Anda di halaman 1dari 8

HIDROLIKA

TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS TADULAKO

BAB XII
KEHILANGAN TINGGI TEKAN VERSUS DEBIT

12.1 Tujuan Percobaan


Menentukan karakteristik hubungan antara kehilangan tinggi tekan versus
debit pada masing–masing pipa dengan diameter yang berbeda pada percobaan
jaringan pipa.

12.2 Alat - Alat Percobaan Dan Gambar Alat Percobaan


12.2.1 Alat – Alat Percobaan
1. Bangku kerja hidrolik
2. 1 Set alat jaringan pipa
3. Stopwatch
12.2.2 Gambar Alat Percobaan

Gambar 12.1 Alat jariangan pipa dan bangku kerja hidrolik

(Sumber : Lab Hidrolika 2017)

MUH FIKRI / F111 16 035


HIDROLIKA
TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS TADULAKO

Manometer Alat jaringan pipa

Flowmeter
Bangku
kerja
Tombol hidrolik
On/off

Gambar 12.2 Alat jaringan pipa dan bangku kerja hidrolik


(sumber : Lab. Hidrolika 2017)

Gambar 12.3 Bangku Kerja Hidrolika


(Sumber : Lab. Hidrolika 2017)

Gambar 12.4 Stopwatch

MUH FIKRI / F111 16 035


HIDROLIKA
TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS TADULAKO

(Sumber : Anonim, 2017)


12.3 Teori Dasar
Jaringan perpipaan merupakan suatu rangkaian pipa yang saling terhubung
satu sama lain secara hidrolis, sehingga apabila di satu pipa mengalami perubahan
debit aliran maka akan terjadi penyebaran pengaruh ke pipa-pipa lain. Perubahan ini
biasa dideteksi dari segi perubahan tekanan yang ada pada pipa.

hc Pipa dia. 13 hc
hb hb
mm
hf
Pipa dia. 17,5
mm
Qt Qt
Pipa dia. 22

A mm B
Pipa dia. 13
mm

Gambar 12.5 Sistem Jaringan Pipa


Sumber : https://www.google.co.id/search?q=sistem+jaringan+pipa+versus+debit,
2017

Pada jaringan pipa di atas, perhatikan garis tidak putus-putus, mengalir air
dengan debit Qt. Kehilangan tinggi tekan h dari A ke B sebagian besar diakibatkan
oleh gesekan h1 (major losses). Selain itu kehilangan tinggi tekan ini diakibatkan
oleh minor losses karena belokan h b, valve h, atau perubahan penampang h c dan he .
Dalam penerapan di lapangan untuk jaringan pipa, minor losses sering diabaikan.
Total kehilangan tinggi tekan h dapat diketahui dari pembacaan manometer.

hA -B = h f + h b + hv + h c + h e .....(12.1)

MUH FIKRI / F111 16 035


HIDROLIKA
TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS TADULAKO

Aliran fluida di dalam pipa pada kenyataannya mengalami penurunan


tekanan seiring dengan panjang pipa yang dilalui fluida tersebut. Menurut teori
dalam mekanika fluida, hal ini disebabkan karena fluida mengalir memiliki
viskositas. Viskositas ini yang menyebabkan timbulnya gaya geser tersebut,
diperlukan energi sehingga mengakibatkan energi yang hilang pada aliran fluida.
Energi yang hilang ini mengakibatkan penurunan tekanan aliran fluida atau disebut
juga kehilangan tekanan.

Ada 3 prinsip penting dalam aliran fluida, sebagai berikut :


1. Prinsip kekekalan massa, dari prinsip ini nantinya akan dikembangkan
persamaan kontinuitas.
2. Prinsip energi kinetik, dengan prinsip ini dikembangkan persamaan-persamaan
untuk aliran tertentu.
3. Prinsip momentum, dari prinsip ini dikembangkan persamaan untuk menghitung
gaya dinamik.

Suhu Berat Jenis Kerapatan Viskositas


(0C) N kg N dt
( ) ( ) ( )
m3 m3 m2
20 9789 998,2 1,005.10−3
25 9778 997,1 0,894. 10−3
30 9764 995,7 0,801. 10−3
35 9749 994,1 0,723. 10−3
40 9730 992,2 0,656. 10−3

Tabel 12.1 : Sifat-Sifat Fisika air.


Sumber : https://www.google.com/search?q=tabel+sifat-sifat+fisika+air , 2017

MUH FIKRI / F111 16 035


HIDROLIKA
TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS TADULAKO

12.4 Prosedur Percobaan dan Prosedur Perhitungan


12.4.1 Prosedur Percobaan
1. Merakit perangkat percobaan seperti gambar 12.5 untuk pipa diameter
13 mm.
2. Mengalirkan debit air dan mencatat kehilangan tinggi tekan h dari
pembacaan manometer.
3. Menghitung debit air Q t yang mengalir dengan volumetric flow pada
selang waktu tertentu.
4. Mengulangi percobaan di atas untuk debit yang berbeda dengan selisih
debit yang hampir sama. Lakukan percobaan ini minimal sebanyak 5
kali.
5. Mengulangi prosedur percobaan dari 1 sampai 4 untuk diameter pipa
17,5 mm dan 22 mm.

