137
Oleh:
Sugeng
SD Negeri I Malasan, Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek
Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas I Semester
I SD Negeri I Malasan Tahun 2013/2014 dengan menggunakan praktik, untuk mengetahui efektifitas
penggunaan Praktik terhadap pemahaman peserta didik pada pelajaran Penjaskes, dan untuk
meningkatkan pemahaman peserta didik pada konsep Sikap tubuh, dalam permainan sederhana
bidang studi Penjaskes.Metode Aktivitas dan Praktik merupakan metode yang sangat efektif sebab
membantu para siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta (data) yang
benar. Penelitian dilakukan di SD Negeri I Malasan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek
pada siswa kelas I semester I tahun 2013/2014 yang berjumlah 16 siswa. Kegiatan penelitian
dilaksanakan selama 2 bulan yaitu dari bulan Oktober sampai dengan bulan November 2013.
Penelitian ini berbentuk siklus yang terdiri dari 2 siklus yang masing-masing siklus meliputi:
planning (perencanaan), action (pelaksanaan), observation (pengamatan) dan reflection (refleksi).
Berdasarkan hasil penelitian prestasi belajar siswa (hasil tes belajar) dengan menggunakan metode
Aktivitas dan Praktik menunjukkan prestasi belajar yang meningkat dari setiap siklusnya. Dapat
diketahui bahwa nilai rata-rata sebelum siklus : 70.73 dengan ketuntasan belajar hanya 31.25%,
siklus I : 76.30 dengan ketuntasan belajar naik menjadi 75.00% dan siklus II : 88.23 dengan
ketuntasan belajar mencapai 100,00%. Sedangkan aktivitas kegiatan guru dalam kegiatan mengajar
dengan mempraktikkan gerak dasar adalah sebesar 42,50% pada sebelum siklus, 70,00% pada siklus
I dan pada siklus II sebesar 90,00%.
Pengaturan kondisi pembelajaran dapat di- tidak pasif. Siswa yang aktif tidak hanya
kerjakan secara optimal, maka proses belajar sekedar duduk mendengarkan dan mencatat
berlangsung secara optimal pula. Tetapi bila keterangan dari guru, akan tetapi siswa
tidak dapat disediakan secara optimal, tentu terlibat aktif secara langsung dalam proses
saja akan menimbulkan gangguan terhadap belajar mengajar. Hal ini diterapkan karena
belajar mengajar. Gangguan dapat bersifat berkaitan dengan pembelajaran Penjaskes itu
sementara sehingga perlu dikembalikan lagi sendiri, yang menanamkan sifat ilmiah,
ke dalam iklim belajar yang serasi menemukan dan memecahkan masalah. Sa-
(kemampuan mendiskusikan), akan tetapi lah satu upaya penanaman sifat ilmiah
gangguan dapat bisa pula bersifat cukup dengan memberikan peluang bagi siswa
serius dan terus-menerus sehingga guru untuk mencoba atau Praktik sendiri. Dengan
dituntut untuk dapat mengelola proses demikian akan memotivasi siswa untuk
pembelajaran dengan baik. menyukai pelajaran Penjaskes.
Peran siswa dalam pembelajaran se- Untuk memecahkan masalah tersebut
bagai pusat pembelajaran harus aktif dan terjadi proses berfikir yaitu menghubungkan
137
138 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 3, DESEMBER 2015
fakta yang satu dengan fakta yang lainnya lebih ditonjolkan melalui suatu program unit
dan menghubungkan fakta dengan teori yang activity, sehingga kegiatan belajar siswa
ada sehingga fakta-fakta tersebut ter- menjadi dasar untuk mencapai tujuan dan
akumulasi secara komprehensif (Arief, hasil belajar yang lebih memadai.
