Anda di halaman 1dari 11

RESUME PERENCANAAN KONSTRUKSI SIPIL PEMBANGKIT

LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH)

Disusun oleh :

Sholeh 5311417002

PRODI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2020
1. Rancangan Bak Pengendap
a. Umum
Prasedimentasi (disebut juga plain sedimentation atau sedimentasi I) dimaksudkan
untuk mengendapkan partikel diskret atau partikel kasar atau lumpur agar tidak
membebani unit-unit selanjutnya seperti koagulasi/ flokulasi, sedimentasi dan filtrasi.
Pengendapan dilakukan dalam bak berukuran besar (biasanya membutuhkan waktu
detensi selama 2 hingga 4 jam) dalam aliran 6 yang laminer, untuk memberikan
kesempatan lumpur mengendap tanpa terganggu oleh aliran. Pengendapan
berlangsung secara gravitasi tanpa penambahan bahan kimia sebelumnya. Kecepatan
pengendapan dapat dihitung dengan rumus Stoke’s sebagai berikut:
dimana;
g g
Vs = (Sg – 1)d 2 atau Vs = (ρs – ρ)d 2
18 v 18 μ
Vs = Kecepatan pengendapan, m/det
Sg = Specific gravity
ρs = densitas massa partikel, kg/m3
ρ = densitas massa liquid, kg/m3
g = percepatan gravitasi, m/detik2
v = viskositas kinematik, m2/detik
μ = viskositas absolut, N.detik/m2.
Fungsi dan karakteristik bangunan ini adalah :
1) Bangunan yang menghubungkan intake dengan bak pengendap sehingga
panjangnya harus dibatasi.
2) Pengatur aliran air dari saluran penyalur sehingga harus mencegah terjadinya
aliran turbulen serta mengurangi kecepatan aliran masuk ke bak pengendap
sehingga perlu bagian yang melebar.
3) Bangunan untuk mengendapkan sedimen dimana untuk desainnya perlu
dihitung dengan formulasi hubungan panjang bak, kedalaman bak, antara
kecepatan pengendapan, dan kecepatan aliran.
4) Tempat penimbun sedimen, sehingga harus didesain mudah dalam
pembuangan sedimen.
5) Sebagai bangunan pelimpah (spillway) yang mengalirkan aliran masuk ke
bagian bawah dimana mengalir dari intake .
Desain bangunan ini mengikuti ketentuan sebagai berikut :
1) Bak pengendap harus mampu mengendapkan material sedimen seperti tanah,
pasir dan bebatuan.
2) Aliran air harus tidak menimbulkan olakan (turbulen) di dalam bak pengendap
sehingga material sedimen bisa dengan mudah diendapkan.
3) Bak pengendap harus dibuat dari konstruksi yang kuat menahan beban
hidrostastis seperti beton bertulang, pasangan batu dengan campuran 1:2 (1
semen dan 2 pasir) atau komposit.
4) Mekanisme pembuangan endapan harus ada dan dapat berupa pintu air atau
jenis lain. Jika debit aliran yang digunakan pembangkit adalah mata air yang
tidak membawa material sedimen, maka bak pengendap tidak diperlukan.
5) Apabila kualitas air untuk pembangkit dinilai buruk dan banyak membawa
material sedimen, maka setelah bangunan intake harus dilengkapi dengan bak
pengendap.
6) Kemiringan lantai bak pengendap setidaknya 1:20 untuk intake lateral atau
1:10 untuk intake tipe drop (river bed intake).
7) Bentuk bak harus sedemikian rupa sehingga endapan terkumpul di ujung bak
dan mendekati sistem pembuang atau pintu penguras.
8) Kapasitas pintu penguras harus cukup besar sehingga air di bak pengendap
tetap bisa terbuang sementara intake tetap terbuka penuh untuk memasukkan
air penguras.
9) Spillway yang direncanakan berhubungan dengan bak pengendap sebaiknya
ada di sepanjang bak di sisi sungai sehingga luapan air dapat langsung
terbuang ke sungai.
b. Bagian –Bagian Bak Pengendap