12.4.2 Prosedur Perhitungan


1. Menentukan volume air (V)
2. Menghitung waktu rata-rata (t́ )

t ¿
t́ = 1+¿
t 2+¿ t
3
¿
3

3. Menentukan debit air yang mengalir (Q t )

4. Menghitung head loss ukur (hA – B)

Head Losses
h A −B = × 13,6
10

12.6 Tabel dan Grafik


12.6.1 Tabel Perhitungan

Diameter Pipa Head Loss Ukur Volume Waktu Debit


No. Q
D (mm) HA-B (cm) v (cm3) t (detik)
(cm3/det)
1 13.0 10.88 2000 70.050 28.551

MUH FIKRI / F111 16 035


HIDROLIKA
TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS TADULAKO

2 27.2 2000 19.717 101.437


3 57.12 2000 9.050 220.994
4 93.84 2000 6.457 309.757
5 123.76 2000 5.717 349.854
1 9.52 2000 30.050 66.556
2 25.84 2000 10.383 192.616
3 17.5 51.68 2000 6.193 322.928
4 91.12 2000 4.383 456.274
5 111.52 2000 4.033 495.868
1 8.16 2000 12.050 165.975
2 24.48 2000 9.477 211.045
3 22.0 44.88 2000 4.767 419.580
4 88.4 2000 3.500 571.429
5 106.08 2000 3.083 648.649

12.7 Analisa Grafik


Grafik hubungan Q vs hA-B
1. Untuk pipa diameter 13 mm.

a. Grafik diperoleh dengan menghubungkan titik 2, 3, 4 dan 5 serta titik 1


dirergresi.

b. Bentuk grafik yang diperoleh yaitu kurva terbuka ke atas

MUH FIKRI / F111 16 035


HIDROLIKA
TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS TADULAKO

c. Dari grafik dapat dilihat bahwa Q berbanding lurus dengan nilai h A-B, artinya
semakin besar nilai Q maka semakin besar nilai hA-B.

2. Untuk pipa diameter 17.5 mm

a. Grafik diperoleh dengan menghubungkan titik 1, 2, 3, 4 dan 5.

b. Bentuk grafik yang diperoleh yaitu kurva terbuka ke atas

c. Dari grafik dapat dilihat bahwa nilai Q berbanding lurus dengan nilai hA-B,
artinya semakin besar nilai Q maka semakin besar nilai hA-B

3. Untuk pipa diameter 22 mm

a. Grafik diperoleh dengan menghubungkan titik 1, 3 dan 5 serta mengabaikan


titik 2 dan mengregresi titk 4

b. Bentuk grafik yang diperoleh yaitu kurva terbuka ke atas

c. Dari grafik dapat dilihat bahwa nilai Q berbanding lurus dengan nilai hA-B,
artinya semakin besar nilai Q maka semakin besar nilai hA-B

12.8 Kesimpulan dan Saran

12.8.1 Kesimpulan

Dari hasil percobaan dan perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa;

a. Kehilangan tinggi tekan pada suatu aliran tertutup dipengaruhi oleh


besarnya debit aliran dan diameter pipa. Besarnya debit bregantung pada
volume air pada selang waktu tertentu.

b. Tinggi tekan terbesar terdapat pada pipa yang memiliki diameter terkecil
karena dipengaruhi oleh perbedaan luas penampang yang dilalui oleh air.
Pada percobaan ini dapat dilihat pada nilai debit yang sama yaitu 225
cm3/s diperoleh nilai hA-B untuk diameter 13 mm (hA-B =58 cm) lebih besar
dari nilai hA-B untuk pipa diameter 17.5 mm (hA-B = 31 cm) dan pipa

MUH FIKRI / F111 16 035


HIDROLIKA
TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS TADULAKO

diameter 22 mm (hA-B = 33 cm). Jadi dapat disimpulkan bahwa tinggi


tekan terbesar terdapat pada pipa yang memiliki diameter terkecil
sehingga mempengaruhi kecepatan aliran luas penampang.

12.8.2 Saran
1. Sebelum melakukan pengukuran, kalibrasi manometer terlebih dahulu
agar tidak terjadi kesalahan pada saat pengukuran.
2. Ketelitian dalam pengukuran waktu dan pembacaan manometer sangat
dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang akurat.
3. Setelah praktikum, simpan kembali alat-alat yang telah digunakan ke
tempatnya semula. agar bisa digunakan kembali pada praktikum
selanjutnya.
4. Semoga kedepannya fasilitas dan perlengkapan alat praktikum bias
diperbaiki dan diperbanyak agar proses pratikim nyaman dan lancar.

MUH FIKRI / F111 16 035

Anda mungkin juga menyukai