PEMERIKSAAN PENUNJANG
Disusun Oleh:
2019 / 2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa kita hadiahkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah mata
kuliah ILMU DASAR KEPERAWATAN II tentang PEMERIKSAAN PENUNJANG sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut serta berpartisipasi dalam
pembuatan makalah ini.
Penulis berharap dengan disusunnya makalah ini dapat menambah pengetahuan para
pembaca. Penulis juga menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi penyempurnaan
makalah ini.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Rontgent
Indikasi kondisi kelainan tulang dan sendi (seperti patah tulang dan
osteoporosis),
infeksi, gangguan pencernaan,
pembengkakan jantung,
dan tumor payudara.
Peran Perawat Untuk Peran perawat mencakup pemantauan klien dan peralatan
Pemeriksaan Foto yang di gunakan
Rontgen selama prosedur dan selalu waspada terhadap komplikasi yang
berhubungan dengan possisi klien dan lamanya prosedur.
Pemeriksaan foto Rontgen di tempat lainnya juga diperlukan jika
terdapat kelainan pada pemeriksaan fisik, seperti adanya masalah
pada asistem pernapasan yang memerlukan pemeriksaan rontgen
torax atau jika ada trauma pada ekstremitas, pemeriksaan foto
rontgen di lokasi tempat trauma harus dilakukan. Pelayanan yang
bersifat medis khususnya di pelayanan keperawatan mengalami
perkembangan teknologi informasi yang sangat membantu dalam
proses keperawatan, memudahkan pengkajian selanjutnya, intervensi
apa yang sesuai dengan diagnosis yang sudah ditegakkan
sebelumnya, hingga hasil keluaran apa yang diharapkan oleh perawat
setelah klien menerima asuhan keperawatan, dan semua proses
tersebut tentunya harus sesuai dengan NANDA, NIC, dan NOC.
Namun ada hal yang perlu kembali dipahami oleh semua tenaga
kesehatan yang menggunakan teknologi rontgen yaitu semua
teknologi yang berkembang dengan pesat ini hanyalah sebuah alat
bantu yang tidak ada gunanya tanpa intelektualitas dari penggunanya
dalam hal ini adalah perawat dengan segala pengetahuannya tentang
ilmu keperawatan. Sistem ini mempermudah perawat memonitor
klien dan segera dapat memasukkan data terkini dan intervensi apa
yang telah dilakukan ke dalam komputer yang sudah tersedia di
setiap bangsal sehingga akan mengurangi kesalahan dalam
dokumentasi dan evaluasi hasil tindakan keperawatan yang sudah
dilakukan.
Jenis Jenis Film Rontgent
Yaitu film roentgen yang memiliki dua lapisan emulsi yang sama tebalnya di kedua permukaan
dasar film. Film ini dapat digunakan secara bolak balik.
Keuntungan :
dapat ditekan.
diminimalisasi.
Kerugian :
Perak lebih sedikit karena hanya satu emulsi dan cairan pembangkit awet.
A. Screen Film
- Akan tetapi resolusi lebih rendah karena kristal peraknya lebih kasar dari single emulsi
- Dapat timbul bayangan kurang tajam bila kontak screen-film kurang sempurna.
B. Non-Screen Film
- digunakan tanpa screen. Dosis radiasi lebih tinggi (5-25 kali lebih tinggi).
sedang.
c. Low speed: kristal perak halus/kecil, kontras ,tinggi, resolusi baik, dan kecepatan rendah.
Melalukan Pemeriksaan
1. Pastikan nama yang tertera pada hasil tes rontgen sama dengan pasien yang Anda periksa
2. Pastikan Anda sudah mempelajari semua informasi terkait tentang pasien. Termasuk riwayat
medisnya
3. Bandingkan hasil tes rontgen dengan hasil yang sebelumnya jika ada. Perhatikan tanggal tes
pada hasil rontgen tersebut.
Menilai Kualitas Film
2. Pastikan hasil rontgen dada mendapatkan cahaya yang cukup sehingga dapat membedakan
tulang belakang tubuh dengan ruang antar tulang belakang.
