NIM : 616080718017
KEPERAWATAN MATERNITAS
PERTANYAAN :
1.
a. Coba jelaskan penyebab kanker payudara…
b. Coba jelaskan tentang SADARI ( pemeriksaan payudara sendiri) sebagai salah satu
deteksi dini kanker payudara..
2.
a. Coba jelaskan mekanisme terjadinya kanker servik…
b. jelaskan factor resiko kanker servik…
3. Jelaskan jenis-jenis alat kontrasepsi hormonal dan non hormonal ( kelebihan dan
kekurangannya )
JAWABAN :
1.
a. Coba jelaskan penyebab kanker payudara…
b. Coba jelaskan tentang SADARI ( pemeriksaan payudara sendiri) sebagai salah
satu deteksi dini kanker payudara..
2. Kondisi Genetik
Patut diwaspadai jika penyebab penyakit kanker payudara juga dapat disebabkan oleh
kondisi genetik. Terutama untuk seseorang yang memiliki keluarga inti dari Ayah
maupun Ibu yang mengidap kanker payudara sebelumnya. Bahkan sekitar 5 - 10%
penderita kanker payudara disebabkan adanya kondisi genetik yang diwarisi.
3. Usia
Semakin bertambahnya usia seseorang, maka resiko terkenanya penyakit seperti
kanker payudara pun juga semakin meningkat. Terutama bagi wanita yang sudah
menginjak usia 50 tahun ke atas dan sudah memasuki masa menopause.
4. Jenis Kelamin
Terkenanya kanker payudara juga dapat disebabkan oleh jenis kelamin. Dimana
wanita memiliki resiko yang lebih tinggi untuk mengidap kanker payudara
dibandingkan pria. Bahkan persentasinya hingga 100 kali lipat.
7. Obesitas
Menurut sebuah penelitian, wanita dengan usia lanjut yang memiliki berat badan
berlebih akan berpotensi terkena penyakit kanker payudara dibandingkan mereka
yang memiliki berat badan normal. Hal ini disebabkan oleh penumpukan lemak jahat
yang mampu membentuk hormon estrogen lebih banyak.
Penting untuk menyadari bagaimana bentuk normal payudara dan ada tidaknya perubahan
dari waktu ke waktu. Payudara umumnya akan terasa berbeda di masa menstruasi. Sebelum
dan selama periode ini, kebanyakan wanita merasa payudaranya akan menjadi makin kencang
dan padat. Memasuki masa menopause, payudara akan terasa lebih kendur dan lembut.
Terdapat beberapa cara untuk melakukan pemeriksaan. Seseorang dapat memilih yang sesuai
dengan kenyamanannya.
Di depan cermin
Saat mandi
Juga dapat memeriksa payudara saat mandi. Busa sabun akan memudahkan pergerakan
tangan untuk memeriksa benjolan atau perubahan pada payudara. Angkat satu tangan ke
belakang kepala. Dengan tangan lain yang dilumuri sabun, raba payudara di sisi tangan yang
terangkat. Gunakan jari untuk menekan-nekan bagian demi bagian dengan lembut. Lakukan
pada payudara di sisi lain.
Berbaring
Pemeriksaan SADARI juga dapat dilakukan dengan berbaring. Pilih tempat tidur atau
permukaan datar lain yang nyaman. Saat berbaring, payudara menjadi melebar dan
memudahkan untuk diperiksa.
Sambil berbaring, tempatkan gulungan handuk atau bantal kecil di bawah pundak.
Tempatkan tangan kanan di bawah kepala. Lumuri tangan kiri dengan losion dan
gunakan jari untuk meraba payudara kanan.
Ibaratkan payudara seperti permukaan jam. Mulailah gerakan dari titik jam 12 ke
angka 1 dengan gerakan melingkar. Setelah satu lingkaran, geser jari dan mulailah
kembali hingga seluruh permukaan payudara hingga ke puting selesai teraba.
