Anda di halaman 1dari 13

JURNAL PENELITIAN

PENGARUH STRUKTUR MODAL, STRUKTUR KEPEMILIKAN,


PROFITABILITAS DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN
(Studi pada Perusahaan Sektor Aneka Industri yang Terdaftar di BEI
Tahun 2009-2015)

OLEH:

RIVANDI
NIM. B1B1 13 157

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2017
Pengaruh Struktur Modal, Struktur Kepemilikan, Profitabilitas dan Pertumbuhan
Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan
(Studi pada Perusahaan Sektor Aneka Industri yang Terdaftar di BEI
Tahun 2009-2015)
Rivandi
Pembimbing : Dr. Salma Saleh, SE., M.Si
Dr. Yusuf, SE., MM
Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Halu Oleo
Jl. H.E.A Mokodompit Kampus Bumi Tri Dharma Anduonohu Kendari 93232

E-mail : rivandi.sm13@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh struktur modal, struktur kepemilikan,
profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan. Populasi penelitian ini meliputi
seluruh perusahaan sektor aneka industri yang terdaftar di BEI Tahun 2009-2015 yaitu 39 perusahaan.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Berdasarkan teknik tersebut
diperoleh sampel 10 perusahaan. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda
dengan menggunakan SPSS 24 for windows. Berdasarkan hasil analisis statistik uji F menunjukkan
bahwa debt to equity ratio, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, return on asset, return
on equity dan asset growth secara simultan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil
analisis statistik uji t variabel debt to equity ratio berpengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai
perusahaan, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional berpengaruh negatif signifikan
terhadap nilai perusahaan, return on asset, return on equity dan asset growth berpengaruh positif
signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil uji adjusted R2 adalah 0,581 atau 58,1%. Nilai 58,1%
menunjukkan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen yaitu nilai perusahaan (Tobin’s Q) adalah 58,1%, sedangkan sisanya 41,9% dipengaruhi
oleh variabel lain.
Kata Kunci : Struktur Modal, Struktur Kepemilikan, Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan, Nilai
Perusahaan