3. Cari tanda-tanda rotasi jika pasien tidak pas bersandar pada alat rontgen. Jika terjadi rotasi
maka bagian mediastinum dapat terlihat tidak normal. Rotasi dapat ditemukan dengan melihat
bagian kepala clavicular.
1. Periksalah petunjuk Posisi yang tercetak pada film. "L" berarti kiri, "R" berarti kanan, "PA"
berarti bagian depan, "AP" bagian belakang. Perhatikan juga posisi tubuh pasien: supine
(telentang), upright (berdiri tegak), lateral (menyamping), decubitus (bersandar).
Analisis Gambar
1. Melihar gambaran umum terlebih dahulu. Biasanya dimulai menggunakan metode ABCDE. A
(airway) yaitu memeriksa saluran napas. B (bones) memeriksa tulang. C (cardiag shillouette). D
(diaphragm) yaitu memeriksa dan segala sesuaitu yang lainnya. Lalu yang terakhir E (Everythih
else).
2. Periksallah apakah ada selang, jalur invus intravena, petunjuk EKG, klip bedah, alat pacu
jantungm atau saluran pengeluaran cairan
5. Amati tanda siluet jantung. Lihatlah ukuran bayangan jantung. Siluet jantung normal
menempati kurang dari setengah lebar dada.
6. Cari diafragma yang mendatar atau menonjol. Diafragma mendatar merupakan indikasi
empisema. Diafragma yang menonjol merupakan indikasi area konsolidasi ruang udara yang
mengakibatkan paru-paru bagian bawah berbeda dalam hal kepadatan jaringan jika dibandingkan
dengan bagian perut.
7. Periksa tepi jantung, harusnya terlihat tajam. Amatilah jika terlihat bagian yang terang yang
mengaburkan garis tepi jantung, di lobus tengah kanan dan kiri pada lingula pneumonia. Periksa
juga jaringan lunak eksternal untuk jika ada kelainan.
8. Periksa ruang paru-paru, periksa simetri dan temukan keregangan atau kepadatan yang
abnormal. Periksa vaskularisasi dan keberadaan massa atau modul.
B. EKG
Kontra Indikasi
Tidak ada kontraindikasi absolut pada tindakan pemeriksaan EKG. Satu-
satunya alasan untuk tidak melakukan pemeriksaan EKG adalah bila pasien
menolak.
Tujuan Pemeriksaan digunakan untuk melihat ke dalam tubuh pasien dan mengevaluasi
bagian dalam seperti pembuluh darah, sendi, tendon, organ, dan
otot, lebih dikenal sebagai alat pemeriksa janin
Kontra Indikasi
1. pasien yang memiliki riwayat alergi, baik terhadap gel yang akan
dioleskan pada permukaan kulit sebelum tindakan USG eksternal,
maupun alergi terhadap obat penenang yang diberikan sebelum
prosedur USG endoskopi
Peran Perawat
1. Memantau alat dan tempat USG dan juga membantu pasien
dalam setiap tindakan USG melakukan pengkajian awal
kondisi pasien sebelum melakukan pemeriksaan USG;
2. memberikan informasi yang cukup mengenai pemeriksaan
USG yang akan dijalani oleh pasien;
3. menjelaskan secara benar mengenai pengertian USG, bahwa
USG bukanlah suatu alat yang dapat melihat seluruh tubuh
janin atau organ kandungan, hali ini untuk menghindarkan
kesalahan harapan dari pasien. usg hanyalah salah satu alat
bantu diagnostic didalam bidang kesehatan;
4. memposisikan pasien ditempat yang digunakan untuk
pemeriksaan USG;
5. menunggu pasien yang sedang dilakukan pemeriksaan USG;
6. membantu radiologis dalam pemeriksaan USG;
7. membantu klien kembali ke ruang perawatan;
8. memberikan hasil pemeriksaan USG ke klien;
9. memberikan hasil kejelasan hasil pemeriksaan USG apabila
klien belum mengerti hasil USG tersebut.
