Anda di halaman 1dari 19

TUGAS KEPERAWATAN KELUARGA

INTERVENSI KEPERAWATAN KELUARGA

Disusun Oleh :

Nur Alamah G2A218095

Nanik S G2A218096

Muhammad Yusdhi G2A218098

Laili fatmawati G2A218099

Kurniawan Bagus G2A2180100

Kristyaningsih G2A2180101

Hanifah Hidayati G2A2180102

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perencanaan adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat untuk
dilaporkan dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang
telah diidentifikasi (Efendy,1998).Penyusunan rencana perawatan dilakukan
dalam 2 tahap yaitu pemenuhan skala prioritas dan rencana perawatan
(Suprajitmo, 2004).
Intervensi keperawatan keluarga atau perencanaan adalah proses
menetapkan tujuan, mengidentifikasi sumber-sumber dalam keluarga
untuktindakan keperawatan , membuat alternative-alternatif pendekatan
kepada keluarga, merancang intervensi , dan menetapkan prioritas terapi
keperawatan. Tujuan jangka panjang dalam asuhan keperawatan keluraga
merupakan arah untuk menghilangkan penyebab atau etiologi. Tujuan jangka
pendek ditetapkan melalui pelaksanaan lima tugas keluarga dalam bidang
kesehatan.

Tahap intervensi dan evaluasi keperawatan merupakan tahap lanjut dari


proses keperawatan keluarga. Setelah menyususn rencana keperawatan,
perawat mencoba untuk mengimplementasikannya dalam bentuk tindakan
secara nyata didalam keluarga dengan mengarahkan segala kemampuan
profesional yang dimiliki untuk mendapatkan perubahan kondisi kesehatan
keluarga yang lebih baik deri sebelumnya. Pada tahap intervensi, perawat
diharapkan dapat memobilisasi sumber-sumber yang ada didalam dan diluar
keluarga untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam rencana keperawatan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari intervensi keperawatan keluarga
2. Apa saja Indikasi untuk intervensi keperawatan keluarga
3. Apa saja Tingkat intervensi keperawatan keluarga
4. Apa saja Klasifikasi intervensi keperawatan keluarga
5. Intervensi keperawatan keluarga spesifik
6. Apa saja perencanaan keperawatan keluarga
7. Apa saja hambatan-hambatan dalam intervensi keperawatan keluarga
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari intervensi keperawatan keluarga
2. Untuk mengetahui indikasi intervensi keperawatan keluarga
3. Untuk mengetahui tingkat intervensi keperawatan keluarga
4. Untuk mengetahui klasifikasi intervensi keperawatan
5. Untuk mengetahui intervensi keperawatan keluarga
6. Untuk mengetahui perencanaan keperawatan keluarga
7. Untuk mengetahui hambatan-hambatan dalam intervensu keperawatan
keluarga
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Intervensi Keperawatan Keluarga

Ada beberapa definisi intervensi keperawatan dalam literature. ANA’s


social polyci statement (1995) mendefinisikan intervensi keperawatan
keluarga sebagai tindakan perawat untuk kepentingan pasien, keluarga atau
komunitas dengan tujuan untuk meningkatkan dan memperbaiki kondisi fisik,
emosional, psikososial, spiritual, budaya serta lungkungan tempat mereka
mencari bantuan. Selain itu, Bhuleck dan McCloskey (1994)mendefinisikan
intervensi keperawatan sebagai penanganan perawatan langsung yang
perawat lakukan untuk kepentingan klien. Intervensi keperawatan meliputi
tindakan yang di prakarsai oleh perawat dan tindakan yang di prakarsai oleh
dokter. Menurut Whrigt dan Bell (1994), intervensi keperawatan adalah
tindakan atau drespon dari perawat yang meliputi hubungan tindakan
terapeutik yang terjadi dalam konteks hubungan – perawat klien untuk
mempengaruhi individu, keluarga dan fungsi komunitas yang merupakan
tanggung jawab perawat.

Intervensi keperawatan keluarga atau perencanaan adalah proses


menetapkan tujuan, mengidentifikasi sumber-sumber dalam keluarga
untuktindakan keperawatan , membuat alternative-alternatif pendekatan
kepada keluarga, merancang intervensi , dan menetapkan prioritas terapi
keperawatan. Tujuan jangka panjang dalam asuhan keperawatan keluraga
merupakan arah untuk menghilangkan penyebab atau etiologi. Tujuan jangka
pendek ditetapkan melalui pelaksanaan lima tugas keluarga dalam bidang
kesehatan.

Tahap intervensi dan evaluasi keperawatan merupakan tahap lanjut dari


proses keperawatan keluarga. Setelah menyususn rencana keperawatan,
perawat mencoba untuk mengimplementasikannya dalam bentuk tindakan
secara nyata didalam keluarga dengan mengarahkan segala kemampuan
profesional yang dimiliki untuk mendapatkan perubahan kondisi kesehatan
keluarga yang lebih baik deri sebelumnya. Pada tahap intervensi, perawat
diharapkan dapat memobilisasi sumber-sumber yang ada didalam dan diluar
keluarga untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam rencana
keperawatan. Kemampuan perawat dalam mengimplementasikannya rencana
keperawatan keluarga dihadapkan dengan berbagai factor-faktor yang ada di
dalam keluarga, seperti keterbatasan pengetahuan keluarga, keterbatasan
sumber daya dan dana keluarga, serta pengaruh sosial budaya masyarakat.
Berbagai bentuk intervensi keperawatan keluarga dapat dilakukan mulai dari
intervensi yang sederhana sampai kompleks yang memerlukan kemampuan
khusus dalam berbagai tatanan kondisi kesehatan keluarga. Untuk
mengetahui tingkat keberhasilan dalam asuhan keperawatan keluarga,
perawat perlu melakukan evaluasi terhadap asuhan keperawatan yang dapat
dilaksanakan secara bertahap atau pada akhir asuhan keperawatan keluarga.
Hasil evaluasi ini sangat bermanfaat sebagai bahan untuk pengambilan
keputusan, apakah asuhan keperawatan keluarga perlu diakhiri atau di
modifikasi terhadap rencana keperawatan yang telah disusun.

