Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Praktek Kerja Lapangan merupakan kegiatan akademik yang berorientasi
pada bentuk pembelajaran mahasiswa untuk mengembangkan dan
meningkatkan tenaga kerja yang berkualitas. Dengan mengikuti Praktek Kerja
Lapangan diharapkan dapat menambah pengetahuan, keterampilan dan
pengalaman mahasiswa dalam mempersiapkan diri memasuki dunia kerja
yang sebenarnya. Mengingat mutu pendidikan telah menjadi sorotan di mata
dunia pendidikan baik dari dalam maupun luar negeri demi terciptanya
sumber daya manusia yang berkualitas yang mampu membuat dunia menjadi
maju dan menjadikan kehidupan yang lebih baik.
Mengingat sulitnya untuk menghasilkan tenaga kerja yang terampil dan
berkualitas maka banyak perguruan tinggi berusaha untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia dengan cara meningkatkan mutu pendidikan
dan menyediakan sarana-sarana pendukung agar dihasilkan lulusan yang
handal. Maka dari itu, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN SU Medan
mewajibkan mahasiswanya untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan,
sehingga mahasiwa dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh di
bangku perkuliahan ke dalam lingkungan kerja yang sebenarnya. Selain untuk
memenuhi kewajiban Akademik, diharapkan kegiatan tersebut dapat menjadi
penghubung antara dunia industri dengan dunia pendidikan serta dapat
menambah pengetahuan tentang dunia industri sehingga mahasiswa akan
mampu mengatasi persaingan di dunia kerja.
Praktek Kerja Lapangan merupakan wujud aplikasi terpadu antara sikap,
kemampuan dan keterampilan yang diperoleh mahasiswa dibangku kuliah.
Selain menimba ilmu pengetahuaan, keterampilan dan pengalaman. Praktek
Kerja Lapangan merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan
pendidikan S1 Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara, Medan. Melalui Praktek Kerja Lapangan ini

1
mahasiswa akan mendapat kesempatan untuk mengembangkan cara berpikir,
menambah ide-ide yang berguna dan dapat menambah pengetahuaan
mahasiswa sehingga dapat menumbuhkan rasa disiplin dan tanggung jawab
mahasiswa terhadap apa yang ditugaskan kepadanya.
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan) adalah
badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan
sosial kesehatan. BPJS bertujuan untuk mewujudkan terselenggaranya
pemberian jaminan agar terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi
setiap peserta dan masyarakat.
Oleh karena itu semua teori-teori yang dipelajari dari berbagai mata kuliah
dibangku kuliah dapat secara  langsung dipraktekkan di BPJS Kesehatan
(Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan) Kantor Cabang Medan
yang berhubungan dengan data statistik dan pengaplikasiannya dalam
komputer. Dalam hal ini dapat diketahui bahwa teori yang dipelajari sama
dengan yang ditemui didalam  prakteknya sehingga teori tersebut dapat
dilaksanakan dengan baik. Sebagaimana diketahui bahwa teori merupakan
suatu  ilmu pengetahuan dasar bagi perwujudan praktek. Oleh karena itu
untuk memperoleh pengalaman dan perbandingan antara teori dan praktek,
maka mahasiswa diharuskan menjalani praktek kerja lapangan di instansi
pemerintah atau perusahaan swasta sebagai salah satu syarat yang harus
dipenuhi sebelum menyelesaikan studinya.
1.2 Tujuan Kuliah Kerja Praktik
Kuliah Kerja Praktik Mahasiswa Jurusan Matematika Konsentrasi Operasi
Riset SAINTEK Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN SU) Medan
mempunyai tujuan sebagai berikut ː
 Melatih diri agar tanggap dan peka dalam menghadapi masalah di BPJS
Kesehatan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan) Kantor
Cabang Medan.
 Menemukan dan mengenali penerapan teori statistika dari yang paling
sederhana sampai ke bentuk kompleks untuk mendapatkan dan
memanfaatkan informasi dari sekelompok data.

2
 Membangun sebuah monitoring untuk mempermudah pengolahan data.
1.4 Manfaat Kuliah Kerja Praktik
Manfaat dari Kuliah Kerja Praktik Mahasiswa Jurusan Matematika
Konsentrasi Statistik SAINTEK Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
(UIN SU) Medan mempunyai manfaat sebagai berikut ː
 Mendapatkan pengalaman dalam bersosialisasi dengan lingkungan kerja.
 Mendapatkan pengalaman berinteraksi, menerima keperbedaan pihak lain
sebagai pemicu pengayaan wawasan dan pendewasaan diri.
 Mengenal tingkat dedikasi, ketaatan/ loyalitas dan pola kerja profesional
yang patut di contoh oleh seorang karyawan atau pimpinan untuk
meningkatkan keterampilannya secara progresif yang mengarah pada
pengembangan diri karyawan dan perusahaan.
 Memperluas wawasan, cakrawala pengetahuan, dan pengalaman sebelum
terjun ke bidang yang sesungguhnya.
1.4 Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ini dilakukan
Mahasiswa di BPJS Kesehatan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan) Kantor Cabang Medan. Adapun Ruang Lingkup permasalahan
yang akan dibahas dalam penulisan Laporan PKL ini adalah:
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka Penulis dapat mengambil
pokok permasalahan yang dihadapi Oleh BPJS Kesehatan (Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan) Kantor Cabang Medan adalah
sebagai berikut:
a) Sistem yang dipakai pihak BPJS Kesehatan (Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Kesehatan) Kantor Cabang Medan adalah sistem
digitalisasi/komputer.
b) Membantu Pihak BPJS Kesehatan dalam proses penginputan data
hasil survey rumah sakit, puskesmas, dan klinik.
c) Membantu Pihak BPJS Kesehatan melakukan pengentrian data
berbasis web.

