Bab Ii PDF
Bab Ii PDF
KAJIAN PUSTAKA
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
(Slameto,2010:2).
Durton mengartikan belajar adalah suatu perubahan dalam diri individu sebagai
individual due to interaction of that individual and his environments which fills a
need and makes him capable of dealing adequality with his environment”
(Mutadi, 2007:12).
Menurut Hilgrad dan Bower dalam buku Baharuddin (2010:13) Belajar (to learn)
belajar memiliki arti dasar adanya aktivitas atau kegiatan dan penguasaan tentang
(2009:35) belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah
Pendapat di atas, dapat penulis simpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang
ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil
Proses terjadinya belajar sangat sulit diamati. Karena itu orang cenderung melihat
tingkah laku manusia untuk disusunmenjadi pola tingkah laku yang akhirnya
sebagai bekal untuk memahami, mendorong dan memberi arah kegiatan belajar.
B. Prinsip-Prinsip Belajar
dalam situasi dan kondisi yang berbeda dan oleh setiap peserta didik secara
Dalam belajar peserta didik diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat dan
Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur penyajian yang
Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga peserta didik dapat belajar
dengan tenang.
C. Teori-Teori Belajar
Menurut Indah Kosmiyah (2012:34-43) beberapa teori belajar yang yang relevan
antara lain :
aspek kognitif dan persepsi untuk memperoleh pemahaman. Teori ini menekankan
pada gagasan bahwa bagian suatu situasi saling berhubungan dalam konteks
Kedua, menurut teori belajar humanisme, proses belajar harus dimulai dan
Ketiga, menurut teori belajar sibernetik, belajar adalah mengolah informasi (pesan
interpretasi.
Menurut Brunner dalam buku Sukiman (2012:30) ada tiga tingkatan utama modus
Uraian di atas memberikan petunjuk bahwa agar proses belajar mengajar dapat
berjalan dengan baik, peserta didik sebaiknya diajak untuk memanfaatkan semua
proses dengan berbagai indera. Semakin banyak alat indera yang digunakan untuk
berfungsi pula sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para guru
a) Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar atau suatu
merupakan suatu upaya menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan belajar. Dalam
hal ini pembelajaran diartikan juga sebagai usaha-usaha yang terencana dalam
memanipulasi sumber-sumer belajar agar terjadi proses belajar dalam diri peserta
didik. Menurut Warsita pembelajaran adalah suatu usaha untuk membuat peserta
didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik. Menurut
disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu
Sedangkan dalam UU No. 2 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 ayat 20,
pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dan sumber belajar pada suatu
b) Prinsip-Prinsip Pembelajaran
sebagai berikut :
1. Pengendalian Kelas
pengendalian kelas merupakan upaya membuat peserta didik secara mental siap
untuk dibelajarkan.
Setelah peserta didik secara mental siap belajar, tugas guru adalah meyakinkan
peserta didik betapa materi pembelajaran yang tengah mereka pelajari penting dan
Tugas inti seorang guru secara profesional adalah memperkenalkan konsep dasar
dari materi pelajaran yang tengah dipelajari, dimulai dari sisi termudah dan paling
banyak cara untuk membuat anak didiknya memahami materi pelajaran, dan bila
perlu membuat kiasan, terutama untuk materi pelajaran yang bersifat abstrak.
4. Latihan
Pemahaman dalam sekali proses akan sangat mudah menguap oleh berbagai
aktivitas lain peserta didik. Memberikan latihan demi latihan baik berupa latihan
memperkuat penguasaan materi yang telah dipelajari. Pemberian tugas dan latihan
mutlak diberikan agar peserta didik berlatih secara terstruktur, sekalipun secara
materi pelajaran. Itu sebabnya kisi-kisi materi pelajaran harus disusun sejelas
dan mendalam.
5. Kendali Keberhasilan
Tugas guru tidak cukup hanya menyampaikan materi pelajaran, tetapi lebih dari
terhadap penguasaan materi pelajaran oleh peserta didik harus dilakukan baik
c) Teori-Teori Pembelajaran
yaitu teori psikologi dan teori belajar maka teori pembelajaran ini dibedakan ke
internal peserta didik yang terjadi selama pengalaman belajar diberikan di kelas.
