Manajemen risiko mulai diperkenalkan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja pada era tahun
1980-an setelah berkembangnya teoriaccident model dari ILCI dan juga semakin maraknya isu
lingkungan dan kesehatan. Manajemen risiko bertujuan untuk minimisasi kerugian dan
meningkatkan kesempatan ataupun peluang. Bila dilihat terjadinya kerugian dengan teori accident
model dari ILCI,maka manajemen risiko dapat memotong mata rantai kejadian kerugian
tersebut,sehingga efek dominonya tidak akan terjadi. Pada dasarnya manajemen risiko bersifat
pencegahan terhadap terjadinya kerugian maupun ‘accident’.
Pelaksanaan manajemen risiko haruslah menjadi bagian integral dari pelaksanaan sistem
manajemen perusahaan/ organisasi. Proses manajemen risiko Ini merupakan salah satu langkah
yang dapat dilakukan untuk terciptanya perbaikan berkelanjutan (continuous improvement). Proses
manajemen risiko juga sering dikaitkan dengan proses pengambilan keputusan dalam sebuah
organisasi.
Manajemen risiko adalah metode yang tersusun secara logis dan sistematis dari suatu rangkaian
kegiatan:penetapan konteks,identifikasi,analisa,evaluasi,pengendalian serta komunikasi risiko.
Proses ini dapat diterapkan di semua tingkatan kegiatan,jabatan,proyek,produk ataupun asset.
Manajemen risiko dapat memberikan manfaat optimal jika diterapkan sejak awal kegiatan.
Walaupun demikian manajemen risiko seringkali dilakukan pada tahap pelaksanaan ataupun
operasional kegiatan.
Eksekutif organisasi harus dapat mendefinisikan dan membuktikan kebenaran dari kebijakan
manajemen risikonya,termasuk tujuannya untuk apa,dan komitmennya. Kebijakan manjemen risiko
harus relevan dengan konteks strategi dan tujuan organisasi,objektif dan sesuai dengan sifat dasar
bisnis (organisasi) tersebut. Manejemen akan memastikan bahwa kebijakan tersebut dapat
dimengerti,dapat diimplementasikan di setiap tingkatan organisasi.
Sejumlah langkah perlu dilakukan agar implementasi sistem manajemen risiko dapat berjalan secara
efektif pada sebuah organisasi. Langkah-langkah yang akan dilakukan tergantung pada
filosofi,budaya dan struktur dari organisasi tersebut.
4. Tinjauan Manajemen
Tinjauan sistem manajemen risiko pada tahap yang spesifik,harus dapat memastikan kesesuaian
kegiatan manajemen risiko yang sedang dilakukan dengan standar yang digunakan dan dengan
tahap-tahap berikutnya.
Manajemen risiko adalah bagian yang tidak terpisahkan dari manajemen proses. Manajemen risiko
adalah bagian dari proses kegiatan didalam organisasi dan pelaksananya terdiri dari mutlidisiplin
keilmuan dan latar belakang,manajemen risiko adalah proses yang berjalan terus menerus.
Elemen utama dari proses manajemen risiko,seperti yang terlihat pada gambar meliputi:
Manajemen risiko dapat diterapkan di setiap level di organisasi. Manajemen risiko dapat diterapkan
di level strategis dan level operasional. Manajemen risiko juga dapat diterapkan pada proyek yang
spesifik,untuk membantu proses pengambilan keputusan ataupun untuk pengelolaan daerah
dengan risiko yang spesifik.
Akibat dari suatu kejadian yang dinyatakan secara kualitatif atau kuantitatif,berupa
kerugian,sakit,cedera,keadaan merugikan atau menguntungkan. Bisa juga berupa rentangan akibat-
akibat yang mungkin terjadi dan berhubungan dengan suatu kejadian.
2. Biaya
Dari suatu kegiatan,baik langsung dan tidak langsung,meliputi berbagai dampak negatif,termasuk
uang,waktu,tenaga kerja,gangguan,nama baik,politik dan kerugian-kerugian lain yang tidak
dinyatakan secara jelas.
3. Kejadian
Suatu peristiwa (insiden) atau situasi,yang terjadi pada tempat tertentu selama interval waktu
tertentu.
Suatu teknik yang menggambarkan rentangan kemungkinan dan rangkaian akibat yang bisa timbul
dari proses suatu kejadian.