1995). Ada beberapa jenis aktivitas yang
Akan tetapi pada kenyataannya guru disampaikan oleh para ahli, diantaranya: (1)
Penjaskes di sekolah dasar dalam mengajar kegiatan-kegiatan visual, (2) kegiatan-kegi-
masih sering menggunakan metode yang atan lisan (oral), (3) mendengarkan, (4) me-
membuat siswa hanya monoton, hal ini dika- nulis, (5) menggambar, (6) metrik, (7) mental
renakan kurangnya kreatifitas guru dalam dan (8) emosional. Adapun penjabaran
memodifikasi pengajaran. Tidak optimalnya macam-macam kegiatannya adalah sebagai
pendekatan ketrampilan proses dilaksanakan berikut: 1) Kegiatan-kegiatan Visual. Mem-
di suatu sekolah karena ada kendala seperti baca, melihat gambar-gambar, mengamati
fasilitas pendukung ke arah keterampilan eksperimen, demonstrasi, pameran. dan me-
proses terbatas, pokok bahasannya banyak ngamati orang lain bekeija atau bermain; 2)
sedangkan waktu yang disediakan relatif Kegiatan-kegiatan Lisan. Mengemukakan
singkat, guru kurang terampil melakukan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan
kegiatan yang nyata dan evaluasi yang suatu kejadian, mengajukan pertanyaan,
berlaku hanya menekankan pengetahuan memberi saran, mengemukakan pendapat,
kognitif. wawancara, diskusi, dan interupsi. 3) Ke-
Dalam menggunakan metode aktivi- giatan-kegiatan Mendengarkan. Mendengar-
tas meliputi salah satunya adalah kegiatan kan penyajian bahan, mendengarkan
praktik yang telah dikembangkan di negara- percakapan atau diskusi kelompok, mende-
negara maju, menjadi pilihan penulis untuk ngarkan suatu permainan, dan mendengarkan
menjawab problem ini karena Praktik meng- radio; 4) Kegiatan-kegiatan Menulis. Menu-
arahkan pembelajaran dan sesuai dengan lis cerita, menulis laporan, memeriksa
karakter pembelajaran Penjaskes yang bukan karangan, bahan-bahan kopi, membuat rang-
hanya menekankan pada prestasi belajar kuman, mengeijakan tes, dan mengisi angket;
tetapi juga proses sikap dan aktivitas siswa. 5) Kegiatan-kegiatan Menggambar. Meng-
Dalam aktivitas pembelajaran di se- gambar, membuat grafik, chart, diagram
kolah, guru harus mengusahakan agar siswa peta, dan pola; 6) Kegiatan-kegiatan Metrik.
dapat melakukan pengamatan yang efektif Melakukan percobaan, memilih alat-alat,
agar memperoleh hasil pembelajaran yang melaksanakan pameran, membuai model
sebaik-baiknya. Dalam mengajar, hendaknya menyelenggarakan permainan, menari, dan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkebun; 7) Kegiatan-kegiatan Mental.
melakukan pengamatan yang sebaik- Merenungkan, mengingat, memecahkan ma-
baiknya. Pernyataan tersebut selaras dengan salah, menganalisis faktor-faktor, melihat
Hamalik (2001) yang mengatakan bahwa hubungan-hubungan, dan membuat keputus-
pengajaran yang efektif adalah pengajaran an; 8) Kegiatan-kegiatan Emosional. Minat,
yang menyediakan kesempatan belajar sen- membedakan, berani, tenang, dan lain-lain.
diri atau melakukan aktivitas sendiri. Dalam Kegiatan-kegiatan dalam kelompok ini terda-
kemajuan teknologi dewasa ini asas aktivitas pat dalam semua jenis kegiatan dan overlap
Sugeng, Meningkatkan Prestasi Belajar Penjaskes... 139
satu sama lain. Dari beberapa macam Durenan Kabupaten Trenggalek. Penelitian
aktivitas tersebut menunjukkan bahwa dalam ini dilakukan dalam empat tahapan sebagai
kegiatan pengajaran, aktivitas siswa sangat berikut: 1) Refleksi. Merupakan fase refleksi
diperlukan dalam memenuhi tujuan awal yang berarti melakukan refleksi
pengajaran. terhadap situasi yang sebenarnya, setelah
Oleh sebab itu, dalam kegiatan pem- merumuskan tema penelitian; 2) Pe-
belajaran dituntut suatu strategi pembela- rencanaan. Merupakan fase perencanaan
jaran yang direncanakan oleh guru dengan yang dilakukan setelah fase pertama, perlu
mengedepankan keaktifan siswa dalam ke- mereview analisis awal yang harus dilaku-
giatan belajar mengajar. Melalui kegiatan be- kan, tentang strategi pembelajaran Berbasis
lajar yang menekankan pada aktivitas siswa Aktivitas dalam kegiatan belajar mengajar
diharapkan mampu meningkatkan motivasi pada siswa kelas I di SD Negeri 1 Malasan
dan hasil belajar yang sesuai dengan tujuan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek
pendidikan di sekolah. Strategi pem-bela- tahun pelajaran 2013/2014 Semester I; 3)
jaran yang menekankan pada aktivitas siswa Tindakan Observasi, tahap ini merupakan
adalah pendekatan berbasis aktivitas. Kele- tahap penjabaran rencana ke dalam tindakan
bihan pendekatan berbasis aktivitas dalam dan mengamati jalannya tindakan; dan 4)
pembelajaran di-antaranya: (1) asas aktivitas Refleksi Akhir, tahap ini terdiri dari: (a)
digunakan dalam semua jenis metode menganalisis, (b) melakukan sintesis, (c)
mengajar baik di dalam maupun di luar kelas, memberikan makna, (d) eksplanasi, serta (e)
(2) asas aktivitas bertujuan mengembangkan membuat simpulan.
