Anda di halaman 1dari 10

MEMBERIKAN POSISI PADA PASIEN STROKE DENGAN PENINGKATAN

TEKANAN INTRAKRANIAL DAN LATIHAN MENGGUNAKAN KRUK PADA


PASIEN DENGAN STROKE

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 5


MAULIVE ULFA
RESTY RAMADHIAN SARI
RISCA BARKAHLIA
SEFTI MELIA
SHELLY NOVIANA
SITI SALMAH
SITI SULAEKAH
SOFI MUTHIA YUSRIDINA
SYIFA HIFZIATU RAHMAH
TASYA ANGGRAINI

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
TAHUN AJARAN 2019/2020
MEMBERIKAN POSISI PADA PASIEN STROKE DENGAN TIK

A. Pengertian
Posisi elavasi kepala adalah posisi berbaring dengan bagian kepala pada tempat tidur
ditinggikan 15o sampai 30o dengan indikasi tidak melakukan maneuver pada daerah leher dan
ekstermitas bawah dalam posisi lurus tanpa adanya fleksi (Perry & Potter, 2002). Posisi
elevasi kepala hampir sama dengan semi fowler yaitu dengan cara meninggikan bagian
kepala 15o sampai 30o dapat memakai bantalan atau menggunakan tempat tidur fungsional
yang dapat diatur secara otomatis.

B. Tujuan Pemberian Posisi


1. Untuk menjaga kestabilan aliran darah ke otak
2. Untuk mempertahankan perfusi serebral dalam keadaan adekuat

C. Prosedur Pengaturan Posisi Elevasi Kepala


Penatalaksanaan pengaturan posisi elevasi kepala pada pasien stroke dengan TIK adalah
sebagai berikut :
Meletakan posisi pasien dalam keadaan telentang, atur posisi kepala lebih tinggi
dalam keadaan datar tanpa fleksi, ekstensi atau rotasi, kedua kaki dalam keadaan lurus dan
bagian telapak kaki diberi papan untuk penahan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya
dropfoot. Selanjutnya atur ketinggian tempat tidur bagian atas setinggi 15o atau sampai 30o
(Bahrudin, 2008).
Pengukuran tekanan darah dilakukan 5 menit setelah pengaturan posisi kepala. Waktu
5 menit dimaksdukan adalah cukup untuk mendapatkan reaksi yang terjadi pada
hemodinamik setelah dilakukan intervensi. Disamping itu agar tidak membuat pasien
kelelahan (Baharudin, 2008).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengaturan posisi elevasi kepada pasien stroke
adalah fleksi, ekstensi dan rotasi kepala akan menghambat venous return sehingga akan
meningkatkan tekanan perfusi serebral yang akan berpengaruh pada peningkatan tekanan
intrkranial (TIK). Nyeri dan kegelisahan akan meningkatkan TIK. Penumpukan secret dan
kerusakan kulit bagian punggung mungkin dapat terjadi bila posisi pasien tidak dirubah setiap
2 jam. Oleh karena itu perlu hati-hati dalam penatalaksanaan pengaturan posisi elevasi, serta
harus betul-betul memperhatikan adanya kontra indikasi jika dilakukan pengaturan posisi
kepala pada pasien stroke.

Skenario 1

Seorang laki – laki berinisial Tn.B usia 60 tahun, kesadaran menurun sejak 2 jam yang lalu.
Pasien mampu mendengar, melihat, namun tidak mampu bicara, ekstremitas fleksi abnormal
dengan rangsangan nyeri. Pada saat pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah 150/90
mmHg, nadi 80 x/menit, suhu 36,8oC. Menurut anaknya Tn.B pernah jatuh saat ingin
mencoba bangun dari tempat tidur, dan 10 menit yang lalu tiba – tiba Tn.B muntah. Tn.B
memiliki riwayat hipertensi namun tidak pernah kontrol teratur.

Fase Orientasian

Perawat : Assalamualaikum pak, perkenalkan saya perawat eka, bertugas pagi hari ini
dari jam 07.00 sampai jam 14.00 siang nanti. Bapak apa kabar pagi ini?