18
Pengalaman belajar yang diberikan oleh peserta didik harus bersifat penemuan
Menurut teori ini, untuk belajar peserta didik harus mempunyai perhatian
responsif terhadap materi yang akan dipelajari dan semua proses belajar
memerlukan waktu. Setiap peserta didik yang sedang belajar selalu terdapat suatu
alat pengatur internal yang dapat mengontrol motivasi. Pengetahuan tentang hasil
pengontrol.
karena itu, sangat penting untuk mengadakan analisis tugas secara sistematis
didik, yang kemudian disusun secara hierarkis dan diurutkan sedemikian rupa
diri peserta didik. Inisiatif peserta didik harus dimunculkan, dengan kata lain
Istilah pembinaan guru sebenarnya berasal dari kurikulum SD, SMP dan SMA
proses dan hasil belajar”. Selain itu Menurut Purwanto (2003:32) “Supervisi
adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru
dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif”.
2) Layananan Profesional tersebut diberikan oleh orang yang lebih ahli ( kepala
direncanakan tercapai.
mengajar
Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa supervisi merupakan sarana atau alat
untuk membina guru dalam mengajar untuk mencapai hasil yang maksimal.
Pembinaan guru harus dilakukan secara rutin untuk mengetahui sejauh mana
4) Sasaran pembinaan adalah guru atau orang lain yang ada kaitannya.
uasaha-uasaha yang kraetif, memberi fasilitas dan penilaian yang terus menerus,
kemampuan guru”.
yakni tujuan umum dan tujuan khusus. Secara umum bertujuan untuk memberikan
akademik.
22
guru. Supervisor di sini hanya berhadapan dengan seorang guru. Dari hasil
mengajar. Dengan kata lain, untuk melihat apa kekurangan atau kelemahan yang
sekirannya perlu diperbaiki. Tahap-tahap kunjungan kelas terdiri dari empat tahap
yaitu:
3) Tahap akhir kunjungan. Pada tahap ini, supervisor bersama guru mengadakan
ke sekolah lain. Secara umum, aspek-aspek yang diobservasi adalah: (1) usaha-
usaha dan aktivitas guru-siswa dalam proses pembelajaran, (2) cara menggunakan
media pengajaran, (3) variasi metode, (4) ketepatan penggunaan media dengan
materi, (5) ketepatan penggunaan metode dengan materi, dan (6) reaksi mental
para siswa dalam proses belajar mengajar. Pelaksanaan observasi melalui tahap:
c. Pertemuan Individual
kepala sekolah atau ruang guru, di mana sudah dilengkapi dengan alat-alat
Kunjungan antar kelas adalah guru yang satu berkunjung ke kelas yang lain di
berikut :
6) Adakah tindak lanjut setelah kunjungan antar kelas selesai? misalnya dalam
berikutnya.
2. Supervisi Kelompok
yang ditujukan pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang yang akan disupervisi
antara lain melibatkan KKG, MGMP, dan rapat dengan pihak luar sekolah.
pusat atau wilayah, maka tugas kepala sekolah adalah mengelola dan
Guru sebagai otonomi kelas yang memiliki wewenang melakukan reformasi kelas
seperti:
1. Kompetensi Pedagogik
a) Menguasai karakteristik peserta didik, dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial,
pembelajaran
2. Kompetensi Kepribadian
nasional Indonesia.
b) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, beraklak mulia dan teladan bagi
c) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan
berwibawa.
d) Menunjukan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi
3. Kompetensi Sosial
perkembangan jenis kelamin, agam, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga
4. Kompetensi Profesional
tindakan reflektif.
diri.
meningkatkan mutu pendidikan. Seperti kita ketahui peran guru adalah : sebagai
29
Menurut Nanang (2010:106) kinerja guru dalam melayani peserta didik dapat
wajahnya dengan penuh senyuman sebagai wujud simpati dan sambutan hangat
(welcome) terhadap peserta didik sehingga siswa merasa betah melakukan proses
pembelajaran.
melayani apa yang dirasakan dan di butuhkan oleh peserta didik dalam proses
pembelajaran, serta dalam dalam hidupnya penuh antusias berusaha sekuat tenaga
mungkin.
