NIM : 16334012
TUGAS 1
Jawab :
- Sifatnya eukariotik (mempunyai inti sel yang terbungkus oleh sebuah membrane) - Tidak
memiliki dinding sel
- Bentuk protozoa bervariasi : trofozoit (bentuk vegetative) , kista ( bentuk tidak aktif)
Jawab :
- Protozoa adalah kelompok sub kingdom Protista, yang berada dibawah domain eukariota,
sedangkan bakteri bisa digambarkan sebagai domain dalam taksonomi
- Jumlah spesies bakteri yang diidentifikasikasi lebih rendah dibandingkan dengan protozoa.
Namun, jumlah sebenarnya spesies bakteri jauh lebih besar dari jumlah spesies protozoa
Jawab:
Protozoa dibagi menjadi empat kelas, yaitu rhizopoda, cilliata, flagellata, dan sporozoa.
Klasifikasi tersebut berdasarkan pada alat geraknya. Protozoa merupakan protista mirip hewan,
yaitu organisme uniseluler eukariot yang memiliki karakteristik mirip hewan, seperti dapat
bergerak dan mencerna makanan. Berikut ini merupakan penjelasan dari klasifikasi protozoa.
Kelompok protozoa merupakan kelompok protista yang memiliki sifat seperti hewan, yaitu
heterotrof dan dapat bergerak. Filum protozoa digolongkan ke dalam empat kelas berdasarkan
alat gerak yang dimilikinya, yaitu:
a. Rhizopoda
Rhizopoda merupakan protozoa yang menggunakan kaki semu (pseudopodia) sebagai alat
geraknya. Kaki semu tersebut berasal dari sitoplasma yang menjulur. Pseudopodia juga
berfungsi untuk memangsa makanan. Organisme golongan ini memiliki bentuk yang amorf,
berkembang biak dengan membelah diri, dan mendapat makanannya dengan memangsa
bakteri atau parasit bagi organisme lain.Beberapa jenis rhizopoda memiliki cangkang yang
terbuat dari kalsium karbonat dan silika. Contoh rhizopoda adalah Amoeba sp.
-Pembelahan biner
-Bersifat heterotrof
-Dapat berubah menjadi kista saat kondisi lingkungan tidak memadai sehingga tidak aktif dan
dapat aktif kembali apabila kondisi lingkungan menguntungkan.
b. Ciliata
Ciliata merupakan protozoa yang menggunakan rambut getar (silia) sebagai alat geraknya. Silia
terdapat di seluruh permukaan sel dan juga berfungsi sebagai alat bantu dalam menggerakan
makanan ke sitostoma (mulut sel). Contoh cilliata yaitu Paramecium sp. Di dalam sitoplasma
terdapat organel sel, diantaranya mitokondria, ribosom, lisosom, nukleus (inti sel), vakuola
makanan, dan vakuola kontraktil (vakuola berdenyut). Alat pencernaan makanan terdiri atas
bagian corong mulut atau celah mulut (oral groove), sitostoma (mulut sel), sitofaring (gullet
atau kerongkongan sel), vakuola makanan, dan lubang anus pada bagian tertentu dari
membran sel. Vakuola kontraktil berbentuk mirip kantong yang berfungsi untuk osmoregulasi,
yaitu proses pengaturan tekanan osmotik cairan di dalam tubuh. Ciliata memiliki dua inti sel
(makronukleus dan mikronukleus). Makronukleus berfungsi untuk mensintesis RNA, mengatur
aktivitas dan pertumbuhan sel, serta sebagai alat reproduksi aseksual (pembelahan biner).
Sementara itu, mikronukleus berfungsi sebagai alat reproduksi seksual (konjugasi).
-Memiliki trikokis
-Bersifat heterotroph
c. Flagellata
Flagellata merupakan protozoa yang menggunakan bulu cambuk (flagelum) sebagai alat
geraknya. Umumnya flagellata memiliki dua flagelum yaitu di depan dan di belakang. Selain
berfungsi sebagai alat gerak, flagela juga dapat digunakan untuk mengetahui keadaan
lingkungan flagellata dan mengumpulkan makanan dengan cara menghasilkan aliran air di
sekitar mulut, sehingga makanan dapat memasuki mulut. Sitoplasma flagellata dikelilingi oleh
pelikel atau pembungkus yang nyata sehingga memberikan bentuk tubuh yang tetap. Contoh
flagellata yaitu Trypanosoma gambiense.
