

18. Penggunaan Pil KB


Penggunaan pil KB ternyata mampu merangsang pertumbuhan sel kanker dalam
tubuh secara lebih cepat dan dapat berpotensi terkenanya kanker payudara.

19. Faktor Lingkungan


Faktor lingkungan yang kurang bersih, banyaknya paparan debu polusi, sinar radiasi yang
lebih banyak dapat menjadi penyebab seseorang terkena kanker payudara.
b. Coba jelaskan tentang SADARI ( pemeriksaan payudara sendiri) sebagai salah satu
deteksi dini kanker payudara..

Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dilakukan dengan menggunakan tangan dan


penglihatan untuk memeriksa apakah ada perubahan fisik pada payudara. Proses ini
dilakukan agar semua perubahan yang mengarah pada kondisi yang lebih serius dapat segera
ditangani.

Penting untuk menyadari bagaimana bentuk normal payudara dan ada tidaknya perubahan
dari waktu ke waktu. Payudara umumnya akan terasa berbeda di masa menstruasi. Sebelum
dan selama periode ini, kebanyakan wanita merasa payudaranya akan menjadi makin kencang
dan padat. Memasuki masa menopause, payudara akan terasa lebih kendur dan lembut.

Bagaimana Cara Memeriksa Payudara

Waktu terbaik untuk melakukan SADARI adalah beberapa hari setelah periode menstruasi


berakhir. Pada masa menstruasi, kadar hormon berfluktuasi sehingga menyebabkan
perubahan pada tubuh, termasuk payudara yang mengencang.

Terdapat beberapa cara untuk melakukan pemeriksaan. Seseorang dapat memilih yang sesuai
dengan kenyamanannya.

Di depan cermin

Untuk melakukan pemeriksaan SADARI memerlukan tangan, penglihatan, dan cermin.


Berdirilah di depan kaca, buka pakaian dari pinggang ke atas. Pastikan terdapat cukup
pencahayaan dalam ruangan tersebut dan lakukan cara berikut.

 Perhatikan payudara. Kebanyakan wanita tidak memiliki payudara yang ukurannya


sama besar (payudara kanan lebih besar atau lebih kecil daripada yang lain).
 Berdirilah dengan lengan di samping tubuh. Perhatikan bentuk, ukuran, dan apakah
ada perubahan seperti permukaan dan warna kulit, juga bentuk puting payudara.
 Letakkan tangan pada pinggang dan tekan kuat-kuat untuk mengencangkan otot dada.
Perhatikan payudara sambil berkaca dari sisi kiri ke kanan dan sebaliknya.
 Membungkuklah di depan kaca sehingga payudara terjulur ke bawah. Perhatikan dan
raba untuk memeriksa apakah ada perubahan tertentu pada payudara.
 Tautkan kedua tangan di belakang kepala dan tekan ke dalam. Perhatikan kedua
payudara, termasuk di bagian bawah.
 Periksa apakah terdapat cairan yang keluar dari puting. Tempatkan jempol dan jari
telunjuk di sekitar puting, lalu tekan perlahan, dan perhatikan apakah ada cairan yang
keluar. Ulangi pada payudara yang lain.

Saat mandi

Juga dapat memeriksa payudara saat mandi. Busa sabun akan memudahkan pergerakan
tangan untuk memeriksa benjolan atau perubahan pada payudara. Angkat satu tangan ke
belakang kepala. Dengan tangan lain yang dilumuri sabun, raba payudara di sisi tangan yang
terangkat. Gunakan jari untuk menekan-nekan bagian demi bagian dengan lembut. Lakukan
pada payudara di sisi lain.

Berbaring

Pemeriksaan SADARI juga dapat dilakukan dengan berbaring. Pilih tempat tidur atau
permukaan datar lain yang nyaman. Saat berbaring, payudara menjadi melebar dan
memudahkan untuk diperiksa.

 Sambil berbaring, tempatkan gulungan handuk atau bantal kecil di bawah pundak.
Tempatkan tangan kanan di bawah kepala. Lumuri tangan kiri dengan losion dan
gunakan jari untuk meraba payudara kanan.
 Ibaratkan payudara seperti permukaan jam. Mulailah gerakan dari titik jam 12 ke
angka 1 dengan gerakan melingkar. Setelah satu lingkaran, geser jari dan mulailah
kembali hingga seluruh permukaan payudara hingga ke puting selesai teraba.

Tidak perlu terburu-buru saat melakukan pemeriksaan. Pastikan semua permukaan payudara
telah teraba dengan seksama.