ide-ide atau merealisasikan suatu ide dalam Teknik analisis data yang digunakan
suatu bentuk tertentu, (3) asas aktivitas dapat dalam penelitian ini adalah deskriptif
menikmati pengalaman-pengalaman estetis, kualitatif yang bersifat linear (mengalir)
memecahkan suatu kesulitan intelektual, dan maupun bersifat sirkuler. Analisis data dila-
(5) memperoleh pengalaman dan kukan dengan langkah-langkah sebagai
ketrampilan tertentu. Berpijak pada ke- berikut: 1) menelaah seluruh data yang telah
lebihan pendekatan berbasis aktivitas, pene- dikumpulkan, 2) mereduksi data yang di
liti tertarik untuk melakukan kegiatan pene- dalamnya melibatkan kegiatan mengkate-
litian tindakan pada siswa SD Negeri I Ma- gorikan dan pengklasifikasian, dan (3)
lasan Kecamatan Durenan Kabupaten Treng- menyimpulkan serta memverifikasi.
galek kelas I semester I tahun 2013/2014
khususnya mata pelajaran penjaskes. HASIL DAN PEMBAHASAN
Siklus I
METODE PENELITIAN Refleksi awal
Penelitian ini menggunakan jenis Peneliti bersama dengan mitra guru
penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian mengidentifikasi permasalahan yang ada di
ini dilakukan pada siswa kelas I di SD Negeri kelas I SD Negeri I Malasan Kecamatan
1 Malasan Kecamatan Durenan Kabupaten Durenan Kabupaten Trenggalek tahun 2013/
Trenggalek tahun pelajaran 2013/2014 2014 Semester I yaitu rendahnya prestasi
Semester I. Lokasi penelitian tindakan ini belajar siswa dalam mata pelajaran penjaskes
adalah SD Negeri I Malasan Kecamatan sehingga adanya perbaikan.
139
140 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 3, DESEMBER 2015
KETERANGAN :
A : Kerjasama C : Menghargai E : Percaya diri
B : Kejujuran D : Semangat F : Sportivitas
141
142 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 3, DESEMBER 2015
Dari data nilai siswa siklus I diper- siklus I dapat dilihat bahwa rata-rata sebesar
oleh nilai rata-rata 76.30 dengan ketuntasan 70.00%. sehingga diperlukan siklus II untuk
sebesar 75.00%. Nilai tersebut masih kurang menambah kualitas guru.
dari yang diharapkan oleh peneliti, masih ba- Dari data tentang aktifitas siswa dapat
nyak yang perlu diperbaiki untuk mening- dicermati bahwa nilai sudah menunjukkan
katkan hasil nilai siswa. Siswa 16 kelas I peningkatan dibandingkan dengan Prasiklus.
yang dinyatakan tuntas sebesar 12 siswa dan Rata-rata nilai mencapai 65.71%, dan
4 siswa dinyatakan tidak tuntas. Tabel 2 ada- menurut peneliti skor tersebut masih perlu
lah data observasi guru siklus I. Dari Tabel 2 ditingkatkan karena rata rata belum mencapai
dapat dilihat aktifitas guru dalam mem- skor maksimal. Tingkat kehadiran siswa
berikan atau melakukan proses mengajar pada siklus I mencapai 100%, kehadiran
cukup baik akan tetapi harus ditambah agar siswa pada Siklus I, tercantum pada Tabel 4.
mencapai rata-rata yang maksimal. Dari hasil
KETERANGAN :
A : Kerjasama C : Menghargai E : Percaya diri
B : Kejujuran D : Semangat F : Sportivitas
143
144 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 3, DESEMBER 2015
Berdasarkan hasil data tentang nilai sudah dicatat oleh observer sudah mengalami
siswa siklus II dapat diperoleh rata-rata nilai peningkatan dibandingkan dengan siklus I
siswa sebesar 88,23 dengan ketuntasan sebe- dengan nilai rata-rata 90.00. dari data
sar 100%. Dari 16 siswa pada kelas I tuntas tersebut dapat diketahui bahwa guru atau
16 siswa dan tidak tuntas 0 menunjukkan peneliti sudah melakukan metode pembela-
keberhasilan peneliti dalam menerapkan me- jaran dengan sangat baik, tidak ada nilai yang
tode yang telah dipilihnya. Secara umum ra- di bawah angka 4, hal ini menunjukkan pe-
ta-rata 88.23 sudah tergolong sangat baik se- ningkatan dan akhirnya tidak diperlukan lagi
hingga tidak diperlukan siklus selanjutnya. siklus selanjutnya. Berikut akan dibahas data
Berikut akan disajikan data tentang aktifitas mengenai aktifitas siswa siklus II, pada Tabel
guru atau peneliti selama proses penelitian 7.