Gambar Bak Pengendap

Sebuah bak sedimentasi ideal dibagi menjadi 4 zona, yaitu:


1) Zona inlet
Dalam zona ini aliran terdistribusi tidak merata melintasi bagian melintang
bak; aliran meninggalkan zona inlet mengalir secara horisontal dan langsung
menuju bagian outlet.
2) Zona pengendapan
Dalam zona ini, air mengalir pelan secara horisontal ke arah outlet, dalam
zona ini terjadi proses pengendapan. Lintasan partikel diskret tergantung pada
besarnya kecepatan pengendapan.
3) Zona lumpur
Dalam zona ini lumpur terakumulasi. Sekali lumpur masuk area ini ia akan
tetap disana
4) Zona outlet
Dalam zona ini, air yang partikelnya telah terendapkan terkumpul pada bagian
melintang bak dan siap mengalir keluar bak.
Fungsi dari bak pengendap adalah sangat penting untuk melindungi
komponen-komponen berikutnya dari dampak pasir/kotoran/sampah pepohonan.
Selain itu juga sebagai saluran pelimpah untuk menjaga agar debit air yang berlebih
tidak mengalir ke saluran air. Kemiringan saluran ini harus setidaknya 3% dan
kedalamannya dapat dirumuskan : v > √ 32 d ¿ ¿
dimana:
d = diameter butir maksimum (= jarak batang (n))
h = kedalaman air di saluran
Bagian yang bebas dari ruang penampungan ini, yaitu jarak antara permukaan
air dan saringan harus setidaknya 0.25 h dimana h = kedalaman air di dalam
ruang/saluran penampungan Disain Bak Pengendap.
c. Sistem Hydraulic Bak Pengendap
Setiap bagian dari bak pengendap mempunyai fungsi sebagai berikut.
1) Bagian penyalur
Bagian penyalur menghubungkan intake dengan bak pengendap. Ini
diperlukan bahwa bagian penyalur harus membatasi panjangnya.
2) Bagian melebar
Ini mengatur aliran air dari saluran penyalur ke pencegah terjadinya kolam
pusaran dan aliran turbulen dan mengurangi kecepatan aliran masuk ke bak
pengendap untuk menentukan kecepatan sebelumnya.
3) Bagian pengendap
Fungsi dari bagian ini adalah untuk menempatkan sedimen diatas ukuran dan
Panjang tertentu yang kemudian dihitung dengan menggunakan formula yang
didasarkan pada hubungan antara kecepatan pengendapan, kecepatan aliran
dalam bak pengendap dan kedalaman air.
4) Tempat endapan
Area ini merupakan tempat penimbunan sedimen
5) Saluran Pelimpah/ Spillway
Saluran pelimpah mengalirkan aliran masuk bagian bawah dimana mengalir
dari intake.

2. Rancangan Bak Penenang (Forebay)


a. Kapasitas Bak Penenang
Fungsi bak penenang secara kasar ada dua jenis:
1) Mengontrol perbedaan debit dalam penstock dan sebuah saluran pembawa
karena fluktuasi beban.
2) Pemindahan sampah terakhir (tanah dan pasir, kayu yang mengapung, dan
lain-lain) dalam air yang mengalir.
Kapasitas bak penenang dapat diperoleh dengan persamaan sebagai berikut :
Vf = Af x hf atau Vf = B x L x df
Dengan :
Vf : Volume bak penenang (m3)
A : Luas bak penenang (m 2)
B : Lebar bak penenang (m)
L : Panjang bak penenang (m)
hf : Tinggi muka air pada bak penenang (m)
df : Selisih antara tinggi muka air normal pada debit desain
Kapasitas bak penenang harus dipertimbangkan dari metode kontrol beban dan
metode debit seperti disebutkan dibawah ini:
1) Pada kasus hanya beban yang dikontrol
Pada kasus pengontrolan fluktuasi beban permintaan yang dipertimbangkan,
pada umumnya pengarah dummy load diterapkan. Pengarah dummy load
adalah gabungan dari pemanas – pendingin air atau pemanas – pendingin
udara, perbedaan energi listrik yang dihasilkan melalui pembangkitan di
rumah turbin dan beban aktual untuk menyerap panas. Kontrol debit tidak
ditampilkan. Kapasitas bak penenang harus diamankan hanya untuk menyerap
getaran dari saluran pembawa dengan maksimum debit sekitar 10 kali sampai
20 kali dari maksimum debit (Qd). Suatu format frame dari pengontrolan
beban dengan menggunakan suatu pengarah dummy load ditunjukkan dalam
gambar dibawah ini.