Hal yang perlu diperhatikan saat dan setelah melakukan pemeriksaan adalah tetap tenang jika
mendapati perubahan pada payudara. Meski harus tetap waspada, namun sebagian besar
perubahan fisik tidak mengarah pada kanker. Diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk
mendiagnosis kelainan. Sebagian besar benjolan pada payudara juga merupakan tumor
jinak yang tidak bersifat kanker.
Jika Terdapat Perubahan

Benjolan atau perubahan payudara ini dapat disebabkan oleh banyak hal. Namun memang
hanya sedikit yang mengarah pada penyakit yang serius. Sekitar 1 dari 10 benjolan pada
payudara bersifat kanker. Akan tetapi, kanker yang terlambat ditangani akan membawa
dampak yang sangat serius. Oleh karenanya, segera periksakan diri ke dokter jika dalam
pemeriksaan mandiri menemukan:

 Benjolan keras pada payudara atau ketiak.


 Perubahan pada permukaan kulit: kulit menjadi berkerut, atau terdapat cekungan.
 Perubahan ukuran dan bentuk payudara, terutama ketika mengangkat payudara atau
menggerakkan lengan.
 Keluar cairan dari puting payudara, tapi bukan ASI.
 Keluar darah dari puting.
 Terdapat bagian puting yang memerah dan menjadi lembap, serta tidak kunjung
berubah menjadi seperti semula.
 Puting berubah bentuk, misalnya menjadi melesak ke dalam.
 Ruam di sekitar puting.
 Ada rasa sakit atau tidak nyaman yang berkelanjutan pada payudara.

Pemeriksaan payudara secara klinis juga mungkin diperlukan untuk menentukan apakah
benjolan dan penyebab perubahan pada payudara merupakan tanda dan gejala awal
dari kanker payudara. Adapun pemeriksaan yang bisa dilakukan antara lain adalah
pemeriksaan fisik oleh dokter, dan pemeriksaan penunjang seperti: mammogram, magnetic
resonance imaging (MRI), dan USG. Jika terdapat kecurigaan akan adanya kanker, maka
dokter mungkin akan menyarankan pemeriksaan biopsi.

Periksa payudara lebih sering jika usia telah mencapai 50 tahun atau lebih, atau jika terdapat
riwayat keluarga yang terdiagnosis kanker payudara. Pemeriksaan untuk mendeteksi potensi
kanker juga perlu dilakukan secara teratur agar kelainan pada payudara dapat diketahui sejak
dini
2.
a. Coba jelaskan mekanisme terjadinya kanker servik…
b. jelaskan factor resiko kanker servik…
a. Proses terjadinya kanker servik

Penyebab awal kanker servik dimulai dari adanya perubahan yang abnormal pada
jaringan di dalam leher rahim. Pada awalnya, sel-sel sehat di dalam serviks mengalami
perubahan (mutasi) pada DNA. Normalnya, DNA sel seharusnya bertugas untuk memberikan
instruksi mengenai apa yang harus dilakukan oleh sel tersebut. Sel-sel yang sehat biasanya
akan tumbuh dan berkembang pada tingkatan tertentu, sehingga kemudian mati pada waktu
tertentu pula.

Akan tetapi, adanya perubahan atau mutasi pada DNA justru memberikan instruksi pada sel
tersebut untuk tumbuh dan berkembang biak di luar kendali yang seharusnya. Bahkan, sel-sel
mungkin tidak akan mati, sehingga sulit beregenerasi. Jumlah sel-sel abnormal yang banyak
tersebut kemudian membentuk tumor di dalam serviks atau leher rahim.

Lambat laun, sel-sel kanker yang ada di dalam serviks dapat menyerang jaringan di dekatnya,
ataupun menyebar (bermetastasis) di organ tubuh lainnya.

Penyebab Kanker Servik karena virus HPV

Belum dapat diketahui secara pasti penyebab dari kanker serviks. Namun, diduga ada peran
dari infeksi virus HPV. Ada sekitar 100 jenis virus HPV, tapi hanya jenis tertentu yang bisa
menjadi penyebab kanker serviks. Dua jenis virus HPV paling umum yang menjadi penyebab
kanker serviks yakni HPV-16 dan HPV-18.

Singkatnya, bisa dikatakan bahwa HPV adalah sekelompok virus, dan bukan satu jenis virus
saja. Virus HPV pada umumnya tersebar melalui hubungan seksual. Misalnya terjadi kontak
langsung antara kulit kelamin, membran mukosa atau pertukaran cairan tubuh, dan melalui
seks oral. Terinfeksi virus HPV bukan berarti akan langsung terkena kanker serviks. Sistem
kekebalan tubuh yang bertugas untuk memerangi masuknya virus HPV.

