Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENGANTAR PENDIDIKAN KESEHATAN BAGI KLIEN

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2:

ANISAH (112019030464)

ENY WIDIYAWATI (112019030459)

DIAN HENI SUSANTI (112019030457)

PUJI ASTUTI (112019030474)

FAKULTAS KESEHATAN

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang

      Berbicara kesehatan masyarakat tidak terlepas dari dua tokoh meteologi Yunani yaitu

Asclepius dan Higeia. Berdasarkan cerita mitos Yunani tersebut Asclepius disebutkan sebagai

seorang dokter pertama yang tampan dan pandai meskipun tidak disebutkan sekolah atau

pendidikan apa yang telah ditempuhnya, tetapi diceritakan bahwa ia telah mengobati penyakit

dan bahkan melakukan bedah berdasarkan prosedur-prosedur tertentu dengan baik.

      Menurut Winslow (1920) bahwa Kesehatan Masyarakat adalah ilmu dan seni : mencegah

penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatanm melalui “Usaha-usaha

Pengorganisasian masyarakat” untuk :

a.       Perbaikan sanitsi lingkungan

b.      Pemberantasan penyakit-penyakit manular

c.       Pendidikan untuk kebersihan perorangan

d.      Pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini dan

pengobatan

e.       Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan hidup yang

layak dalam memelihara kesehatannya


      Menurut Ikatan Dokter Amerika (1948) Kesehatan Masyarakat adlah ilmu dan seni

memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan msyarakat melalui usaha-usaha

pengorganisasian masyarakat.

  Dari batasan kedua diatas, dapat disimpulkan bahwa kesehatan masyarakat itu meluas

dari hanya berurusan sanitasi, teknik sanitasi, ilmu kedokteran kuratif, ilmu kedokteran

pencegahan sampai dengan ilmu sosial, dan itulah cakupan ilmu kesehatan masyarakat. Untuk itu

perlu adanya pendidikan kesehatan agar kesehatan masyarakat dapat lebih ditingkatkan dan

dilaksanakan oleh masyarakat.

Keberhasilan program pendidikan kesehatan yang meliputi perilaku kesehatan dan

domain kesehatan sangat besar peranannya guna mewujudkan sumber daya manusia yang

berkualitas. Pendidikan kesehatan yang meliputi perilaku kesehatan dan domain kesehatan ini

harus didukung oleh semua pihak terutama masyarakatnya. Program ini bertujuan untuk

meningkatkan kesehatan masyarakat dan tentunya menyadarkan mereka tentang pentingnya

kesehatan itu sendiri.

 Kesehatan sendiri adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan

meningkatkan kesehatan masyarakat melalui pendidikan kesehatan. Dalam rangka meningkatkan

kesehatan masyarakat, maka perlu dilakukan pendidikan, khususnya pendidikan yang ditujukan

kepada masyarakat.
1.2   Rumusan Masalah

      Berdasarkan judul makalah ini maka rumusan masalahnya adalah

a. pengertian pendidikan kesehatan

b. prinsip-prinsip pendidikan kesehatan

c. ruang lingkup pendidikan kesehatan

d. pengertian perilaku kesehatan

e. domain perilaku kesehatan.

1.3  Tujuan

      Untuk mengetahui prinsip-prinsip pendidikan kesehatan serta hal-hal yang berkaitan dengan

pendidikan dan perilaku kesehatan (prinsip-prinsip pendidikan kesehatan, ruang lingkup

pendidikan kesehatan, pengertian perilaku kesehatan, domain perilaku kesehatan).

1.4  Manfaat

Manfaat dari penulisan ini adalah :

a. Agar masyarakat mengetahui tentang pendidikan kesehatan dan perilaku kesehatan.

b. Agar masyarakat mengetahui tentang hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan

kesehatan (prinsip-prinsip pendidikan kesehatan, ruang lingkup pendidikan kesehatan,

pengertian perilaku kesehatan, domain perilaku kesehatan.