Pasien : (pasien mencoba menjawab perawat namun bicara kurang jelas, sambil

mengangguk tersenyum)

Anak Pasien : Ayah saya semalam seperti org menahan sakit sus, dia menunjuk arah kepala
terus ayah juga gerak – gerak terus kaya mau ganti posisi tapi saya susah mau bantunya.

Perawat : Oke apakah bapak B sudah sarapan pagi ini? Kalau belum silahkan makan
dulu dan diminum untuk obat pagi nya ya. Nanti 30 menit lagi, berarti jam 09.00 saya akan
kembali lagi untuk bantu bapak mengubah posisi ya.

Anak Pasien : Oh iya sus ini saya mau siapkan untuk makan nya dulu.

Perawat : Maaf mba sebelumnya saya mau tanya,apakah bapak B punya riwayat darah
tinggi ?

Pasien : ( Pasien memberikan tanda mengangguk )

Anak Pasien : Punya sus, sejak 5 tahun lalu, tapi ayah saya tidak pernah kontrol lagi
semenjak ibu saya meninggal 4 tahun lalu.

Perawat : Baik, kalau begitu saya tinggal dulu ya silahkan delamat makan ya pak saya
permisi.
Fase Kerja

Perawat : Assalamualaikum pak, mba permisi. Sudah selesai makan dan minum
obatnya? Saya mulai bantu ubah posisi bapak ya, sudah siap pak?

Pasien : ( Pasien tambak mengiyakan namun tidak jelas, sambil mengangguk)

Perawat : Mba, tolong bantu saya disebelah kiri ya

Anak Pasien : Oh iya sus

Perawat : Baik pak, nanti tolong bantu tendang ya kaki nya?. Oke 1...2...3...

Anak Pasien : Ini gimana lagi sus?

Perawat : Wah bapak masih kuat ya, kakinya luruskan ya pak. Bagian kepala saya
naikkan 15o. Ini bantalnya agak tebel ya mba. Restrain di kanan kiri harus selalu di pasang

Pasien : ( Mengangguk sambil tersenyum dan mencoba berjabat tangan dengan


perawat)

Perawat : Sekarang saya mau cek tekanan darah bapak dulu ya. Maaf pak tangan nya
diangkat sedikit. Hasilnya tekanan darah bapak masih tinggi ya pak 150/80 mmHg. Mba
tolong bapak B jangan banyak bergerak dulu ya, tidak boleh mengejan terlalu keras juga
saat buang air besar ya.

Anak Pasien : Oh iya sus, kenapa gak boleh mengejan ya?

Perawat : Dari riwayat kesehatan bapak B, menunjukkan ada tekanan di dalam kepala
nya yang membuat kepalanya terkadang terasa sakit. Jadi untuk aktivitas mengejan,
bergerak terlalu banyak harus di batasi mba.

Anak pasien : Oh seperti itu ya sus.

Perawat : Iya mba. Ini sudah selesai saya rapikan dulu ya,

Fase Terminasi

Perawat : Bagaimana sekarang posisinya pak, sudah nyaman?

Pasien : (Mencoba bicara namun tidak jelas)

Anak Pasien : Sepertinya sudah nyaman sus


Perawat : Kalau begitu saya tinggal ya, nanti 5 menit kemudian saya akan kembali lagi
untuk cek tekanan darah bapak B lagi. Kalau ada sesuatu tekan bel saja ya mba.
Assalamualaikum

Anak Pasien : Iya sus, terimakasih banyak ya. Walaikumssalam.


LATIHAN MENGGUNAKAN KRUK PADA PASIEN DENGAN STROKE

A. Pengertian
Alat bantu jalan pasien adalah alat bantu jalan yang digunakan pada penderita/pasien
yang mengalami penurunan kekuatan otot dan patah tulang pada anggota gerak bawah serta
gangguan keseimbangan.