Tidak semua infeksi virus HPV akan menjadi penyebab kanker serviks. Kadang kala, ada
juga virus HPV yang tidak menimbulkan gejala apa pun. 

Mekanisme perkembangan virus HPV di dalam tubuh

Ketika berhasil masuk ke dalam tubuh, virus HPV akan memproduksi dua jenis protein, yaitu
E6 dan E7. Kedua protein ini nantinya dapat mematikan beberapa gen di dalam tubuh, yang
seharusnya berperan sebagai penghambat perkembangan tumor kanker seviks.

Alhasil, sel-sel pada lapisan dinding serviks atau leher rahim akan berkembang dengan tidak
terkendali. Kondisi ini awal mula dari penyebab terjadinya kanker serviks. Seiring
berjalannya waktu, pertumbuhan sel-sel abnormal ini dapat menjadi penyebab timbulnya
perubahan pada gen (mutasi gen), sehingga memicu perkembangan kanker serviks.
Akan tetapi, virus HPV bukanlah satu-satunya penyebab kanker serviks. Melansir
dari American Cancer Society, kebanyakan wanita yang terpapar virus HPV tidak serta merta
mengalami kanker serviks. Jadi, bukan berarti jika terserang virus HPV, kondisi seseorang
sudah pasti menjadi penyebab terjadinya kanker serviks.

b. factor resiko kanker servik

Faktor risiko ini bisa dari berbagai hal. Baik karena lingkungan, maupun gaya hidup yang
tidak sehat. Tanpa adanya salah satu atau beberapa faktor risiko kanker serviks, seorang
wanita mungkin tidak mengalami penyakit ini.

Berikut beragam faktor risiko kanker serviks:

1. Gonta-ganti pasangan seks

Hobi bergonta-ganti pasangan saat melakukan hubungan seksual menempatkan pada risiko


tinggi untuk terinfeksi virus HPV yang berujung menjadi penyebab kanker serviks.

2. Melakukan seks terlalu dini

Selain karena memiliki banyak pasangan dalam berhubungan seks, aktivitas seksual yang
dilakukan terlalu dini ternyata juga bisa memperbesar risiko terserang virus HPV yang
nantinya akan menjadi penyebab kanker serviks. karena, pada umur yang masih cukup dini,
struktur organ reproduksi termasuk serviks lebih rentan terhadap infeksi HPV. Anak akan
jauh lebih mudah mengidap virus yang bisa menjadi penyebab kanker serviks ini jika anak
remaja tidak mendapatkan vaksinasi HPV.

3. Merokok

Rokok bukan hanya menyebabkan orang yang mengisapnya terpapar bahan kimia penyebab
kanker paru-paru maupun kanker lainnya, termasuk serviks. Namun, orang-orang yang
berada di sekitar perokok aktif juga memiliki risiko yang sama untuk terpapar zat berbahaya
tersebut. Masalahnya, zat ini berpotensi menjadi penyebab mengalami kanker serviks.

Zat berbahaya yang ada di dalam rokok akan diserap ke dalam paru-paru, dan dibawa ke
seluruh tubuh melalui aliran darah. Lebih dari itu, kebiasaan merokok dapat menjadi
penyebab wanita mengalami kanker serviks. Bahkan, wanita perokok memilki kemungkinan
dua kali lebih besar untuk terkena kanker serviks.

Hal ini dikarenakan zat berbahaya yang ada di dalam rokok menjadi penyebab rusaknya
DNA pada sel serviks, yang kemudian berpotensi mengembangkan penyebab kanker serviks.
merokok juga dapat membuat sistem kekebalan tubuh menjadi kurang efektif guna
memerangi infeksi virus HPV.

4. Sistem kekebalan tubuh yang lemah

Tubuh setiap orang dilengkapi dengan sistem kekebalan atau sistem imun yang bertugas
untuk memerangi berbagai virus, termasuk virus HPV. Ketika sistem imun tubuh lemah,
otomatis akan memudahkan virus HPV untuk masuk dan berkembang di dalam. Jika
dibiarkan, kondisi ini bisa menjadi penyebab kanker serviks. 
Biasanya, lemahnya sistem imun tubuh lebih rentan dialami oleh orang yang mengalami
penyakit HIV/AIDS. HIV merupakan kependekan dari human immunodeficiency virus, yang
juga dapat menyebabkan terjadinya AIDS.

