A. Pengertian
Posisi elavasi kepala adalah posisi berbaring dengan bagian kepala pada tempat tidur
ditinggikan 15o sampai 30o dengan indikasi tidak melakukan maneuver pada daerah leher dan
ekstermitas bawah dalam posisi lurus tanpa adanya fleksi (Perry & Potter, 2002). Posisi
elevasi kepala hampir sama dengan semi fowler yaitu dengan cara meninggikan bagian
kepala 15o sampai 30o dapat memakai bantalan atau menggunakan tempat tidur fungsional
yang dapat diatur secara otomatis.
Skenario 1
Seorang laki – laki berinisial Tn.B usia 60 tahun, kesadaran menurun sejak 2 jam yang lalu.
Pasien mampu mendengar, melihat, namun tidak mampu bicara, ekstremitas fleksi abnormal
dengan rangsangan nyeri. Pada saat pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah 150/90
mmHg, nadi 80 x/menit, suhu 36,8oC. Menurut anaknya Tn.B pernah jatuh saat ingin
mencoba bangun dari tempat tidur, dan 10 menit yang lalu tiba – tiba Tn.B muntah. Tn.B
memiliki riwayat hipertensi namun tidak pernah kontrol teratur.
Fase Orientasian
Perawat : Assalamualaikum pak, perkenalkan saya perawat eka, bertugas pagi hari ini
dari jam 07.00 sampai jam 14.00 siang nanti. Bapak apa kabar pagi ini?
Pasien : (pasien mencoba menjawab perawat namun bicara kurang jelas, sambil
mengangguk tersenyum)
Anak Pasien : Ayah saya semalam seperti org menahan sakit sus, dia menunjuk arah kepala
terus ayah juga gerak – gerak terus kaya mau ganti posisi tapi saya susah mau bantunya.
Perawat : Oke apakah bapak B sudah sarapan pagi ini? Kalau belum silahkan makan
dulu dan diminum untuk obat pagi nya ya. Nanti 30 menit lagi, berarti jam 09.00 saya akan
kembali lagi untuk bantu bapak mengubah posisi ya.
Anak Pasien : Oh iya sus ini saya mau siapkan untuk makan nya dulu.
Perawat : Maaf mba sebelumnya saya mau tanya,apakah bapak B punya riwayat darah
tinggi ?
Anak Pasien : Punya sus, sejak 5 tahun lalu, tapi ayah saya tidak pernah kontrol lagi
semenjak ibu saya meninggal 4 tahun lalu.
Perawat : Baik, kalau begitu saya tinggal dulu ya silahkan delamat makan ya pak saya
permisi.
Fase Kerja
Perawat : Assalamualaikum pak, mba permisi. Sudah selesai makan dan minum
obatnya? Saya mulai bantu ubah posisi bapak ya, sudah siap pak?
Perawat : Baik pak, nanti tolong bantu tendang ya kaki nya?. Oke 1...2...3...
Perawat : Wah bapak masih kuat ya, kakinya luruskan ya pak. Bagian kepala saya
naikkan 15o. Ini bantalnya agak tebel ya mba. Restrain di kanan kiri harus selalu di pasang
Perawat : Sekarang saya mau cek tekanan darah bapak dulu ya. Maaf pak tangan nya
diangkat sedikit. Hasilnya tekanan darah bapak masih tinggi ya pak 150/80 mmHg. Mba
tolong bapak B jangan banyak bergerak dulu ya, tidak boleh mengejan terlalu keras juga
saat buang air besar ya.
Perawat : Dari riwayat kesehatan bapak B, menunjukkan ada tekanan di dalam kepala
nya yang membuat kepalanya terkadang terasa sakit. Jadi untuk aktivitas mengejan,
bergerak terlalu banyak harus di batasi mba.
Perawat : Iya mba. Ini sudah selesai saya rapikan dulu ya,
Fase Terminasi
A. Pengertian
Alat bantu jalan pasien adalah alat bantu jalan yang digunakan pada penderita/pasien
yang mengalami penurunan kekuatan otot dan patah tulang pada anggota gerak bawah serta
gangguan keseimbangan.
a. Langkah I, dengan kruk tetap di tempatnya, tekanan tempat di tangan anda, bukan
b. Langkah II, pindahkan kaki dioperasikan dan kedua kruk maju pada saat yang sama
c. Langkah III, mencari dan lurus kedepan, langkah pertama melalui kruk dengan kaki
b. Letakkan kruk pada anak tangga dan mulai untuk memindahkan berat badan pada
c. Luruskan kaki yang tidak sakit pada anak tangga dengan kruk.
b. Julurkan tungkai yang tidak sakit antara kruk dari anak tangga.
c. Pindahkan berat badan dari kruk ketungkai yang tidaksakit.
d. Luruskan kaki yang tidak sakit pada anak tangga dengan kruk.
