Anda di halaman 1dari 4

1.

Tuliskan minimal 8 DS dan DO pada abortus Inkomplit

Jawab:

a. Data Subjektif:

1) Ibu mengatakan ini kehamilan kedua dan tidak pernah keguguran sebelumnya

2) Ibu mengatakan usia kehamilannya < 20 minggu

3) Riwayat kehamilan sebelumnya

4) Ibu mengatakan terdapat pengeluaran darah dari jalan lahir sedikit demi sedikit,

menggumpal dan berwarna hitam


5) Ibu mengatakan ia merasakan nyeri dan kram pada bagian bawah perutnya

6) Ibu mengatakan ia merasa lemas dan pusing

7) Ibu tidak memiliki riwayat penyakit DM, asma, hipertensi, dan jantung

8) Ibu mengatakan keluhan yang dirasakan mengganggu aktivitas

b. Data Objektif

1) Keadaan umum ibu lemah

2) Tekanan darah normal

3) Denyut nadi normal

4) Pernapasan normal

5) Suhu badan normal

6) Abdomen lunak dan tidak ada nyeri tekan

7) Pembesaran uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan

8) Pemeriksaan inspekulo menilai ada tidaknya perdarahan dari cavum uteri, ostium

uteri terbuka atau tertutup, ada atau tidaknya jaringan di ostium

2. Uraikan interpretasi data pada missed abortion

Jawab:

Missed abortion adalah kehamilan yang tidak normal, janin mati pada usia kurang dari 20

hari dan tidak dapat dihindari. Gejala seperti abortus imminens yang kemudian menghilang
secara spontan di sertai kehamilan menghilang, payudara agak mengendor, uterus mengecil

dan tes kehamilan negatif. Dengan USG dapat diketahui apakah janin sudah mati dan

besarnya sesuai usia kehamilan. Dengan hormon HcG tes bida diketahui kemungkinan

keguguran. Biasanya terjadi pembekuan darah. Penanganannya pada kehamilan kurang dari

12 minggu dilakukan pembukaan serviks uteri dengan laminaria selama kurang dari lebih 12

jam kedalam servikalis. Pada kehamilan lebih dari 12 minggu maka pengeluaran janin

dengan infus intravena oksitosin dosis tinggi (Fauziyah, 2012:44-45).

3. Jelaskan minimal 4 Komplikasi yang bisa terjadi pada Langkah III kasus abortus insipiens
Jawab:

a. Perdarahan

Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa- sisa hasil konsepsi

dan jika perlu pemberian transfusi darah. Kematian karena perdarahan dapat terjadi

apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya.

b. Perforasi

Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi

hiperretrofleksi. Jika terjadi peristiwa ini pemderita perlu diamati dengan teliti. Jika ada

tanda bahaya perlu segera dilakukan laparatomi dan tergantung dari luas dan bentuk

perforasi, penjahitan luka perforasi atau perlu histeroktomi. Perforasi uterus pada abortus

yang dikerjakan oleh dikerjakan oleh orang awam menimbulkan persoalan gawat karena

perlukaan uterus biasanya luas, mungkin pula terjadi perlukaan pada kandung kemih

atau usus. Dengan adanya dugaan atau kepastian terjadinya perforasi, laparotomi harus

segera dilakukan untuk menentukan luasnya cedera, untuk selanjutnya mengambil

tindakan- tindakan seperlunya guna mengatasi komplikasi.

c. Infeksi. Dengan adanya komplikasi infeksi maka dapat menyebabkan kematian itu

karena terdapat jaringan yang tertinggal.

d. Syok. Syok yang terjadi pada perdarahan yang banyak seperti syok hemorgik dan infeksi

berat atau sepsis disebut syok septic atau endoseptik.


e. Pada missed abortion dengan retensi lama, hasil konsepsi dapat terjadi kelainan

pembekuan darah.

4. Tuliskan interpretasi data pada abortus imminens

Jawab:

Abortus imminiens adalah pendarahan vagina pada umur kehamilan > 20 minggu. Pada

keadaan ini terjadi ancaman proses keguguran, namun produk kehamilan belum keluar.

Pemeriksaan ginekologi menunjukkan ostium uteri eksternum (OUE) tertutup, gestational

sac (GS) masih utuh sehingga tidak ada cairan amnion ataupun jaringan yang keluar dan
biasanya fetus masih hidup (Nugroho, 2012: 74).

Tanda dan gejalanya yaitu adanya pendarahan vagina berwarna merah segar atau coklat,

jumlah pendarahan sedikit/pendarahan bercak, dapat terjadi terus menerus untuk beberapa

hari sampai 2 minggu, kram abdomen bagian bawah atau sakit punggung normal (Marmi

dkk, 2014: 57).

Adapun penanganan yang dilakukan terhadap kasus abortus adalah berbaring dengan cara

ini menyebabkan bertambahnya aliran darah ke uterus dan sehingga rangsang mekanik

berkurang, pemberian hormon progesteron dan pemeriksa USG. (Fauziyah, 2012: 43).

Diagnosis abortus imminens diduga bila perdarahan berasal dari intrauteri muncul selama

pertengahan pertama kehamilan, dengan atau tanpa kolik uterus, tanpa pengeluaran hasil

konsepsidan tanpa dilatasi serviks. Diagnosis banding abortus imminens meliputi perdarahan

implantasi, abortus imminens atau inkomplit, missed abortion, kehamilan ektopik,

kehamilan molahidatidosa, lesi serviks dan trauma vagina.

5. Uraikan DS (bukan hanya disebutkan) pada abortus komplit

Jawab:

Data Subjektif:

a. Mata berkunang-kunang atau pusing

Hal ini terjadi karena adanya pengeluaran darah yang sudah terlalu banyak atau

mengalami perdarahan sehingga mata berkunang-kunang atau bahkan pusing.


b. Terdapat pengeluaran darah sedikit demi sedikit

Hal ini terjadi karena uterus tidak perlu bekerja keras untuk membersihkan rahim

dengan mengeluarkan banyak darah karena uterus sudah kosong akibat seluruh hasil

konsepsi telah dikeluarkan oleh fetus dan plasenta.

c. Perut menjadi kecil kembali

Hal ini terjadi karena yang semulanya perut menjadi membesar akibat

mengandung janin didalamnya, sekarang perut kembali mengecil karena telah keluar

janin atau hasil konsepsi didalamnya.


d. Nyeri perut

Hal ini terjadi karena adanya kontraksi untuk mengeluarkan sisa-sisa jaringan

yang tertinggal tapi akan berhenti jika jaringan keluar semuanya.

Anda mungkin juga menyukai