Suatu metode sistem teknik untuk menunjukkan kombinasi-kombinasi yang logis dari berbagai
keadaan sistem dan penyebab-penyebab yang mungkin bisa berkontribusi terhadap kejadian
tertentu (disebut kejadian puncak).
6. Frekuensi
Ukuran angka dari peristiwa suatu kejadian yang dinyatakan sebagai jumlah peristiwa suatu
kejadian dalam waktu tertentu. Terlihat juga seperti kemungkinan dan peluang.
7. Bahaya (hazard)
Faktor intrinsik yang melekat pada sesuatu dan mempunyai potensi untuk menimbulkan kerugian.
8. Monitoring/ Pemantauan
9. Probabilitas
Kemungkinan dari kejadian atau hasil yang spesifik,diukur dengan rasio dari kejadian atau hasil yang
spesifik terhadap jumlah kemungkinan kejadian atau hasil. Probabilitas dilambangkan dengan angka
dari 0 dan 1,dengan 0 menandakan kejadian atau hasil yang tidak mungkin dan 1 menandakan
kejadian atau hasil yang pasti.
11. Risiko
Peluang terjadinya sesuatu yang akan mempunyai dampak terhadap sasaran. Ini diukur dengan
hukum sebab akibat. Variabel yang diukur biasanya probabilitas,konsekuensi dan juga pemajanan.
12. Penerimaan Risiko (acceptable risk)
Sebuah sistematika yang menggunakan informasi yang didapat untuk menentukan seberapa sering
kejadian tertentu dapat terjadi dan besarnya konsekuensi tersebut.
Proses yang biasa digunakan untuk menentukan manajemen risiko dengan membandingkan tingkat
risiko terhadap standar yang telah ditentukan,target tingkat risiko dan kriteria lainnya.
Mendelegasikan atau memindahkan suatu beban kerugian ke suatu kelompok/ bagian lain melalui
jalur hukum,perjanjian/ kontrak,asuransi,dan lain-lain. Pemindahan risiko mengacu pada
pemindahan risiko fisik dan bagiannya ke tempat lain.
Data Bureau of Labor Statistics juga mencatat, lebih dari 3 juta kecelakaan terjadi di tempat kerja
setiap tahunnya dan diantaranya banyak terjadi di area gudang. Bahkan, sektor pergudangan dan
transportasi memiliki tingkat kecelakaan dengan cedera fatal tertinggi dibanding sektor lainnya.
Gudang (warehouse) merupakan salah satu elemen vital yang dimiliki perusahaan karena di
dalamnya terdapat berbagai macam aset perusahaan, baik berupa bahan baku, barang setengah jadi
(work in process), suku cadang, barang jadi (finished goods), bahan-bahan kimia, dll. Aset-aset
tersebut perlu dijaga dengan baik agar produktivitas perusahaan tetap berjalan maksimal.
Maka dari itu, ada satu hal penting yang perlu diperhatikan pekerja saat bekerja di area gudang,
yakni keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di pergudangan, agar kerugian perusahaan dari berbagai
aspek (biaya, waktu, cedera, dan produktivitas) dapat diminimalkan. Terlebih proses kerja di gudang
mengandung banyak potensi bahaya yang bisa mengakibatkan cedera, sehingga para pekerja harus
benar-benar memahami prosedur K3 saat melakukan pekerjaannya.
Occupational Safety & Health Administration (OSHA) telah mengidentifikasi penyebab umum
terjadinya kecelakaan di gudang, antara lain:
Tips Keselamatan Bekerja di Gudang
1. Pengoperasian Forklift
Bahaya: Kecelakaan forklift paling sering terjadi melibatkan pejalan kaki, forklift tumbang ketika
mengangkat beban, beban terjatuh ketika diangkat, pekerja atau operator tertimpa beban, dan
tabrakan forklift.