Wanita yang mengalami penyakit HIV/AIDS memiliki kekebalan tubuh yang lemah. Itu
sebabnya, mereka bisa sangat rentan terinfeksi berbagai macam virus pernyakit, tak
terkecuali virus HPV, dalang utama dari penyebab kanker serviks.

Dengan begitu, hal ini menempatkan seorang wanita pada risiko yang lebih tinggi untuk
mengembangkan penyebab kanker seviks. Bahkan pada wanita dengan HIV, waktu
perkembangan virus HPV yang menjadi penyebab kanker serviks bisa cenderung lebih cepat.

5. Terserang infeksi menular seksual lain

Jika sebelumnya sudah terkena penyakit infeksi menular, risiko seserorang bisa semakin
tinggi untuk mengalami kanker serviks. Meski bukan penyebab utama, tapi mengalami
penyakit menular seksual akan lebih memudahkan infeksi virus HPV, yang memicu
perkembangan sel-sel abnormal penyebab kanker serviks.

Salah satu contoh penyakit menular seksual yang bisa menjadi penyebab kanker serviks
misalnya klamidia. Klamidia merupakan jenis bakteri yang dapat menimbulkan infeksi pada
sistem reproduksi.

Selain klamidia, masi ada penyakit menular seksual lainnya yang bisa menjadi penyebab
kanker serviks, yakni gonore dan sifilis.

6. Penggunaan pil KB jangka panjang

Minum pil KB dalam jangka waktu lama, khususnya lebih dari 5 tahun, dapat menjadi salah
satu penyebab mengalami kanker serviks. Meski, tidak berarti penggunaan pil KB sudah pasti
menjadi penyebab kanker serviks itu sendiri. Risiko dari kondisi ini menjadi penyebab kanker
serviks biasanya akan semakin meningkat seiring dengan semakin lamanya menggunakan
kontrasepsi oral atau pil KB.

Namun setelah tidak lagi menggunakan pil KB, risiko dari kondisi ini menjadi penyebab
kanker serviks bisa menurun. Bahkan, kondisinya dapat kembali normal setela berhenti dari
pil KB selama sekitar 10 tahun.

7. Kurang dari usia 17 tahun saat pertama kali hamil

Usia kehamilan yang pertama kali ternyata berpotensi menjadi penyebab kanker serviks. Jika
seorang wanita berusia kurang dari 17 tahun saat hamil anak pertama, kemungkinan kondisi
ini berubah menjadi penyebab kanker serviks 2 kali lebih besar di kemudian hari.

3. Jelaskan jenis-jenis alat kontrasepsi hormonal dan non hormonal ( kelebihan dan
kekurangannya )
Alat kontrasepsi hormonal
1. Pil
Alat kontrasepsi ini berjumlah 28 butir dan harus diminum 1 tablet setiap harinya dalam
waktu yang sama. Bila lupa minum 1 pil, segera minum 2 pil ketika ingat. Bila lupa minum 2
pil atau lebih, segera minum 2 pil perhari hingga sesuai dengan jadwal.Selama rentang
tersebut dianjurkan untuk menunda hubungan hingga paket pil habis atau menggunakan
kondom saat berhubungan.

Kelebihan

 Efektivitas cukup tinggi.


 Siklus haid relatif lebih teratur dan nyeri haid berkurang.
 Tidak mengganggu hubungan seksual.
 Kesuburan cepat kembali saat konsumsi obat dihentikan.

Kekurangan

 Harganya cukup mahal.


 Tidak boleh digunakan oleh ibu menyusui karena mengurangi produksi ASI
 Dapat meningkatkan tekanan darah, sehingga tidak dianjurkan pada wanita berusia di
atas 35 tahun, dengan tekanan darah tinggi, riwayat stroke, dan riwayat penyakit
jantung

2. Suntikan Kombinasi
Alat kontrasepsi lain yang bisa dicoba adalah suntikan. Suntikan pertama diberikan antara
hari ke-1 hingga ke-7 siklus haid. Suntikan berikutnya diberikan dengan jarak waktu 4
minggu dari suntikan pertama dan seterusnya. Suntikan diberikan secara intramuskular.

Kelebihan

 Sangat efektif.
 Tidak mengganggu hubungan seksual.
 Efek jangka menengah.

