Anda di halaman 1dari 9

BAB III

METODOLOGI PENULISAN PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH


(KTI)

A. Rancangan Proposal Karya Tulis Ilmiah


Penulisan proposal karya tulis ilmiah ini, penulis menggunakan
pendekatan studi kasus. Studi kasus adalah suatu karya tulis ilmiah
berupa paparan hasil penerapan proses asuhan keperawatan pada
pasien secara ideal sesuai dengan teori dan berisi pembahasan atas
kesenjangan yang terjadi di lapangan (Prawoto, 2015).
Studi kasus yang penulis akan jadikan sebagai Proposal Karya
Tulis Ilmiah ini adalah tentang Asuhan Keperawatan pada anak
dengan Gangguan Sistem Pernafasan : Pneumonia. Asuhan
keperawatan yang penulis lakukan menggunakan metode proses
keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, implementasi dan evaluasi.

B. Subyek Studi Kasus


Subyek studi kasus adalah seorang yang dijadikan pasien kelolaan
oleh penulis yang memenuhi beberapa kriteria. Kriteria pasien yang
akan diambil penulis sebagai kelolaan yaitu pasien anak dengan
Gangguan Sistem Pernapasan: Pneumonia, penulis akan melakukan
asuhan keperawatan selama kurang lebih 3 hari.

C. Metode Pengumpulan Data


Metode yang digunakan penulis dalam pengumpulan data antara
lain dengan observasi, wawancara, pemeriksaan fisik dan studi
dokumentasi sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi adalah kegiatan pengumpulan data melalui pengamatan
langsung terhadap aktivitas responden atau partisipan yang
terencana dilakukan secara aktif dan sistematis. Unsur terpenting
dalam observasi adalah mempertahankna penilaian yang objektif
(Kelana,2013). Tujuan dari observasi adalah mengumpulkan data
dengan mengamati pasien dan didapatkan data objektif seperti
asien saat dilakukan pemeriksaan mengatakan nyeri, terlihat dari
raut wajah yang mengeringis kesakitan (Dharma,2013).
2. Wawancara
Wawancara adalah suatu cara yang digunakan seseorang untuk
mendapatkan informasi, meminta keterangan, atau menanyai
pendapat tentang susatu permasalahan kepada seseorang
(Hendarsih, 2015).
3. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik adalah proses inspeksi tubuh dan system tubuh
guna menentukan ada atau tidak adanya penyakit. Pemeriksaan
fisik berfokus pada respon klien terhadap masalah kesehatan yang
dialaminya (Asmadi,2013). Penulis dalam mengumpulkan data
dan pemeriksaan fisik menggunakan format pengkajian secara
head to toe dengan teknik pendekatan meliputi inspeksi (proses
observasi yang dilaksanakan secara sistemik), palpasi (teknik
pemeriksaan yang menggunakan indra peraba), perkusi (teknik
pemeriksaan dengan mengetuk-ngetuk menggunakan jari erawat),
auskultasi (teknik pemeriksaan dengan menggunakan stetoskop
untuk mendengarkan bunyi yang dihasilkan oleh tubuh).
4. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi (catatan medis) adalah data klien saat ini dan
masa lalu yang dapat menguatkan informasi tentang pola
kesehatan dan pengobatan masa lalu atau memberikan informasi
baru yang dapat digunakan perawat untuk mengidentifikasi pola
penyakit, respon terhadap pengobatan sebelumnya dan metode
koping masa lalu (Dalami,dkk 2013).

D. Instrumen Studi Kasus


Instrumen studi kasus menurut Kelana (2013) yaitu suatu alat yang
digunakanoleh peneliti untuk mengobservasi, mengukur atau menilai
suatu fenomena. Dalam studi kasus ini penulis akan menggunakan
instrumen pengkajian pola fungsional gordon dan pemeriksaan fisik
pada pasien.