Solusi:
Operator forklift wajib mengikuti pelatihan, sehingga dapat mengoperasikan forklift dengan
benar dan aman. Hanya pekerja yang kompeten yang dibolehkan mengoperasikan forklift
Operator harus melakukan perawatan dan perbaikan forklift secara rutin untuk memastikan
kondisi forklift selalu aman
Operator harus melakukan pemeriksaan menyeluruh sebelum mengoperasikan forklift,
termasuk memeriksa baterai atau cairan hidrolik pada forklift
Gunakan sabuk pengaman sebelum mengoperasikan forklift
Ikuti prosedur aman saat mengangkat dan menurunkan palet
Hindari mengangkut barang melebihi kapasitas yang telah ditetapkan. Sebelum
mengoperasikan forklift, Anda dapat melihat load chart (grafik beban) yang tertera pada
forklift
Operasikan forklift sesuai kecepatan yang dianjurkan
Kurangi kecepatan saat berada di tikungan atau persimpangan, saat melintasi rel atau
gundukan, saat berada di jalan yang licin, saat melewati area sempit, dan saat banyak
pejalan kaki
Hindari bercanda dan ugal-ugalan saat mengoperasikan forklift. Jangan gunakan forklift
untuk tujuan apapun, seperti mengangkut penumpang atau menggunakan forklift untuk
akses bekerja di ketinggian
Jaga jarak aman sekitar 3 meter antara forklift dengan pejalan kaki dan dengan operasi
forklift lain
2. Teknik Manual Lifting/ Handling
Lakukan penilaian risiko pada seluruh aktivitas manual handling dan aktivitas yang berisiko
menimbulkan cedera
Apabila diperlukan, Anda bisa mendesain ulang teknik manual handling dan menggantinya
dengan teknik pengangkatan mekanis, misalnya menggunakan lift truck, pallet truck,
atau trolley
Lakukan teknik manual handling dengan benar, diantaranya:
- Perhatikan garis kekuatan, artinya sikap tubuh dengan memosisikan kaki ke arah beban
yang diangkat. Posisi kuda-kuda akan sangat memengaruhi kekuatan dalam melakukan
pengangkatan beban
- Angkat beban sedekat mungkin dengan tubuh dan pastikan tulang punggung tetap tegak
saat mengangkat beban
- Jaga agar beban tetap dekat dengan pinggang ketika benda dipindahkan dan pandangan
Anda juga harus bebas dari hambatan dan keadaan area kerja tidak ada gangguan
- Jalanlah secara menyamping saat menuruni tangga atau lorong untuk menjaga kestabilan
dan mempermudah melihat jalur yang dilalui
- Pastikan kepala Anda tetap tegak dan pandangan lurus ke depan
- Jangan mengangkat beban melebihi batas berat beban maksimum
3. Hazard Communication
Bahaya: Tidak sengaja menghirup bahan kimia beracun, bahan kimia kontak dengan mata, atau luka
bakar akibat terkena tumpahan atau percikan bahan kimia berbahaya.
Solusi:
Pastikan setiap bahan kimia berbahaya yang ada di gudang memiliki data Material Safety
Data Sheet (MSDS) yang lengkap
Pastikan rambu K3 bahan kimia yang terpasang di area gudang terlihat jelas dan dapat
dimengerti oleh pekerja
Ikuti petunjuk pada MSDS saat menangani bahan kimia berbahaya
Berikan pelatihan kepada karyawan mengenai penanganan, risiko bila terpapar bahan kimia,
alat pelindung diri yang digunakan hingga cara membersihkan tumpahan bahan kimia
Sediakan peralatan untuk membersihkan tumpahan dan simpan di dekat area penyimpanan
bahan kimia
Buatlah prosedur tertulis untuk mengatasi tumpahan bahan kimia
Gunakan alat pelindung diri yang tepat sesuai potensi bahaya dari bahan kimia
Simpan semua bahan kimia di area khusus dan aman
Simpan bahan kimia di area jauh dari lalu lintas forklift.
4. Alat Pelindung Diri (APD)
Bahaya: Kelalaian dalam menggunakan APD atau menggunakan APD yang tidak tepat bisa
menimbulkan bahaya seperti terkena tumpahan atau percikan bahan kimia, terkena jatuhan benda
dari atas, terpeleset dan tersandung.
Solusi:
Lakukan penilaian risiko untuk mengidentifikasi potensi bahaya yang ada di area kerja
Gunakan APD yang sesuai dengan potensi bahaya dan jenis paparan di area kerja. Untuk
area gudang, pekerja bisa menggunakan APD seperti pelindung kepala, pakaian pelindung,
pelindung mata, pelindung tangan, dan pelindung kaki.
