Anda di halaman 1dari 9

Mata Kuliah Agama Islam

Dosen Pengampu: H. Muhammad Ansori, S.Sos., I., M.Pd.

PENTINGNYA MENGETAHUI PERKEMBANGAN


TEKNOLOGI

Disusun oleh:

Kelompok 5

1. Lisnawatie 6. Nurrika Humaira


(2019.C.11a.1015) (2019.C.11a.1054)
2. Lolita Amelia 7. Ocviriosa Aliana Putri
(2019.C.11a.1016) (2019.C.11a.1055)
3. Malisa (2019.C.11a.1017) 8. Pingky
4. Muhammad Aldy Irfani (2019.C.11a.1056)
(2019.C.11a.1018) 9. Ralin Andari
5. Muntiara Sri Mampung (2019.C.11a.1057)
(2019.C.11a.1019) 10. Ria
(2019.C.11a.1058)

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang masih
memberikan penulis kesehatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
pembuatan makalah ini.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Agama
Islam. Dalam makalah ini mengulas tentang “ Pentingnya Mengetahui
Perkembangan Teknologi ”. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun
makalah ini. Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.

Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang konstruktif sangat
penulis harapkan dari para pembaca guna meningkatkan dan memperbaiki
pembuatan makalah pada tugas lain di waktu mendatang.

Palangka Raya, Januari 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………….. ii


Daftar Isi ………………………. iii
BAB I Pendahuluan ………………………. 1
 Latar Belakang ………………………. 1
 Rumusan Masalah ………………………. 1
 Tujuan Penulisan ………………………. 1
BAB II Pembahasan ………………………. 2
I. Pengertian IPTEK ………………………. 2
II. Pandangan Islam tentang
Perkembangan IPTEK ………………………. 2
III. Alsasan manusia harus
menguasai IPTEK ………………………. 5

BAB III Penutup ………………………. 6


 Kesimpulan ………………………. 6
 Saran ………………………. 6

iii

BAB I

PENDAHULUAN
Latar Belakang

Peran Islam dalam perkembangan IPTEK pada dasarnya ada 2 (dua). Pertama,
menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma ilmu pengetahuan. Paradigma inilah
yang seharusnya dimiliki umat Islam, bukan paradigma sekuler seperti yang ada
sekarang. Paradigma Islam ini menyatakan bahwa Aqidah Islam wajib dijadikan
landasan pemikiran (qa’idah fikriyah) bagi seluruh ilmu pengetahuan. Ini bukan
berarti menjadi Aqidah Islam sebagai sumber segala macam ilmu pengetahuan,
melainkan menjadi standar bagi segala ilmu pengetahuan. Maka ilmu pengetahuan
yang sesuai dengan Aqidah Islam dapat diterima dan diamalkan, sedang yang
bertentangan dengannya, wajib ditolak dan tidak boleh diamalkan. Kedua,
menjadikan Syariah Islam (yang lahir dari Aqidah Islam) sebagai standar bagi
pemanfaatan iptek dalam kehidupan sehari-hari. Standar atau kriteria inilah yang
seharusnya yang digunakan umat Islam, bukan standar manfaat
(pragmatisme/utilitarianisme) seperti yang ada sekarang.

Rumusan Masalah:

1. Apa yang dimaksud dengan IPTEK?


2. Bagaimana pandangan Islam tentang perkembangan IPTEK?
3. Alasan manusia harus menguasai IPTEK dalam Islam?

Tujuan Penulisan:

 Untuk mengetahui apa itu IPTEK, Pandangan Islam tentang


Perkembangan IPTEK dan Alasan manusia harus menguasai IPTEK.

BAB II

PEMBAHASAN

I. Pengertian Iptek
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua hal yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Ilmu adalah sumber teknologi yang mampu
memberikan kemungkinan munculnya berbagai penemuan rekayasa dan ide-ide.
Adapun teknologi adalah terapan atau aplikasi dari ilmu yang dapat ditunjukkan
dalam hasil nyata yang lebih canggih dan dapat mendorong manusia untuk
berkembang lebih maju lagi. Sebagai umat Islam kita harus menyadari bahwa
dasar-dasar filosofis untuk mengembangkan ilmu dan teknologi itu bisa dikaji dan
digali dalam Alquran sebab kitab suci ini banyak mengupas keterangan-
keterangan mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun, keadaan manusia
saat ini menyebabkan iptek semakin terpah dari Islam. Oleh karena itu, manusia
perlu diingatkan bahwa saat ini Iptek telah jauh dari Islam, penggunaannya telah
disalahgunakan dan tidak dipergunakan dengan bijak.