3
d) Menghitung nilai hasil kinerja bagi pegawai BPJS Kesehatan.
e) Membantu pihak BPJS Kesehatan dalam proses pemberitahuan
penunggakan iuran biaya peserta BPJS Kesehatan.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan Identifikasi Masalah diatas, penulis merumuskan masalah
tersebut dalam perumusan masalah. Adapun perumusan masalah dalam
laporan PKL ini adalah:
a) Bagaimana merancang sebuah sistem yang memuat seluruh data yang
terdapat di BPJS Kesehatan KCU Medan?
b) Bagaimana membantu pihak pegawai BPJS Kesehatan dalam proses
penginputan data hasil survey rumah sakit, puskesmas, dan klinik?
c) Bagaimana membantu pihak pegawai BPJS Kesehatan dalam
pengentrian data berbasis web?
d) Bagaimana membantu pihak BPJS melakukan penghitungan nilai
hasil kinerja pegawai BPJS Kesehatan?
e) Bagaimana membantu pihak BPJS Kesehatan dalam proses
pemberitahuan penunggakan iuran biaya peserta BPJS Kesehatan?
3. Batasan Masalah
Adapun batasan permasalannya adalah:
a) Laporan ini hanya membahas tentang masalah yang dihadapi
mahasiswa PKL selama sebulan/30 hari.
b) Menganalisis aspek-aspek permasalahan yang ada disekitar BPJS
Kesehatan.
c) Inputnya adalah mahasiswa diharapkan mampu menyelesaikan atau
mengerjakan tugas yang diberikan pihak BPJS.
d) Outputnya adalah berupa laporan dan solusi/pembahasan dari masalah
yang dihadapi selama PKL.
e) Aplikasi yang digunakan adalah Microsoft Office Excel 2010 dan
Web dari BPJS.

4
BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan


Jaminan pemeliharaan kesehatan di Indonesia sebenarnya sudah ada sejak
zaman kolonial Belanda. Dan setelah kemerdekaan, pada tahun 1949, setelah
pengakuan kedaulatan oleh Pemerintah Belanda, upaya untuk menjamin
kebutuhan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, khususnya pegawai negeri
sipil beserta keluarga, tetap dilanjutkan. Prof. G.A. Siwabessy, selaku Menteri
Kesehatan yang menjabat pada saat itu, mengajukan sebuah gagasan untuk
perlu segera menyelenggarakan program asuransi kesehatan semesta
(universal health insurance) yang saat itu mulai diterapkan di banyak negara
maju dan tengah berkembang pesat.
Pada saat itu kepesertaannya baru mencakup pegawai negeri sipil beserta
anggota keluarganya saja. Namun Siwabessy yakin suatu hari nanti, klimaks
dari pembangunan derajat kesehatan masyarakat Indonesia akan tercapai
melalui suatu sistem yang dapat menjamin kesehatan seluruh warga bangsa
ini.
Pada 1968, pemerintah menerbitkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1 Tahun 1968 dengan membentuk Badan Penyelenggara Dana Pemeliharaan
Kesehatan (BPDPK) yang mengatur pemeliharaan kesehatan bagi pegawai
negara dan penerima pensiun beserta keluarganya.
Selang beberapa waktu kemudian, Pemerintah mengeluarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 22 dan 23 Tahun 1984. BPDPK pun berubah status dari
sebuah badan di lingkungan Departemen Kesehatan menjadi BUMN, yaitu
PERUM HUSADA BHAKTI (PHB), yang melayani jaminan kesehatan bagi
PNS, pensiunan PNS, veteran, perintis kemerdekaan, dan anggota
keluarganya.
Pada tahun 1992, PHB berubah status menjadi PT Askes (Persero) melalui
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1992. PT Askes (Persero) mulai
menjangkau karyawan BUMN melalui program Askes Komersial.

5
Pada Januari 2005, PT Askes (Persero) dipercaya pemerintah untuk
melaksanakan program jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin (PJKMM)
yang selanjutnya dikenal menjadi program Askeskin dengan sasaran peserta
masyarakat miskin dan tidak mampu sebanyak 60 juta jiwa yang iurannya
dibayarkan oleh Pemerintah Pusat.
PT Askes (Persero) juga menciptakan Program Jaminan Kesehatan
Masyarakat Umum (PJKMU), yang ditujukan bagi masyarakat yang belum
tercover oleh Jamkesmas, Askes Sosial, maupun asuransi swasta. Hingga saat
itu, ada lebih dari 200 kabupaten/kota atau 6,4 juta jiwa yang telah menjadi
peserta PJKMU. PJKMU adalah Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) yang
pengelolaannya diserahkan kepada PT Askes (Persero).
Langkah menuju cakupan kesehatan semesta pun semakin nyata dengan
resmi beroperasinya BPJS Kesehatan pada 1 Januari 2014, sebagai
transformasi dari PT Askes (Persero). Hal ini berawal pada tahun 2004 saat
pemerintah mengeluarkan UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan
Sosial Nasional (SJSN) dan kemudian pada tahun 2011 pemerintah
menetapkan UU Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) serta menunjuk PT Askes (Persero) sebagai
penyelenggara program jaminan sosial di bidang kesehatan, sehingga PT
Askes (Persero) pun berubah menjadi BPJS Kesehatan.
Melalui Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat
(JKN-KIS) yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan, negara hadir di
tengah kita untuk memastikan seluruh penduduk Indonesia terlindungi oleh
jaminan kesehatan yang komprehensif, adil, dan merata.
2.2 Fungsi BPJS Kesehatan
Undang-undang BPJS menentukan bahwa BPJS Kesehatan berfungsi
menyelenggarakan program jaminan kesehatan. Jaminan kesehatan menurut
undang-undang SJSN diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip
asuransi sosial dan prinsip ekuitas, dengan tujuan menjamin agar peserta
memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan erlindungan dalam
memenuhi kebutuhan dasar kesehatan.