B. Tujuan Penggunaan Kruk


1. Meningkatkan kekuatan otot, pergerakan sendi dan kemampuan mobilisasi
2. Menurunkan resiko komplikasi dari mobilisasi
3. Menurunkan ketergantungan pasien dan orang lain
4. Meningkatkan rasa percaya diri klien

C. Prosedur Penggunaan Kruk


1. Cara berjalan menggunakan kruk

a. Langkah I, dengan kruk tetap di tempatnya, tekanan tempat di tangan anda, bukan

pada ketiak anda.

b.  Langkah II, pindahkan kaki dioperasikan dan kedua kruk maju pada saat yang sama

c. Langkah III, mencari dan lurus kedepan, langkah pertama melalui kruk dengan kaki

dioperasikan diikuti oleh kaki anda acreage.

2. Tehnik Turun Tangga

a. Pindahkan berat badan pada kaki yang tidak sakit.

b. Letakkan kruk pada anak tangga dan mulai untuk memindahkan berat badan pada

kruk.Gerakkan kaki yang sakit kedepan

c. Luruskan kaki yang tidak sakit pada anak tangga dengan kruk.

3. Tehnik Naik Tangga

a. Pindahkan berat badan pada kruk.

b.  Julurkan tungkai yang tidak sakit antara kruk dari anak tangga.
c. Pindahkan berat badan dari kruk ketungkai yang tidaksakit.

d. Luruskan kaki yang tidak sakit pada anak tangga dengan kruk.

4. Tehnik Duduk

a. Klien diposisi pada tengah depan kursi dengan aspek posterior kaki  menyentuh kursi.

b. Memberi metode yang aman untuk duduk dan bangun dari kursi.

c. Klien memegang kedua kruk dengan tangan berlawanan dengan tungkai yang sakit.

d. Bila kedua tungkai sakit, kruk ditahan, pegang pada tangan klien yang lebih kuat.

5. Tehnik Naik Kendaraan

Tubuh dirapatkan ke mobil, kemudian pegang bagian atas pintu, bokong diangkat

kemudian naikkan kaki yang sakit.

6. Gaya Berjalan 4 Titik Tumpu

a. Langkahkan kruk sebelah kanan ke depan

b. Langkahkan kaki sebelah kiri ke depan

c. Langkahkan kruk sebelah kiri ke depan

d. Langkahkan kaki sebelah kanan kedepan

7. Gaya Berjalan 3 Titik

a. Kedua kayu penopang dan kaki yang tidak boleh menyangga dimajukan, kemudian

menyusul kaki yang sehat.

b. Kedua kayu penopang lalu segera dipindahkan ke muka lagi dan pola tadi di ulang

lagi.

8. Gaya Berjalan 2 Titik

a. Kruk sebelah kiri dan kaki kanan maju bersama-sama

b. Kruk sebelah kanan dan kaki kiri maju bersama-sama.


9. Full Weight Bearing

Berjalan normal, penggunaan alat penyangga di kurangi, lambat laun akhirnya

dihilangkan.

10. Partial Weight Bearing

a. Dua tangan atau dua tongkat beserta satu tungkai lemah maju serentak.

b. Tungkai yang sehat melangkah maju dengan berat tubuh bertumpu pada kedua tangan

atau tongkat serta sebagian bertumpu pada kaki yang lemah

11. Non weight Bearing

a. Dua tangan atau dua tungkai yang sakit maju serentak, posisi tungkai  yang lemah

diangkat bergantung kearah depan

b. Tungkai yang sehat melangkah maju dengan berat tubuh bertumpu pada kedua tangan

atau tongkat

12. Swing To Gait

a. Langkahkan kedua kruk bersama-sama.

b. Kedua kaki diangkat dan diayunkan maju sampai pada garis yang menghubungkan

kedua tangan atau ujung kruk.