II. Pandangan Islam tentang Perkembangan IPTEK

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menurut pandangan Al-Qur’an


mengundang kita untuk menengok sekian banyak ayat Al-Qur’an yang berbicara
tentang alam raya. Menurut ulama terdapat 750 ayat Al-Qur’an yang menjelaskan
tentang alam beserta fenomenanya dan memerintahkan manusia untuk mengetahui
dan memanfaatkannya. Allah SWT berfirman dalam QS Al-Baqarah ayat 31 yang
artinya :“Dan dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian
diperintahkan kepada malaikat-malaikat, seraya berfirman “Sebutkan kepadaku
nama semua (benda) ini, jika kamu yang benar”. Dari ayat di atas yang dimaksud
nama-nama adalah sifat, ciri, dan hukum sesuatu. Ini berarti manusia berpotensi
mengetahui rahasia alam semesta. Adanya potensi tersebut, dan tersedianya lahan
yang diciptakan Allah, serta ketidakmampuan alam untuk membangkang pada
perintah dan hukum-hukum Tuhan, menjadikan ilmuwan dapat memperoleh
kepastian mengenai hukum-hukum alam. Karenanya, semua itu menghantarkan
3
pada manusia berpotensi untuk memanfaatkan alam itu merupakan buah dari ilmu
pengetahuan dan teknologi. Al-Qur’an memerintahkan manusia untuk terus
berupaya meningkatkan kemampuan ilmiahnya. Jangankan manusia biasa, Rasul
Allah Muhammad SAW pun diperintahkan agar berusaha dan berdoa agar selalu
ditambah pengetahuannya (QS Yusuf : 72).
Hal ini dapat menjadi pemicu manusia untuk terus mengembangkan teknologi
dengan memanfaatkan anugerah Allah yang dilimpahkan kepadanya. Karena itu,
laju IPTEK memang tidak dapat dibendung, hanya saja manusia dapat berusaha
mengarahkan diri agar tidak diperturutkan nafsunya untuk mengumpulkan harta
dan IPTEK yang dapat membahayakan dirinya dan yang lainnya.
Setiap manusia diberikan hidayah dari Allah swt berupa “alat” untuk mencapai
dan membuka kebenaran. Hidayah tersebut adalah:

1. Indera, untuk menangkap kebenaran fisik.


2. Naluri, untuk mempertahankan hidup dan kelangsungan hidup manusia
secara pribadi maupun sosial.
3. Pikiran dan atau kemampuan rasional yang mampu mengembangkan
kemampuan tiga jenis pengetahuan akali (pengetahuan biasa, ilmiah dan
filsafi). Akal juga merupakan penghantar untuk menuju kebenaran
tertinggi.
4. Imajinasi, daya khayal yang mampu menghasilkan kreativitas dan
menyempurnakan pengetahuannya.
5. Hati nurani, suatu kemampuan manusia untuk dapat menangkap kebenaran
tingkah laku manusia sebagai makhluk yang harus bermoral.

Dalam menghadapi perkembangan budaya manusia dengan perkembangan IPTEK


yang sangat pesat, dirasakan perlunya mencari keterkaitan antara sistem nilai dan
norma-norma Islam dengan perkembangan tersebut. Menurut Mehdi Ghulsyani
(1995), dalam menghadapi perkembangan IPTEK ilmuwan muslim dapat
dikelompokkan dalam tiga kelompok;

a. Kelompok yang menganggap IPTEK modern bersifat netral dan berusaha


melegitimasi hasil-hasil IPTEK moderen dengan mencari ayat-ayat Al-
Quran yang sesuai;
b. Kelompok yang bekerja dengan IPTEK moderen, tetapi berusaha juga
mempelajari sejarah dan filsafat ilmu agar dapat menyaring elemen-
elemen yang tidak islami.
c. Kelompok yang percaya adanya IPTEK Islam dan berusaha
membangunnya. Untuk kelompok ketiga ini memunculkan nama Al-
Faruqi yang mengintrodusir istilah “islamisasi ilmu pengetahuan”.

Dalam konsep Islam pada dasarnya tidak ada pemisahan yang tegas antara ilmu
agama dan ilmu non-agama. Sebab pada dasarnya ilmu pengetahuan yang
dikembangkan manusia merupakan “jalan” untuk menemukan kebenaran Allah itu
sendiri. Sehingga IPTEK menurut Islam haruslah bermakna ibadah. Yang
dikembangkan dalam budaya Islam adalah bentuk-bentuk IPTEK yang mampu
mengantarkan manusia meningkatkan derajat spiritualitas, martabat manusia
secara alamiah. Bukan IPTEK yang merusak alam semesta, bahkan membawa
manusia ketingkat yang lebih rendah martabatnya.

