Anda di halaman 1dari 7

SP 1

1. Membina hubungan saling percaya.


2. Mengidentifikasi penyebab, tanda, gejala.
3. Melakukan latihan fisik 1, latihan nafas dalam.
Perawat : Selamat pagi, Bu. Apa kabar? Apa betul ini dengan Ny. HA?
Pasien : Iya. Ada apa? (sambil mata melotot dan suara kencang).
Perawat : Baik, Ny. HA senangnya dipanggil apa?
Pasien : Panggil saja A.
Perawat : Baiklah A. Perkenalkan kami Mahasiswa Poltekkes Manado. Saya perawat
Giovanni dan ini teman saya, namanya Perawat Andreina. Selama kurang lebih 3
hari ke depan, kami yang akan merawat Ny. HA. Jika memerlukan sesuatu atau
ada hal-hal yang ingin ditanyakan, silahkan memanggil kami.
Pasien : (mengulurkan tangannya ketika berkenalan).
Perawat : Bagaimana perasaan A hari ini?
Pasien : (diam)
Perawat : Apakah A merasa baik saja?
Pasien : iya, baik-baik saja.
Perawat : Bagaimana kalau kita ngobrol mengenai perasaan A selama 15 menit, setuju?
Pasien : saya ingin ngobrol di sini saja suster dan tidak mau lama. Adakah yang ingin
ditanyakan?
Perawat : Baiklah A. Tadi A sudah menyebutkan nama, umur A berapa sekarang?
Pasien : 45 tahun.
Perawat : (Berdasarkan catatan medic klien, klien berusia 54 tahun). Lalu A tinggal di
mana sebelum tinggal di sini?
Pasien : Tuminting, sus.
Perawat : Apa pekerjaan A sekarang?
Pasien : saya bekerja mencuci baju, mengepel dan menyapu.
Perawat : Apa ada hal yang A senangi?
Pasien : saya senangnya bersih-bersih rumah.
Perawat : Wah, bagus kalau A senang melakukan itu. Bagaimana perasaan A ketika
melakukan kegiatan tersebut?
Pasien : senang.
Perawat : Apakah A tahu bagaimana awal mula A berada disini?
Pasien : saya hanya di antar adik saya ke sini karena banyak marah-marah.
Perawat : kenapa A marah-marah?
Pasien : ada yang menjambrik rambut saya.
Perawat : kenapa bisa begitu?
Pasien : Iya, karena ada yang menyuruh saya untuk memukulnya. Kemudian saya
dijambrik rambutnya.
Perawat : Seperti itu. Apa yang A rasakan setelah kejadian itu? Apakah A merasa kesal,
mata melotot dan tangan mengepal?
Pasien : iya, saya langsung marah-marah.
Perawat : Setelah itu apa yang A lakukan?
Pasien : Saya langsung marah-marah dan memukul orang.
Perawat : Maukah A belajar cara mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa
menimbulkan kerugian?
Pasien : (diam).
Perawat : Kalau ada yang menyebabkan A marah, muncul perasaan kesal, berdebar, mata
melotot, A dapat melakukan: tarik nafas dalam. Pertama, coba A tarik nafas
panjang, kemudian tahan 3 detik lalu buang perlahan melalui mulut. Coba kita
lakukan bersama. (Klien dapat mengikuti secara perlahan.) Kemudian A bisa
memukul kasur dan bantal ketika merasa marah. Apakah A bisa memahaminya?
Pasien : (diam, sambil menarik-narik nafasnya).
Perawat : Bagaimana perasaan A setelah berbincang-bincang dengan kami?
Pasien : tenang.
Perawat : Baiklah kalau begitu. Kita akhiri pembicaraan kita saat ini. Kami akan kembali
besok hari. Saya perawat Giovanni akan dinas pada pagi hari dan perawat
Andreina akan dinas pada sore hari. A maunya jam berapa?
Pasien : 10 saja.
Perawat : Baiklah, jam 10 ya. Kalau sore jam berapa?
Pasien : selesai istirahat siang saja.
Perawat : baiklah, berapa lama A ingin kita berbincang besok?
Pasien : sama seperti ini saja di tempat ini.
Perawat : Baiklah A, sampai jumpa.