10. memberikan informasi untuk istirahat cuku
D. CT SCAN
Kontra Indikasi
pasien dengan gangguan fungsi ginjal dan alergi terhadap
kontras.
Ibu hamil
Persiapan Pasien peserta akan diminta untuk menanggalkan beberapa atau semua
pakaian dan mengenakan pakaian khusus untuk pemeriksaan.
Perhiasan, peralatan gigi, kacamata, dan benda logam juga perlu
dilepaskan.
Dan pasien diminta untuk berpuasa beberapa jam sebelum CT scan,
tetapi hanya untuk pemeriksaan tertentu.
Prosedur Pemeriksaan
1. pasien akan direbahkan di atas tempat tidur datar yang
dilengkapi dengan bantal, sabuk, dan penahan kepala
untuk menghindari tubuh bergerak selama prosedur
berlangsung.
2. Ruangan CT scan hanya diperkenankan untuk pasien,
dan ahli radiologi akan mengoperasikan mesin dari
ruangan lain sambil memantau dan berkomunikasi
dengan pasien melalui interkom yang tersambung di
kedua ruangan.
3. Selanjutnya pasien akan dimasukkan ke dalam mesin
CT scan berbentuk seperti kue donat dengan tabung
Rontgen yang terletak pada mesin CT scan tersebut.
4. Mesin akan berputar saat pencitraan berlangsung.
Setiap putaran akan menangkap gambar tubuh dalam
bentuk potongan demi potongan.
5. Terkadang, ahli radiologi akan meminta pasien untuk
menarik, menahan, dan membuang napas guna
mendapatkan hasil gambar yang jelas. Jika tidak
terdapat aba-aba, pasien dapat bernapas secara
normal.
6. Tempat tidur pasien juga akan digerakkan untuk
memperlancar proses pencitraan, namun pasien tidak
diperkenankan untuk bergerak selama proses tersebut
karena dapat merusak hasil gambar.
7. Saat pengerjaan, tidak ada rasa sakit yang dirasakan.
Mungkin pasien hanya akan merasa tidak nyaman
akibat kerasnya tempat tidur dan dinginnya ruangan.
Pasien juga dapat mendengar suara bising seperti
berdetak atau berdengung selama mesin berjalan.
8. Saat mesin berjalan, umumnya hanya membutuhkan
waktu beberapa detik. Namun, secara keseluruhan dari
persiapan hingga selesai,
9. CT scan memerlukan waktu sekitar 30-60 menit.
Hasil dari CT scan dapat diterima pasien dalam waktu
1 hingga 2 hari.
Peran Perawat
E. MRI
Selain organ tersebut, MRI juga bisa dilakukan pada organ tubuh
lainnya, seperti payudara, rahim dan indung telur, hati, saluran
empedu, limpa, ginjal, pankreas, atau prostat.
Prosedur Pemeriksaan 1. Pasien akan diposisikan pada meja pemeriksaan yang dapat
dipindahkan.
2. Akan dipasang strap pada tubuh pasien sebagai pengaman
agar membantu pasien tetap diam saat bagian tubuh tertentu
sedang diperiksa.
3. Pada beberapa kasus, pasien mungkin akan diberikan cairan
kontras dengan suntikan/infus pada tangan antau lengan.
4. Selesai pemeriksaan, tim radiologi pasien akan meminta
pasien untuk menunggu saat tim radiologi melihat hasil MRI
dan memastikan tidak ada lagi gambar radiologi yang
dibutuhkan. Lama pemeriksaan bergantung pada jenis dan
tujuan pemeriksaan MRI, namun
5. umumnya memakan waktu 30-50 menit.
Peran Perawat
DAFTAR PUSTAKA
https://www.alodokter.com/mri-ini-yang-harus-anda-ketahui
http://awalbros.com/technology/pemeriksaan-mri/
https://www.halodoc.com/kesehatan/ct-scan
https://afandwianwar44.wordpress.com/2015/05/06/pemanfaatan-ultrasonography-usg-dalam-
keperawatan/
https://www.alodokter.com/usg-ini-yang-harus-anda-ketahui
aplikasi M3