6
2.3 Tugas BPJS
Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana tersebut di atas BPJS bertugas
untuk:
a. Melakukan dan/atau menerima pendaftaran peserta;
b. Memungut dan mengumpulkan iuran dari peserta dan pemberi kerja;
c. Menerima bantuan iuran dari pemerintah;
d. Mengelola dana Jaminan Sosial untuk kepentingan peserta;
e. Mengumpulkan dan mengelola data peserta program jaminan sosial;
f. Membayarkan manfaat dan/atau membiayai pelayanan kesehatan sesuai
dengan ketentuan program jaminan sosial; dan
g. Memberikan informasi mengenai penyelenggaraan program jaminan sosial
kepada peserta dan masyarakat.
2.4 Wewenang BPJS
Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud diatas BPJS
berwewenang :
a. Menagih pembayaran iuran;
b. Menempatkan jaminan sosial untuk investasi jangka pendek dan jangka
panjang dengan mempertimbangkan aspek likuiditas, solvabilitas, kehati-
hatian, keamanan dana, dan hasil yang memadai;
c. Melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas kepatuhan peserta dan
pemberi kerja dalam mematuhi kewajibannya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan jaminan sosial nasional;
d. Membuat kesepakatan dengan fasilitas kesehatan mengenai besar
pembayaran fasilitas kesehatan yang mengacu pada standar tarif yang
diterapkan oleh pemerintah;
e. Membuat atau menghentikan kontrak kerja dengan fasilitas kesehatan;
f. Mengenakan sanksi administratif kepada peserta atau pemberi kerja yang
tidak memenuhi kewajibannya;
g. Melaporkan pemberi kerja kepada instansi yang berwenang mengenai
ketidak patuhannya dalam membayar iuran atau dalam memenuhi
kewajiban lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
dan

7
h. Melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam rangka penyelenggaraan
program jaminan sosial.

 Visi
Terwujudnya jaminan kesehatan yang berkualitas tanpa
diskriminasi.
 Misi
1. Memberikan layanan terbaik kepada peserta dan masyarakat.
2. Memperluas kepesertaan program jaminan kesehatan mencakup seluruh
penduduk Indonesia.
3. Bersama menjaga kesinambungan finansial program jaminan kesehatan.

 Nilai-Nilai Inti
Core values (nilai–nilai inti) BPJS merupakan pondasi yang kokoh
untuk membangun jati diri dan penuntun perilaku setiap insan BPJS dalam
melaksanakan tugas.
Nilai-nilai Inti BPJS terdiri dari:

1. PROFESIONAL

a. Kompeten
   Mempunyai keahlian dalam bidang tugas yang diemban
b. Efektif
    Memberikan hasil maksimal
c. Efisien
    Mengerjakan setiap tugas secara produktif, dengan sumber daya
minimal
d. Inovatif
   Selalu melaukan permbaruan atau penyempurnaan melalui proses
pembelajaran diri secara terus menerus.
e. Sistemik
    Meyakini bahwa setiap pekerjaan mempunyai tata urutan proses
perkerjaan yang satu menjadi bagian tidak terpisahkan dari  pekerjaan
yang lain.

8
2. INTEGRITAS

a. Dedikasi
   Memiliki pengabdian yang tinggi terhadap profesi yang diemban
dan institusi
b. Disiplin
    Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan
c. Konsisten
    Satunya kata dengan perbuatan
d. Terbuka
    Menghargai ide, saran, pendapat, masukan, dan kritik dari berbagai
kalangan peserta.
e. Akuntabel
    Bertanggung jawab dan setiap langkahnya terukur

3. AMANAH

a. Terpercaya
   Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan, yang tidak hanya
didasarkan pada logika tetapi juga sekaligus menyentuh dimensi
mental spiritual
b. Jujur
   Melaksanakan semua pekerjaan dengan tidak menyimpang dari
prinsip moralitas
c.Tulus
  Melaksanakan tugas tanpa pamrih, menghindari konflik kepentingan
(pribadi, kelompok, dan golongan), serta mendedikasikan semua
tugas untuk perlindungan kehidupan manusia, sebagai amal ibadah
atau perbuatan untuk Tuhan Yang Maha Esa
d. Adil
    Menempatkan sesuatu secara berkeadilan dan memberikan haknya

2.5 Lokasi Perusahaan


BPJS Kesehatan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan) Kantor
Cabang Utama Medan

9
Jl. Karya No.135, Karang Berombak, Kec. Medan Barat, Kota Medan,
Sumatera Utara 20117.
Telp (061) 6613317, Fax (061)6612108, Hotline : 0812 6436 711, E-mail :
kcu-medan@bpjs-kesehatan.go.id, website : www.bpjs-kesehatan.go.id
2.6 Logo Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan)

Sumber ː BPJS Kesehatan

Logo pada BPJS Kesehatan memiliki warna biru, hijau dan putih dan
disetiap warna memiliki arti khusus, yaitu :

 Logo terdiri dari tiga macam warna yaitu biru, hijau, dan putih. dimana
warna biru melambangkan kejujuran, kepercayaan dan kedamaian,
sedangkan warna hijau melambangkan kesehatan, lalu warna putih
menyimbolkan bersih dan suci.
 Ada empat kepala orang dengan lengan saling bergandengan tangan yang
melambangkan gotong royong, warna biru sebagai perwakilan pihak
BPJS, sedangkan warna hijau sebagai perwakilan rumah sakit. keempat
orang tersebut juga melambangkan para peserta BPJS yang saling
bekerjasama. hal ini selaras dengan semboyan yang sering disampaikan
yaitu “dengan gotong royong semua tertolong”.
 Ada logo recycle warna hijau ditengah keempat orang yang
menyimbolkan proses layanan kesehatan.
 Kata BPJS adalah kependekan dari “Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial”. berwarna biru berarti bisa dipercaya, jujur dan damai.
 Kata Kesehatan merupakan penjelas dari program BPJS yang bergerak
dibidang sosial kesehatan. warnanya hijau yang melambangkan jiwa raga
sehat.

10
 Gambar plus berwarna putih ditengah melambangkan rumah sakit, klinik,
puskesmas, dokter keluarga, atau penyelenggara layanan kesehatan
lainya sebagai tempat untuk mendapatkan layanan kesehatan yang bersih.
 Dibagian bawah ada kata badan penyelenggara jaminan sosial berwarna
biru bermakna bisa dipercaya, jujur, serta damai.