ABSTRACT
This study aimed to determine the effect of the capital structure, ownership structure,
profitability and company growth toward firm value. The population of this research includes the
whole company various industry sectors listed on the indonesian stock exchange year 2009-2015 at
39 companies. The sampling technique used was purposive sampling. The technique is based on the
obtained sample of 10 companies. Data analysis method used is multiple linear regression using SPSS
24 for windows. Based on the results of statistical analysis F test showed that the debt to equity ratio,
managerial ownership, institutional ownership, return on assets, return on equity and asset growth
simultaneously significant effect to firm value. Statistical analysis t test variable debt to equity ratio
positive no significant effect to firm value, managerial ownership and institutional ownership
significant negative effect to firm value, return on asset, return on equity and asset growth significant
positive effect to firm value. The test results adjusted R2 is 0.581 or 58.1%. Value of 58.1% indicates
that the percentage contribution of the influence of the independent variable on the dependent
variable is the firm value (Tobin's Q) is 58.1%, while the remaining 41.9% is influenced by other
variables.
Keywords: Capital Structure, Ownership Structure, Profitability, Company Growth, Firm Value.
PENDAHULUAN
Perusahaan yang telah go public bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran para pemegang
saham melalui peningkatan nilai perusahaan (Salvatore, 2005). Martono dan Harjito (2013:13)
menyatakan bahwa nilai perusahaan sangat penting karena dengan meningkatnya nilai perusahaan
berarti meningkatnya kemakmuran para pemegang saham. Nilai perusahaan yang tinggi dapat
memberikan sinyal positif bagi investor untuk menanamkan modalnya pada sebuah perusahaan. Nilai
perusahaan dapat diukur dengan beberapa pendekatan. Dalam penelitian ini peneliti memilih
menggunakan Tobin’s Q sebagai proksi untuk mengukur nilai perusahaan, alasannya karena rasio
Tobin’s Q dapat memberikan informasi secara akurat dalam mencerminkan nilai perusahaan sebab
dalam perhitungan rasio ini melibatkan seluruh unsur dari hutang dan modal saham perusahaan, yang
tidak hanya meliputi saham biasa dan ekuitas pemegang saham saja akan tetapi seluruh aset yang
dimiliki oleh perusahaan.
Nilai perusahaan dapat dipengaruhi oleh struktur modal. Modigliani dan Miller (1963)
menyatakan bahwa nilai perusahaan dengan hutang akan lebih tinggi dibandingkan dengan nilai
perusahan tanpa hutang. Perbedaan tersebut dikarenakan adanya penghematan pajak. Berdasarkan
teori tersebut maka dapat dikatakan bahwa struktur modal berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan. Pernyataan ini telah dibuktikan oleh penelitian yang telah dilakukan Chaidir (2015) yang
menyatakan bahwa debt to equity ratio berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Tetapi
bertentangan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Dewi dan Wirajaya (2013) yang
menyatakan bahwa debt to equity ratio berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Dalam
penelitian ini, struktur modal diukur dengan debt to equity ratio (DER)
Selain struktur modal, struktur kepemilikan juga dapat mempengaruhi nilai perusahaan.
Agency theory menyatakan bahwa adanya perbedaan kepentingan antara pemilik perusahaan
(principal) dengan manajer (agent) sering kali menimbulkan masalah keagenan. Manajer dalam
mengelola perusahaan sering kali bertindak bukan untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang
saham, melainkan justru tergoda untuk meningkatkan kesejahteraannya sendiri. Jensen dan Meckling
(1976) berargumen bahwa konflik keagenan terjadi karena adanya pemisahan kepemilikan dan
pengendalian. Konflik keagenan menyebabkan penurunan nilai perusahaan. Penurunan nilai
perusahaan akan mempengaruhi kekayaan pemegang saham, dan salah satu cara mengurangi masalah
keagenan tersebut yaitu mengikutsertakan manajer dalam kepemilikkan saham perusahaan.
Dalam penelitian ini, struktur kepemilikan diproksikan dengan kepemilikan manajerial dan
kepemilikan institutional. Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham yang oleh dewan
direksi dan dewan eksekutif lainnya (Faisal dan Firmansyah, 2005 yang dikutip oleh Maftukhah,
2013). Dalam hal ini, manajer selain sebagai pengelola juga sebagai pemegang saham perusahaan
tersebut. Semakin besar kepemilikan manajerial maka semakin rendah biaya agensi sehingga nilai
perusahaan akan meningkat (Sugiarto, 2009). Pernyataan tersebut telah dibuktikan oleh penelitian
yang telah dilakukan Sukirni (2012) yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh
negatif terhadap nilai perusahaan. Tetapi bertentangan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Rasyid (2015) yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan.
Kepemilikan institusional juga dapat berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Kepemilikan
saham institusional ini biasanya merupakan saham yang dimiliki oleh perusahaan lain yang berada di
dalam maupun di luar negeri serta saham pemerintah dalam maupun luar negeri atau institusi lain
(Susiana dan Herawati, 2007 yang dikutip oleh Maftukhah, 2013). Keberadaan investor institusional
dianggap mampu menjadi mekanisme monitoring yang efektif dalam setiap keputusan yang diambil
oleh manajer. Hal ini disebabkan karena investor institusional terlibat dalam pengambilan keputusan
yang strategis dalam perusahaan (Jensen dan Meckling, 1976). Agency theory menyatakan bahwa
semakin besar kepemilikan saham oleh institusi maka biaya agensi akan semakin kecil sehingga nilai
perusahaan akan meningkat. Pernyataan tersebut telah dibuktikan oleh penelitian yang telah dilakukan
Hardiningsih (2009) yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap
nilai perusahaan. Tetapi bertentangan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Rasyid (2015) dan
Sukirni (2012) yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan.
Selain struktur modal dan struktur kepemilikan, profitabilitas juga dapat mempengaruhi nilai
perusahaan. Signalling theory mengemukakan bahwa profitabilitas yang tinggi menunjukkan prospek
perusahaan yang bagus sehingga investor akan merespon positif dan nilai perusahaan akan meningkat.
Ang (2010) menyatakan bahwa profitabilitas mempengaruhi nilai perusahaan secara positif karena
rasio profitabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Dalam
penelitian ini rasio profitabilitas diukur dengan return on asset (ROA) dan return on equity (ROE).
Penelitian yang dilakukan oleh Syardiana et al. (2015) menyatakan bahwa ROA berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan. Pernyataan tersebut sesuai dengan signalling theory yang menyatakan
bahwa profitabilitas yang tinggi akan meningkatkan nilai perusahaan, tetapi penelitian yang telah
dilakukan oleh Chaidir (2015) bertentangan dengan signalling theory yang menyatakan bahwa ROA
berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Chaidir (2015), Rasyid
(2015) yang menyatakan bahwa ROE berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Pernyataan
tersebut sesuai dengan signalling theory yang menyatakan bahwa profitabilitas yang tinggi akan
meningkatkan nilai perusahaan, tetapi penelitian yang telah dilakukan oleh Munawaroh (2014)
bertentangan dengan signalling theory yang menyatakan bahwa ROE berpengaruh negatif terhadap
nilai perusahaan.
Pertumbuhan perusahaan juga dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Dari sudut pandang
investor, pertumbuhan perusahaan merupakan tanda bahwa perusahaan memiliki aspek yang
menguntungkan, dan mereka mengharapkan rate of return (tingkat pengembalian) dari investasi
mereka memberikan hasil yang lebih baik. Adanya peluang investasi tersebut dapat memberikan
sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan di masa mendatang, sehingga dapat meningkatkan
nilai perusahaa (Sriwardany, 2007). Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dikatakan bahwa
pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Pernyataan ini telah
dibuktikan oleh penelitian yang telah dilakukan Rasyid (2015) yang menyatakan bahwa pertumbuhan
perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Tetapi bertentangan dengan penelitian yang
telah dilakukan oleh Puspita (2011) yang menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh
negatif terhadap nilai perusahaan.
Penelitian ini didasarkan pada penelitian terdahulu yaitu Rasyid (2015) yang melakukan
penelitian tentang pengaruh struktur kepemilikan, struktur modal, profitabilitas dan pertumbuhan
perusahaan terhadap nilai perusahaan. Future research pada penelitian Rasyid (2015) yaitu
disarankan bagi peneliti selanjutnya untuk menambahkan variabel yang dapat mempengaruhi nilai
perusahaan. Selain penelitian Rasyid (2015), penelitian yang telah dilakukan oleh Ain dan
Setijaningsih (2013) juga menjadi dasar dalam penelitian ini. Pada penelitian Ain dan Setijaningsih
(2013), disarankan bagi peneliti selanjunya perlu mengidentifikasi faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi nilai perusahaan. Penelitian selanjutnya juga disarankan untuk menggunakan model
lain yang lebih tepat dalam menghitung nilai perusahaan yang lebih sesuai untuk diterapkan di
Indonesia. Dan Penelitian selanjutnya, memperpanjang periode tahun pengamatan dengan periode
atau rentang waktu yang berbeda.