BAB II

ISI

2.1            Pengertian Pendidikan Kesehatan


  

            Pendidikan kesehatan adalah proses membuat orang mampu meningkatkan kontrol dam

memperbaiki kesehatan individu. Kesempatan yang direncanakan untuk individu, kelompok atau

masyarakat agar belajar tentang kesehatan dan melakukan perubahan-perubahan secara suka rela

dalam tingkah laku individu (Entjang, 1991)

            Wood dikutip dari Effendi (1997), memberikan pengertian pendidikan kesehatan

merupakan sejumlah pengalaman yang berpengaruh menguntungkan secara kebiasaan, sikap dan

pengetahuan ada hubungannya dengan kesehatan perseorangan, masyarakat, dan bangsa.

Kesemuanya ini, dipersiapkan dalam rangka mempermudah diterimanya secara suka rela

perilaku yang akan meninhkatkan dna memelihara kesehatan.

            Menurut Stewart dikutip dari Effendi (1997), unsur program ksehatan dan kedoktern

yang didalamnya terkandung rencana untuk merubah perilaku perseorangan dan masyarakat

dengan tujuan untuk membantu tercapainya program pengobatan, rehabilitasi, pencegahan

penyakit dan peningkatan kesehatan.

            Menurut Ottawwa Charter (1986) yang dikutip dari Notoatmodjo S, memberikan

pengertian pendidikan kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat

dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan

yang sempurna, baik fisik, mental dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal dan

mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan lingkungannya (lingkungan fisik, sosial, budaya,

dan sebagainya).
            Dapat dirumuskan bahwa pengertian pendidikan kesehatan adalah upaya untuk

memengaruhi, dan atau memengaruhi orang lain, baik individu, kelompok, atau masyarakat, agar

melaksanakan perilaku hidup sehat. Sedangkan secara operasional, pendidikan kesehatan

merupakan suatu kegiatan untuk memberikan dn atau meningkatkan pengetahuan, sikap, an

praktik masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri

(Notoatmodjo, 2003)

2.2            Prinsip-prinsip Pendidikan Kesehatan


  

            Pendidikan kesehatan sangat penting untuk menunjang program-program kesehatan yang

lain. Akan tetapi pernyatan ini tidak didukung dengan kenyataan yang ada. karena program

pelayanan kesehatan yang ada kurang melibatkan pendidikan kesehatan. Pendidikan merupakan

‘behavior investment’ jangka panjang. Artinya pendidikan kesehatan baru dapat dilihat beberapa

tahun kemudian. Dalam waktu yang pendek, pendidikan kesehatan hanya menghasilkan

perubahan atau peningkatan pengetahuan masyarakat. Sedangkan peningkatan pengetahuan saja

belum akan berpengaruh langsung terhadap indikator kesehatan.

            Pengetahuan kesehatan akan berpengaruh terhadap perilaku sebagai hasil jangka

menengah dari pendidikan kesehatan. Selanjutnya akan berpengaruh pada peningkatan indikator

kesehatan masyarakat sebagai keluaran pendidikan kesehatan.


2.3            Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan

            Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari berbagai dimensi, antara lain

dimensi sasaran pendidikan, dimensi tempat pelaksanaan atau aplikasinya, dan dimensi tingkat

pelayanan kesehatan.

Dimensi sasaran pendidikan kesehatan dibagi menjadi 3 kelompok :

1.      Pendidikan kesehatan individual

2.      Pendidikan kesehatan kelompok

3.      Pendidikan kesehatan masyarakat

            Dimensi tempat pelaksanaannya, pendidikan kesehatan dapat berlangsung di berbagai

tempat, misal disekolah, rumah sakit, tempat kerja, dll. Dimensi tingkat pelayanan kesehatan

dapat dilakukan berdasarkan 5 tingkat pencegahan :

1.      Promosi kesehatan (health promotion)

2.      Perlindungan khusus (specific protection)

3.      Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment)

4.      Pembatasan cacat (disability limitation)

5.      Rehabilitasi (rehabilitation)

2.4            Pengertian Perilaku Kesehatan


  

Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang  berkaitan

dengan sakit dan penyakit, system pelayanan kesehatan, makanan, serta  lingkungan. Bentuk dari

perilaku tersebut ada dua yaitu pasif dan aktif. Perilaku pasif merupakan respon internal dan

hanya dapat dilihat oleh diri sendiri sedangkan perilaku aktif dapat dilihat oleh orang

lain.    Masyarakat memiliki beberapa macam perilaku terhadap kesehatan. Perilaku tersebut


umumnya dibagi menjadi dua, yaitu perilaku sehat dan perilaku sakit. Perilaku sehat yang

dimaksud yaitu perilaku seseorang yang sehat dan meningkatkan kesehatannya tersebut. Perilaku

sehat mencakup perilaku-perilaku dalam mencegah atau menghindari dari penyakit dan

penyebab penyakit atau masalah, atau penyebab masalah (perilaku preventif).

Contoh dari perilaku sehat ini antara lain makan makanan dengan gizi seimbang, olah raga

secara teratur, dan menggosok gigi sebelum tidur.

  Yang kedua adalah perilaku sakit. Perilaku sakit adalah perilaku seseorang yang sakit

atau telah terkena masalah kesehatan untuk memperoleh penyembuhan  atau pemecahan masalah

kesehatannya. Perilaku ini disebut perilaku pencarian pelayanan kesehatan (health   seeking

behavior). Perilaku ini mencakup tindakan- tindakan yang diambil seseorang bila terkena

masalah kesehatan untuk memperoleh kesembuhan melalui sarana pelayanan kesehatan seperti

puskesmas dan rumah sakit.

  Secara lebih detail, Becker (1979) membagi perilaku masyarakat yang berhubungan

dengan kesehatan menjadi tiga, yaitu:

1.      Perilaku kesehatan : hal yang berkaitan dengan tindakan seseorang dalam memelihara dan

meningkatkan kesehatannya. Contoh : memilih makanan yang sehat, tindakan-tindakan yang

dapat mencegah penyakit.

2.      Perilaku sakit : segala tindakan atau kegiatan yang dilakukan seseorang individuyang merasa

sakit, untuk merasakan dan mengenal keadaan kesehatannya atau rasa sakit. Contoh pengetahuan

individu untuk memperoleh keuntungan.

3.      Perilaku peran sakit : segala tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh individu yang sedang

sakit untuk memperoleh kesehatan.

  Terdapat dua paradigma dalam kesehatan yaitu paradigma sakit dan paradigma sehat.

Paradigma sakit adalah paradigma yang beranggapan bahwa rumah sakit adalah tempatnya orang
sakit. Hanya di saat sakit, seseorang diantar masuk ke rumah sakit. Ini adalah paradigma yang

salah yang menitikberatkan kepada aspek kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan paradigma sehat

Menitikberatkan pada aspek   promotif dan preventif, berpandangan bahwa tindakan pencegahan

itu lebih baik dan lebih murah dibandingkan pengobatan.

2.5            Domain Perilaku Kesehatan

Perilaku manusia itu sangat kompleks dan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas.

Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologis pendidikan membagi perilaku manusia itu ke

dalam 3 domain. Pembagian ini dilakukan untuk tujuan pendidikan. Bahwa dalam suatu

pendidikan adalah mengembangkan atau meningkatkan ketiga domain perilaku tersebut, yakni:

1.      Kognitif

2.      Afektif

3.      Psikomotor

Dalam perkembangannya, Teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil

pendidikan kesehatan yakni:

1.      Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan

terhadap suatu objek tertentu. Tanpa pengetahuan seseorang tidak mempunyai dasar untuk

mengambil keputusan dan menentukan tindakan terhadap masalah yang dihadapi.

Faktor yang memengaruhi pengetahuan seseorang :

a. Faktor internal : faktor dari dalam diri sendiri, misalnya intelegensia, minat, kondisi fisik
b. Faktor eksternal : faktor dari luar diri, misalnya keluarga, masyarakat, sarana
 

c. Faktor pendekatan belajar : faktor upaya belajar, misalnya strategi dan metode dalam
 

pembelajaran
Ada enam tingkatan domain pengetahuan, yaitu :

1.      Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat kembali (recall) terhadap suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya.

2.      Memahami (Comprehension)

Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

diintepretasikan materi tersebut secara benar.

3.      Aplikasi

Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan

kondisi yang sebenarnya.