terhadap peserta didik dengan setulus hati sehingga menjadi kesan yang
masa depan siswa yang lebih baik ( visioner ) dan keuntungan ( victory ) atau nilai
Dengan penuh kesan fositif (impresif) di hati peserta didik sehingga peserta didik
merasa betah dan bebas untuk melahirkan berbagai gagasan yang cemerlang
kepedulian kepada peserta didik yang dilakukan secara kooperatif dengan sesame
guru, kepala sekolah, peserta didik atau stakeholder lainya, serta berupaya
membangun prilaku peserta didik sesuai dengan norma yang berlaku dalam
potensi peserta didik sesuai dengan kecerdasannya, bakat dan minatnya sehingga
peserta didik merasa senang (enjoying) dengan penuh kesadaran, komitmen dan
8. Result Oriented
belajar
penyuluhan
sebagai kepala sekolah. Untuk melaksanakan tugas kepala sekolah dengan baik
kepala sekolah. Lima kompetensi yang harus dikuasai oleh seorang kepala sekolah
yaitu :
teladan guru.
sekolah.
kepala sekolah.
secara optimal.
e) Menciptakan budaya dan iklim sekolah yang kondusif dan inovatif bagi
secara optimal.
sekolah.
lanjut.
34
profesional guru.
kaitannya untuk mencapai tujuan yang sudah direncanakan. Berkaitan dengan hal
tersebut terdapat beberapa definisi mengenai kinerja (Smith dalam buku Mulyasa,
2005: 136) menyatakan bahwa kinerja adalah “…..output drive from processes,
human or otherwise”. Kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatu proses.
Dikatakan lebih lanjut oleh Mulyasa bahwa kinerja atau performance dapat
kerja atau unjuk kerja. Kinerja merupakan suatu konsep yang bersifat universal
suatu organisasi untuk memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan agar
kerja, pencapaian kerja, hasil kerja atau unjuk kerja. Kinerja adalah hasil kerja
Sedangkan menurut Akdon dalam Akdon kinerja sebagai outcome hasil keras
masyarakat. Menurut Bates dan Holton, masih dalam Akdon kinerja merupakan
prestasi kerja suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-
dan kesungguhan serta waktu. Prestasi kerja merupakan gabungan dari tiga faktor
penting, yaitu kemampuan dan minat seorang pekerja, kemampuan dan penerima
atas penjelasan delegasi tugas, serta peran dan tingkat motovasi seorang pekerja.
Semakin tinggi ketiga faktor di atas, semakin besarlah prestasi kerja karyawan
bersangkutan.
Kinerja (performance) menurut Drucker (2005 : 134) adalah tingkat prestasi atau
hasil nyata yang dicapai dipergunakan untuk memperoleh suatu hasil positif.
tertentu yang akhirnya secara langsung dapat tercermin dari output yang
dihasilkan baik yang berupa jumlah maupun kualitasnya. Output yang dihasilkan
dapat berupa fisik maupun nonfisik yang menyebutnya berupa karya, yaitu suatu
Dari beberapa pengertian tentang kinerja tersebut di atas dapat penulis simpulkan
bahwa kinerja adalah prestasi kerja yang telah dicapai oleh seseorang. Kinerja
37
atau prestasi kerja merupakan hasil akhir dari suatu aktifitas yang telah dilakukan
seseorang untuk meraih suatu tujuan. Pencapaian hasil kerja ini juga sebagai
bentuk perbandingan hasil kerja seseorang dengan standar yang telah ditetapkan.
Apabila hasil kerja yang dilakukan oleh seseorang sesuai dengan standar kerja
atau bahkan melebihi standar maka dapat dikatakan kinerja itu mencapai prestasi
yang baik.
baik dan tetap melihat jumlah yang akan diraihnya. Suatu pekerjaan harus dapat
dilihat secara mutu terpenuhi maupun dari segi jumlah yang akan diraih dapat
3. Team factors, ditunjukkan oleh kualitas dukungan yang diberikan oleh rekan
sekerja
4. System factors, ditunjukkan oleh adanya sistem kerja dan fasilitas yang
diberikan organisasi
berpedoman pada parameter dan indikator yang ditetapkan yang diukur secara
(2010:51) bahwa : “ Standar kinerja guru itu berhubungan dengan kualitas guru
Penilaan kinerja adalah proses suatu organisasi mengevaluasi atau menilai kerja.