5. Penyusunan Palet atau Penyusunan Barang di Rak Penyimpanan (Racking)
Bahaya: Penyusunan palet atau barang yang tidak benar bisa mengakibatkan jatuhnya barang dan
mencederai pekerja.
Solusi:
a. Penyebab terpeleset: tumpahan cairan (minyak, oli, cairan sabun) di lantai kerja; bahan-
bahan kering yang membuat lantai kerja licin (debu, tepung, pasir, serbuk kayu); bahan
lantai terlalu licin; bocoran cairan dari pipa, mesin, atau atap; dan penggunaan alas kaki yang
tidak tepat (sandal jepit, high heels, slipper).
b. Penyebab tersandung: banyaknya hambatan di area pejalan kaki (kabel, kawat, selang yang
melintang); penempatan barang tidak rapi; bagian lantai yang hilang atau rusak, pergantian
ketinggian permukaan lantai tidak diberi tanda; tangga rusak atau ketinggian tangga tidak
sama; dan penerangan yang tidak memadai.
Solusi:
Hilangkan berbagai jenis kontaminasi pada lantai kerja, namun jika lantai terlanjur
terkontaminasi, bersihkan kontaminan sesegera mungkin
Gunakan metode pembersihan lantai yang tepat
Rencanakan rute operasi kerja untuk memastikan tidak adanya hambatan seperti tumpukan
barang, peralatan, atau limbah yang mengganggu di area pejalan kaki
Pasang pelapis anti slip pada lantai kerja
Pasang rambu sesuai potensi bahaya di area tersebut, seperti rambu K3 terpeleset dan
tersandung dan floor marking
Pastikan pencahayaan di area kerja memadai
Periksa kondisi lantai kerja untuk mengidentifikasi adanya permukaan yang tidak rata atau
rusak. Ganti segera bila diperlukan
Tutup kabel listrik atau selang yang melintang di area pejalan kaki untuk meminimalkan
risiko tersandung dan melindungi kabel atau selang dari kerusakan
Gunakan alas kaki yang tepat dan anti slip saat beraktivitas di area gudang.
7. Penerapan Ergonomi di Area Gudang
Selain bahaya dan solusi di atas, operasi gudang juga membutuhkan program lockout/ tagout untuk
mencegah peralatan hidup secara tidak terduga atau terlepasnya energi berbahaya dari peralatan
yang bisa menimbulkan kecelakaan dan cedera serius bagi pekerja.
Intinya, manajemen pada operasi gudang terkait aspek K3 sangat diperlukan untuk mengetahui
potensi bahaya yang ada di gudang dan cara pengendaliannya, merancang pergudangan yang aman,
ergonomis, dan meningkatkan keselamatan kerja di pergudangan, hingga meningkatkan
produktivitas perusahaan.
Semoga Bermanfaat, Salam safety!
Sumber: www.SafetySign.co.id
Apa manfaat penerapan 5S dalam lean manufacturing? Benarkah penerapan 5S dapat meningkatkan
efisiensi produksi? Banyak orang yang keliru mengenal 5S hanya memberi keuntungan pada tata
graha (housekeeping) saja, namun sebenarnya manfaatnya lebih dari itu.
"Lean manufacturing adalah sebuah cara berpikir, filosofi, metode dan strategi manajemen untuk
meningkatkan efisiensi di lini manufaktur atau produksi."
Apa yang akan Anda lakukan jika Anda harus meningkatkan efisiensi produksi sebesar 10%? Apakah
Anda percaya bahwa re-organisasi sederhana di tempat kerja bisa meningkatkan efisiensi produksi?
Metode 5S ini dapat membantu Anda mencapai peningkatan efisiensi di beberapa lingkungan kerja
sebesar 30% bahkan lebih.
5S merupakan suatu metode penataan dan pemeliharaan wilayah kerja secara intensif yang
digunakan oleh manajemen dalam usaha memelihara ketertiban, efisiensi, dan disiplin di area kerja
sekaligus meningkatkan kinerja perusahaan secara menyeluruh.
5S tidak hanya berlaku untuk area pabrik, namun juga dapat diterapkan di area kantor bahkan
digunakan untuk mengatur data pada hard drive komputer Anda. Dengan manfaat 5S yang
signifikan, Anda hanya perlu proses implementasi yang relatif murah dan sederhana.
Berikut manfaat menerapkan 5S:
Membuat area kerja jadi lebih bersih, rapi, aman, dan menyenangkan
Meningkatkan pemanfaatan lantai kerja sebagai ruang penyimpanan
Meminimalisasi waktu yang terbuang untuk mencari alat kerja, material dan dokumen
Mengurangi kerusakan mesin karena peralatan selalu bersih dan terawat, sehingga
membuat peralatan jadi lebih awet dan tahan lama
Menumbuhkan tanggung jawab karyawan dan rasa memiliki di area kerja
Mengurangi bahkan menghilangkan potensi bahaya atau apa saja yang menjadi penyebab
umum terjadinya kecelakaan kerja
Meningkatkan produktivitas kerja. Dengan penataan material dan peralatan kerja yang baik,
karyawan pun bisa bekerja lebih efektif dan efisien.
Bagaimana cara menerapkan 5S di tempat kerja?
Istilah 5S muncul dari abreviasi lima kata dalam Bahasa Jepang, yaitu Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu,
dan Shitsuke. Sedangkan di Indonesia, metode ini dikenal dengan istilah 5R, di antaranya:
Poster K3 5S Work Area Management
1. Seiri (Ringkas)
Memilah dan menyingkirkan barang-barang yang tidak diperlukan, sehingga barang yang ada di area
kerja hanya barang yang dibutuhkan saja.
Metode/ Langkah Keuntungan
Menentukan dan memisahkan barang atau dokumen
yang diperlukan dan tidak diperlukan, yang harus
dibuang atau tidak, yang sering digunakan atau jarang
Membuat area kerja
digunakan, dan barang yang sudah rusak atau masih bisa
terlihat lebih rapi dan
digunakan.
luas
Meletakkan tag merah pada barang atau dokumen yang
Membantu kelancaran
tidak diperlukan, sudah rusak, dan/atau harus dibuang
kerja
Mengumpulkan barang atau dokumen yang diperlukan
Meminimalisasi waktu
sesuai jenisnya
yang terbuang untuk
Membuang barang atau dokumen yang tidak diperlukan
mencari barang atau
atau tidak terpakai selama satu tahun terakhir
dokumen yang
Bila barang atau dokumen hanya digunakan setiap 6-12
diperlukan
bulan sekali, simpanlah barang atau dokumen tersebut
Meningkatkan
di gudang atau tempat khusus dengan jarak berjauhan
produktivitas kerja
dari area kerja Anda
Bila barang atau dokumen sering digunakan hampir
setiap hari, simpan dekat area kerja Anda.
2. Seiton (Rapi)
Baik barang, dokumen, maupun peralatan kerja harus diletakkan sesuai posisi yang telah ditetapkan.
Setelah memilah barang atau dokumen yang dibutuhkan dalam pekerjaan, saatnya Anda mengatur
tempat penyimpanan dan peletakan barang atau dokumen tersebut sehingga mudah ditemukan dan
mudah diidentifikasi dengan posisi yang ergonomis.
Metode/ Langkah Keuntungan
Menetapkan atau mengatur kembali ruang penyimpanan, Meminimalisasi
rak, lemari, dll. (jika perlu) kesalahan saat
Menentukan batas area penyimpanan pemakaian/
Menyusun dan meletakkan semua barang atau dokumen pengambilan dan
di tempat yang sudah ditentukan. Beri tanda pengenal pengembalian barang
atau dokumen
barang (label) untuk mencegah kesalahan pemakaian/
Meminimalisasi waktu
pengambilan hingga pengembalian barang atau dokumen
yang terbuang untuk
Untuk non office, beri tanda pada lantai kerja (floor
mencari barang atau
marking) untuk menandakan area penyimpanan, area
dokumen yang
kerja, area pejalan kaki, pintu masuk/ keluar, peralatan
diperlukan
keselamatan, area troli, area forklift, dll. Gunakan kode
Lingkungan kerja jadi
warna standar untuk tanda pipa berisi uap, air, gas,
lebih rapi dan aman
drainase, dll.
Meningkatkan efisiensi
Membuat denah atau peta penyimpanan
produksi
3. Seiso (Resik)
Membersihkan barang dan area kerja sehingga kondisi barang terjaga baik dan area kerja yang
bersih juga berdampak baik untuk kesehatan karyawan. Ini termasuk pembersihan dan perawatan
peralatan dan fasilitas, juga pemeriksaan pada peralatan.