berlangsung. Dari data Tabel 6 dapat diurai-
kan bahwa aktifitas guru atau peneliti yang
Dari data aktifitas siswa yang telah 100,00%. Hal ini menandakan keberhasilan
dicatat oleh observer maka dapat diperoleh dalam meningkatkan minat dan prestasi
angka 91.43%. angka ini sudah sangat baik, belajar pada siswa kelas I Semester I SD Ne-
siswa sudah mulai terbiasa dengan metode geri I Malasan Kecamatan Durenan Ka-
yang diajarkan oleh guru sehingga pada bupaten Trenggalek tahun pelajaran 2013/
akhirnya siswa tersebut menjadi nyaman. 2014, dengan hasil penelitian yang selalu me-
Perilaku siswa pada saat proses praktik juga ningkat setiap siklusnya berarti bahwa pe-
sangat baik. Semua siswa memperhatikan nelitian tersebut berhasil. Untuk dapat lebih
guru tanpa ada yang bermain sendiri ataupun jelasnya dalam peningkatan prestasi belajar
bercanda dengan temannya. ini peneliti sajikan dalam bentuk grafik pada
Dalam setiap proses siklus dihadiri Gambar 1. Aktivitas kegiatan belajar siswa
oleh seluruh siswa kelas 1 yang berjumlah 16 kelas I SD Negeri I Malasan dalam mengikuti
siswa. Daftar hadir pada siklus II ditampilkan kegiatan belajar penjaskes dengan mem-
pada Tabel 8. Dari hasil data Tabel 8 prestasi praktikkan gerakan dasar juga mengalami
belajar siswa (hasil tes belajar) dengan peningkatan. Terbukti dari penelitian pada
menggunakan aktifitas menunjukkan prestasi sebelum siklus diperoleh hasil sebesar
belajar yang meningkat dari setiap siklusnya 34,28%, pada siklus I sebesar 65,71 % dan
dapat diketahui bahwa nilai rata-rata pada pada siklus II sebesar 91,43%. Sedangkan
siswa Kelas I SD Negeri I Malasan aktivitas kegiatan guru dalam kegiatan me-
Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek ngajar dengan mempraktikkan gerak dasar
tahun 2013/2014 Semester I sebelum siklus: adalah sebesar 42,50% pada sebelum siklus,
70.73 dengan ketuntasan belajar hanya 70,00% pada siklus I dan pada siklus II
31,25%, siklus I: 76.30 dengan ketuntasan sebesar 90,00%. Berikut peneliti sajikan pada
belajar naik menjadi 75.00% dan siklus II: Gambar 2 diagram batang perbandingan
88.23 dengan ketuntasan belajar mencapai aktivitas siswa dan guru.
145
146 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 3, DESEMBER 2015
Prestasi
Prestasi Belajar, Siklus
Prestasi Belajar, Siklus II, 88.23 Ketuntasan,
Belajar, Seb. I, 76.30 Siklus II,
Siklus, 70.73 Ketuntasan, 100.00
Siklus I, 75.00
Prestasi Belajar
Ketuntasan,
Seb. Siklus, Ketuntasan
31.25
100.00
90.00 91.43
90.00
80.00
70.00 70.00
60.00 65.71
Aktivitas Guru
50.00
Aktivitas Siswa
40.00 42.50
30.00 34.28
20.00
10.00
0.00
Seb. Siklus Siklus I Siklus II
ketuntasan belajar mencapai 100,00%. Hal memahami materi yang disampaikan; 2) Per-
ini menandakan keberhasilan dalam lu adanya beberapa metode atau metode
meningkatkan minat dan prestasi belajar bervariasi dalam penyampaian materi pada
pada siswa kelas I SD Negeri I Malasan setiap PBM, sebab dengan metode yang ber-
Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek variasi siswa tidak akan jenuh dan bahkan
tahun pelajaran 2013/ 2014 Semester I, menyenangi materi yang disampaikan; 3) Pe-
dengan hasil penelitian yang selalu me- nulisan penelitian seperti ini perlu waktu
ningkat setiap siklusnya berarti bahwa pe- yang cukup untuk mempersiapkan instrumen
nelitian telah berhasil. dan perangkat untuk pengambilan data; dan
Saran 4) Hendaknya terjadi interaksi antara peserta
Berdasarkan hasil penelitian dapat di- didik dengan pendidik agar KBM berjalan
sarankan bahwa: 1) Metode praktik sangat efektif.
bagus diterapkan dalam kegiatan belajar me-
ngajar karena membuat siswa lebih mudah
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi. 1993. Dasar-dasar Nurkancana, Wayan dan Sunartana, PPN.
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi 1992. Evaluasi Prestasi Belajar.
Aksara. Surabaya: Usaha Nasional.
Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur Pene- Arief, A. 1989. Dinamika Kegiatan dalam
litian. Jakarta: Renika Cipta. Strategi Belajar Mengajar. Malang:
L.S.W. Malang.
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar
Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara
147