Apabila penilaian prestasi kerja dilaksanakan dengan baik , tertib, dan benar maka
Satuan Pendidikan.
diangkat sebagai sebuah masalah pokok dalam penelitian ini berkaitan dengan
39
rendahnya kualitas kerja guru, sebagai contohnya guru belum menguasai model
dalam penguasaan materi guru tidak mendalam, dalam mengajar guru tidak
pendidikan.
oleh Mulyasa. Menurut Mulyasa (2007: 227) sedikitnya terdapat sepuluh faktor
yang dapat meningkatkan kinerja guru, baik faktor internal maupun eksternal:
Selanjutnya pendapat lain juga dikemukakan oleh Surya (2004: 10) tentang faktor
yang mempengaruhi kinerja guru. “Faktor mendasar yang terkait erat dengan
kinerja profesional guru adalah kepuasan kerja yang berkaitan erat dengan
kesejahteraan guru. Kepuasan ini dilatar belakangi oleh faktor-faktor antara lain :
40
1) Imbalan jasa,
2) Rasa aman,
5) Meningkatkan diri;
6) Motivasi
7) Semangat kerja;
8) Pengetahuan;
9) Keterampilan dan;
berfaedah tidak hanya untuk mengevaluasi kerja dari para karyawan, tetapi juga
prestasi kerja tidak hanya semata-mata menilai hasil fisik, tetapi pelaksanaan
kemampuan, kerajinan, disiplin, hubungan kerja atau hal-hal khusus sesuai bidang
appraisal) adalah proses suatu organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja
mereka.
telah bekerja dengan baik, dan c) memberikan dasar yang kuat bagi pembuatan
Berdasarkan uraian di atas, maka penilaian kinerja dapat dikatakan sebagai proses
penilaian kinerja guru adalah proses yang dilakukan oleh pihak sekolah/lainnya
Apabila penilaian kinerja dilaksanakan dengan baik, tertib, dan benar akan dapat
guru yang ada di dalamnya, dan apabila ini terjadi akan menguntungkan sekolah
itu sendiri. Oleh karena itu penilaian prestasi kerja perlu dilakukan secara formal
Penilaian kinerja guru memiliki manfaat bagi sebuah sekolah karena dengan
penilaian ini akan memberikan tingkat pencapaian dari standar, ukuran atau
terdapat dalam seorang guru dapat di atas serta akan memberikan umpan balik
kepada guru tersebut. Menurut Mangkupawira (2010: 224), manfaat dari penilaian
individu, dan peran sertanya dalam kegiatan sekolah. Penilaian ini tidak hanya
penting bagi sekolah, tetapi juga penting bagi tenaga kependidikan yang
balik terhadap berbagai hal, kemampuan, ketelitian, kekurangan dan potensi yang
promosi, sistem imbalan dan aspek lain dari keseluruhan proses pengembangan
Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa penilaian kinerja penting dilakukan
oleh suatu sekolah untuk perbaikan kinerja guru itu sendiri maupun untuk sekolah
dalam hal menyusun kembali rencana atau strategi baru untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional.
Penilaian yang dilakukan dapat menjadi masukan bagi guru dalam memperbaiki
dan meningkatkan kinerjanya. Selain itu penilaian kinerja guru membantu guru
guna mengembangkan diri menjadi lebih profesional dan pada akhirnya nanti
akan meningkatkan kualitas pendidikan peserta didik. Hal ini menuntut perubahan
pola pikir serta perilaku dan kesediaan guru untuk merefleksikan diri secara
berkelanjutan.
Indikator kinerja merupakan aspek-aspek yang menjadi ukuran tolak ukur dalam
mengemukakan 4 dimensi yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam menilai
Dari empat indikator kinerja di atas dapat disimpulkan bahwa ada dua hal terkait
dengan aspek keluaran atau hasil pekerjaan yaitu kualitas hasil, kuantitas keluaran
dan dua hal terkait aspek perilaku individu yaitu penggunaan waktu dalam bekerja
(tingkat kepatuhan terhadap jam kerja, disiplin) dan kerja sama sehingga keempat
dan panduan bagi organisasi publik dalam menyusun laporan kinerja yaitu :
2. Keluaran adalah segala sesuatu berupa produk/jasa ( fisik dan atau non fisik )
Manfaat dapat berupa tersedianya fasilitas yang dapat diakses oleh publik.
kepentingan umum lainnya yang dimulai oleh capaian kinerja setiap indikator
dapat disimpulkan kelima indikator di atas lebih cenderung pada penilaian kinerja
secara organisasi.