11
BAB III

ORGANISASI DAN MANAJEMEN

3.1 Struktur Organisasi


3.1.1 Struktur Organisasi BPJS Kesehatan (Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Kesehatan)

Deskripsi
Peraturan direksi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan
nomor 10 tahun 2017 tentang struktur organisasi Badan Penyelenggra
jaminan Sosial Kesehatan tahun 2017.
Dari struktur di atas dijabarkan tugas-tugas dari setiap struktur
dimulai dari atas hingga per setiap devisi, maka penjabarannya dalah :
1. Dewan Pengawas
Dewan pengawas merupakan organ BPJS Kesehatan yang bertugas
untuk melakukan pengawasan atas pelaksanaan pengurusan BPJS
Kesehatan oleh Direksi dan memberikan nasihat kepada Direksi dalam

12
penyelenggaraan program Jaminan Sosial Kesehatan oleh BPJS
Kesehatan.
Dalam menjalankan fungsi pengawasan atas pelaksanaan tugas
BPJS Kesehatan, berdasarkan pasal 22 ayat (2) Undang-Undang
Nomor 24 tahun 2011, Dewan Pengawas bertugas :
a. Melakukan pengawasan atau kebijakan pengelolaan BPJS
Kesehatan dan Kinerja Direksi;
b. Melakukan pengawasan dan atau atas pelaksanaan pengelolaan
dan pengembangan dana Jaminan Sosial oleh Direksi;
c. Memberikan saran, nasihat, dan pertimbangan kepada Direksi
mengenai kebijakan dan pelaksanaan pengelolaan BPJS
Kesehatan;
d. Menyampaikan dan melakukan lapaoran pengawasan
penyelnggaraan Jaminan Sosial sebagai bagian dari laporan
BPJS Kesehatan kepada Presidan dengan tembusan kepada
DJSN.
Dalam pelaksanaan tugas Pengawasan dan pemberian nasihat
kepada Direksi, Dewan Pengawas berdasarkan pasal 22 ayat (3)
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 memiliki wewenang sebagai
berikut :
a. Menetapkan rencana kerja anggaran tahunan BPJS Kesehatan;
b. Mendapatkan dan atau lebihnya meminta laporan dari Direksi;
c. Mengakses dari padanya sebuah data dan informasi mengenai
penyelenggaraan BPJS Kesehatan;
d. Melakukan penelaahan terhadap data dan informasi mengenai
penyelenggaraan BPJS Kesehatan;
e. Memberikan saran dan atau rekomendasi kepada Presiden
mengenai kinerja Direksi.
Anggota organ pendukung Dewan Pengawas berasal dari luar
pegawai BPJS Kesehatan dan atau Dewan Pengawas. Selama
menjabat, anggota dewan pendukung Dewan Pengawas tidak boleh
merangkap jabtan di Lembaga Pemerintah atau badan hukum lainnya.

13
Pembentukan dan pengangkatan organ Dewan Pengawas
ditetapkan dalam Keputusan Dewan Pengawas.
Bahwa dalam rangka membantu Dewan Pengawas dalam
melaksanakan tugasnya, dibentuk organ Dewan Pengawas, yang
terdiri atas :
1. Sekretaris Dewan Pengawas;
2. Komite Manajemen Resiko;
3. Komite Audit.
Dari setiap organ pengawas tadi dapat dijabarkan tugas dan
wewenangnya sebagai berikut :
1. Sekretaris Dewan Pengawas
Sekretaris Dewan Pengawas bertugas melakukan kegiatan
untuk membantu Dewan Pengawas dalam melakukan tugasnya
berupa :
a. Mempersiapkan rapat, termasuk bahan rapat (briefing
sheef) Dewan Pengawas;
b. Membuat risalah rapat Dewan Pengawas;
c. Mengadministrasikan selebihnya dari hasil dokumen
Dewan Pengawas, baik surat masuk, surat keluar, risalah
rapat maupun dokumen lainnya;
d. Menyusun rancangan kerja dan anggaran Dewan
Pengawas;
e. Menyusun rancangan laporan-laporan Dewan Pengawas;
f. Memberikan masukan kepada Dewan Pengawas mengenai
kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan;
g. Memberikan informasi yang dibutuhkan oleh Dewan
Pengawas secara berkala dan atau sewaktu-waktu apabila
diminta;
h. Bertindak sebagai penghubung (liaision officer) Dewan
Pengawas dengan Direksi dan pihak lainnya;
i. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Dewan
Pengawas.

14
Sedangkan kewenangan dari Dewan Pengawas adalah :
a. Menjalankan sistem dan prosedur persuratan maupun
kearsipan yang ada dalam lingkungan kewenangan Dewan
pengawas yang telah ditetapkan Dewan pengawas;
b. Berdasarkan surat penugasan tertulis dari Dewan
pengawas, Sekretaris Dewan Pengawas dapat mengakses
catatan atau informasi tentang pegawai, dana, aset, serta
sumber daya lainnya milik BPJS Kesehatan yang
berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya;
c. Mengimpun data/informasi/penjelsan yang dibutuhkan
Dewan Pengawas kepada pihak-ihak yang terkait di dalam
maupun di luar BPJS Kesehatan untuk keperluan
pelaksanaan tugas Dewan Pengawas;
d. Menggunakan fasilitas-fasilitas kesekretariatan Dewan
Pengawas untuk melaksanakan tugas-tugasnya.
Dan dengan kewajiban sebagai berikut :
a. Sekretaris Dewan Pengawas wajib melaporkan secara
tertulis hasil penugasan kepada Dewan Pengawas;
b. Sekretaris Dewan Pengawas wajib menjaga kerahasiaan
dokumen, data, dan informasi BPJS Kesehatan, baik yang
diperoleh dari pihak internal maupun eksternal dan hanya
digunakan untuk kepentingan tugasnya.
2. Komite Manajemen Resiko
Tugas komite manajemen resiko yang merupakan
penunjang dari dewan pengawas tadi adalah :
a. Mendapatkan pemahaman atas manajemen resiko BPJS
Kesehatan;
b. Melakukan evaluasi terhadap berbagai model pengukur
resiko yang digunakan oleh BPJS Kesehatan dan
memberikan rekomendasi penyempurnaan lebih lanjut;
c. Memantau kesesuaian berbagai kebijakan dan pelaksanaan
kepada manajemen resiko BPJS Kesehatan;