Kekurangan
 Perubahan pola haid.
 Mual, sakit kepala, nyeri payudara.
 Harus kembali ke layanan kesehatan setiap jadwal penyuntikan.
 Kembalinya kesuburan setelah penghentian dapat terlambat.
 Tidak dapat digunakan oleh wanita menyusui, di atas 35 tahun, dengan tekanan darah
tinggi, riwayat stroke, dan riwayat penyakit jantung.

3. Suntikan Progestin
Terdapat dua jenis suntikan progestin, yaitu DMPA (depo medroksiprogesteron asetat) dan
NE (noretisteron enantat). Sama seperti suntikan kombinasi, suntikan progestin pertama
diberikan pada hari ke 1-7 haid.

Suntikan DMPA diberikan tiap 3 bulan atau 90 hari, sedangkan suntikan NE diberikan tiap 2
bulan atau 8 minggu dilanjutkan tiap 12 minggu mulai suntikan kelima.

Kelebihan

 Efektivitas tinggi.
 Efek jangka menengah.
 Tidak mengganggu hubungan seksual.
 Tidak berpengaruh terhadap penyakit jantung dan pembekuan darah.
 Tidak berpengaruh terhadap produksi ASI.

Kekurangan

 Gangguan haid (siklus tidak teratur, menoragia, spotting/flek).


 Harus kembali ke layanan kesehatan saat jadwal penyuntikan.
 Meningkatnya berat badan.
 Kesuburan dapat kembali kurang lebih 4 bulan setelah penghentian.

4. Pil Progestin (minipil)


Alat kontrasepsi ini harus diminum setiap hari pada jam yang sama. Bila terlambat minum pil
lebih dari 3 jam, segera minum, dan menggunakan kontrasepsi kondom bila ingin
berhubungan seksual. Bila lupa minum 1-2 pil, minum segera saat ingat dan gunakan kondom
hingga akhir bulan.

Kelebihan

 Sangat efektif bila dikonsumsi dengan benar.


 Tidak mengganggu produksi ASI.
 Tidak mengganggu hubungan seksual.
 Kesuburan cepat kembali.
Kekurangan

 Gangguan haid.
 Pil harus diminum secara teratur atau risiko kegagalan menjadi besar.

5. Intrauterine Device (IUD)


Perangkat kecil berbentuk T ini terbuat dari bahan yang mengandung hormon progesteron
atau plastik serta tembaga, dan dipasang di dalam rahim wanita oleh tenaga medis
profesional. IUD adalah alat kontrasepsi yang bertahan lama.

Beberapa IUD mengandung hormon yang secara bertahap dilepaskan untuk mencegah
kehamilan.

Kelebihan

 Dapat mencegah kehamilan dalam waktu jangka panjang bahkan hingga 10 tahun
 IUD mudah dilepas kapanpun ketika ingin hamil kembali
 IUD tidak mempengaruhi hormone sehingga tidak berpengaruh dalam proses
menyusui, seks, maupun perubahan mood.

Kekurangan
 Menstruasi tidak teratur diawal pemasangan karena tubuh masih menyesuaikan diri
dengan benda asing yang sedang diletakkan ditubuh
 Darah menstruasi lebih banyak dari biasanya
 Timbul kram perut baik saat menstruasi atau tidak
 Bisa menimbulkan flek di awal pemasangan
 Mual dan perut tidak nyaman
 Dapat menimbulkan resiko infeksi pada daerah kewanitaan
 Resiko posisi IUD bergeser keluar Rahim
 Timbul gejala PMS bila menggunakan IUD hormonal

2. Kontrasepsi nonharmonal
1. Kondom

Alat kontrasepsi ini merupakan sarung berbahan lateks atau non lateks yang dipasang
pada penis selama hubungan seksual. Manfaat lain dari kondom, selain mencegah kehamilan
juga dapat mencegah infeksi menular seksual karena menghalangi kontak langsung penis
dengan vagina.

Cara kerjanya adalah dengan menghalangi pertemuan sperma dan ovum dengan
mengumpulkan cairan ejakulasi di ujung sarung.

Kelebihan

 Cukup efektif bila digunakan secara rutin.


 Mencegah infeksi menular seksual.
 Tidak mengganggu produksi ASI.
 Tidak memiliki efek sistemik.
 Murah dan mudah didapat.
Kekurangan

 Kadang menimbulkan rasa tidak nyaman selama hubungan seksual.

2. AKDR
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim merupakan alat yang dipasang dalam rahim untuk mencegah
terjadinya kehamilan. Cara kerjanya adalah dengan mengganggu pertemuan sperma dan
ovum dengan mengubah kekentalan cairan di rahim dan tuba falopi sehingga mengganggu
pergerakan sperma dan mencegah implantasi sel telur yang dibuahi.