13. Swing through Gait

a. Langkahkan kedua kruk bersama-sama.

b. Kedua kaki diangkat, diayunkan melewati garis yang  menghubungkan kedua tangan

atau ujung kruk


Skenario 2

Seorang laki-laki berinisial Tn. A usia 55 tahun, mengalami hemiparesis bagian kiri
dan afasia broca 2 jam yang lalu. Pasien mampu mendengar, melihat, namun tidak mampu
bicara. Pada saat pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah 150/90 mmHg, nadi 80 x/menit,
suhu 36,7 C. Menurut anaknya sempat jatuh saat ingin mencoba bangun dari tempat tidur. Tn
A memiliki riwayat hipertensi namun tidak pernah kontrol dengan teratur.

FASE ORIENTASI

Perawat : Assalamualaikum bapak, perkenalkan saya perawat Resty, bertugas


pagi hari ini dari jam 07.00 sampai jam 14.00 siang nanti. Bapak apa kabar hari ini?

Pasien : (mencoba menjawab perawat namun bicara kurang jelas sambil melihat perawat
tersenyum)

Anak Pasien : Ayah saya ingin mencoba berjalan sus, karena terlalu lama berbaring di
tempat tidur

Perawat : oke, apakah bapak A sudah sarapan pagi ini? Kalau belum siahkan
makan dulu dan minum obat paginya ya pak. Nanti sekitar 30 menit lagi, berarti jam 09.00
saya akan kembali lagi untuk bantu bapak berjalan menggunakan Kruk ya.

Anak Pasien : Oh iya sus saya siapkan untuk makannya dulu

Perawat : Maaf sebelumnya saya mau tanya, apakah bapak A punya riwayat darah
tinggi?

Pasien : (Pasien memberikan respon dengan tanda mengangguk)

Anak Pasien : Punya sus, sejak 6 tahun lalu, tapi Ayah saya tidak pernah kontrol lagi
semenjak ibu saya meninggal 6 tahun yang lalu.

Perawat : Baik, kalau begitu saya tinggal dulu ya selamat makan ya pak saya permisi.

FASE KERJA

Perawat : Assalamualaikum pak, mba permisi. Sudah selesai makan dan minum
obatnya? Saya mulai bantu bapak berjalan menggunakan kruk ya agar tidak jatuh lagi.

Pasien : (Pasien tampak mengiakan namun tidak jelas, sambil respon mengangguk)
Perawat : Pertama saya akan memberikan contoh, bapak lihat saya dulu baru nanti di
praktikan oleh bapak.

Anak Pasien : Oh iya sus

Perawat : Baik pak, Pertama-tama kruk dalam posisi tegak lurus seperti ini, langkahan
yang pertama di ikuti kedua kruk maju disaat yang bersamaan, lalu salah satu kaki bapak
melangkah. Seperti ini pak ( Perawat mencontohlan)

Perawat : Silahkan bapak coba

Pasien : (Pasien mengikuti yang di cntohkan), seperti ini sus? (pasien melangkah
dengan satu kaki diikuti dengan kedua kruk maju kedepan dan langkah kaki satunya). Seperti
ini sus?

Perawat : Ya betul bapak, lanjut muter balik pak jalannya ( Perawat mengarahkan
pasien)

Pasien : Udah sus saya mulai lelah. (diikuti langkah menggunakan kruk)

Perawat : Baik bapak, latihannya di hentikan ya.

Pasien : (kembali ke tempat tidur)

Perawat : Wah bapak masih kuat ya, kakinya luruskan ya pak, kan bapak habis jalan
mengunakan kruk.

Pasien : ( memberi respon Mengangguk sambil tersenyum)

FASE TERMINASI

Perawat : bagaimana sekarang perasaan bapak setelah berjalan menggunakan kruk tadi
pak?

Pasien : ( mencoba bicara namun tidak jelas )

Anak Pasien : sepertinya senang sus bisa berjalan walaupun bapak menggunakan kruk.

Perawat : kalau beitu saya tinggal ya, nanti jam 11.00 saya kembali lagi untuk cek
tekanan darah bapak A. Kalau ada sesuatu tekan bel saja ya mba. Assalamualaikum.

Anak Pasien : iya sus, Terimakasih ya. Waalaikumsalam.

Anda mungkin juga menyukai