Hipotesis Penelitian
Penelitian yang telah dilakukan Rasyid (2015) yang menyatakan bahwa kepemilikan
manajerial, kepemilikan institusional, struktur modal, profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian yang telah dilakukan
Chaidir (2015) yang menyatakan bahwa debt to equity ratio, return on asset, return on equity dan
asset growth secara simultan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan kajian
empiris yang telah diuraikan maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1 : Debt to equity ratio, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, return on asset, return
on equity dan asset growth secara simultan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

Modigliani dan Miller memasukkan faktor pajak ke dalam analisis mereka sehingga mendapat
kesimpulan bahwa nilai perusahaan dengan hutang akan lebih tinggi dibandingkan dengan nilai
perusahan tanpa hutang. Kenaikan tersebut dikarenakan adanya penghematan pajak. Teori tersebut
telah dibuktikan oleh penelitian yang telah dilakukan Chaidir (2015) yang menyatakan bahwa debt to
equity ratio berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan kajian teoritis dan
kajian empiris yang telah diuraikan maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H2 : Debt to equity ratio berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.

Kepemilikan saham oleh manajer dapat mengurangi agency cost. Ketika agency cost
menurun maka nilai perusahaan akan meningkat. Pernyataan tersebut telah dibuktikan oleh penelitian
yang telah dilakukan Welim (2014) yang menyatakakn bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh
negatif signifkan terhadap nilai perusahaan. Kepemilikan saham oleh institusi dapat mengurangi
agency cost. Ketika agency cost menurun maka nilai perusahaan akan meningkat. Pernyataan tersebut
telah dibuktikan oleh penelitian yang telah dilakukan Hardiningsih (2009) yang menyatakakn bahwa
kepemilikan institusional berpengaruh negatif signifkan terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan kajian
teoritis dan kajian empiris yang telah diuraikan maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H3 : Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan.
H4 : Kepemilikan institusional berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan.

Signalling theory mengemukakan bahwa profitabilitas yang tinggi menunjukkan prospek


perusahaan yang bagus sehingga investor akan merespon positif dan nilai perusahaan akan meningkat.
Penelitian yang dilakukan oleh Syardiana et al. (2015) menunjukkan bahwa ROA berpengaruh positif
signifikan terhadap nilai perusahaan dan penelitian yang dilakukan oleh Rasyid (2015) menunjukkan
bahwa ROE berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan kajian teoritis dan
kajian empiris yang telah duraikan maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H5 : Return on asset berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.
H6 : Return on equity berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.