E. Proses Studi
a. Identifikasi kasus
Kasus adalah seperangkat kriteria untuk menentukan apakah
seseorang harus dapat diklasifikasikan sakit atau tidak. Kriteria
klinis dibatasi oleh waktu, tempat dan orang. Proses identifikasi
kasus dilakukan dengan fenomena yang ada melaluli berbagai
sumber baik dari jurnal, hasil riset, dan melalui wawancara
penulis dengan CI RSUD serta perawat yang berjaga di ruang
tersebut.
b. Pemilihan kasus
Pemilihan kasus dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah
(KTI), penulis melakukan praktek pengambilan kasus pada anak
dengan gangguan sistem pernafasan : pneumonia. Hal tersebut
didasarkan pada tingginya angka kejadian pneumonia pada anak
di rumah sakit.
c. Kerja lapangan/pengelolaan kasus
Pengelolaan kasus dilakukan pada anak dengan gangguan
sistem pernafasan : pneumonia yang di rawat selama kurang
lebih 3 hari. Pada hari pertama, penulis akan melakukan
pengkajian, merumuskan diagnosa dan membuat intervensi
keperawatan serta melakukan implementasi keperawatan salah
satunya yaitu mengauskultasi suara nafas tambahan. Pada hari
kedua, penulis akan melakukan implementasi keperawatan salah
satunya yaitu menimbang berat badan pasien. Pada hari ketiga,
penulis akan melakukan implementasi dan evaluasi keperawatan
kepada pasien setelah di lakukan tindakan kurang lebih 3 hari.
d. Pengolahan data
1. Reduksi data
Reduksi data adalah suatu proses pemilihan, pemusatan,
pemerhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan
transformasi data mentah atau data yang muncul dari catatan-
catatan yang tertulis dilapangan. Reduksi data berlangsung
secara terus menerus selama pengumpulan data berlangsung
(Miles dan Huberman, 2009). Penulis mengkelompokan
masalah pasien sesuai dengan hierarki menurut Maslow yang
meliputi kebutuhan fisiologis, kebutuhan anan rasa aman,
kebutuhan memiliki dan kasih saying, kebutuhan
penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri.
2. Penyajian data
Penyajian data adalah penyusunan informasi yang
kompleks ke dalam suatu bentuk yang sistematis, sehingga
menjadi lebih selektif dan sederhana, serta memberikan
kemungkinan adanya penarikan masalah dan pengambilan
tindakan (Miles dan Huberman, 2009). Penulis menyajikan
data dalam bentuk narasi dan pengkajian identitas pasien
sampai pemeriksaan fisik, analisis data dalam bentuk tabel,
dan genogram dalam bentuk diagram.
3. Penarikan kesimpulan
Kesimpulan yang ditetapkan dalam penelitian bersifat
sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan data-data
yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
Akan tetapi kesimpulan yang ditetapkan pada awal didukung
oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten maka kesimpulan
yang di kemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel
(Miles dan Huberman, 2009). Dalam penarikas kesimpulan,
penulis membandingkan indicator pada outcome dengan
indikator pada saat evalusai hari ketiga.
e. Interpretasi Data
Interprestasi data yaitu upaya penulis menemukan makna
dari data yang dikumpulkan untuk mengklarifikasi apa yang
dirumuskan pada studi kasus tersebut (Miles dan Huberman,
2009). Pada studi kasus ini data yang diperoleh dianalisa,
dimasukan dalam tabel untuk menetapkan diagnose keperawatan
berdasarkan NANDA, setelah itu penulis membuat tujuan dari
tindakan keperawatan berdasarkan outcame dan menyusun
intervensi keperawatan berdasarkan NIC. Selanjutnya penulis
melakukan rencana tindakan tersebut dan melakukan evaluasi
setiap shift.

F. Tempat dan Waktu Studi Kasus


Penulis melakukan pemberian asuhan keperawatan pada pasien anak
dengan Gangguan Sistem Pernapasan: Pneumonia selama kurang
lebih 3 hari.