Kebenaran IPTEK menurut Islam adalah sebanding dengan kemanfaatannya


IPTEK itu sendiri.

IPTEK akan bermanfaat apabila:

1. Mendekatkan pada kebenaran Allah dan bukan menjauhkannya,


2. Dapat membantu umat merealisasikan tujuan-tujuannya (yang baik),
3. Dapat memberikan pedoman bagi sesama,
4. Dapat menyelesaikan persoalan umat. Dalam konsep Islam sesuatu hal
dapat dikatakan mengandung kebenaran apabila ia mengandung manfaat
dalam arti luas.

Ada beberapa kemungkinan hubungan antara agama dan iptek:

1. Berseberangan atau bertentangan.


2. Bertentangan tapi dapat hidup berdampingan secara damai
3. Tidak bertentangan satu sama lain
4. Saling mendukung satu sama lain, agama mendasari pengembangan iptek
atau iptek mendasari penghayatan agama.

III. Alasan manusia harus menguasai IPTEK


Iptek merupakan salah satu hal yang tidak dapat kita lepaskan dalam
kehidupan kita. Kita membutuhkan ilmu karena pada dasarnya manusia
mempunyai suatu anugerah terbesar yang diberikan Allah SWT hanya kepada
kita, manusia, tidak untuk makhluk yang lain, yaitu sebuah akal pikiran. Dengan
akal pikiran tersebutlah, kita selalu akan berinteraksi dengan ilmu. Akal yang baik
dan benar, akan terisi dengan ilmu-ilmu yang baik pula. Sedangkan teknologi,
dapat kita gunakan sebagai sarana untuk mendapatkan ilmu pengetahuan itu
sendiri. Namun, dalam mempelajari dan mengaplikasikan iptek itu sendiri, harus
memperhatikan beberapa hal yang penting.Umat islam pun juga sangat
membutuhkan IPTEK sebagai alat penyiaran islam, sehingga di tuntut harus
menguasai IPTEK agar pekerjaan / dakwah berjalan sesuai apa yang di inginkan.

Adapun alasan mengapa kita harus menguasai IPTEK, terdapat tiga alasan pokok,
yakni:

1. Ilmu pengetahuan yang berasal dari dunia Islam sudah diboyong oleh
negara-negara barat. Ini fakta, tidak bisa dipungkiri.
2. Negara-negara barat berupaya mencegah terjadinya pengembangan IPTEK
di negara-negara Islam. Ini fakta yang tak dapat dipungkiri.
3. Adanya upaya-upaya untuk melemahkan umat Islam dari memikirkan
kemajuan IPTEK-nya, misalnya umat Islam disodori persoalan-persoalan
klasik agar umat Islam

BAB III

PENUTUP
Kesimpulan:

Kemajuan IPTEK merupakan tantangan yang besar bagi kita. Apakah kita
sanggup atau tidak menghadapi tantangan ini tergantung pada kesiapan pribadi
masing-masing. Diantara penyikapan terhadap kemajuan IPTEK masa terdapat
tiga kelompok, yaitu: (1) Kelompok yang menganggap IPTEK moderen bersifat
netral dan berusaha melegitimasi hasil-hasil IPTEK moderen dengan mencari
ayat-ayat Al-Quran yang sesuai; (2) Kelompok yang bekerja dengan IPTEK
moderen, tetapi berusaha juga mempelajari sejarah dan filsafat ilmu agar dapat
menyaring elemen-elemen yang tidak islami, (3) Kelompok yang percaya adanya
IPTEK Islam dan berusaha membangunnya. Perkembangan IPTEK adalah hasil
dari segala langkah dan pemikiran untuk memperluas, memperdalam, dan
mengembangkan iptek. Dari uraian di atas dapat dipahami, bahwa peran Islam
yang utama dalam perkembangan IPTEK setidaknya ada 2 (dua). Pertama,
menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma pemikiran dan ilmu pengetahuan.
Kedua, menjadikan syariah Islam sebagai standar penggunaan IPTEK. Jadi,
syariah Islam-lah, bukannya standar manfaat (utilitarianisme), yang seharusnya
dijadikan tolak ukur umat Islam dalam mengaplikasikan iptek.

Saran:

Kita sebagai manusia yang memiliki akal dan berpegang teguh dalam
ajaran islam, kita harus meluruskan niat kita dalm mencari ilmu dan
mengamalkannya nanti agar kita tidak salah menggunakan ilmu kita bagi
keburukan. Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat dipahami bagi pembaca.

Anda mungkin juga menyukai