Dari berbagai pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa indikator penilaian
kinerja sangat beragam tergantung dari aspek tertentu yang diukur misalnya
rencana pembelajaran (teaching plans and materials) atau disebut dengan RPP
kelas yaitu :
46
penyusunan silabus yaitu tahap adopsi, adaptasi dan produksi. Pada tahap adopsi
memiliki makna bahwa penyusunan silabus dan RPP hanya mengambil dari
silabus dan RPP yang sudah ada sebelumnya tanpa melakukan penyesuaian atau
revisi apapun, sehingga bisa dikatakan bahwa dalam tahap ini guru bersifat pasif.
Pada tahap adaptasi dalam penyusunan silabus dan RPP guru sudah melakukan
penyesuaian atau revisi terhadap silabus dan RPP yang sudah ada, sehingga bisa
dikatakan guru bersifat aktif. Pada tahap yang paling ideal adalah ketika guru
sudah dapat menghasilkan suatu produk silabus dan RPP sendiri tanpa tergantung
dari silabus dan RPP yang sudah ada. Ada beberapa unsur/komponen yang harus
a) Identitas Silabus
d) Materi Pembelajaran
e) Kegiatan Pembelajaran
f) Indikator
g) Alokasi waktu
h) Sumber pembelajaran
47
Program pembelajaran jangka waktu singkat sering dikenal dengan sitilah RPP,
yang merupakan penjabaran lebih rinci dan spesifik dari silabus, ditandai oleh
adnya komponen-komponen :
a) Identitas RPP
d) Indikator
e) Tujuan pembelajaran
f) Materi pembelajaran
g) Metode pembelajaran
h) Langkah-langkah kegiatan
i) Sumber pembelajaran
j) Penilaian
ditandai oleh adanya kegiatan pengelolaan kelas, penggunaan media dan sumber
belajar, dan penggunaan metode serta strategi pembejaran. Semua tugas tersebut
merupakan tugas dan tanggung jawab guru yang secara optimal dalam
Penilaian hasil belajar adalah kegiatan atau cara yang ditujukan untuk mengetahui
tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dan juga proses pembelajaran yang
telah dilakukan. Pada tahap ini seorang guru dituntut memiliki kemampuan dalam
48
pengolahan, dan penggunaan hasil evaluasi. Pendekatan atau cara yang dapat
PAN adalah cara penilaian yang tidak selalu tergantung pada jumlah soal yang
yang dicapai berdasarkan norma kelas. Siswa yang paling besar skor yang didapat
Sedangkan PAP adalah cara penilaian, dimana nilai yang diperoleh siswa
tergantung pada seberapa jauh tujuan yang tercermin dalam soal-soal tes yang
dapat dikuasai siswa. Nilai tertinggi adalah nilai sebenarnya berdasarkan jumlah
soal tes yang dijawab dengan benar oleh siswa. Dalam PAP ada passing grade
atau batas lulus, apakah siswa dapat dikatakan lulus atau tidak berdasarkan batas
Pendekatan PAN dan PAP dapat dijadikan acuan untuk memberikan penilaian dan
pada kegiatan evaluasi/ penilaian hasil belajar adalah menyusun alat evaluasi. Alat
evaluasi meliputi: tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan. Seorang guru dapat
menentukan alat tes tersebut sesuai dengan materi yang disampaikan. Bentuk tes
tertulis yang banyak dipergunakan guru adalah ragam benar/ salah, pilihan ganda,
menjodohkan, melengkapi, dan jawaban singkat. Tes lisan adalah soal tes yang
diajukan dalam bentuk pertanyaan lisan dan langsung dijawab oleh siswa secara
lisan.