4.      Analisis

Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-

komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi dan ada kaitannya dengan yang lain.

5.      Sintesa

Sintesa menunjukkan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian

dalam suatu bentuk keseluruhan baru.

6.      Evaluasi

Evalusi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan justifikasi atau penilaian terhadap

suatu materi/objek.

2.      Sikap (Attitude)

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus

atau objek.
Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga komponen pokok :

a. Kepercayaan (keyakinan), ide konsep terhadap suatu objek


 

b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek


c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)
 

Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan :

1.      Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memerhatikan stimulus yang diberikan

(objek).

2.      Merespon (Responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan

adalah suatu indikasi dari sikap.

3.      Menghargai (Valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi

sikap tingkat tiga.

4.      Bertanggungjawab (Responsible)

Bertanggungjawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan

sikap yang paling tinggi.


3.      Praktik atau Tindakan (Practice)

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk mewujudkan

sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang

memungkinkan, antara lain adalah fasilitas dan faktor dukungan (support) praktik ini mempunyai

beberapa tingkatan :

a. Persepsi (Perception)

Mengenal dna memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah

merupakan praktik tingkat pertama.

b. Respon terpimpin (Guide response)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah

merupakan praktik tingkat kedua.

c. Mekanisme (Mecanism)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu

sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktik tingkat tiga.

d. Adaptasi (Adaptation)

Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya

tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.

Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara langsung yakni dengan wawancara terhadap

kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari atau bulan yang lalu. pengukuran juga

dapat dilakukan secara langsung, yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden.
Menurut penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku

baru didalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan yakni :

1.      Kesadaran (Awareness)

Dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus

(objek).

2.      Tertarik (Interest)

Dimana orang mulai tertarik pada stimulus,

3.      Evaluasi (Evaluation)

Menimbang-nimbang terhadap baik an tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti

sikap responden sudah lebih baik lagi.

4.      Mencoba (Trial)

Dimana orang telah mulai mencoba perilaku baru.

5.      Menerima (Adoption)

Dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya

terhadap stimulus.
BAB III

PENUTUP

3.1  Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalh diatas adalah sebagai berikut :

1.      Bahwa peranan pendidikan kesehatan adalah melakukan intervensi faktor perilaku sehingga

perilaku individu, kelompok atau masyarakat sesuai dengan nilia-nilai kesehatan.

2.      konsep pendidikan kesehatan adalah proses belajar pada individu, kelompok stsu msdyarakat

dari tidak tahu tentang nilai-nilai kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu mengatasi masalah-

masalah kesehatannya sendiri menjadi mampu, dan lain sebagainya.

3.      Bloom (1908) seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku menjadi 3 domain yaitu :

a.       Pengetahuan

b.      Sikap atau tanggapan

c.       Praktek

4.      Bentuk perilaku kesehatan :

a.       Pasif, artinya mengetahui namun belum melaksanakan

b.      Aktif, artinya mengetahui dan melaksanakannya serta dapat diobservasi                 

3.2  Saran

      Saran yang dapat penulis sampaikan adalah bahwa pendidikan kesehatan itu perlu untuk

diterapkan dalam masyarakat Indonesia. Dengan adanya pendidikan kesehatan, masyarakat

Indonesia dapat bertindak sesuai dengan ketentuan dalam kesehatan sehingga dapat mencegah

terjadinya penyakit-penyakit yang membahayakan diri sendiri.


      Meskipun hasilnya akan terlihat dalam beberapa tahun kedepan, namun pendidikan ini baik

adanya untuk membantu masyarakat Indonesia terlepas dari serangan penyakit serta terhindar

dari tindakan pencegahan yang membahayakan.

DAFTAR PUSTAKA

http://mhs.blog.ui.ac.id/putu01/2012/06/01/perilaku-masyarakat-terhadap-kesehatan/

http://luv2dentisha.wordpress.com/2010/05/08/domain-perilaku/

http://ciciimutblog.blogspot.com/2011/11/pendidikan-dan-perilaku/

Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet. ke-2,

Mei. Jakarta : Rineka Cipta. 2003.

Anda mungkin juga menyukai