SP 2
1. Mendiskusikan dan mengevaluasi kegiatan latihan mengontrol perilaku kekerasan secara
fisik kemarin.
2. Latihan mengungkapkan rasa marah secara verbal: menolak dengan baik, meminta
dengan baik, mengungkapkan perasaan dengan baik.
3. Susun jadwal latihan mengungkapkan marah secara verbal.

Perawat : Selamat pagi, A.


Pasien : selamat pagi, Suster.
Perawat : Baiklah, sesuai janji kita kemarin, hari ini saya akan kembali untuk berbincang-
bincang dengan A selama 15 menit. Apakah A mengingat dan bersedia?
Pasien : Iya.
Perawat : Bagaimana A, sudah dilakukan latihan tarik nafas dalam dan pukul kasur atau
bantal?
Pasien : Sudah, sekali saja.
Perawat : Apa yang A rasakan setelah melakukannya?
Pasien : biasa saja.
Perawat : Apakah A merasa tenang?
Pasien : Iya, tenang.
Perawat : Bagaimana kalau sekarang kita latihan bicara yang baik bila sedang marah?
Pasien : Tidak usah berlama-lama.
Perawat : Baiklah, sekarang kita latihan cara bicara yang baik bila sedang marah. Ada 3 A.
Yang pertama A bisa meminta dengan baik tanpa marah dengan suara yang
rendah serta tidak kasar, misalnya: “Permisi. Tolong ambilkan air minum itu
untuk saya.” Coba A praktekkan.
Pasien : Tolong ambilkan air minum itu. (sambil tertawa).
Perawat : bagus A. Sekarang yang kedua, A bisa menolak dengan baik, jika ada yang
menyuruh dan A tidak ingin melakukannya, katakana saja: “Maaf, saya tidak bisa
melakukkannya. Terima kasih.” Coba A praktekkan.
Pasien : Maaf, saya tidak bisa. Terima kasih.
Perawat : Nah, bagaimana perasaan A setelah berbincang-bincang tentang cara mengontrol
marah dengan bicara yang baik?
Pasien : (tersenyum).
Perawat : Coba A sebutkan kembali cara bicara yang telah kita pelajari tadi.
Pasien : Tolong ambil air minum itu dan Maaf.
Perawat : Bagus A. Setiap kali ada yang diinginkan dan jika ada yang mau ditolak, katakan
saja cara yang sudah kita pelajari.
Pasien : (diam)
Perawat : Baiklah. Perbincangan kita selesai. Sesuai janji kita kemarin, sebentar sore nanti
selesai istirahat siang, Perawat Andreina akan berbincang-bincang dengan A
kurang lebih selama 15 menit di tempat ini. Apakah A bersedia?
Pasien : Iya.
Perawat : Kalau begitu, saya permisi dulu A. Sampai jumpa.

Perawat : Selamat sore, A.


Pasien : Sore ses
Perawat : Baiklah A, apakah A masih ingat dengan saya?
Pasien : Iya masih, perawat Andreina?
Perawat : Iya betul sekali. Sesuai janji kita kemarin, saya akan melanjutkan pembicaraan A
dan perawat Gio, apakah A bersedia?
Pasien : Iya
Perawat : Baiklah A kita akan belajar mengungkapkan perasaan dengan baik, contohnya
jika ada perlakuan orang lain yang membuat kesal, A dapat mengatakan “Saya
jadi ingin marah karena perkataanmu itu” Coba A praktekan
Pasien : Saya jadi ingin marah karena perkataanmu itu.
Perawat : Iya bagus sekali. Sekarang bagaimana perasaan A setelah kita berbincang-
bincang?
Pasien : Baik.

Perawat : Baiklah. Perbincangan kita selesai. Kalau begitu, kita akhiri pembicaraan kita saat
ini. Kami akan kembali besok hari dari jam 07.15-14.00, dan kami akan bicarakan
tentang mengontrol rasa marah, yaitu dengan cara berdoa. Mau jam berapa A?
Pasien : Jam 10 saja.
Perawat : Kalau begitu saya permisi A, sampai jumpa besok.

