Anda di halaman 1dari 3

BAB I

Pendahuluan
Pengantar
Pengenalan alam merupakan salah satu kegiatan manusia yang terjadi secara
spontan. Pengenalan manusia akan alam secara objektif dan ilmiah akan menghasilkan
sains. Sains adalah pengetahuan alam yang terstruktur. Sains akan berkembang lebih
mendalam karena manusia senantiasa mengetahui hal-hal baru di alam dan
menganalisisnya dalam kaidah-kaidah ilmiah dan universal.

A. Pengetahuan dan Sumber Pengetahuan


Pengetahuan adalah segala hal yang diketahui, baik yang tampak maupun yang
tidak tampak oleh mata. Pengetahuan didapatkan dari adanya fakta (kejadian, sejarah)
sebagai objek dan adanya pengamat (pemikir) sebagai subjek.
Pancaindra dapat dikatakan sebagai sumber pengetahuan yang utama dan yang
pertama dimiliki manusia sejak awal. Pengetahuan dari pancaindra adalah
pengetahuan primer yang tidak akan berhenti sebagai pengetahuan seperti yang
teramati begitu saja.
Ilmu adalah pengetahuan yang dibuat sistematikanya. Logika adalah instrumen
terbentuknya ilmu yang dibangun atas dasar asas-asas, aturan, dan penalaran yang
logis. Penalaran adalah proses berpikir manusia dalam kerangka berpikir yang dimulai
dari pernyataan dan tiba pada pernyataan baru .
Membahas pengetahuan alam tentunya disertai asumsi bahwa subjek menyadari
bahwa dirinya mengetahui. Kesadaran merupakan terminologi penting yang nantinya akan
selalu disinggung dalam banyak bahasan ini. Poin kesadaran ini penting untuk dielaborasi
karena menentukan “permainan” peran antara subjek (ilmuwan) dan objek (alam) yang
sangat dinamis. Peran subjek dan objek ini kadang sangat rumit dan tidak
terpisahkan,terutama jika subjek masuk ke dalam proses alam dan mengamatinya sebagai
objek. Hal ini menjadikan sains sebagai ilmu yang juga mempunyai sifat reflektif disamping
logikannya.
Namun selain logika,intuisi merupakan sumber sekaligus instrumen pengetahuan.
Intuisi berada diwilayah antara pikiran logis dan perasaan. Intuisi menggerakkan manusia
untuk menyelidiki lebih jauh walaupun tanpa arah yang jelas kelihatan terlebih dahulu.
Kekule, ahli kimia penemu rumus kimia benzena juga bermain dengan intuisinya sebelum
benar-benar menemukan rumus tersebut melalui mimpi. Albert Einstein, fisikawan perumus
teori relativitas itu juga terkenal dengan pernyataannya : Ich Vertraue aur (meine) Intuition
(saya yakin akan intuisi (saya)).Intuisi didasari oleh serangkaian pengetahuan
sebelumnya,yang kaitannya satu sama lain belum jelas benar.
Kegiataan menyelidiki dalam sains akan menghasilkan sesuatu,berupa konsep serta
pemahaman baru atau teori baru, dan juga benda-benda baru yang diciptakan manusia
karena manusia tahu bagaimana membuatnya. Selain itu sains dan teknologi juga mengubah
sikap manusia. Sifat ilmiah bisa diturunkan dari gaya hidup sehari-hari.
Aktivitas manusia dalam berinteraksi dengan alam menunjukkan kekhasan masing-
masing. Karena adanya aktivitas itulah dua sumber utama pengetahuan berinteraksi antara
pancar indera dan pikiran manusia. Aktivitas keilmuan ini dapat digambarkan sebagai
segitiga ilmu seperti dilukiskan dibawah in [ The Liang Gie, 2000] .