G. Etika studi kasus


Etika studi kasus ini diantaranya yaitu self determination;
privacy dan dignity; anonymity dan confidentiality; justice atau
keadilan; beneficience; serta penjelasan tentang inform content.
1. Self determination
Self determination yaitu pasien yang menjadi bahan
penelitian diberi hak untuk memutuskan agar menjadi bahan
penelitian atau tidak itu tergantung kemauan pasien (Hidayat&
Aziz, 2009). Pada studi kasus ini penulis memberikan hak pada
orang tua, keluarga atau pasien untuk memutuskan apakah
bersedia untuk dijadikan sebagai pasien kelolaan atau tidak.
2. Privacy dan dignity
Privacy dan dignity pada penelitian penulis akan wajib
untuk melakukan privasi agar menginisialkan data pasien tidak
akan disebarluaskan dan hanya untuk kepentingan penelitian
pembuatan penelitian (Hidayat& Aziz, 2009). Pada studi kasus
ini penulis menjaga privasi pasien terkait informasi dan identitas
pasien, penulis juga menghargai harkat dan martabat yang
dimiliki.
3. Anonymity dan confidentiality
Anonymity dan confidentiality yang akan dilakukan oleh
penulis harus baik dan kerahasiaan diberikan agar data pasien
tidak tersebar luas dengan menginisialkan pasien dan adanya
anonimitas agar data yang diperoleh bisa dirahasiakan
(Hidayat& Aziz, 2009). Aturan dalam perinsip kerahasiaan
adalah harus menjaga privasi klien. Segala sesuatu yang terdapat
dalam rekam medic hanya boleh dibaca dalam rangka
pengobatan klien. Tidak ada yang bisa memperoleh informasi
tersebut kecuali atas izin dari klien dan ditunjukan dengan bukti
persetujuan (Dalami, 2015). Pada studi kasus ini penulis tidak
mencantumkan nama responden hanya mencantumkan
inisialnya saja dan semua informasi yang diberikan kepada
penulis dijamin kerahasiaannya.
4. Justice atau keadilan
Justice atau keadilan yaitu pasien diberi kebebasan untuk
menimbang agar menjadi bahan penelitian atau tidak agar pasien
mempunyai keadilan yang ada disetiap hak asasi manusia
(Hidayat& Aziz, 2009). Pada studi kasus ini penulis
memberikan hal yang sama kepada semua pasien secara adil dan
tanpa adanya diskriminasi selama berlangsungnya proses studi
kasus.
5. Beneficience
Beneficience pada penelitian ini akan diberikan
keperawatan yang intensif pada pasien yang dikelola agar
mengetahui lebih baik dan memaksimalkan dalam penelitian
pembuatan karya tulisi lmiah (Hidayat& Aziz, 2009). Pada studi
kasus ini penulis memberikan upaya manfaat yang sem,aksimal
mungkin dalam memberikan asuhan keperawatan dan
melakukan tindakan keperawatan sesuai standar perasional
prosedur (SOP) selama berlangsungnya proses studi kasus.
6. Inform content
Inform content merupakan suatu bentuk persetujuan antara
penulis atau peneliti dan responden atau pasien penelitian
dengan memberikan lembar persetujuan yang diberikan sebelum
pengelolaan kasus dimulai. inform content adalah agar subjek
mengerti maksud dan tujuan penelitian, dan mengetahui dampak
yang ada (Hidayat& Aziz, 2009). Pada studi kasus ini penulis
memberikan Inform Consent kepada pasien/ keluarga pasien
sebagai lembar persetujuan antara penulisan dengan responden
dan memberikan penjelasan terkait studi kasus yang akan
dilaksanakan oleh pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, Muhamad (2012). Keperawatan Medikal Bedah Untuk


Mahasiswa. Jogjakarta: Diva Press.

Asmadi (2013). Teknik Prosdural Keperawatan Konsep dan Aplikasi.


Jakarta: EGC.

Arnis, A & Yuliastati (2016). Keperawatan Anak. Kementrian Kesehatan


Republik Indonesia

Dalami, E. & Suryani (2015). Etika Keperawatan. Jakarta Trans Info


Medika.

Dewi, R.C., dan Saputri, K.R. (2015). Etika Keperawatan. Jakarta : Trans
Info Medika

Diah, A.A, Nani, N & Nur, A (2017). Pengaruh Terhadap Frekuensi Batuk
dan Napas Serta Ronkhi Pada Balita Pneumonia. JPPNI

Fida dan Maya (2012). Asuhan Keperawatan Pada Anak Sakit dan Bayi
Resiko Tinggi. Yogyakarta : Pustaka Baru Press

Hendarsih, Sri. (2015). Metodologi Keperawatan. Yogyakarta: Pustaka Baru


Press.

Hidayat, Aziz . (2011). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta:


Salemba Medika.

Mutaqqin, Arif. (2011). Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem


Pernafasan. Jakarta: Salemba Medika.

Nani, N,. Nur,A & Rokhaidah (2015). Madu Menurunkan Frekuensi Batuk
Pada Malam Hari Dan Meningkatkan Kualitas Tidur Balita
Pneumonia.

Nugroho, Taufan (2011). Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah,


Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika

Nursalam. (2010). Proses dan Dokumentasi Keperawatan, Konsep dan


Praktik. Jakarta: Salemba Medika
Prawoto & Andi. (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Sistem
Pernafasan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Respati fitri & Nasution nita (2015). Asuhan keperawatan bayi dan balita.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Saha S, Hasan M, Kim L, Farrar JL, Hossain B, Islam M, Ahmed ANU, et


al. (2016) Breastfeeding can prevent hospitalization for pneumonia
among children under 1 year old, Journal de Pediatria.

Soetjiningsih (2012). Pertumbuhan dan Perkrmbangan Anak. Jakarta : EGC

Susilaningrum, Nursalam & Utami (2013). Asuhan Keperawatan Bayi dan


Anak. Jakarta: Salemba Medika.

Word Health Organization. 2016, Pneumonia, Geneva, World Health


Organization

Word Health Organization. 2017. Pneumonia : The Forgotten Killer of


Children. UNICEF.

Anda mungkin juga menyukai