SENI LUKIS
Disusun Oleh :
1. Anindya Cahya Dewi (05)
2. Devi Purwanti (10)
3. Eva Atikasari (15)
4. Shafira Zhulhafiar (26)
KELAS IX D
DINAS PENDIDIKAN
KABUPATEN PACITAN
SMP NEGERI 1 ARJOSARI
TAHUN PELAJARAN 2019/ 2020
SENI LUKIS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seni lukis adalah salah satu cabang dari seni rupa. Dengan dasar pengertian yang sama, seni
lukis adalah sebuah pengembangan yang lebih utuh dari menggambar.
Melukis adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan dari objek tiga
dimensi untuk mendapat kesan tertentu. Medium lukisan bisa berbentuk apa saja, seperti
kanvas, kertas, papan, dan bahkan film di dalam fotografi bisa dianggap sebagai media
lukisan. Alat yang digunakan juga bisa bermacam-macam, dengan syarat bisa memberikan
imaji tertentu kepada media yang digunakan.
Lukisan adalah karya seni yang proses pembuatannya dilakukan dengan memulaskan
berbagai warna, dengan kedalaman warna "pigmen" dalam pelarut (atau medium) dan gen
pengikat (lem) untuk pengencer air, gen pegikat berupa minyak linen untuk cat minyak
dengan pengencer terpenthin, pada permukaan (penyangga) seperti kertas, kanvas, atau
dinding. Ini dilakukan oleh seorang pelukis; dengan kedalaman warna dan cita rasa pelukis,
definisi ini digunakan terutama jika ia merupakan pencipta suatu karya lukisan.
Manusia telah melukis selama 6 kali lebih lama berbanding penggunaan tulisan. Sebagai
contoh lukisan-lukisan yang berada di gua-gua tempat tinggal manusia prasejarah.
Kata lukisan berarti lukisan gambar seterusnya dalam artikel ini.
Lebih khusus lagi, artikel ini tentang lukisan pada permukaan untuk alasan seni.
B. Rumusan Masalah
Dalam pembuatan makalah ini penulis ingin memaparkan berbagai macam permasalahan
mengenai seni lukis, dan permasalahan itu diantananya adalah sejarah umum seni lukis,
sejarah seni lukis di Indonesia, dan aliran-aliran yang terdapat dalam seni lukis.
C. Tujuan
Tujuan yang ingin di capai oleh penulis dalam pembuatan makalah ini adalah :
a. Ingin mengetahui sejarah umum seni lukis;
b. Ingin mengetahui sejarah seni lukis di Indonesia; dan
c. Ingin mengetahui aliran dalam seni lukis.
D. Manfaat
Manfat yang didapat oleh penulis dalam pembuatan makalah ini adalah antara lain :
a. Dapat mengetahui sejarah umum seni lukis;
b. Dapat mengetahui sejarah seni lukis di Indonesia; dan
c. Dapat mengetahui aliran dalam seni lukis.
BAB II
PEMBAHASAN
Seperti gambar, lukisan kebanyakan dibuat di atas bidang datar seperti dinding, lantai, kertas,
atau kanvas. Dalam pendidikan seni rupa modern di Indonesia, sifat ini disebut juga dengan
dwi-matra (dua dimensi, dimensi datar).
Objek yang sering muncul dalam karya-karya purbakala adalah manusia, binatang, dan
objek-objek alam lain seperti pohon, bukit, gunung, sungai, dan laut. Bentuk dari objek yang
digambar tidak selalu serupa dengan aslinya. Ini disebut citra dan itu sangat dipengaruhi oleh
pemahaman si pelukis terhadap objeknya. Misalnya, gambar seekor banteng dibuat dengan
proporsi tanduk yang luar biasa besar dibandingkan dengan ukuran tanduk asli. Pencitraan ini
dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis yang menganggap tanduk adalah bagian paling
mengesankan dari seekor banteng. Karena itu, citra mengenai satu macam objek menjadi
berbeda-beda tergantung dari pemahaman budaya masyarakat di daerahnya.