4. Seiketsu (Rawat)
Konsep seiketsu meliputi standarisasi dan dokumentasi proses yang akan memastikan
berjalannya seiri, seiton, dan seiso(3S). Pada langkah ini, harus dipastikan bahwa tiga langkah
sebelumnya sudah berjalan secara konsisten dengan menetapkan standar-standar. Misalnya dengan
membuat prosedur kegiatan yang dilakukan, siapa yang bertanggung jawab dan seberapa sering
kegiatan tersebut dilakukan.
5. Shitsuke (Rajin)
Konsep shitsuke meliputi pemeliharaan kedisiplinan dan konsistensi dalam menjalankan seluruh
tahap 5S. Jika kegiatan 5S sudah terbiasa dilakukan dengan kesadaran penuh tanpa harus selalu
diperintah, maka akan tumbuh sebuah karakter. Karakter inilah yang akan membentuk budaya dan
memberikan dampak yang besar bagi kesuksesan kerja di perusahaan.
Metode/ Langkah Keuntungan
Melakukan pengendalian visual di tempat kerja
Membangun kesadaran dengan mengampanyekan
metode 5S. Misalnya memasang poster tahapan 5S, Mendorong karyawan
poster slogan 5S, dll. untuk terbiasa
Membuat prosedur tentang bagaimana dan kapan 5S mengikuti aturan dan
akan dilaksanakan prosedur yang berlaku
Merumuskan pedoman audit atau evaluasi pelaksanaan Menciptakan
5S lingkungan kerja yang
Memberikan dukungan manajemen dengan sehat dan nyaman
pembentukan SDM dan kepemimpinan Membangun dan
Memberikan penghargaan kepada karyawan terbaik yang meningkatkan kerja
konsisten menerapkan tahapan 5S. sama tim
5S adalah metode sederhana yang manfaatnya tidak hanya membuat penataan area kerja menjadi
lebih baik, tetapi juga produktivitas, kualitas, dan keselamatan kerja jadi lebih meningkat. Lakukan
tahap persiapan mencakup penyusunan struktur dan prosedur pelaksanaan 5S sebelum Anda
menerapkannya di tempat kerja. Dokumentasikan keadaan tempat kerja Anda dalam bentuk foto
sebelum dan setelah menerapkan 5S, untuk melihat perubahan dan manfaatnya. Bagaimana dengan
penerapan 5S di perusahaan Anda? Apakah 5S sudah membudaya? Sudahkan perusahaan Anda
menjadi nomor 1 dalam 5S?
Semoga Bermanfaat, Salam safety!
Pengendalian (Manajemen) Visual Dalam Penerapan 5R (5S) di Tempat Kerja
Manfaat dari pengaturan (pengendalian) visual ialah supaya orang ataupun orang lain
(tamu/pengunjung) di tempat kerja dapat dengan mudah mengetahui (memahami) situasi
tempat/area kerja secara langsung bahkan tanpa harus menanyakan kepada petugas/orang
lain yang bekerja di tempat kerja .
Berikut adalah contoh label dan kode warna sebagai pengaturan (pengendalian) visual dalam
mengorganisir tempat kerja :
Label Keterangan
1. Produk Jadi.
2. Sarana Umum.
1. Barang/Bahan Baku.
2. Sarana P3K.
3. Sarana Keselamatan.
1. Produk/Bahan Ditolak
(Reject).
2. Sisa Pekerjaan yang tidak
terpakai.
3. Tanda Berhenti.
1. Rak/Lemari.
2. Meja.
3. Perlengkapan/Peralatan/M
esin.
Label Keterangan
1. Mesin/Alat Berbahaya.
2. Area terbatas untuk
keselamatan.
3. Sarana Darurat Kebakaran.
Isi informasi dapat berupa teks (tulisan) saja, gambar ataupun kombinasi dari
keduanya. Tabel di bawah berikut merupakan contoh penggunaan label/tanda
fasilitas di tempat kerja :
Label Keterangan
Informasi Keselamatan
Label Keterangan
Informasi Umum/Pengumuman.
Informasi Bahaya.
Informasi Larangan.
Pesan Umum.