15
d. Memantau berbagai potensi resiko yang dihadapi BPJS
Kesehatan;
e. Mengevaluasi terhadap kebijakan manajemen resiko BPJS
Kesehatan;
f. Melakukan koordinasi implementasi dan pengawas
keberadaan dan tingkat efektivitas masing-masing
komponen Enterprise Risk Management dalam BPJS
Kesehatan;
g. Mengukur keefektivitasan masing-masing komponen daeri
ERM (Environmental Resources Management) yang telah
diterapkan di BPJS Kesehatan;
h. Melakukan analisis atas laporan kinerja yang disampaikan
manajemen secara berkala dan memberikan rekomendasi
kepada Dewan Pengawas;
i. Membantu Dewan Pengawas dalam melakukan evaluasi
kinerja operasional BPJS Kesehatan;
j. Selain tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
Dewan Pengawas dapat memberikan penugasan lain
kepada komite.
Guna kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya,
Komite Manajemen Resiko memiliki kewenangan untuk :
a. Mengakses secara penuh, bebas dan tidak terbatas
terhadap setiap kebijakan yang berkaitan dengan
pengelolaan resiko di BPJS Kesehatan;
b. Bekerjasama dengan mitra kerja diantaranya Sekretaris
Dewan Pengawas Komite lainnya, tim terkait di level
manajemen, internal audit, satuan kerja Manajemen
Resiko dan unit-unit operasional BPJS Kesehatan yang
berkaitan dengan tugasnya;
c. Mengikuti prosedur kerja sesuai dengan peraturan yang
berlaku;

16
d. Mempekerjakan tenaga ahli dan atau konsultan untuk
membantu KMR dengan persetujua tertulis Dewan
Pengawas dan atas biaya BPJS Kesehatan, jika diperlukan;
e. Membentuk satu tim yang bersiafat ad-loc, dengan kriteria
dan periode penugasannya sesuai dengan kebutuhan dan
jenis pekerjaannya, jika diperlukan;
f. Memperoleh masukan dari pihak eksternal independen
yang profesional dalam rangka pelaksanaan tugas dan
peningakatan kemampuan anggota Komite Manajemen
Resiko apabila diperlukan.
3. Komite Audit
Tugas dari komite audit adalah sebegai berikut :

a. Membantu Dewan Pengawas untuk memastikan


efektivitas pelaksanaan tugas eksternal auditor dan internal
auditor;
b. Menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang
dilaksanakan oleh Satuan Pengawas Internal maupun
auditor eksternal;
c. Memberikan surat rekomendasi sebagaimana mengenai
penyempurnaan system pengendalian manajemen serta
pelaksanaanya;
d. Memastikan telah terdapat prosedur evaluasi yang
memuaskan terhadap segala informasi yang dikeluakan
BPJS Kesehatan;
e. Memberikan surat rekomendasi sebagaimana mengenai
penunjukan auditor eksternal;
f. Melakukan pengidentifikasian mengenai hal-hal yang
memerlukan perhatian Dewan Pengawas serta tugas-tugas
Dewan Pengawas lainya;
g. Melakukan analisis atas laporan kinerja yang disampaikan
manajemen secara berkala dan memberikan rekomendasi
kepada Dewan Pengawas

17
h. Membantu dewan pengawas dan melakukan evaluasi
kinerja operational BPJS Kesehatan;
i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan
Pengawas.

Sedangkan jika dilihat dari wewenangnya adalah sebagai


berikut :

a. Berdasarkan surat penugasan tertulis dari Dewan


Pengawas, dapat mengakses catatan atau informasi tentang
pegawai, dana, asset, serta sumberdaya lainya milik BPJS
Kesehatan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya;
b. Berkomunikasi langsung dengan karyawan, termasuk
Direksi dan pihak yang menjalankan fungsi audit internal,
manajemen resiko, dan auditor eksternal terkait tugas dan
tanggung jawab Komite Audit;
c. Melibatkan pihak independen diluar anggota Komite
Audit yang diperlukan untuk membantu pelaksanaan
tugasnya (jika diperlukan);
d. Melakukan kewenangan lain yang diberikan oleh Dewan
Pengawas.

2. Direktur Utama
Direktur Utama, dengan tugas utamanya memimpin dan
bertanggung jawab atas setiap aktivitas yang dijalankan oleh BPJS
Kesehatan, membuat kebijakan umum dan mengambil keputusan
strategis BPJS Kesehatan serta bertindak sebagai koordinator Direksi.
3. Deputi Direksi
Direksi BPJS Kesehatan yang selanjutnya disebut Direksi adalah
Organ BPJS Kesehatan yang berwenang dan bertanggung jawab
penuh atas pengurusan BPJS Kesehatan untuk kepentingan BPJS
Kesehatan, serta mewakili BPJS Kesehatan, baik didalam maupun
diluar pengadilan.

18
Dalam menjalankan fungsinya, sesuai ketentuan Pasal 24 ayat (2)
Undang-Undang Nomor 24 tahun 2011, Direksi bertugas untuk :

a. Melaksanakan pengelolaan BPJS Kesehatan yang meliputi


perencanaan pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi;
b. Mewakili BPJS Kesehatan di dalam dan di luar pengadilan; dan
c. Menjamin tersedianya fasilitas dan akses bagi Dewan Pengawas
untuk melaksanakan fungsinya.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 24


ayat (2) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011, Direksi berwenang
untuk :

a. Melaksanakan wewenang BPJS Kesehatan;


b. Menetapkan struktur organisasi beserta tugas pokok dan fungsi,
tata kerja organisasi, dan system kepegawaian;
c. Menyelenggarakan manajemen kepegawaian BPJS Kesehatan
termasuk mengangkat, memindahkan, dan memberhentikan
pegawai BPJS Kesehatan serta menetapkan penghasilan pegawai
BPJS Kesehatan;
d. Mengusulkan kepada Presiden penghasilan bagi Dewan Pengawas
dan Direksi BPJS Kesehatan;
e. Menetapkan ketentuan dan tata cara pegadaan barang dan jasa
dalam rangka penyelenggaraan tugas BPJS Kesehatan dengan
memperhatikan prinsip transparansi, akuntabilitas, efisiensi, dan
efektivitas;
f. Melakukan pemindahtanganan asset tetap BPJS Kesehatan yang
bernilai lebih dari Rp. 100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah)
dengan persetujuan Dewa Pengawas;
g. Melakukan pemindahtanganan asset tetap BPJS Kesehatan yang
bernilai lebih dari Rp. 100.000.000.000,00 (sereatus miliar
rupiah) sampai dengan Rp. 500.000.000.000,00 (lima ratus miliar
rupiah) dengan persetujuan Presiden, dan

19
h. Melakukan pemindahtanganan asset tetap BPJS Kesehatan yang
bernilai lebih dari Rp. 500.000.000.000,00 (lima ratus miliar
rupiah) dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia.