Pada satu titik, ada orang-orang tertentu dalam satu kelompok masyarakat prasejarah yang
lebih banyak menghabiskan waktu untuk menggambar daripada mencari makanan. Mereka
mulai mahir membuat gambar dan mulai menemukan bahwa bentuk dan susunan rupa
tertentu, bila diatur sedemikian rupa, akan nampak lebih menarik untuk dilihat daripada
biasanya. Mereka mulai menemukan semacam cita-rasa keindahan dalam kegiatannya dan
terus melakukan hal itu sehingga mereka menjadi semakin ahli. Mereka adalah seniman-
seniman yang pertama di muka bumi dan pada saat itulah kegiatan menggambar dan melukis
mulai condong menjadi kegiatan seni.
Kebanyakan lukisan di zaman ini lebih berupa simbolisme, bukan realisme. Sehingga sulit
sekali untuk menemukan lukisan yang bisa dikategorikan "bagus".
Lukisan pada masa ini digunakan untuk alat propaganda dan religi. Beberapa agama yang
melarang penggambaran hewan dan manusia mendorong perkembangan abstrakisme
(pemisahan unsur bentuk yang "benar" dari benda).
Raden Saleh Syarif Bustaman adalah salah seorang asisten yang cukup beruntung bisa
mempelajari melukis gaya Eropa yang dipraktekkan pelukis Belanda. Raden Saleh kemudian
melanjutkan belajar melukis ke Belanda, sehingga berhasil menjadi seorang pelukis
Indonesia yang disegani dan menjadi pelukis istana di beberapa negera Eropa. Namun seni
lukis Indonesia tidak melalui perkembangan yang sama seperti zaman renaisans Eropa,
sehingga perkembangannya pun tidak melalui tahapan yang sama. Era revolusi di Indonesia
membuat banyak pelukis Indonesia beralih dari tema-tema romantisme menjadi cenderung ke
arah "kerakyatan". Objek yang berhubungan dengan keindahan alam Indonesia dianggap
sebagai tema yang mengkhianati bangsa, sebab dianggap menjilat kepada kaum kapitalis
yang menjadi musuh ideologi komunisme yang populer pada masa itu. Selain itu, alat lukis
seperti cat dan kanvas yang semakin sulit didapat membuat lukisan Indonesia cenderung ke
bentuk-bentuk yang lebih sederhana, sehingga melahirkan abstraksi.
Untuk jenis aliran lukisan yang satu ini menggambarkan sebuah tema lukisan tentang
kesibukan seseorang menjadi sebuah ide pencipta karya yang futurisme. Dengan gambaran
garis yang dinamis yang penuh gerak menjadi ciri khas dari lukisan ini. Lukisan ini akan
terlihat seperti gambar yang bergerak. Hal ini karena menekankan pada sebuah keindahan
baik garis maupun visual dan warna seni antikubisme yang terbilang statis. Ciri-ciri dari
aliran ini yaitu:
Kata nature mungkin sering disamakan dengan istilah realisme atau nyata. Karena natural ini,
seniman banyak yang melukis dengan sebuah kondisi alami pada lukisan mereka. Aliran seni
lukis yang satu ini akan berusaha untuk menyampaikan lukisan secara alami, baik dari segi
kemiripan maupun penambahan agar menjadi lebih baik namun tetap mempertahankan sifat
alaminya. Ciri-ciri dari aliran seni lukis ini yaitu:
Aliran Romantisme menjadi aliran yang akan menampilkan sebuah lukisan yang fantastik
dan tentunya sangat indah. Romantisme ini mengandung sebuah makna romance seperti
halnya sebuah sejarah, tragedi, pemandangan atau yang lainnya yang ditampilkan dalam
bentuk fantastik. Tentunya suasana yang ditampilkan bisa saja berupa suasana haru, damai.