Dari sudut pandang investor, pertumbuhan perusahaan merupakan tanda bahwa perusahaan
memiliki aspek yang menguntungkan, dan mereka mengharapkan rate of return (tingkat
pengembalian) dari investasinya. Pernyataan ini telah dibuktikan oleh penelitian yang telah dilakukan
Chaidir (2015) yang menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif signifikan
terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan kajian teoritis dan kajian empiris tersebut maka dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H7 : Asset growth berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.

METODE PENELITIAN
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kausal. Desain kausal digunakan
untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana
suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya (Umar, 2000: 63). Penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Populasi
penelitian ini meliputi seluruh perusahaan sektor aneka industri yang terdaftar di BEI Tahun 2009-
2015 yaitu 39 perusahaan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling.
Berdasarkan teknik tersebut diperoleh sampel 10 perusahaan.

Definisi Operasional Variabel Penelitian


Nilai perusahaan
Nilai perusahaan adalah harga yang bersedia dibayar oleh calon investor jika suatu
perusahaan dijual. Rasio Tobin’s Q merupakan rasio yang digunkan untuk mengetahui apakah
investasi dalam aktiva menghasilkan laba yang memberikan nilai yang lebih tinggi daripada
pengeluaran investasi. Rumus Tobin’s Q sebagai berikut (Klapper and love, 2002):
(MVE + DEBT)
Tobin’s Q =
TA

Struktur Modal
Struktur modal merupakan proporsi dalam menentukan pemenuhan kebutuhan belanja
perusahaan, apakah dengan cara menggunakan hutang atau menggunakan modal sendiri. Debt to
equity ratio adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkan seberapa besar perusahaan memakai
pendanaan yang diperoleh melalui hutang dibandingkan dengan pendanaan yang diperoleh melalui
modal sendiri. Rumus DER sebagai berikut (Brigham and Ehrhardt, 2009:95):

Total Hutang
DER = X 100%
Total Modal
Struktur Kepemilikan
1. Kepemilikan manajerial merupakan proporsi kepemilikan saham oleh manajemen perusahaan.
Rumus kepemilikan manajerial sebagai berikut (Sugiarto, 2009):
Kepemilikan Saham Manajerial
Kepemilikan Manajerial (KM) = X 100%
Jumlah Saham yang Beredar

2. Kepemilikan institusional merupakan proporsi kepemilikan saham oleh investor institusional.


Rumus kepemilikan institusional sebagai berikut (Sugiarto, 2009):
Kepemilikan Saham Institusional
Kepemilikan Institusional (KI) = X 100%
Jumlah Saham yang Beredar

Profitabilitas
Profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan mampu
menghasilkan laba. ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam mengelola seluruh aktiva untuk menghasilkan laba bersih. Rumus ROA sebagai berikut (Ang,
2010):
Laba Setelah Pajak
ROA = x 100 %
Total Aktiva
ROE adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola
seluruh modal sendiri untuk menghasilkan laba bersih. Rumus ROE sebagai berikut (Ang, 2010):
Laba Setelah Pajak
ROE = x 100 %
Total Ekuitas

Pertumbuhan Perusahaan
Pertumbuhan perusahaan adalah seberapa jauh perusahaan menempatkan diri dalam sistem
ekonomi secara keseluruhan atau sistem ekonomi untuk industri yang sama. Asset Growth adalah
perubahan (tingkat pertumbuhan) tahunan dari total aktiva. Rumus pertumbuhan aset sebagai berikut
(Badhuri, 2002):
Aset Tahun t- Aset Tahun t-1
Growth = X 100%
Aset Tahun t-1

Teknik Analisis Data


Untuk menguji hipotesis penelitian diperlukan analisis statistik terhadap data yang telah
diperoleh. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda.
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui atau memperoleh gambaran mengenai
pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3, X4, X5, X6) terhadap variabel terikat (Y) baik secara simultan
maupun secara parsial. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program Statistical
Package for Social Science (SPSS) 24 for windows. Model regresi linier berganda dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:

Y= α+ β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + e


Keterangan :
Y = Nilai Perusahaan
X1 = Debt to Equty Ratio
X2 = Kepemilikan Manajerial
X3 = Kepemilikan Institusional
X4 = Return on Asset
X5 = Return on Equity
X6 = Asset Growth
α = Konstanta
β1,β2,β3,β4,β5,β6 = Koefisien Regresi
e = Error/ Tingkat Kesalahan

HASIL PENELITIAN

Uji Normalitas
Hasil uji normalitas diketahui nilai sig. Kolmogorov- Smirnov sebesar 0,195. Jika dilihat
kriteria dalam pengambilan keputusan maka sig. Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 0,05 (sig>5%)
sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

Uji Asumsi Klasik


Uji Multikolineritas
Hasil uji multikolinearitas diketahui nilai VIF variabel DER sebesar 1,743, variabel
kepemilikan manajerial sebesar 1,282, variabel kepemilikan institusional sebesar 1,226, variabel
ROA sebesar 7,703, variabel ROE sebesar 7,218, variabel growth sebesar 1,036. Nilai VIF tersebut
secara keseluruhan kurang dari 10 sehingga dapat disimpulkan bahwa antar variabel independen tidak
terjadi masalah multikolinearitas.