4. Direktur Perluasan dan Pelayanan Peserta


Direktur perluasan dan pelayanan peserta, dengan tugas utamanya
menetapkan kebijakan yang terkait dengan kegiatan oprasional yaitu
meliputi kebijakan kepersetaan, Pemasaran dan hubugan pelanggan
serta mengoordinasikan, mengendalikan dan bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan aktivitas tertkait sesuai dengan kebijakan,
pedoman dan perencanaan yang telah ditetapkan.
5. Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan
Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan, dengan tugas utamanya
menetapkan kebijakan yang terkait dengan kegiatan oprasioanal yaitu
meliputi kebijakan pelayanan, jaminan pelayanan kesehatan dan obat,
promosi dan evaluasi pelayanan kesehatan, kemitraan dengan fasilitas
kesehatan serta mengoordinasikan, mengendalikan dan bertanggung
jawab terhadap pelaksanaan aktifitas terkait sesuai dengan kebijakan,
pedoman dan perencanaan yang telah ditetapkan.

6. Direktur Keuangan dan Investasi


Direktur Keuangan dan Investasi, dengan tugas utamanya
menetapkan kebijakan BPJS Kesehatan mengenai akutansi, investasi
dan keuangan serta mengoordinasikan, mengendalikan dan
bertanggung jawab, terhadap pelaksanaan aktivitas terkait sesuai
dengan kebijakan, pedoman dan perencanaan yang telah ditetapkan.
7. Direktur Perencanaan, Pengembangan, dan Manajemen Resiko
Direktur Perencanaan, Pengembangan, dan Manajemen Resiko,
dengan tugas utamanya menyiapkan perencanaan BPJS Kesehatan
jangka pendek dan jangka panjang dan laporan manajemen BPJS
Kesehatan, melakukan evaluasi atas kinerja BPJS Kesehatan secara
regular, melaksanakan penelitian dan pengembangan terkait dengan

20
core proses BPJS Kesehatan, pengelolaan aktuaria dan pengelolaan
resiko yang evektif dan efisien serta mengoordinasikan,
mengendalikan dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan aktivitas
terkait sesuai dengan kebijakan, pedoman dan perencanaan yang telah
ditetapkan.
8. Direktur Sumber Daya Manusia, dan Umum
Direktur Sumber Daya Manusia, dan Umum, dengan tugas
utamanya menetapkan kebijkan BPJS Kesehatan mengenai Sumber
Daya Manusia (SDM) dan Organisasi dan Sumber Daya Sarana (SDS)
serta, mengoordinasikan, mengendalikan dan bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan aktivitas terkait sesuai dengan kebijakan,
pedoman dan perencanan yang telah ditetapkan.
9. Direktur Kepatuhan, Hukum dan Hubungan Antar Lembaga
Direktur Kepatuhan, Hukum dan Hubungan Antar Lembaga,
dengan tugas utamanya menetapkan kebijakan BPJS Kesehatan terkait
dengan hukum dan regulasi, terjalinya hubungan kemitraan dengan
Lembaga Negara dan atau lemabaga / Organisasi terkait lainya
melalui pengembangan konsep dan strategi, serta komunikasi,
koordinasi dan kerja sama antar lembaga guna mendukung dan
oprasionalisasi BPJS Kesehatan.
10. Direktur Teknologi Informasi
Direktur Teknologi Informasi, dengan tugas utamnya menetapkan
kebijakan BPJS Kesehatan mengenai teknologi diantaranya
tersedianya kebijakan strategis dan layanan Teknologi informasi
melalui perencanaan, perancangan, pengembangan, dan implementasi,
serta pemeliharaan jaringan dan infrastruktur di seluruh unit kerja
guna mendukung tersediananya system Informasi Manajemen BPJS
Kesehatan yang handal dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
aktivitas terkait sesuai dengan kebijakan, pedoman dan perencanaan
yang telah ditetapkan.
3.1.2 Struktur Organisasi BPJS Kesehatan Kantor Cabang Utama
Medan

21
Divisi Regional

Kepala KCU BPJS


Kesehatan Medan

Kepala unit Kepala unit Kepala unit Kapala unit Kepala unit Kepala unit
keuangan dan pelayanan umum dan TI pemasaran pelayanan kepesertaan dan
penagihan manfaat primer manfaat pelayanan
rujukan peserta

Kantor layanan
operasional
(Kota/Kab)

22
Dari struktur di atas dijabarkan tugas-tugas dari setiap struktur dimulai
dari atas hingga per setiap devisi, maka penjabarannya dalah :
1. Kepala cabang BPJS Kesehatan Medan bertugas dalam bertanggung
jawab atas seluruh unit yang ada di BPJS Kesehatan Medan;
2. Kepala unit keuangan dan penagihan bertugas dalam mengurusi gaji,
membayar publikasi, mengelola pemasukan dan pengeluaran mengenai
keuangan;
3. Kepala unit pelayanan manfaat primer bertugas menangani fasilitas
kesehatan tingkat pertama seperti puskesmas, klinik, dan dokter yang
ingin bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dengan cara kredensialing
atau menyeleksi dokter baru. Selain itu unit pelayanan manfaat primer
bertugas dalam memelihara fasilitas kesehatan tingkat pertama, termasuk
dalam pembayaran fasilitas kesehatan;
4. Kepala unit umum dan TI bertugas dalam mengerjakan pekerjaan yang
tidak dikerjakan unit lainnya, mendukung seluruh unit kantor,
supporting, berhubungan langsung dengan pihak eksternal, dan
pemeliharaan TI bertugas dalam aplikasi secara teknis;
5. Kepala unit pemasaranbertugas dalam melakukan kampanye menganai
BPJS Kesehatan, memberikan informasi, pengenalan dan edukasi
mengenai prosedur dan sistem yang ada pada BPJS Kesehatan. Selain itu
unit pemasaran bertugas dalam mencari potensi untuk perekrutan
kerjasama dengan badan usaha dan perusahaan;
6. Kepala unit palayanan manfaat rujukan bertugas dalam berhubungan
rumah sakit yang ingin bekerjasama dengan BPJS Kesehatan;
7. Kepala unit kepesertaan dan pelayanan peserta bertugas dalam
melakukan edukasi kepada peserta BPJS Kesehatan yang sudah memiliki
kartu BPJS Kesehatan. Tugas bagian kepesertaan lainnya yaitu
berhubungan dengan pihak internal.