-Berdasarkan bentuk tubuhnya, flagellata dibedakan menjadi dua macam, yaitu flagellata
berbentuk seperti tumbuhan yang disebut fitoflagellata dan flagellata berbentuk seperti hewan
yang disebut zooflagellata.
d. Sporozoa
Sporozoa merupakan protozoa yang tidak memiliki alat gerak. Semua jenis sporozoa hidup
sebagai parasit di tubuh hewan dan manusia. Contoh sporozoa yaitu Plasmodium sp.
-Pembelahan ganda
-Memiliki spora
Jawab : dalam daur hidupnya E. histolytica mempunyai 3 stadium yaitu, bentuk histolitika,
bentuk minuta dan bentuk kista
• Bentuk histolitika dan minuta adalah bentuk trofozoit, bedanya bentuk histolitika bersifat
pathogen dan ukrannya lebih besar
• Bentuk histolitika (patogen) dapat hidup selain dijaringan usus besar dapat pula hidup dihati,
paru, otak, kulit dan vagina
• Bentuk ini berkembang biak pembelahan biner dijaringan dan dapat merusak jaringan
tersebut, sesuai dngan namanya E. histolytica (histo= jaringan , lysis= hancur)
• Bentuk minuta adalah bentuk pokok , tanpa bentuk minuta, daur hidup tak dapat
berlangsung, besarnya 10-20nm
• Bentuk kista dibentuk dirongga usus besar, besarnya 10-20nm, bentuk bulat atau lonjong,
mempunyai dinding kista da nada inti entameba
• Pada kista muda terdapat benda kromatoid dan vakuola glikogen (dianggap sebagai makanan
cadangan)
• Pada kista matang benda tersebut biasanya sudah tidak ada lagi, kista matang tidak patogen,
tetapi dapat merupkan infektif
• Bentuk minuta dapat membentuk dinding dan merubah menjadi bentuk kista
• Dengan aliran darah, bentuk histolitika dapat tersebar ke jaringan hati, paru dan otak
5. Faktor apa saja yang dapat memicu infeksi dari E. histolytica dan bagaimana
penanganannya
Jawab:
Patologi dan gejala klinis , bentuk klinis yang dikenal adalah amebiasis intestinal dan amebiasis
ekstra intestinal
- amebiasis kolon akut atau disentri amoeba mempunyai gejala yang jelas terdiri atas diare
dengan tinja yang berlendir dan berdarah, mules serta nyeri pada anus waktu buang air besar
- Bila tinja segar diperiksa untuk histolitika dapat ditemukan dengan mudah
- Amebiasis kolon bila tidak diobati akan menjalar keluar dari usus dan menyebabkan amebiasis
ekstra intestinal
Hematogen (melalui aliran darah) : terjadi bila ameba telah masuk di submukosa
kemudian memasuki kapiler darah, dibawa oleh aliran darah melalui vena porta ke hati,
menimbulkan abses hati. Abses berisi nanah yang berwarna coklat. Melalui aliran darah,
bentuk histolitika dapat mecapai jaraingan paru, otak dan mnimbulkan abses paru dan
otal.
Per kontinuitatum (secara langsung) : terjadi bila abses hati tidak diobati sehingga abses
pecah. Ameba yang keluar dapat masuk ke paru pewat diafragma atau rongga perut
menyebabkanperitonitis amebiasis rektum bia tidakdiobati dapat menyebar ke kulit
disekitar anus menyebabkan amebiasis perianal atau ke vagina menyebabkan amebiasis
vagina
DIAGNOSIS
Diagnosis klinis ditetapkan bila terdapat sindrom disentri disertai sakit perut, biasanya diare
berlangsung tidak lebih dari 10kali
3. amebiasis hati
Secara klinis dapat dibuat diagnosis bila terdapat gejala berat badan menurun, badan terasa
lemah, demam tidak nafsu makan disertai pembesaran hati yang nyeri ketika ditekan.
Pemeriksaan darah menunjukkan leukositosis. Diagnosis laboratorium ditegakkan dengan
menemukan E. Histolytica dalam biopsi abses hati.
PENGOBATAN
1. Emetin hidroklorida
- Efektif bila diberikan secara parental, karena pada pemberian oral, absropsinya tidak
sempurna
-Emetin dan dehidroemetin efektif untuk pengobatan abses hati (amebiasis hati)
2. Klorokuin
- Efek samping dan efek toksiknya bersifat ringan antara lain, mual, muntah, diare, sakit kepala
3. Antibiotik
- Tetrasiklin dan Eritromisin bekerja secara tidak langsung sebagai amebisid dengan
mempengaruhi flosra usu.
- Paromisin bekerja secaea langsung pada ameba
4. Metronidazol
- Metronidazol merupakan obat pilihan karna efektif terhadap bentuk histolitika dan bentuk
kista