Uji Auotokorelasi
Hasil Uji Auotokorelasi diketahui nilai Durbin Watson (DW) = 1,860. Suatu data dikatakan
tidak terjadi autokorelasi jika hasil Durbin Watson terletak antara du dan (4-du). Pada penelitian ini
diperoleh du = 1,802 dan (4-du) = 2,198, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah
autokorelasi pada model regresi.
Uji Heteroskedastisitas
Dari grafik scatterplot terlihat titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas
maupun di bawah angka nol (0) pada sumbu Y, tidak berkumpul di satu tempat, serta tidak
membentuk pola tertentu sehingga disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model
regresi.

Tabel 1. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda


Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 1,092 0,351 3,114 0,003
DER 0,001 0,001 0,061 0,589 0,558
KM -0,013 0,007 -0,180 -2,036 0,046
KI -0,012 0,004 -0,285 -3,305 0,002
ROA 0,102 0,027 0,823 3,807 0,000
ROE 0,015 0,014 0,234 2,116 0,026
GROWTH 0,009 0,003 0,212 2,677 0,009
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan

Analisis Regresi Berganda


Uji Hipotesis
Dari hasil analisis regresi linier berganda tersebut diperoleh persamaan regresi linier berganda
sebagai berikut :
Y = 1,092 + 0,001DER - 0,013KM – 0,012KI + 0,102ROA + 0,015ROE + 0,009GROWTH + e

PEMBAHASAN

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Return on


Asset, Return on Equity dan Asset Growth secara simultan terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa debt to equity ratio, kepemilikan
manajerial, kepemilikan institusional, return on asset, return on equity dan asset growth merupakan
faktor penting dalam meningkatkan nilai perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang telah dilakukan peneliti sebelumnya yaitu Rasyid (2015) yang menyatakan bahwa kepemilikan
manajerial, kepemilikan institusional, struktur modal, profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan
merupakan faktor yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus
lebih berkonsentrasi pada struktur kepemilikan saham, kontrol yang efektif dalam penentuan struktur
modal, ada monitoring terhadap kebijakan yang diambil oleh manajemen untuk meningkatkan
profitabilitas dan tingkat pertumbuhan perusahaan karena hal tersebut dapat mempengaruhi nilai
perusahaan.

Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Nilai Perusahaan


Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa debt to equity ratio berpengaruh positif
tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Dalam penelitian ini, DER bukanlah faktor penting dalam
meningkatkan nilai perusahaan. Besarnya nilai DER tidak dapat berperan penting terhadap
peningkatan nilai perusahaan. Hal ini terjadi karena adanya perilaku opportunistic oleh manajer.
Pendanaan yang diperoleh melalui hutang oleh manajer hanya digunakan untuk proyek-proyek yang
dia sukai dan hanya menguntungkan bagi manajer dan investor institusi tanpa memperhatikan
kepentingan pasar. Penggunaan hutang tersebut tidak dapat meningkatkan penjualan bagi perusahaan
sehingga pasar menilai bahwa penggunaan hutang yang besar tidak menghasilkan laba yang
memberikan nilai yang lebih tinggi daripada pengeluaran investasi.
Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti sebelumnya
yaitu Dewi et al. (2014) yang menyatakan bahwa peningkatan debt to equity ratio tidak dapat
meningkatkan nilai perusahaan. Besar kecilnya DER tidak dapat berpengaruh terhadap nilai
perusahaan. Informasi perubahan DER yang sebagaimana bisa diperoleh dari laporan keuangan tidak
berpengaruh pada keputusan atas harga saham di pasar modal Indonesia, di mana hal ini juga tidak
akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan karena perusahaan yang sudah go public nilai
perusahaannya akan tercermin dari nilai pasar sahamnya.

Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai Perusahaan


Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial merupakan faktor
penting yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif
signifikan terhadap nilai perusahaan. Artinya bahwa ketika kepemilikan saham oleh manajerial
meningkat maka agency cost akan menurun sehingga nilai perusahaan akan meningkat. Begitu pun
sebaliknya ketika kepemilikan saham oleh manajerial menurun maka agency cost akan meningkat
sehingga nilai perusahaan akan menurun. Kepemilikan saham oleh manajerial dapat mengatasi
masalah keagenan antara manajer (agent) dengan pemegang saham (principal). Dengan adanya
kepemilikan saham oleh manajerial pada perusahaan maka kepentingan antara manajer dan pemegang
saham akan sejajar sehingga dapat mengurangi agency cost yang di mana hal ini dapat meningkatkan
nilai perusahaan.
Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti sebelumnya
yaitu Welim (2014) yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negatif signifikan
terhadap nilai perusahaan. Kepemilikan saham yang meningkat oleh manajer dapat memudahkan
jalan bagi manajer untuk mencapai kepentingan pribadi dengan status ganda manajer sebagai
pengelola sekaligus pemilik perusahaan. Status ganda ini menyebabkan manajer seolah-olah
mengawasi dirinya sendiri, sehingga memudahkan manajer untuk mencapai kepentingan pribadi.
Kemudahan manajer dalam membuat keputusan perusahaan tersebut menyebabkan nilai perusahaan
menurun.

Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan


Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan institusional merupakan faktor
penting yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Kepemilikan institusional berpengaruh negatif
signifikan terhadap nilai perusahaan. Artinya bahwa ketika kepemilikan saham oleh investor
institusional meningkat maka agency cost akan menurun sehingga nilai perusahaan akan meningkat.
Begitu pun sebaliknya ketika kepemilikan saham oleh investor institusional menurun maka agency
cost akan meningkat sehingga nilai perusahaan akan menurun. Kepemilikan institusional memiliki
peran yang sangat penting dalam meminimalisasi konflik keagenan yang terjadi antara manajer dan
pemegang saham. Keberadaan investor institusional mampu menjadi mekanisme monitoring yang
efektif dalam setiap keputusan yang diambil oleh manajer. Hal ini disebabkan karena investor
institusional terlibat dalam pengambilan keputusan yang strategis dalam perusahaan.
Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti sebelumnya
yaitu Hardiningsih (2009) yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh negatif
signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini dikarenakan karakteristik perusahaan di Indonesia
mempunyai pola struktur kepemilikan yang lebih terkonsentrasi (closely held) sehingga pendiri
perusahaan juga dapat menempati posisi dalam dewan direksi atau komisaris, sehingga banyak
perusahaan di Indonesia mempunyai hubungan yang erat antara pemilik dengan dewan direksi atau
dewan komisaris. Menurut penelitian dari The Asian Development Bank Institute, perusahaan di
Indonesia hanya 6% yang memiliki struktur kepemilikan yang tersebar dan tidak ada controlling
shareholders. Dengan kata lain, perusahaan di Indonesia lebih bersifat owner controlled firms
(Husnan, 2001). Dikarenakan manajer diangkat dan diberhentikan oleh pemegang saham mayoritas,
maka mereka akan berusaha menunjukkan kinerja mereka dengan mengesampingkan kemungkinan
akibat yang ditimbulkan. Hal ini akan merugikan perusahaan dalam jangka panjang.

Pengaruh Return on Asset terhadap Nilai Perusahaan


Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa return on asset merupakan faktor penting
yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Return on asset berpengaruh positif signifikan terhadap
nilai perusahaan. Artinya bahwa ketika kemampuan perusahaan dalam mengelola seluruh asetnya
untuk menghasilkan laba meningkat maka nilai perusahaan juga akan meningkat. Begitu pun
sebaliknya, ketika kemampuan perusahaan dalam mengelola seluruh asetnya untuk menghasilkan laba
menurun maka nilai perusahaan juga akan menurun. Hal ini sesuai dengan signalling theory yang
menyatakan bahwa profitabilitas yang tinggi menunjukkan prospek perusahaan yang bagus sehingga
investor akan merespon positif dan nilai perusahaan akan meningkat.
Nilai perusahaan yang menjadi tolok ukur investor dalam membeli saham dipengaruhi oleh
besar kecilnya ROA, dengan kata lain jika perusahaan semakin efisien dalam penggunaan asetnya
maka laba yang dihasilkan pun besar. Semakin tinggi laba yang diperoleh, maka kemampuan
perusahaan untuk membayar dividen akan semakin tinggi serta menghasilkan harga saham yang juga
tinggi. Hal ini menyebabkan nilai perusahaan juga meningkat.
Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti
sebelumnya yaitu Ain dan Setijaningsih (2013) yang menyatakan bahwa ROA berpengaruh positif
signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa efisiensi perusahaan dalam
mengelola asetnya untuk memperoleh laba merupakan hal yang penting bagi investor dalam
mempertimbangkan keputusan investasinya. Semakin tinggi ROA, maka semakin tinggi nilai
perusahaan yang akan menarik perhatian investor untuk membeli saham.