23
BAB IV

TEMUAN KASUS DAN PEMBAHASAN


4.1 Kasus
Beberapa temuan kasus yang dihadapi peserta PKL Mahasiswa
Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN SU Medan selama berada di
BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kota Medan diantaranya:
1. Verifikasi obat apotak Sutomo dan apotek varia;
2. Mendata profil Puskesmas/klinik;
3. Klaim tagihan obat apotek Citra Farma dibulan Mei;
4. Menyusun PKS (Kerjanjian Kerja Sama) ke dalam pakar;
5. Mengentri WTA (Walk Through Audit) puskesmas dan klinik;
6. Menginput hasil rekredensialing;
7. Mendata Pakta Integritas bulan September;
8. Periksa SIO (Surat Izin Operasional) puskesmas/kliik dan SIP (Surat Izin
Praktik) perawat dan dokter.
4.2 Pembahasan
1. Verifikasi obat apotek sutomo dan apotek varia
Verifikasi obat ini merupakan verifikasi obat pasien yang diajukan
klinik/puskemas. BPJS Kesehatan melakukan verifikasi obat pasien yang
telah diajukan pihak klinik/puskesma melalui web BPJS untuk
mempermudah klaim tagihan obat dari klinik/puskesmas. Pada verifikasi
obat, mahasiswa pkl harus masuk ke halaman utama dahulu dari sistem
monitoring berbasis web saat kita membuka web browser dan mengetik
link https://apotek.bpjs-kesehatan.go.id/apotek/ dimana sistem
monitoring ini hanya bisa ditampilkan khusus dengan menggunakan
jaringan dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
Setelah masuk ke halaman utama dari sistem monitoring, maka
proses selanjutnya melakukan login, dengan masuk username dan
password yang hanya diketahui oleh admin yang bersangkutan, dan disini
salah satu mahasiswa pkl dikasih user name dan password nya untuk
memverifikasi obat peserta BPJS Kesehatan.

24
Setelah mahasiswa pkl melakukan login, maka akan muncul pilihan
apotek yang akan dibuka, lalu klik open maka akan mucul beberapa
menu pada sistem monitoring yaitu home.

Lalu klik verifikasi obat, pilih bulan yang akan diverifikasi, pilih belum
verifikasi, klik nama peserta, verifikasi, dan logout. Dimana pada setiap
menu – menu mempunyai fungsi – fungsi tertentu. Dan mahasiswa pkl
memilih untuk verifikasi obat, dikarenakan disini mahasiswa pkl disuruh
untuk verifikasi obat apotek sutomo dan varia.

2. Mendata profil Puskesmas/klinik


Profil puskesmas/klinik adalah berkas-berkas pengajuan
perpanjangan kerjasama dengan pihak BPJS Kesehatan. Penyerahan

25
profil Puskesmas/klinik ke BPJS Kesehatan dilakukan setiap setahun
sekali, penyerahan paling lambat 3 bulan sebelum masa perjanjian kerja
sama berakhir. Tugas mahasiswa adalah mendata puskesmas/klinik yang
sudah mengantarkan berkas.
3. Klaim tagihan obat apotek Citra Farma dibulan Mei
Klaim tagihan obat adalah klaim harga obat pasien yang akan
dibayarkan oleh pihak BPJS ke puskesmas/klinik yang mengajukan.
Klaim tagihan obat ini dilakukan per bulan. Tugas mahasiswa adalah
klaim harga obat diatas seratus ribu rupiah.
4. Menyusun PKS (Perjanjian Kerja Sama) ke dalam pakar
PKS (Perjanjian Kerja Sama) adalah peraturan-peraturan tentang
perjanjian kerjasama antara puskesmas/klinik dengan BPJS Kesehatan.
Tugas mahasiswa adalah mendata PKS puskesmas/klinik lalu masukkan
ke pakar yang berada di lemari MPKP.
5. Mengentri WTA (Walk Through Audit) puskesmas dan klinik
Walk Throught Audit (WTA) adalah suatu alat bantu untuk
melakukan evaluasi terhadap pelayanan kesehatan, fasilitas kesehatan
dalam meningkatkan indeks kepuasan peserta. Hasil penilaian WTA
dievaluasi setiap bulannya. Hasil WTA digunakan untuk meningkatkan
pelayanan. Adapun beberapa komponen penilaian diantaranya terhadap
waktu tunggu, alur pelayanan, iuran biaya, pelayanan ketetapan jadwal,
keramahan, dan sarana prasarana. Tugas mahasiswa adalah mengentri
puskesmas/klinik yang sudah memberikan WTA.

6. Menginput hasil rekredensialing

26
Rekredensialing adalah uji kelayakan faskes yang melakukan kerja
sama dengan BPJS Kesehatan. Kriteria teknis kredensialing adalah
sumber daya manusia, kelengkapan sarana dan prasarana, lingkup
pelayanan, dan komitmen pelayanan. Perpanjangan kerjasama faskes
dengan BPJS Kesehatan dilakukan setelah rekredensialing paling lambat
3 bulan sebelum masa perjanjian kerja sama berakhir. Tugas mahasiswa
adalah meninput hasil kredensialing yang telah diisi pegawai ke form Ms.
Excel yang telah disediakan.
7. Mendata Pakta Integritas bulan September
Pakta integritas adalah pernyataan perubahan sumber daya manusia
di Fasilitas Kesehatan Tingat Pertama (FKTP). Tugas Mahasiswa adalah
mendata pakta integritas bulan september.
8. Periksa SIO (Surat Izin Operasional) puskesmas/kliik dan SIP (Surat Izin
Praktik) perawat dan dokter
Pemeriksaan SIO (Surat Izin Operasional) puskesmas/klinik dan
SIP (Surat Izin Praktik) perawat dan dokter pada profil puskesmas/klinik.