49
Tes ini umumya ditujukan untuk mengulang atau mengetahui pemahaman siswa
adalah tes yang dilakukan guru kepada siswa. Dalam hal ini siswa diminta
melakukan atau memperagakan sesuatu perbuatan sesuai dengan materi yang telah
dan sebagainya. Indikasi kemampuan guru dalam penyusunan alat-alat tes ini
dapat digambarkan dari frekuensi penggunaan bentuk alat-alat tes secara variatif,
karena alat-alat tes yang telah disusun pada dasarnya digunakan sebagai alat
Di samping pendekatan penilaian dan penyusunan alat-alat tes, hal lain yang harus
diperhatikan guru adalah pengolahan dan penggunaan hasil belajar dalam hal ini
adalah pengawasan hasil pembelajaran oleh guru. Ada dua hal yang perlu
diperhatikan dalam pengawasan pembelajaran oleh guru. Hal ini berkaitan dengan
a) Jika bagian-bagian tertentu dari materi pelajaran yang tidak dipahami oleh
bersangkutan.
b) Jika bagian-bagian tertentu dari materi pelajaran tidak dipahami oleh sebagian
disempurnakan.
Ketiga indikator penilaian kinerja guru yang diterbitkan oleh Depdiknas sebagai
Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG) telah dituangkan secara rinci dalam
Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses yang berisi kriteria
Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009, tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan
pendidikan menengah.
dinyatakan bahwa :
lulusan. Standar proses berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan
Republik Indonesia. Standar proses ini berlaku untuk jenjang pendidikan dasar
dan menengah pada jalur formal, baik pada sistem paket maupun pada sistem
kredit semester.
1) Silabus
Silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas mata pelajaran atau
dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan Standar Isi (SI) dan Standar
dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah/
(MGMP) atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan. Pengembangan
di bidang pendidikan untuk SD dan SMP, dan divas provinsi yang bertanggung
jawab di bidang pendidikan untuk SMA dan SMK, serta departemen yang
menangani urusan pemerintahan di bidang agama untuk MI, MTs, MA, dan
MAK.
RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik
dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik. RPP disusun untuk setiap KD yang dapat
dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan
53
b) Standar Kompetensi
diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran.
c) Kompetensi Dasar
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang
e) Tujuan Pembelajaran
f) Materi Ajar
Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis
g) Alokasi Waktu
beban belajar.
h) Metode Pembelajaran
dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau
disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap
indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran.
emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya,
semangat belajar.
55
RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara SK, KD,
komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan
kondisi.
a) Rombongan Belajar
kurang-kurang nya 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dalam 1 (satu)
minggu.
2 Rasio buku teks pelajaran untuk peserta didik adalah 1:1 permata pelajaran
dan
3 Selain buku teks pelajaran, guru menggunakan buku panduan guru, buku
4) Pengelolaan Kelas
1 Guru mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik peserta didik dan
2 Volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat
3 Tutur kata guru santun dan dapat dimengerti oleh peserta didik;
6 Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan hasil
1 Kegiatan Pendahuluan
a) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran;
2 Kegiatan Inti
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
58
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan
didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi.
a) Eksplorasi
1 Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang
4 Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan
atau lapangan.
b) Elaborasi
prestasi belajar;
kelompok.
c) Konfirmasi
1 Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan,
1. Kegiatan Penutup
rangkuman/simpulan pelajaran;
60
Pada penelitian ini peneliti hanya membatasi beberapa point saja antara laian :
belajar dann hubungan sosial dengan sesama. Untuk mencapai tujuan pendidikan
yakni memperoleh perubahan, baik dari segi kognitif, afektif maupun psikomotor
dalam berprilaku menuju yang lebih baik. Tinggi rendahnya kemampuan seorang
guru sangat dipengaruhi oleh diri sendiri, juga dipengaruhi oleh orang lain atau
kinerja guru dalam pengawasan atau tindak lanjuit evaluasi, sangat mempengaruhi
Dengan adanya penelitian kinerja guru dalam proses pembelajaran, maka hasilnya
guru itu sendiri. Karena kinerja yang baik merupakan tugas dan tanggung jawab
seorang guru yang harus diembannya. Guru harus bisa menunjukkan bahwa
bekerja demi terciptanya pendidikan bermutu. Untuk lebih jelas, alur kerangka
kurang maksimal.