Pengaruh Return on Equity terhadap Nilai Perusahaan


Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa return on equity merupakan faktor penting
yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Return on equity berpengaruh positif signifikan terhadap
nilai perusahaan. Artinya bahwa ketika kemampuan perusahaan dalam mengelola seluruh modal
sendiri untuk menghasilkan laba meningkat maka nilai perusahaan juga akan meningkat. Begitu pun
sebaliknya, ketika kemampuan perusahaan dalam mengelola seluruh modal sendiri untuk
menghasilkan laba menurun maka nilai perusahaan juga akan menurun. Hal ini sesuai dengan
signalling theory yang menyatakan bahwa profitabilitas yang tinggi menunjukkan prospek perusahaan
yang bagus sehingga investor akan merespon positif dan nilai perusahaan akan meningkat.
Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti
sebelumnya yaitu Rasyid (2015) yang menyatakan bahwa ROE berpengaruh positif signifikan
terhadap nilai perusahaan. Perkembangan nilai profitabilitas perusahaan Aneka Industri dan Industri
Barang Konsumsi selama lima tahun terakhir selalu meningkat, hal ini menunjukkan bahwa rasio
profitabilitas memiliki efek yang baik terhadap perusahaan yang diteliti terutama efektivitas
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas perusahaan. Kondisi ini
menunjukkan bahwa prospek perusahaan baik karena ada potensi untuk meningkatkan keuntungan
perusahaan, sehingga investor akan merespon positif, dan nilai perusahaan akan meningkat.
Pengaruh Asset Growth terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa asset growth merupakan faktor penting
yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Asset growth berpengaruh positif signifikan terhadap
nilai perusahaan. Artinya bahwa ketika aset meningkat maka nilai perusahaan juga akan meningkat.
Begitu pun sebaliknya, ketika aset menurun maka nilai perusahaan juga akan menurun. Pertumbuhan
suatu perusahaan merupakan tanda perusahaan memiliki aspek yang menguntungkan dan hal ini akan
memberikan sinyal positif bagi investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut
sehingga nilai perusahaan meningkat.
Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti
sebelumnya yaitu Syardiana et al. (2015) yang menyatakan bahwa asset growth berpengaruh positif
signifikan terhadap nilai perusahaan. Pertumbuhan perusahaan sangat diharapkan oleh pihak internal
maupun eksternal perusahaan karena pertumbuhan yang baik memberi tanda bagi perkembangan
perusahaan. Dari sudut pandang investor, pertumbuhan suatu perusahaan merupakan tanda
perusahaan memiliki aspek yang menguntungkan dan investor akan mengharapkan tingkat
pengembalian (rate of return) dari investasi yang dilakukan menunjukkan perkembangan yang baik.

Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan yakni sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
pada sektor aneka industri masih terbatas karena pada sektor ini hanya beberapa perusahaan yang
memiliki kepemilikan saham oleh manajerial sehingga banyak perusahaan yang tidak dapat dijadikan
sebagai sampel dalam penelitian. Selain itu, variabel yang digunakan dalam penelitian ini juga masih
terbatas, hal ini terbukti masih terdapat 41,9% variabel lain yang dapat mempengaruhi nilai
perusahaan.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan yaitu debt to equity ratio, kepemilikan
manajerial, kepemilikan institusional, return on asset, return on equity dan asset growth secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, debt to equity ratio berpengaruh positif
tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, kepemilikan manajerial berpengaruh negatif signifikan
terhadap nilai perusahaan, kepemilikan institusional berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai
perusahaan, return on asset berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan, return on equity
berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan, asset growth berpengaruh positif signifikan
terhadap nilai perusahaan.