Tidak perlu terburu-buru saat melakukan pemeriksaan. Pastikan semua permukaan payudara
telah teraba dengan seksama.
Hal yang perlu diperhatikan saat dan setelah melakukan pemeriksaan adalah tetap tenang jika
mendapati perubahan pada payudara. Meski harus tetap waspada, namun sebagian besar
perubahan fisik tidak mengarah pada kanker. Diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk
mendiagnosis kelainan. Sebagian besar benjolan pada payudara juga merupakan tumor
jinak yang tidak bersifat kanker.
Jika Terdapat Perubahan
Benjolan atau perubahan payudara ini dapat disebabkan oleh banyak hal. Namun memang
hanya sedikit yang mengarah pada penyakit yang serius. Sekitar 1 dari 10 benjolan pada
payudara bersifat kanker. Akan tetapi, kanker yang terlambat ditangani akan membawa
dampak yang sangat serius. Oleh karenanya, segera periksakan diri ke dokter jika dalam
pemeriksaan mandiri menemukan:
Pemeriksaan payudara secara klinis juga mungkin diperlukan untuk menentukan apakah
benjolan dan penyebab perubahan pada payudara merupakan tanda dan gejala awal
dari kanker payudara. Adapun pemeriksaan yang bisa dilakukan antara lain adalah
pemeriksaan fisik oleh dokter, dan pemeriksaan penunjang seperti: mammogram, magnetic
resonance imaging (MRI), dan USG. Jika terdapat kecurigaan akan adanya kanker, maka
dokter mungkin akan menyarankan pemeriksaan biopsi.
Periksa payudara lebih sering jika usia telah mencapai 50 tahun atau lebih, atau jika terdapat
riwayat keluarga yang terdiagnosis kanker payudara. Pemeriksaan untuk mendeteksi potensi
kanker juga perlu dilakukan secara teratur agar kelainan pada payudara dapat diketahui sejak
dini
2.
a. Coba jelaskan mekanisme terjadinya kanker servik…
b. jelaskan factor resiko kanker servik…
a. Proses terjadinya kanker servik
Penyebab awal kanker servik dimulai dari adanya perubahan yang abnormal pada
jaringan di dalam leher rahim. Pada awalnya, sel-sel sehat di dalam serviks mengalami
perubahan (mutasi) pada DNA. Normalnya, DNA sel seharusnya bertugas untuk memberikan
instruksi mengenai apa yang harus dilakukan oleh sel tersebut. Sel-sel yang sehat biasanya
akan tumbuh dan berkembang pada tingkatan tertentu, sehingga kemudian mati pada waktu
tertentu pula.
Akan tetapi, adanya perubahan atau mutasi pada DNA justru memberikan instruksi pada sel
tersebut untuk tumbuh dan berkembang biak di luar kendali yang seharusnya. Bahkan, sel-sel
mungkin tidak akan mati, sehingga sulit beregenerasi. Jumlah sel-sel abnormal yang banyak
tersebut kemudian membentuk tumor di dalam serviks atau leher rahim.
Lambat laun, sel-sel kanker yang ada di dalam serviks dapat menyerang jaringan di dekatnya,
ataupun menyebar (bermetastasis) di organ tubuh lainnya.
Belum dapat diketahui secara pasti penyebab dari kanker serviks. Namun, diduga ada peran
dari infeksi virus HPV. Ada sekitar 100 jenis virus HPV, tapi hanya jenis tertentu yang bisa
menjadi penyebab kanker serviks. Dua jenis virus HPV paling umum yang menjadi penyebab
kanker serviks yakni HPV-16 dan HPV-18.
Singkatnya, bisa dikatakan bahwa HPV adalah sekelompok virus, dan bukan satu jenis virus
saja. Virus HPV pada umumnya tersebar melalui hubungan seksual. Misalnya terjadi kontak
langsung antara kulit kelamin, membran mukosa atau pertukaran cairan tubuh, dan melalui
seks oral. Terinfeksi virus HPV bukan berarti akan langsung terkena kanker serviks. Sistem
kekebalan tubuh yang bertugas untuk memerangi masuknya virus HPV.
Tidak semua infeksi virus HPV akan menjadi penyebab kanker serviks. Kadang kala, ada
juga virus HPV yang tidak menimbulkan gejala apa pun.
Ketika berhasil masuk ke dalam tubuh, virus HPV akan memproduksi dua jenis protein, yaitu
E6 dan E7. Kedua protein ini nantinya dapat mematikan beberapa gen di dalam tubuh, yang
seharusnya berperan sebagai penghambat perkembangan tumor kanker seviks.
Alhasil, sel-sel pada lapisan dinding serviks atau leher rahim akan berkembang dengan tidak
terkendali. Kondisi ini awal mula dari penyebab terjadinya kanker serviks. Seiring
berjalannya waktu, pertumbuhan sel-sel abnormal ini dapat menjadi penyebab timbulnya
perubahan pada gen (mutasi gen), sehingga memicu perkembangan kanker serviks.
Akan tetapi, virus HPV bukanlah satu-satunya penyebab kanker serviks. Melansir
dari American Cancer Society, kebanyakan wanita yang terpapar virus HPV tidak serta merta
mengalami kanker serviks. Jadi, bukan berarti jika terserang virus HPV, kondisi seseorang
sudah pasti menjadi penyebab terjadinya kanker serviks.
Faktor risiko ini bisa dari berbagai hal. Baik karena lingkungan, maupun gaya hidup yang
tidak sehat. Tanpa adanya salah satu atau beberapa faktor risiko kanker serviks, seorang
wanita mungkin tidak mengalami penyakit ini.
Selain karena memiliki banyak pasangan dalam berhubungan seks, aktivitas seksual yang
dilakukan terlalu dini ternyata juga bisa memperbesar risiko terserang virus HPV yang
nantinya akan menjadi penyebab kanker serviks. karena, pada umur yang masih cukup dini,
struktur organ reproduksi termasuk serviks lebih rentan terhadap infeksi HPV. Anak akan
jauh lebih mudah mengidap virus yang bisa menjadi penyebab kanker serviks ini jika anak
remaja tidak mendapatkan vaksinasi HPV.
3. Merokok
Rokok bukan hanya menyebabkan orang yang mengisapnya terpapar bahan kimia penyebab
kanker paru-paru maupun kanker lainnya, termasuk serviks. Namun, orang-orang yang
berada di sekitar perokok aktif juga memiliki risiko yang sama untuk terpapar zat berbahaya
tersebut. Masalahnya, zat ini berpotensi menjadi penyebab mengalami kanker serviks.
Zat berbahaya yang ada di dalam rokok akan diserap ke dalam paru-paru, dan dibawa ke
seluruh tubuh melalui aliran darah. Lebih dari itu, kebiasaan merokok dapat menjadi
penyebab wanita mengalami kanker serviks. Bahkan, wanita perokok memilki kemungkinan
dua kali lebih besar untuk terkena kanker serviks.
Hal ini dikarenakan zat berbahaya yang ada di dalam rokok menjadi penyebab rusaknya
DNA pada sel serviks, yang kemudian berpotensi mengembangkan penyebab kanker serviks.
merokok juga dapat membuat sistem kekebalan tubuh menjadi kurang efektif guna
memerangi infeksi virus HPV.
Tubuh setiap orang dilengkapi dengan sistem kekebalan atau sistem imun yang bertugas
untuk memerangi berbagai virus, termasuk virus HPV. Ketika sistem imun tubuh lemah,
otomatis akan memudahkan virus HPV untuk masuk dan berkembang di dalam. Jika
dibiarkan, kondisi ini bisa menjadi penyebab kanker serviks.