Gambar Diagram Aturan Dari Konsumsi Beban


2) Dalam kasus beban dan debit yang sudah dikontrol
Dalam kasus pengontrolan beban dan debit, digunakan untuk kontrol beban
suatu pengarah mekanik atau pengarah elektrik. Pengarah ini mempunyai
fungsi untuk mengontrol operasi baling–baling menuju ke optimal debit ketika
beban listriknya berubah. Pada umumnya pengarah mekanik tidak sensitif
merespon perubahan beban, kapasitas bak penenang dalam kasus ini harus
diamankan pada selang 120 kali sampai 180 kali dari Qd. Di sisi lain pengarah
elektrik merespon perubahan beban dengan baik oleh karena itu kapasitas bak
penenang di desain berada di sekitar 30 kali sampai 60 kali dari Qd dalam
banyak kasus.
b. Hal-hal Penting Untuk Desain Bak Penenang
Pemilihan lokasi bak penenang (forebay) untuk pembangkit listrik skala kecil
seringkali berada pada punggung yang lebih tinggi, beberapa yang dapat
dipertimbangkan antara lain :
1) Keadaan Topografi dan Geologi Lokasi Sedapat mungkin dipilih lokasi
dimana bagian tanahnya relatif stabil dan apabila umumnya terdiri dari batuan
keras maka sedapat mungkin dapat mengurangi jumlah pekerjaan penggalian.
2) Walaupun ditempatkan pada punggung, dipilih tempat yang relative datar.
3) Mengurangi hubungan dengan muka air tanah yang lebih tinggi.
3. Layout Rumah Pembangkit
Fungsi rumah pembangkit adalah mendukung peralatan hidrolik dan elektrikal
dan menyediakan perlindungan dari dampak-dampak yang merugikan akibat cuaca.
Selain itu rumah pembangkit juga menyediakan ruangan untuk switchboard,
transformer (jika diperlukan) dan area untuk pekerjaan pemeliharaan termasuk lemari
untuk alat-alat dan suku cadang. Layout peralatan ini akan menentukan ukuran
keseluruhan dari rumah pembangkit. Layout peralatan di dalam rumah pembangkit
harus mengindahkan kemudahan pengerakan operator di dalamnya termasuk saat
perbaikan turbin atau instrumen lainnya. Luas rumah pembangkit harus disesuaikan
dengan besarnya turbin dan kubikel control. Pondasi rumah turbin dibuat dari
konstruksi beton bertulang yang mampu menahan gaya dan tekanan dari turbin
maupun dari pipa pesat.

Gambar Contoh Rumah Pembangkit

Beberapa instalansi PLTMH dalam rumah pembangkit adalah:

1) Turbin, merupakan salah satu bagian penting dalam PLMTH yang menerima
energi potensi air dan mengubah menjadi putaran (energi mekanis). Putaran
turbin dihubungkan dengan generator untuk menghasilkan listrik. Pemilihan
jenis turbin menentukan desain rumah pembangkit.
2) Generator yang digunakan adalah generator pembangkit listrik AC. Untuk
memilih kemampuan generator dalam menghasilkan energi listrik disesuaikan
dengan perhitungan daya dari data hasil survei. Kemampuan generator dalam
menghasilkan listrik biasanya dinyatakan dalam volt ampere (VA) atau dalam
kilo volt ampere (kVA).
3) Penghubung turbin dengan generator atau sistem transmisi energi mekanik ini
dapat digunakan sabuk, roda gerigi atau dihubungkan langsung pada porosnya.
 Sabuk atau puli digunakan jika putaran per menit (rpm) turbin belum
memenuhi putaran motor pada generator, jadi puli berfungsi untuk
menurunkan atau menaikan rpm motor generator.
 Roda gerigi mempunyai sifat yang sama dengan puli.
 Penghubung langsung pada poros turbin dan generator, jika putaran
turbin sudah lama dengan putaran motor pada generator.