Saran
Bagi investor yang ingin berinvestasi pada perusahaan sektor aneka industri sebaiknya
memperhatikan variabel kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, return on asset, return on
equity dan asset growth sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi yang
tepat dan menguntungkan nantinya. Hal ini karena besar kecilnya nilai variabel tersebut dapat
mempengaruhi nilai perusahaan. Selanjutnya, jika nilai perusahaan ingin ditingkatkan maka
manajemen harus memaksimalkan nilai struktur kepemilikan saham, return on asset, return on equty
dan asset growth karena variabel tersebut berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Mengingat adanya keterbatasan dalam penelitian ini, maka bagi peneliti selanjutnya
disarankan untuk melakukan perluasan penelitian dengan cara menambah variabel yang dapat
mempengaruhi nilai perusahaan. Karena bukan hanya struktur modal, struktur kepemilikan,
profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan tetapi masih
banyak variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan di antaranya kebijakan
deviden, ukuran perusahaan, likuiditas, investment opportunity set. Selain itu, disarankan bagi peneliti
selanjutnya untuk menggunakan sampel penelitian yang tidak hanya pada perusahaan sektor aneka
industri saja, tetapi dapat dikembangkan dengan menggunakan sampel dari sektor lain seperti pada
sektor manufaktur atau seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Ain dan Setijaningsih. 2013. Pengaruh Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE) dan
Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai Perusahaan. Universitas Bina Nusantara.

Ang, Robert. 2010. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. 7 th Edition. Jakarta: Media Soft Indonesia.

Bhaduri, S.N. 2002. Determinants of Corporate Borrowing: Some Evidence from the Indian
Corporate Structure. Journal of Economics and Finance, Summer, 26, 2,p. 200.

Brigham, Eugene F. and Ehrhardt, Michael C. 2009. Financial Management: Theory And Practice
(13th Edition). South-Western: Cengage Learning.

Chaidir. 2015. Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas, dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Nilai
Perusahaan. E-ISSN: 2502-5678.

Dewi, Ayu Sri Mahatma dan Ary Wirajaya. 2013. Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas dan Ukuran
Perusahaan pada Nilai Perusahaan. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 4.2 : 358-372.

Dewi, Inggi Rovita, Siti Ragil Handayani dan Nila Firdausi Nuzula. 2014. Pengaruh Struktur Modal
terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Administrasi Bisnis (Jab), Vol. 17 No. 1.

Hardiningsih. 2009. Determinan Nilai Perusahaan. Universitas STIKUBANK Semarang, JAI Vol.5,
No.2, Juli 2009 : 231-250.

Husnan, Suad. 2001. Corporate Governance dan Keputusan Pendanaan: Perbandingan Kinerja
Perusahaan dengan Pemegang Saham Pengendali Perusahaan Multinasional dan Bukan
Multinasional. Journal of Accounting, Management, Economic Research hal 1-10.

Jensen, M.C. and Meckling, W.H. 1976. Theory of the Firm : Managerial Behavior Agency Cost, and
Ownership Structure. Journal of Finance Econmics, Vol. 76, PP. 305-360.

Klapper, L. and Love. 2002. Corporate Governance, Investor protection and Performance in Emerging
Markets. World Bank Working Paper.

Maftukhah, Ida. 2013. Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, dan Kinerja Keuangan
Sebagai Penentu Struktur Modal Perusahaan. Jurnal Dinamika Manajemen, Vol. 4, No. 1,
PP: 69-81.
Martono dan A. Harjito. 2013. Manajemen Keuangan. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Ekonisia.

Modigliani, F. and Miller MH. 1963. The Cost of Capital, Corporate Finance and Theory of
Investment. American Economic Review. 49: 261-297.

Puspita, Novita Santi. 2011. Analisis Pengaruh Struktur Modal, Pertumbuhan Perusahaan, Ukuran
Perusahaan, dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007 – 2009 (Studi Kasus pada Sektor Industri
Food and Beverages).
Rasyid, Abdul. 2015. Effects of Ownership Structure, Capital Structure, Profitability and Company’s
Growth towards Firm Value. International Journal of Business and Management Inventio,
Volume 4, PP-25-31.

Salvatore, Dominick. 2005. Ekonomi Manajerial dalam Perekonomian Global. Jakarta: Salemba
Empat.

Sriwardany. 2007. Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan terhadap Kebijaksanaan Struktur Modal dan
Dampaknya Terhadap Perubahan Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur Tbk. MEPA
Ekonomi, Vol 2 No 1.

Sugiarto. 2009. Stuktur Modal, Struktur Kepemilikan, Permasalahan Keagenan dan Informasi
Asimetri. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sukirni, Dwi. 2012. Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Deviden dan
Kebijakan Hutang Analisis terhadap Nilai Perusahaan. Accounting Analysis Journal, 1 (2) .

Syardiana, Gita, Ahmad Rodoni dan Zuwesty Eka Putri. 2015. Pengaruh Investment opportunity Set,
Struktur Modal, Pertumbuhan Perusahaan, dan Return on Asset terhadap Nilai Perusahaan.
Akuntabilitas, Vol. VIII, No.1, P-ISSN:1978-858x, Hal. 39-46.

Umar, Husein. 2000. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Cetak 3. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.

Welim, Michelle Freshilia. 2014. Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional
terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI).
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai