Anda di halaman 1dari 7

Tugas Mandiri

GIZI DALAM KESEHATAN REPRODUKSI

PENGUKURAN TEBAL LIPATAN LEMAK BAWAH KULIT, BERAT

BADAN MENURUT UMUR, DAN TINGGI BADAN MENURUT UMUR

DISUSU OLEH:

NUR AINUN BASRY

70400117032

KEBIDANAN A

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2018/2019


A. Tebal Lipatan Lemak Bawah Kulit
a. Pengertian
Antropometri merupakan ukuran dari berbagai dimensi fisik dan
komposisi tubuh manusia yang dibedakan menurut umur dan tingkat
gizi. Indeks antropometri terdiri dari berbagai macam, baik tunggal
(misalnya berat/umur), maupun kombinasi (berat/tinggi, triceps
skinfold dan mid-upper-arm circumference). Pengukuran antropometri
antara lain dapat menggunakan pengukuran indeks massa tubuh (IMT),
skinfold thickness (Ketebalan Lipatan Kulit) serta rasio lingkar
pinggang dan pinggul (RLPP). (Supariasa dkk, 2001)
Tebal lemak tubuh merupakan pengukuran yang menunjukkan
massa lemak tubuh dan komposisi tubuh. Massa lemak dihitung
sebagai persentase terhadap berat badan dengan menjumlah tebal
lemak pada 4 daerah pengukuran, selanjutnya dibandingkan dengan
standar persentase lemak tubuh berdasarkan lipatan bawah kulit untuk
menentukan besarnya persentase lemak tubuh. (Irinto,2007)
Gibson (2005), menyebutkan bahwa persen lemak tubuh
merupakan salah satu indikator dalam pengukuran antropometri gizi,
menggambarkan perbandingan masa lemak dan non lemak (fat free
mass) pada tubuh seseorang. Pengukuran lemak tubuh digunakan
untuk memantau cadangan lemak tubuh dan melihat tingkat obesitas
seseorang. Pengukuran skin fold umumnya digunakan pada anak umur
remaja ke atas. Umumnya jumlah lemak dibedakan menurut jenis
kelamin. (Supariasa, 2001)
b. Faktor yang Mempengaruhi Tebal Lemak Bawah Kulit
Tebal lemak tubuh seseorang sangat beragam dan dipengaruhi
oleh beberapa faktor seperti postur tubuh (Indeks Massa Tubuh/IMT),
usia, jenis kelamin, keturunan, asupan makan (kebiasaan makan) dan
aktivitas fisik (Amelia, 2009).
c. Cara Mengukur Tebal Lipatan Kulit (Triceps dan Subscapular)
Salah satu pengukuran komposisi lemak tubuh yaitu dengan
menggunakan skinfold caliper. Bagian-bagian tubuh yang pada diukur
yaitu tricep, bicep, subscapula, dan suprailiac. Teknik pengukuran
tebal lemak tubuh adalah sebagai berikut:
1) Lipatan kulit triseps
Lipatan kulit triseps diukur diatas otot triseps di bagian
tengah jarak antara ujung elekranon dan tonjolan akromion.
Kedua titik ini dapat ditentukan dengan lengan refleksi 90°.
Setelah titik pertengahan ini diberi tanda, lengan kemudian
dibiarkan tergantung bebas dan terjuntai di samping badan,
kemudian dilakukan pengukuran.
2) Lipatan kulit biseps
Lipatan kulit biseps diukur di bagian perut otot biseps,
pada titik yang sama tinggi dengan lipatan kulit triseps. Lengan
juga menggantung di sisi badan, sementara telapak tangan
menghadap ke depan.
3) Lipatan kulit sub-skapula
Lipatan kulit sub-skapula diukur tepat di atas sudut bawah
(inferior) skapula kanan; penjepitan dapat dilakukan vertikal atau
45° terhadap garis-garis kulit.
4) Lipatan kulit suprailiaka
Lipatan kulit suprailiaka diukur pada bagian atas krista
iliaka kanan pada titik (1 cm di atas dan 2 cm di bagian
medial SIAS) yang sejajar dengan linea aksilaris media (lengan
sedikit abduksi). Penjepitan boleh mengikuti garis-garis kulit
atau 45° inferomedial terhadap garis horizontal atau medial.
Komposisi lemak tubuh diperoleh dengan menjumlahkan
pengukuran tebal lipatan lemak bawah kulit, daerah tricep,
bicep, subscapula dan suprailiaka dibandingkan dengan tabel
presentase tebal lipatan bawah kulit menurut umur, kemudian
dikalikan dengan berat badan aktual. Hasil dari perhitungan
komposisi lemak tubuh dipersentasekan terhadap berat badan
aktual. Klasifikasi komposisi lemak tubuh dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Jenis Kelamin Rendah Sedang Tinggi
Pria <10% 11-20% >20%
Wanita <17% 18-30% >30%
Sumber : Irianto (2007)
Rumus menghitung tebal lemak bawah kulit:
Laki-laki 18-27 tahun
 Db = 1,0913 – 0,00116 (trisep + scapula)
 % BF = [(4,97/Db) – 4,52] x 100

Wanita 18-23 tahun

 Db = 1,0897 – 0,00133 (trisep + scapula)


 % BF = [(4,76/Db) – 4,28] x 100

Klasifikasi Standar Pengukuran Tebal Lemak Bawah Kulit:

Klasifikasi Laki-laki Wanita


Lean <8% < 13 %
Optimal 8 – 15 % 14 – 23 %
Slightly overfat 16 – 20 % 24 – 27 %
Fat 21 – 24 % 28 – 32 %
Obesitas 25 % 33 %

Sumber. Sirajudin 2012.

B. Berat Badan Menurut Umur (BB/U)


Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan
gambaran massa tubuh. Berat badan adalah parameter antropometri yang
sangat labil. Dalam keadaan normal, dimana keadaan kesehatan baik dan
keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan gizi terjamin, maka berat
badan berkembang mengikuti pertambahan umur. Mengingat karakteristik
berat badan yang labil, maka indeks BB/U lebih menggambarkan status
gizi seseorang saat ini. (Current Nutrirional Status).

Keunggulan:
1. Baik untuk mengukur status gizi akut/ kronis
2. Berat badan dapat berfluktuasi
3. Sensitif terhadap perubahan
4. Dapat mendeteksi kegemukan

Kelemahan:

1. Interpretasi keliru jika terdapat edema maupun asites


2. Memerlukan data umur yang kuat
3. Sering terjadi kesalahm dalam pengukuran seperti pengaruh pakaian
dan gerakan anak
4. Masalah sosial budaya

Penilaian berat badan berdasarkan usia menurut WHO dengan


standar NCHS (National Center for Health Statistics) yaitu menggunakan
persentil sebagai berikut: persentil kurang atau sama dengan tiga termasuk
kategori malnutrisi. Penilaian berat badan berdasarkan tinggi badan
menurut WHO yaitu menggunakan persentase dari median sebagai berikut:
antara 89–100% dikatakan malnutrisi sedang dan kurang dari 80%
dikatakan malnutrisi akut (wasting). Penilaian berat badan berdasarkan
tinggi menurut standar baku NCHS yaitu menggunakan persentil sebagai
berikut persentil 75–25% dikatakan normal, pesentil 10% dikatakan
malnutrisi sedang, dan kurang dari persentil dikatakan malnutrisi berat
(Hidayat, 2008, p.26).

Klasifikasi lain untuk menentukan status gizi bisa menggunakan


klasifikasi WHO-NCHS berikut:
 Gizi lebih jika BB saat ini : > 120% median BB/u baku
 Gizi baik bila BB saat ini : 80%-120% median BB/u baku
 Gizi sedang bila BB saat ini : 70%-79,9% median BB/u baku
 Gizi kurang bila BB saat ini : 60%-69,9% median BB/u baku
 Gizi buruk bila BB saat ini : < 60% median BB/u baku

C. Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U)

Tinggi Badan merupakan antropometri yang menggambarkan

keadaan pertumbuhan skeletal pada keadaan normal, TB tumbuh

seiring dengan pertambahan umur. Pertumbuhan TB tidak seperti

BB, relatif kurang sensitif pada masalah kekurangan gizi dalam waktu

singkat.

Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap TB akan nampak

dalam waktu yang relatif lama. Tinggi Badan merupakan

parameter paling penting bagi keadaan yang telah lalu dan

keadaan sekarang. Jika umur tidak diketahui dengan tepat, serta

dapat digunakan sebagai ukuran kedua yang penting,

karenadengan menghubungkan BB terhadap TB (quac stick).

Keunggulan:
1. Baik untuk menilai status gizi masa lampau
2. Ukuran panjang dapat dibuat sendiri, murah, dan mudah dibawa

Kelemahan:

1. Tinggi badan tidak cepat naik


2. Pengkuran relatif sulit dan membutuhkan 2 orang untuk melakukannya
3. Ketetapan umur sulit didapat, terutama di daerah terpencil

Cara pengukuran:
Tinggi badan diperkirakan berdasarkan rumus dari Behram (1992) yaitu:
1. Perkiraan panjang lahir : 50 cm
2. Perkiraan panjang badan usia 1 tahun : 1,5 panjang badan lahir
3. Perkiraan panjang badan usia 4 tahun : 2 x panjang badan lahir
4. Perkiraan panjang badan usia 6 tahun : 1,5 x panjang badan usia 1
tahun
5. Usia 13 tahun : 3 x panjang badan lahir
6. Dewasa : 3,5 x panjang badan lahir atau 2 x panjang badan 2 tahun

Atau dapat digunakan rumus Behrman (1992) yang lain :

1. Lahir : 50 cm
2. Umur 1 tahun : 75 cm
3. 2-12 tahun : umur (tahun) x 6+77

Cara pengukuran tinggi badan untuk anak usia di atas 2 tahun sebagai
berikut:

1. Tempelkan mikrotoise dengan paku pada dingding yang lurus datar


sehingga tepat 2 meter
2. Anak harus berdiri tegak seperti sikap sempurna
3. Turunkan mikrotoise sampai rapat pada kepala bagian atas, siku-siku
harus lurus menempel pada dingding
4. Baca angka pada skala yang Nampak pada lubang dalam gulungan
mikrotoise

Dalam melakukan pengukuran tinggi badan, ada beberapa hal-hal yang


harus diperhatikan untuk mendapatkan data yang valid diantaranya:

1. Saat melakukan pengukurn tinggi badan, pastikan tidak ada alas kaki
yang menempel termasuk kaus kaki
2. Badan anak menghadap ke depan dan tidak dalam keadaan menjinjit
ataupun membungkuk

Penggolongan Keadaan Gizi menurut Indeks Antropometri

Ambang batas baku untuk keadaan gizi


berdasarkan indeks
Status Gizi
BB/U TB/U

Gizi Baik >80% >85%

61-80% 71-85%
Gizi Kurang

≤60% ≤70%
Gizi Buruk

Anda mungkin juga menyukai