Biasanya, lemahnya sistem imun tubuh lebih rentan dialami oleh orang yang mengalami
penyakit HIV/AIDS. HIV merupakan kependekan dari human immunodeficiency virus, yang
juga dapat menyebabkan terjadinya AIDS.
Wanita yang mengalami penyakit HIV/AIDS memiliki kekebalan tubuh yang lemah. Itu
sebabnya, mereka bisa sangat rentan terinfeksi berbagai macam virus pernyakit, tak
terkecuali virus HPV, dalang utama dari penyebab kanker serviks.
Dengan begitu, hal ini menempatkan seorang wanita pada risiko yang lebih tinggi untuk
mengembangkan penyebab kanker seviks. Bahkan pada wanita dengan HIV, waktu
perkembangan virus HPV yang menjadi penyebab kanker serviks bisa cenderung lebih cepat.
Jika sebelumnya sudah terkena penyakit infeksi menular, risiko seserorang bisa semakin
tinggi untuk mengalami kanker serviks. Meski bukan penyebab utama, tapi mengalami
penyakit menular seksual akan lebih memudahkan infeksi virus HPV, yang memicu
perkembangan sel-sel abnormal penyebab kanker serviks.
Salah satu contoh penyakit menular seksual yang bisa menjadi penyebab kanker serviks
misalnya klamidia. Klamidia merupakan jenis bakteri yang dapat menimbulkan infeksi pada
sistem reproduksi.
Selain klamidia, masi ada penyakit menular seksual lainnya yang bisa menjadi penyebab
kanker serviks, yakni gonore dan sifilis.
Minum pil KB dalam jangka waktu lama, khususnya lebih dari 5 tahun, dapat menjadi salah
satu penyebab mengalami kanker serviks. Meski, tidak berarti penggunaan pil KB sudah pasti
menjadi penyebab kanker serviks itu sendiri. Risiko dari kondisi ini menjadi penyebab kanker
serviks biasanya akan semakin meningkat seiring dengan semakin lamanya menggunakan
kontrasepsi oral atau pil KB.
Namun setelah tidak lagi menggunakan pil KB, risiko dari kondisi ini menjadi penyebab
kanker serviks bisa menurun. Bahkan, kondisinya dapat kembali normal setela berhenti dari
pil KB selama sekitar 10 tahun.
Usia kehamilan yang pertama kali ternyata berpotensi menjadi penyebab kanker serviks. Jika
seorang wanita berusia kurang dari 17 tahun saat hamil anak pertama, kemungkinan kondisi
ini berubah menjadi penyebab kanker serviks 2 kali lebih besar di kemudian hari.
3. Jelaskan jenis-jenis alat kontrasepsi hormonal dan non hormonal ( kelebihan dan
kekurangannya )
Alat kontrasepsi hormonal
1. Pil
Alat kontrasepsi ini berjumlah 28 butir dan harus diminum 1 tablet setiap harinya dalam
waktu yang sama. Bila lupa minum 1 pil, segera minum 2 pil ketika ingat. Bila lupa minum 2
pil atau lebih, segera minum 2 pil perhari hingga sesuai dengan jadwal.Selama rentang
tersebut dianjurkan untuk menunda hubungan hingga paket pil habis atau menggunakan
kondom saat berhubungan.
Kelebihan
Kekurangan
2. Suntikan Kombinasi
Alat kontrasepsi lain yang bisa dicoba adalah suntikan. Suntikan pertama diberikan antara
hari ke-1 hingga ke-7 siklus haid. Suntikan berikutnya diberikan dengan jarak waktu 4
minggu dari suntikan pertama dan seterusnya. Suntikan diberikan secara intramuskular.
Kelebihan
Sangat efektif.
Tidak mengganggu hubungan seksual.
Efek jangka menengah.
Kekurangan
Perubahan pola haid.