Aktivitas

ILMU

Metode Pengetahuan

Dalam konteks ini dapat dipahami bahwa pengetahuan tidak akan diam begitu saja
melainkan merupakan kondisi yang didapat setelah adanya aktivitas ilmiah dan dengan
menggunakan metode ilmiah. Maka segitiga ini merupakan segitiga dinamis dimana baik
pengetahuan, aktivitas, maupun metode masing-masing merupakan bagian dari proses ini
dan masing-masing juga bukanlah merupakan hasil yang dituju, dan setelah dicapai maka
proses berhenti. Ketigannya secara terus menerus akan bergerak dan saling berinteraksi.
Ilmu adalah wadah interaksi tersebut.
Ilmu lahir dari dari sistematika yang dihasilkan sekelompok ilmuwan yang meneliti
objek yang sama,dan objeknya tidak berubah,walaupun boleh ditinjau dari berbagai sudut
pandang. Kebenaran ilmu pengetahuan bersifat lebih objektif, dan dibuktikan dengan logika.
Jatuh tidaknya suatu teori tergantung pada logika yang mempertahankannya dan logika yang
menjatuhkannya. Dalam sains sering ditemui bahwa suatu teori akan runtuh jika ditemukan
bukti yang menceritakan kebalikannya. Dikatakan ilmu mempunyai banyak dimensi,dan lebih
mudah dilacak serta dibahas bersama benar tidaknya.
 Ciri khas ilmu pengetahuan
Dalam perjalanan waktu ilmu diuji kebenarannya dengan
bermacam-macam tolak ukur misalnya dilihat dari aspek keluarannya
(output-nya, hasil proses dalam ilmunya), dari aspek metodenya,jenis
eksperimennya, prosesnya, dan masih banyak lagi.

Ilmu pengetahuan mempunyai empat ciri khas, yaitu :

a. Objektif , pengetahuan itu sesuai dengan objeknya (sesuai dengan


penginderaan dan hasil dari pekerjaan empiris)
b. Metodologis, diperoleh dengan menggunakan cara (metode) tertentu
yang teratur dan dikendalikan atau diatur
c. Sistematis, tersusun ke dalam sistem dengan langkah-langkahnya
sendiri sebagai kesatuan dengan pengetahuan lain.
d. Universal, berlaku umum dimana saja. Dengan metode dan sistematika
yang sama maka hasilnya juga diharapkan sama tidak tergantung
tempat dan pelakunya.
 Metode ilmiah
Langkah-langkah proses pencarian bentuk pengetahuan ini dapat
dibedakan dan diurutkan menjadi sistematika sendiri dan biasa disebut
metode ilmiah yang objektif yang meliputi :
a. Perumusan masalah : menentukan dahulu persoalan apa dan
pertanyaan apa yang harus dijawab atas aspek yang diamati
b. Penyusunan hipotesis :Merumuskan dugaan sementara mengenai
kemungkinan jawaban dari persoalan atau pertanyaan yang harus
dijawab tadi. Hipotesis adalah serangkaian urutan logis dibenak manusia
yang masih harus dibuktikan dalam kenyataan
c. Pengujian hipotesis : penelitian untuk membuktikan apa yang telah
diduga dengan melakukan pengujian serta mengumpulkan fakta-fakta
lain yang mendukung dugaan sementara tadi.
d. Penarikan kesimpulan : tahap justifikasi atas proses ilmiah punuk
membuktikan hipotesis dapat diterima atau ditolak dengan alasan yang
jelas.
Di lain pihak, menurut Ladriere dalam The Liang Gie,2000, ilmu
dapat dipahami sebagai (1) proses (aktivitas penelitian);(2) prosedur
(metode ilmiah), atau (3)Produk(berupa pengetahuan sistematis).Memang
ilmu menyediakan ketigannya,dan manusia memilih dari sisi mana suatu
ilmu dibahas dan dianggap penting. Namun selanjutanya menurut Adriano
Buzzali-Traverso, ilmuwan Italia, ilmu bukan sekedar kumpulan pengetahuan
sistematis bagi para ilmuwan saja. Ilmu juga harus dilihat sebagai aktivitas
kemasyarakatan. Pendekatan ilmu yang menyentuh masyarakat ini menarik
karena menghilangkan kesan elite dari ilmu yang tidak memecahkan
persoalan-persoalan dasar hidup bersama manusia.

Anda mungkin juga menyukai