4. Ketentuan Umum Dalam Konstruksi Bangunan Sipil Pembangunan Sistem


PLTMH adalah:
1) Konstruksi sipil untuk bangunan seperti intake, bendung, saluran pembawa,
bak pengendap, dan forebay harus selalu mempertimbangkan kekuatan tanah
pondasi.
2) Penggalian tanah harus dilakukan secara hati-hati. Tanah galian ditempatkan
pada sisi yang stabil atau diberikan penahan dari kayu. Kedalaman maksimal
galian tanpa penahan dinding adalah 1,3 meter
3) Pengurukan kembali harus dilakukan selapis demi selapis dan ketebalan tiap
lapisan tidak boleh melebihi 15 centi meter. Pemampatan tanah pada sisi dekat
pipa harus dilakukan dengan hati-hati. Batuan dengan ukuran kecil hanya
boleh dilakukan di ujung urugan. Tidak boleh ada batuan di dekat urugan pipa
4) Ketebalan pasangan batu tanpa pembebebanan minimum dari 20 cm,
ketebalan pasangan batu untuk penahan tanah minimum dari 50 cm, dihitung
berdasarkan kekuatan dinding ketebalan penahan tanah dan dilpilih ukuran
yang paling besar
5) Diameter besi beton biasa tidak boleh kurang dari 15 cm dan ketebalan beton
bertulang tidak boleh kurang dari 10 cm. Ketebalan dinding disesuikan dengan
beban yang ditahan.
6) Adukan semen untuk bagian yang terkena air disarankan 1 bagian semen dan 4
bagian pasir. Jika tidak bersentuhan dengan air maka satu bagian semen dan
enam bagian pasir
7) Beton untuk bangunan struktur, misalnya beton bertulang, lebih baik
menggunakan campuran 1 bagian semen, 2 bagian pasir, dan 3 bagian kerikil.
Beton lain dipakai perbandingan 1:3:5 Penstock support intake forebay 3.3
Konstruksi Bangunan Sipil Standardisasi Peralatan dan Komponen
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH)
8) Beton bertulang paling tidak menggunakan tulangan dengan ukuran minimal 8
mm dan jarak antar tulangan maksimal 200 mm
9) Jika terdapat jembatan air dengan pipa yang terbuat dari mild steel maka harus
dilengkapi dengan expansion joint dan pipa harus dilakukan pengecatan serta
perlindungan terhadap karat
10) Trash rack harus bisa dilepas dari bangunan sipil untuk akses perbaikan
11) Penstock dari bahan besi tidak boleh dipendam di dalam tanah. Harus terdapat
jarak minimal 30 cm antara tanah dengan pipa penstock
12) Penstock dari bahan PVC atau HDPE sebaiknya dipendam di dalam tanah
dengan kedalaman minimal 60 cm dari sisi atas penstock
13) Jika tidak memungkinkan dipendam maka pipa dari bahan PVC atau HDPE
harus ditutup atau dibungkus dengan baik sehingga tidak terekspos oleh sinar
matahari
14) Jika dipergunakan pipa PVC untuk penstock maka minimal memiliki
spesifikasi tekanan kerja sebesar 12 kg/cm2 untuk kapasitas PLTMH
maksimal 5 kW. Untuk kapasitas lebih besar maka harus disesuaikan dengan
debit dan head,
15) Sambungan penstock dari bahan selain mild steel menggunakan metoda yang
biasa dilakukan untuk bahan tersebut. Penyambungan pipa untuk HDPE atau
PVC disarankan menggunakan sambungan flange atau bell spigot
16) Penstock support atau anchor block harus dibangun sehingga tidak tergelincir.
Anchor block harus mampu menyalurkan gaya lateral dan longitudinal
penstock ke tanah. Kedalaman pondasi minimal adalah 50 cm di bawah
permukaan tanah
17) Penstock support bisa dibuat dari pasangan batu atau beton bertulang. Anchor
block dibuat dari beton bertulang
18) Penstock support harus dilengkapi dengan saddle yang memberikan
kebebasan bagi untuk memuai atau sebaliknya
19) Setiap anchor block dilengkapi dengan expansion joint pada bagian penstock
di bawahnya
20) Powerhouse harus memiliki:
a. Pintu yang cukup lebar untuk memasukkan peralatan termasuk turbin
dan kubikel control. Pintu tersebut harus bisa dikunci. Pintu bisa
terbuat dari kayu atau besi
b. Jendela yang memberikan cahaya alami dan ventilasi udara yang
cukup ke dalam ruangan. Rangka jendela bisa terbuat dari kayu atau
aluminum
c. Saluran pembuangan air baik di dalam maupun di sekitar powerhouse.
Saluran harus diarahkan ke saluran air alami
d. Ventilasi yang cukup sehingga panas dari mesin bisa dikeluarkan dari
ruangan. Ventilasi harus mampu menjaga supaya serangga tidak masuk
ke ruangan
e. Atap yang tidak mudah bocor dan tidak menggunakan atap yang
terbuat dari bahan alami seperti ijuk atau rumbia
f. Almari penyimpanan alat kerja dan catatan ( look book) operator.
Almari bisa terbuat dari kayu maupun besin
21) Konstruksi powerhouse sebaiknya mengindahkan ruang istirahat bagi operator
22) Lantai powerhouse , khususnya pada bagian baseframe turbin dan generator
harus terbuat dari beton bertulang. Ketebalan lantai pada bagian tersebut
disesuaikan dengan besar turbin. Minimal ketebalan adalah 200 mm
23) Ballast pemanas udara ditempatkan pada lokasi yang terlindung dari akses tak
bertanggung jawab dan mendapat ventilasi baik
24) Penerangan harus diberikan di lokasi intake, sepanjang saluran dengan jarak
30 meter tiap lampu, di forebay, sepanjang dengan jarak 30 meter tiap lampu,
teras powerhouse , dan ruangan kerja powerhouse
25) Penerangan luar harus terlindung dari perubahan cuaca. Penerangan tidak
boleh menggunakan lampu pijar atau lampu TL (neon) biasa.

DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Listrik Dan Pemanfaatan Energi Departemen Energi Dan Sumber Daya
Mineral.2008. Pedoman Teknis Standardisasi Peralatan dan Komponen Pembangkit
Listrik Tenaga Mikrohidro ( PLTMH ).Jakarta : Tim IMADAP
RistekDikti.2018.MODUL 3 : PERENCANAAN KONSTRUKSI SIPIL PLTMH.
Rizal Firmansyah,Teguh Utomo, Hery Purnomo.”Perancangan Pembangkit Listrik Tenaga
Mikrohidro Gunung Sawur unit 3
Lumajang”.https://media.neliti.com/media/publications/120857-ID-perancangan-
pembangkit-listrik-tenaga-mi.pdf.(diakses 2 April 2020)

Anda mungkin juga menyukai