Mual, sakit kepala, nyeri payudara.
Harus kembali ke layanan kesehatan setiap jadwal penyuntikan.
Kembalinya kesuburan setelah penghentian dapat terlambat.
Tidak dapat digunakan oleh wanita menyusui, di atas 35 tahun, dengan tekanan darah
tinggi, riwayat stroke, dan riwayat penyakit jantung.
3. Suntikan Progestin
Terdapat dua jenis suntikan progestin, yaitu DMPA (depo medroksiprogesteron asetat) dan
NE (noretisteron enantat). Sama seperti suntikan kombinasi, suntikan progestin pertama
diberikan pada hari ke 1-7 haid.
Suntikan DMPA diberikan tiap 3 bulan atau 90 hari, sedangkan suntikan NE diberikan tiap 2
bulan atau 8 minggu dilanjutkan tiap 12 minggu mulai suntikan kelima.
Kelebihan
Efektivitas tinggi.
Efek jangka menengah.
Tidak mengganggu hubungan seksual.
Tidak berpengaruh terhadap penyakit jantung dan pembekuan darah.
Tidak berpengaruh terhadap produksi ASI.
Kekurangan
Kelebihan
Gangguan haid.
Pil harus diminum secara teratur atau risiko kegagalan menjadi besar.
Beberapa IUD mengandung hormon yang secara bertahap dilepaskan untuk mencegah
kehamilan.
Kelebihan
Dapat mencegah kehamilan dalam waktu jangka panjang bahkan hingga 10 tahun
IUD mudah dilepas kapanpun ketika ingin hamil kembali
IUD tidak mempengaruhi hormone sehingga tidak berpengaruh dalam proses
menyusui, seks, maupun perubahan mood.
Kekurangan
Menstruasi tidak teratur diawal pemasangan karena tubuh masih menyesuaikan diri
dengan benda asing yang sedang diletakkan ditubuh
Darah menstruasi lebih banyak dari biasanya
Timbul kram perut baik saat menstruasi atau tidak
Bisa menimbulkan flek di awal pemasangan
Mual dan perut tidak nyaman
Dapat menimbulkan resiko infeksi pada daerah kewanitaan
Resiko posisi IUD bergeser keluar Rahim
Timbul gejala PMS bila menggunakan IUD hormonal
2. Kontrasepsi nonharmonal
1. Kondom
Alat kontrasepsi ini merupakan sarung berbahan lateks atau non lateks yang dipasang
pada penis selama hubungan seksual. Manfaat lain dari kondom, selain mencegah kehamilan
juga dapat mencegah infeksi menular seksual karena menghalangi kontak langsung penis
dengan vagina.
Cara kerjanya adalah dengan menghalangi pertemuan sperma dan ovum dengan
mengumpulkan cairan ejakulasi di ujung sarung.
Kelebihan
2. AKDR
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim merupakan alat yang dipasang dalam rahim untuk mencegah
terjadinya kehamilan. Cara kerjanya adalah dengan mengganggu pertemuan sperma dan
ovum dengan mengubah kekentalan cairan di rahim dan tuba falopi sehingga mengganggu
pergerakan sperma dan mencegah implantasi sel telur yang dibuahi.
Kelebihan
3. Kontap
Kontrasepsi mantap atau sterilisasi merupakan bentuk kontrasepsi permanen. Pada pria
prosedur ini disebut vasektomi, sedangkan pada wanita adalah tubektomi. Pada dasarnya
tindakan keduanya sama, yaitu dengan menyumbat saluran reproduksi baik dengan
memotong dan mengikat maupun memasang cincin.
Kelebihan
Sangat efektif.
Tidak ada perubahan fungsi seksual.
Cocok untuk ibu yang bila terjadi kehamilan akan membahayakan nyawanya.
Kekurangan
Walaupun kini dapat dilakukan rekanalisasi, namun perlu diperhatikan sifatnya yang
permanen.