Kelebihan

 Efektivitas tinggi hingga 99%.


 Efektif segera setelah pemasangan.
 Tahan lama (5 tahun).
 Tidak ada efek samping hormonal dan tidak mengganggu produksi ASI.
 Tidak memengaruhi hubungan seksual.
Kekurangan

 Siklus haid tidak teratur.


 Haid lama dan banyak.
 Spotting/ flek.
 Nyeri haid.
Penggunaan alat kontrasepsi jenis ini perlu dikonsultasikan dengan dokter karena terdapat
beberapa kontraindikasi pada keadaan-keadaan kesehatan tertentu.

3. Kontap

Kontrasepsi mantap atau sterilisasi merupakan bentuk kontrasepsi permanen. Pada pria
prosedur ini disebut vasektomi, sedangkan pada wanita adalah tubektomi. Pada dasarnya
tindakan keduanya sama, yaitu dengan menyumbat saluran reproduksi baik dengan
memotong dan mengikat maupun memasang cincin.

Kelebihan

 Sangat efektif.
 Tidak ada perubahan fungsi seksual.
 Cocok untuk ibu yang bila terjadi kehamilan akan membahayakan nyawanya.
Kekurangan
 Walaupun kini dapat dilakukan rekanalisasi, namun perlu diperhatikan sifatnya yang
permanen.

4. jenis-jenis kekerasan pada perempuan dan cara mengatasinya


1. kekerasan fisik
Meliputi segala bentuk kekerasan yang menyakiti fisik. Mulai dari dorongan, cubitan,
tendangan, jambakan, pukulan, cekikan, bekapan, luka bakar, pemukulan dengan alat
pemukul, kekerasan benda tajam, siraman air panas atau zat kimia, menenggelamkan dan
penembakan.
2. kekerasan psikologis
Menurut Pasal 7 UU No.23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah
Tangga, kekerasan psikologis adalah perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya
rasa pecaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya dan atau
penderitaan psikis berat pada seseorang.
Berbagai bentuk kekerasan psikologis antara lain : penghinaan, komentar-komentar
menyakitkan atau merendahakan diri, mengurung seseorang dari dunia luar, mengancam atau
menaku-nakuti.
3. Kekerasan Seksual
Kekerasan seksual adalah setiap penyerangan atau kekerasan yang bersifat seksual baik telah
terjadi persetubuhan atau tidak, baik adanya hubungan antara korban dan pelaku kekerasan,
15 bentuk kekerasan seksual yang ditetapkan oleh Komnas Perempuan tapi hanya 8 yang bisa
diproses secara hokum pidana yaitu : pelecehan seksual, eksploitasi seksual, pemerkosaan,
pemaksaan perkawinan, streilisasi paksa, perbudakan seksual, penyiksaan seksual dan
pelacuran paksa.
Cara mengatasi kekerasan pada perempuan dengan cara :
1. Pahami bentuk kekerasan
Pertama yang harus dilakukan adalah memahami segala bentuk kekerasan yang dapat terjadi
baik pada perempuan atau laki-laki agar mengetahui bentuk kekerasan agar dapat mengetahui
batasan-batasan saat berperilaku ditengah masyarakat. Dengan memahami bentuk kekerasan
seseorang dapat lebih wasapada dan mengetahui segala bentuk ancaman yang akan
menimpanya
2. Pahami hubungan yang sehat
Sebagian besar kekerasan terhadap perempuan terjadi pada ranah personal.artinya pelaku
adalah orang yang memiliki hubungan darah, kekerabatan, perkawinan maupun relasi intim
seperti pacar. Memahami bentuk hubungan yang sehat pada keluarga dan kekasih merupakan
kunci terhindar dari kekerasan. Jika mulai menunjukkan tanda-tanda yang tidak wajar
tingkatkan kewaspadaan atau segera mencari pertolongan.
3. Waspada pada perubahan
Orang terdekat kerap menjadi pelaku kekerasan terhadap perempuan.oleh karena itu,
waspadalah pada perubahan gelagat dan sikap yang mencurigakan.jika sedang berada
ditempat umum selalu amati kondisi sekitar dan tetap waspada
4. Hindari lokasi berbahaya
Seperti tempat sepi dan rawan kejahatan juga bisa menurunkan resiko kekerasan pada
perempuan.hindari pula pulang larut malam karena semakin meningkatkan resiko kejahatan.

Anda mungkin juga menyukai