4. Tehnik Duduk
a. Klien diposisi pada tengah depan kursi dengan aspek posterior kaki menyentuh kursi.
b. Memberi metode yang aman untuk duduk dan bangun dari kursi.
c. Klien memegang kedua kruk dengan tangan berlawanan dengan tungkai yang sakit.
d. Bila kedua tungkai sakit, kruk ditahan, pegang pada tangan klien yang lebih kuat.
Tubuh dirapatkan ke mobil, kemudian pegang bagian atas pintu, bokong diangkat
a. Kedua kayu penopang dan kaki yang tidak boleh menyangga dimajukan, kemudian
b. Kedua kayu penopang lalu segera dipindahkan ke muka lagi dan pola tadi di ulang
lagi.
dihilangkan.
a. Dua tangan atau dua tongkat beserta satu tungkai lemah maju serentak.
b. Tungkai yang sehat melangkah maju dengan berat tubuh bertumpu pada kedua tangan
a. Dua tangan atau dua tungkai yang sakit maju serentak, posisi tungkai yang lemah
b. Tungkai yang sehat melangkah maju dengan berat tubuh bertumpu pada kedua tangan
atau tongkat
b. Kedua kaki diangkat dan diayunkan maju sampai pada garis yang menghubungkan
b. Kedua kaki diangkat, diayunkan melewati garis yang menghubungkan kedua tangan
Seorang laki-laki berinisial Tn. A usia 55 tahun, mengalami hemiparesis bagian kiri
dan afasia broca 2 jam yang lalu. Pasien mampu mendengar, melihat, namun tidak mampu
bicara. Pada saat pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah 150/90 mmHg, nadi 80 x/menit,
suhu 36,7 C. Menurut anaknya sempat jatuh saat ingin mencoba bangun dari tempat tidur. Tn
A memiliki riwayat hipertensi namun tidak pernah kontrol dengan teratur.
FASE ORIENTASI
Pasien : (mencoba menjawab perawat namun bicara kurang jelas sambil melihat perawat
tersenyum)
Anak Pasien : Ayah saya ingin mencoba berjalan sus, karena terlalu lama berbaring di
tempat tidur
Perawat : oke, apakah bapak A sudah sarapan pagi ini? Kalau belum siahkan
makan dulu dan minum obat paginya ya pak. Nanti sekitar 30 menit lagi, berarti jam 09.00
saya akan kembali lagi untuk bantu bapak berjalan menggunakan Kruk ya.
Perawat : Maaf sebelumnya saya mau tanya, apakah bapak A punya riwayat darah
tinggi?
Anak Pasien : Punya sus, sejak 6 tahun lalu, tapi Ayah saya tidak pernah kontrol lagi
semenjak ibu saya meninggal 6 tahun yang lalu.
Perawat : Baik, kalau begitu saya tinggal dulu ya selamat makan ya pak saya permisi.
FASE KERJA
Perawat : Assalamualaikum pak, mba permisi. Sudah selesai makan dan minum
obatnya? Saya mulai bantu bapak berjalan menggunakan kruk ya agar tidak jatuh lagi.
Pasien : (Pasien tampak mengiakan namun tidak jelas, sambil respon mengangguk)
Perawat : Pertama saya akan memberikan contoh, bapak lihat saya dulu baru nanti di
praktikan oleh bapak.
Perawat : Baik pak, Pertama-tama kruk dalam posisi tegak lurus seperti ini, langkahan
yang pertama di ikuti kedua kruk maju disaat yang bersamaan, lalu salah satu kaki bapak
melangkah. Seperti ini pak ( Perawat mencontohlan)
Pasien : (Pasien mengikuti yang di cntohkan), seperti ini sus? (pasien melangkah
dengan satu kaki diikuti dengan kedua kruk maju kedepan dan langkah kaki satunya). Seperti
ini sus?
Perawat : Ya betul bapak, lanjut muter balik pak jalannya ( Perawat mengarahkan
pasien)
Pasien : Udah sus saya mulai lelah. (diikuti langkah menggunakan kruk)
Perawat : Wah bapak masih kuat ya, kakinya luruskan ya pak, kan bapak habis jalan
mengunakan kruk.
FASE TERMINASI
Perawat : bagaimana sekarang perasaan bapak setelah berjalan menggunakan kruk tadi
pak?
Anak Pasien : sepertinya senang sus bisa berjalan walaupun bapak menggunakan kruk.
Perawat : kalau beitu saya tinggal ya, nanti jam 11.00 saya kembali lagi untuk cek
tekanan darah bapak A. Kalau ada sesuatu tekan bel saja ya mba. Assalamualaikum.