27
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu mata kuliah yang
terdapat pada kurikulum program S-1 Matematika Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Sumatera Utara, yang berarti wajib dilaksanakan penulis
untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan studi S-1. Praktik Kerja
Lapangan merupakan program yang dilakukan untuk memberikan gambaran
yang lebih komprehensif mengenai dunia kerja bagi para mahasiswa
sekaligus memberikan kesempatan mengaplikasikan teori dan praktik di
lapangan.
Praktek Kerja Lapangan merupakan wujud aplikasi terpadu antara sikap,
kemampuan dan keterampilan yang diperoleh mahasiswa dibangku kuliah.
Selain menimba ilmu pengetahuaan, keterampilan dan pengalaman.Melalui
Praktek Kerja Lapangan ini mahasiswa akan mendapat kesempatan untuk
mengembangkan cara berpikir, menambah ide-ide yang berguna dan dapat
menambah pengetahuaan mahasiswa sehingga dapat menumbuhkan rasa
disiplin dan tanggung jawab mahasiswa terhadap apa yang ditugaskan
kepadanya.Praktik Kerja Lapangan dilaksakan selama 1 (satu) bulan terhitung
mulai tanggal 16 September 2019 s.d. 15 Oktober 2019. Waktu masuk PKL
dimulai pukul 08.00 s.d. 17.00 WIB selama 5 hari kerja
Sistem monitoring ini mempermudah pegawai untuk melihat data – data
peserta dengan membuka alamat web yang diberikan. Dengan adanya sistem
monitoring, dapat menghemat waktu yang diperlukan untuk pembuatan
berbagai macam data. User yang menggunakan aplikasi sistem monitoring ini
tidak membutuhkan waktu lama untuk dapat melihat hasil monitoring.
B. Saran – Saran
Saran yang diharapkan penulis kepada pihak Kampus/Fakultas/Prodi dan
pihak Badan Pusat Statistik Kota Medan adalah:
a) Saran untuk pihak Kampus/Fakultas/Prodi

28
1. Kepada pihak Fakultas/Prodi agar lebih mempersiapkan sistematika PKL
yang lebih baik lagi, baik dari segi penjadwalan, pembekalan,
pemberangkatan dan pembagian kelompok atau dosen pamong.
2. Pihak panitia PKL agar lebih siap lagi dalam mempersiapkan segala
bentuk administrasi dan segera menetapkan dosen pamongnya terlebih
dahulu sebelum mahasiswa PKL diberangkatkan ke lokasi PKL.
3. Pelaksanaan PKL berikutnya sebaiknya dilakukan diluar jam perkulihan,
kemudian waktu pelaksanaan PKL ditambah agar ilmu yang didapat lebih
banyak lagi.
4. Kepada adik-adik mahasiswa agar lebih mempersiapkan diri lebih dini,
baik dari segi mental maupun pengetahuan.

b) Saran untuk pihak Badan penyelenggara Jaminan Sosial KCU Medan


1. Kepada pihak Badan Penyelenggara Jaminan Sosial KCU Medan agar
mempertahankan dan meningkatkan kinerja dalam menyediakan dan
melayani informasi.
2. Kepada pihak Badan Penyelenggara Jaminan Sosial KCU Medan agar
lebih mangayomi, dan mengajari mahasiswa yang sedang PKL di Badan
penyelenggara Jaminan Sosial KCU Medan.

29
DAFTAR PUSTAKA

30
Lampiran-Lampiran

31
Lampiran
DAFTAR MAHASISWA PESERTA KERJA PRAKTIK
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUMATERA UTARA MEDAN

No Nama Nim Jurusan Jlh Lokasi PKL Dosen Ket.


Pamong
1 Tri 0703162008 Matematika Jl. Karya
Handayani No.135, Karang
Berombak, Kec.
Medan Barat,
Kota Medan
2 Wanda 0703162011 Matematika Jl. Karya
Natasya No.135, Karang
Dewi Berombak, Kec.
Medan Barat,
Kota Medan
3 Hanifah 0703162014 Matematika Jl. Karya
Dara No.135, Karang
Puspita Berombak, Kec.
Medan Barat,
Kota Medan
4 Fitriya 0703162032 Matematika Jl. Karya
Cyndy No.135, Karang
Berombak, Kec.
Medan Barat,
Kota Medan

32
LAPORAN HARIAN KERJA PRAKTEK
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUMATERA UTARA MEDAN

Masa Berlaku SK : 1 Bulan


Nama ː Tri Handayani
Nim ː 0703162008
Perusahaan ː Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Alamat ː Jl. Karya No.135, Karang Berombak, Kec. Medan Barat,
Kota Medan, Sumatera Utara 20117

33
TANDA TANGAN
PENANGGUNG JAWAB
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUMATERA
UTARA MEDAN

TIM PRAKTEK KERJA


TANDA TANGAN
LAPANGAN (MAGANG)
1. Kepala Laboratorium

2. Dosen Pembimbing

3. Pembimbing Perusahaan

BADAN PUSAT BPJS KESEHATAN


BAGIAN/DEPT TANDA TANGAN
1.

2.

34
BLANKO PENILAIAN PEMBIMBING PERUSAHAAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) MAHASISWA
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUMATERA UTARA MEDAN

Nama : Tri Handayani


NIM : 0703162008
Tempat Magang : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan
Waktu Magang : Senin s/d Kamis pukul 08.00 – 17.00 WIB
Jum’at 07.30 – 17.00 WIB
No Materi Penilaian Nilai Angka
1 Kedisiplinan
2 Kerajinan & Ketekunan
3 Kerapian & penampilan
4 Kreatifitas & Inovasi
5 Kemampuan Keilmuan/ Pemahaman
Tentang Materi Pekerjaan
6 Komunikasi
Total Angka

NB: Angka Minimal 4 dan Maksimal 10


Medan,
Pembimbing Perusahaan

Nurfadilah Nasution
NIP. 04709

35

Anda mungkin juga menyukai