METODE PENELITIAN
“REVIEW JURNAL”
OLEH:
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
KENDARI
2019
REVIEW JURNAL
UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK BUAH PARE MELALUI
PENGUKURAN AKTIVITAS DAN
KAPASITAS FAGOSITOSIS SEL MAKROFAG
PERITONEUM MENCIT SECARA IN VITRO
PENDAHULUAN
Penyakit infeksi masih merupakan penyebab utama tingginya
angka kesakitan dan kematian di dunia. Sekitar 75% dari beban infeksi ini
dunia menunjukkan bahwa di Amerika Utara dan Eropa 5% - 10% dari semua
Sahara Afrika dan Asia menunjukkan lebih dari 40% rawat inap dengan infeksi
jenis dengan 50 tempat infeksi yang spesifik atas dasar kriteria biologis dan klinis.
patogen oportunistik penting. Berasal dari familia yang sama, S. aureus sangat
virulen, namun S. epidermidis menempati peringkat pertama di antara penyebab
merupakan bakteri permanen dan terdapat dimana-mana pada kulit manusia dan
frekuensi, dan kenyataan bahwa bakteri ini sangat sulit untuk diobati merupakan
luas yang berlebihan dan tidak tepat, terutama dalam pengaturan kesehatan, tidak
hanya menjadi masalah kesehatan besar tapi juga menyebabkan kerugian ekonomi
Sistem imun alami tubuh, secara normal dapat mengatasi infeksi jika
sistem imun tersebut tidak mengalami supresi atau gangguan. Sistem tersebut
yang dapat memodulasi sistem imun tubuh yang dikenal sebagai imunomodulator.
Salah satu tanaman yang telah banyak dikenal dan digunakan secara luas
linolenat. Beberapa buah pare secara empiris digunakan sebagai obat diabetes,
urat, dan malaria (Paul dan Sarmistha, 2010). Penelitian yang telah dilakukan,
momorcharin) pada buah pare memiliki efek penghambatan terhadap virus HIV.
Peranginangin, 2009 menyatakan bahwa ekstrak etanol buah pare dengan dosis
245, 490, dan 980 mg/kg BB menunjukkan bahwa pada dosis 980 mg/kg BB
Metode In Vitro
vivo agar dapat menghasilkan pola yang sama sehingga nilai yang didapat juga
tidak terlalu berbeda jauh dengan pengukuran secara in vivo (Khan, dkk.,
2015).
tubuh ternak (Gusasi, 2014). Pada prinsipnya pemeriksaan in vitro adalah jenis
pemeriksaan yang dilakukan dalam tabung reaksi, piring kultur sel atau di
antara bahan atau suatu komponen bahan dengan sel, enzim, atau isolasi dari
suatu sistem biologik. Proses kontak dapat terjadi secara langsung, dalam arti
bahan langsung berkontak dengan sistem sel tanpa adanya barier atau dengan
atau pertumbuhan sel, metabolisme serta fungsi sel. Selain itu, pemeriksaan in
vitro untuk mengetahui pengaruh suatu bahan terhadap genetik sel. Ada
Pada pemeriksaan in vitro terdapat dua macam sel yang biasa digunakan
yaitu sel primer dan sel kontinyu. Kedua sel tersebut mempunyai peran
a. Sel primer: sel yang langsung diambil dari organisme hidup untuk
kemudian
langsung dibiakkan dalam kultur. Sel jenis primer akan tumbuh hanya untuk
mempertahankan sifat sel pada kondisi in vivo. Merupakan jenis sel yang sering
b. Sel kontinyu: jenis sel primer yang ditransformasikan untuk dapat ditumbuhkan
dalam kultur. Oleh karena dilakukan transformasi, maka jenis sel ini tidak
Assidqi, K., Wahyu T., dan Setyawati S., 2012, Potensi Ekstrak Daun Patikan
Kebo (Euphorbia hirta) sebagai Antibakteri terhadap Aeromonas
Hydrophila, Journal of Marine and Coastal Science, 1(2): 113 – 124.
Ginting, B., 2012, Antifungal Activity of Essential Oils Some Plants in Aceh
Province against Candida Albican, Jurnal Natural, 12(2).
Khan, H.A., Aftab, A., dan Riffat, M., 2015, Nosocomial Infections and their
Control Strategies, Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine, 5(7):
509-514.
Paul, A., dan Sarmistha, S.R., 2010, Medicinal Uses and Molecular Identification
of Two Momordica charantia Varieties – A Review, Electronic Journal of
Biology, 6(2): 43-51.