SP 3
1. Diskusikan hasil latihan mrngontrol perilaku kekerasan secara fisik dan sosial/verbal
2. Latihan berdoa
3. Buat jadwal latihan berdoa

Perawat : Selamat pagi A, sesuai dengan janji saya kemarin, sekarang saya kembali bersama
perawat Gio. Bagaimana A, sudah belajar cara mengungkapkan persaan dengan
baik?
Pasien : Sudah ses
Perawat : Bagaimana perasaan A setelah melakukan itu?
Pasien : Biasa saja.
Perawat : Apakah A merasa tenang?
Pasien : Iya
Perawat : Baiklah sekarang kita akan belajar cara lain untuk menyalurkan marah A yaitu
dengan beribadah dan berdoa?
Pasien : (klien diam melamun)
Perawat : Coba A ceritakan kegiatan ibadah yang biasa A lakukan.
Pasien : (klien diam)
Perawat : Apakah A sering mengikuti ibadah di ruangan rehab?
Pasien : Iya
Perawat : Baiklah kalau A sedang marah, A berdoa saja agar A bisa merasa tenang
Pasien : Oh iya ses
Perawat : A biasa berdoa secara teratur untuk meredakan kemarahan?
Pasien : (klien diam)
Perawat : Bagaimana perasaan A saat kita bercakap-cakap?
Pasien : Tenang
Perawat : Baiklah A kita sudah selesai bercakap-cakap. Besok kami akan kembali untuk
berbincang-bincang mengenai obat-obatan yang akan diminum. Kurang lebih selama 15 menit.
Apakah bersedia?
Pasien : Iya ses

SP 4
1. Latihan pasien minum obat secara teratur dengan prinsip lima benar (benar nama pasien,
benar nama obat, benar cara minum obat, benar waktu minum obat, dan benar dosis
minum obat).
2. Susun jadwal minum obat secara teratur

Perawat : Selamat pagi A, sesuai dengan janji kami kemarin, sekarang kami kembali.
Apakah A bersedia kita berbicara disini? Boleh berapa lama?
Pasien : Boleh, tidak usah lama-lama
Perawat : Baikalah A, apakah masih marah-marah?
Pasien : Iya masih.
Perawat : Lalu apa A melakukan cara yang sudah kita pelajari kemarin untuk meredakan
marah, seperti berdoa?
Pasien : Sudah ses
Perawat : Bagaimana perasaan A setelah melakukan itu?
Pasien : Lebih tenang
Perawat : Baguslah. Bagaimana kalau sekarang kita bicara dan latihan tentang cara minum
obat yang benar untuk mengontrol rasa marah?
Pasien : Boleh
Perawat : Sekarang saya akan jelaskan tentang pentingnya minum obat. A sudah dapat obat
dari perawat disini?
Pasien : Sudah
Perawat : A perlu minum obat ini secara teratur agar pikirannya jadi tenang, dan tidur juga
tenang.
Pasien : Iya
Perawat : Obatnya ada 6 macam, Resperidon, HLP, THP, dan Frimania diminum 2 kali
sahari, kemudian B.Complex 3 kali sehari, dan Valdimax diminum hanya malam
hari. Bila terasa mata berkunang-kunang, bapak sebaiknya istirahat dan jangan
beraktivitas dulu. Sebelum minum obat, bapak lihat dulu label di kotak obat
apakah benar nama bapak tertulis disitu, berapa dosis yang harus diminum, jam
berapa saja harus diminum. Dan baca juga apakah nama obatnya sudah benar.
Pasien : Iya baik ses
Perawat : Obatnya jangan sampai putus ya
Pasien : Iya
Perawat : Sekarang kita masukan waktu minum obat ke dalam jadwal. Bagaimana perasaan
A setelah kita bercakap-cakap tentang cara minum obat yang benar?
Pasien : Baik
Perawat : Sekarang coba A sebutkan lagi cara minum obat yang benar
Pasien : (klien diam)
Perawat : Kita sudah belajar beberapa cara mengontrol perasaan marah kan, sekarang kita
tambahkan jadwal kegiatannya dengan minum obat. Baik A kita sudah selesai
berbincang-bincang, jangan lupa lakukan apa yang sudah kita pelajari ya. Sampai
jumpa

Anda mungkin juga menyukai