Untuk ciri-ciri aliran seni lukis dalam bentuk Romantisme ini, antara lain:
Terdapat sebuah cerita dahsyat dan emosional yang terkandung
Sangat dinamis
Memiliki sifat kontras namun meriah
Mampu menyentuh perasaan karena kedahsyatan melebihi kenyataan
Tokoh dari aliran Romantisne:
Raden Saleh
Eugene Delacroix
Theodore Gericault
Jean Baptiste
Aliran abstraksionisme ini mampu mengungkapkan kondisi kejiwaan dan mental seorang
seniman. Karena luapan emosi yang ada, dan terbilang variatif ini mampu menjadi sebuah ide
murni yang akan memberikan warna dan arah pada sebuah goresan lukis. Ciri-ciri pada aliran
jenis ini yaitu:
Menampilkan unsur yang tidak terbatas
Garis, bentuk dan warna ditampilkan secara alami tanpa adanya unsur mengindahkan
Tokoh dalam aliran Abstraksionisme:
Mark Rothko
Clyfford Stll
Adolf Got Lieb
Robert Montherwell
BornetNewman
Sebuah kesan bangunan menjadi kesan dari aliran lukisan yang satu ini. Dengan ciri-ciri
bangunan dan latar menjadi sudut dalam melukis baik bangunan kuno, klasik, modern atau
yang lainnya.
Tokoh dalam aliran seni lukis kontruktivisme ini:
Laszlo Moholy-nagy
Jim Nyoman Nuarta
Naum Gabo
Liubov Popova
Sprinka
Victor Pasmore
Penggunaan titik-titik mendominasi oleh jenis aliran lukisan yang satu ini. Biasanya ciri dari
aliran ini yaitu akan terlihat jelas ketika berada di kejauhan dan agak baur ketika dilihat dari
dekat. Titik yang digunakanpun bervariasi, mulai dari besar-kecil, tebal-tipis, hitam maupun
putih.
Tokoh yang ada di aliran seni lukis Pointilisme ini yaitu:
Keo Budo harijanto
Rijaman
Seurat’s La Parade
Vincen Van Goght
9. Aliran Impresionisme
Memperlihatkan kesan yang ditangkap oleh sebuah objek menjadi ciri dari aliran jenis
lukisan yang satu ini. Hasil lukisan yang terlihat lebih kabur dan terlihat kurang detail
menjadikan lukisan jenis ini berbeda. Berikut ciri-ciri dari aliran lukis yang satu ini:
Meneliti pantulan cahaya yang ada secara detail
Bayangkan komplementer membentuk sebuah bayangan
Menghindari adanya pengolahan sifat transparasi cat
Warna tercampur secara lebih optis oleh sebuah retina karena percampuran yang lebih sedikit
dari sebuah pigmen cat
Tokoh dalam aliran lukisan Impresioneisme:
Aguste Renoir
Casmile Pissaro
Edward Degas
Mary Cassat
Bermacam-macam aliran seni lukis menjadikan beragam pula karya dalam sebuah bidang
seni. Dari berbagai aliran tersebut, tentunya sebuah lukisan memiliki tujuan untuk
menyampaikan sebuah pesan seniman kepada penikmatnya baik secara tersirat maupun
tersurat.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Lukisan adalah karya seni yang proses pembuatannya dilakukan dengan memulaskan
berbagai warna, dengan kedalaman warna "pigmen" dalam pelarut (atau medium) dan gen
pengikat (lem) untuk pengencer air, gen pegikat berupa minyak linen untuk cat minyak
dengan pengencer terpenthin, pada permukaan (penyangga) seperti kertas, kanvas, atau
dinding. Ini dilakukan oleh seorang pelukis; dengan kedalaman warna dan cita rasa pelukis,
definisi ini digunakan terutama jika ia merupakan pencipta suatu karya lukisan.
Seni lukis adalah salah satu cabang dari seni rupa. Dengan dasar pengertian yang sama, seni
lukis adalah sebuah pengembangan yang lebih utuh dari menggambar.
Melukis adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan dari objek tiga
dimensi untuk mendapat kesan tertentu. Medium lukisan bisa berbentuk apa saja, seperti
kanvas, kertas, papan, dan bahkan film di dalam fotografi bisa dianggap sebagai media
lukisan. Alat yang digunakan juga bisa bermacam-macam, dengan syarat bisa memberikan
imaji tertentu kepada media yang digunakan.