2.2 Indikasi Untuk Intervensi Keperawatan Keluarga

Wright & Leahey dalam Friedman (1998) menganjurkan untuk melakukan


intervensi keperawatan keluarga pada kondisi-kondisi berikut.

1. Adanya keluarga dengan suatu masalah yang berhubungan diantara


anggota keluarga yang dipengaruhi.
2. Adanya anggota keluarga dengan penyakit yang memliki dampak yang
merugikan secara nyata terhadap anggota keluarga yang lain.
3. Anggota keluarga mendukung permasalahan atau gejala pada individu
4. Salah satu anggota keluarga menunjukan perbaikan dari gejala,
sedangkan anggota keluarga yang lain megalami kemunduran.
5. Seorang anggota keluarga didiagnosis penyakitnya untuk pertama kali
6. Perkembangan anak atau remaja secara emosional, tingkah laku, atau
fisik dalam konteks anggota keluarga yang sakit.
7. Salah satu anggota keluarga yang menderita penyakit kronis pulang
atau pindah dari suatu institusi ke komunitas.
8. Anggota keluarga mengalami penyakit yang mematikan

2.3 Tingkat Intervensi Keperawatan Keluarga

Ada perbedaan tingkatan intevensi keperawatan keluraga yang berkenaan


dengan kompleksitas intervensi keperawatan mereka. Wright & Leahey
dalam Friedman (1998) menggambarkan adanya dua tingkat keahlian dalam
keperawatan ekluarga, yaitu generalis dan spesialis. Menurut Wright &
Leahey, konsep keahlian generalis memandang keluarga sebagai konteks
untuk bekerja dengan pasien secra individual. Konsep keahlian spesialis
memandang keluarga sebgaia unit asuhan dengan kompetensi wawancara
kinik dan pengetahuan sistem teori keluarga, penelitian keluarga dan model
pengkajian, serta intervensi keluarga. Freedman (1992) menyatakan bahwa
lulusan DIII biasanya lebih efektif bekerja dengan keluarga sebagai unit.
Untuk keluarga dengan permasalahan lebih kompleks, biasanya dirujuk ke
spesialis.

2.4 Klasifikasi Intervensi Keperawatan

Menurut Freeman dan Freedman (1998), secara umum, intervensi


keperawatan dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

1. Supplemental, perawat secara langsung memberikan pelayanan


keperawatan yang tidak dapt di lakukan oleh keluarga.
2. Facilitativ. Perawat membantu mengatasi hambatan dari keluarga dalam
memperoleh pelayanan medis, kesejahteraan sosial, transportasi, atau
pelayanan perawatan kesehatan dirumah.
3. Developmental. Perawat membantu keluarga untuk menolong diri
sendiri sesuai kemampuan (misalnya, meningkatkan kemampuan
perawat diri dalam keluarga dan tanggung jawab diri sendiri). Perawat
juga membantu keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
bersumber dari diri sendiri, seperti dukungan sosial internal dan ekternal.

Tabel intervensi keluarga dan definisi aktivitas

L a b e l D e f i n i s i A k t i f i t a s
Dukungan keluarga Meningkatnya minat keluarga dan tujuan
Meminimalkan efek gangguan proses keluarg a
Mempertahankan proses keluarga

Promosi integritas keluarg a Meningkatkan daya ikat dan kesatuan keluarg a

K e t e r l i b a t a n k e l u a r g a Partisipati keluarga dalam perawatan fisik dan emosi pasien


Penggunaan kekuatan keluarga yang memengaruhi kesehatan pasien melalui petunjuk positif
Mobilitas keluarga

Interaksi dengan keluarga sebagai agen pengubah yang bergerak menuju cara hidup yang lebih produktif
T e r a p i k e l u a r g a

Meningkatkan keterlibatan saudara kandung pada saat saudara laki-laki atau perempuan mengalami sakit
Dukungan saudara kandung

Penyedian bantan untuk orang tua dalam memahami dan membantu anak-anak remajanya
Dukungan orang tua,remaj a

2.5 Intervensi keperawatan keluarga spesifik


Strategi intervensi spesifik pelayanan kesehatan yang profesional di dalam
keluarga bergantung pada tingkatan fungsi keluarga. Selanjutnya, bentuk
intervensi keperawatan khusus adalah sebagai berikut :
1. Modifikasi tingkah laku
2. Kontrak
3. Manajemen kasus, meliputi koordinasi dan advokasi
4. Kolaborasi
5. Konsultasi
6. Konseling, meliputi dukungan, umapn balik kognitif, intervensi krisis,
dan bekerja dalam kelompok.
7. Strategi pemberdayaan
8. Modifikasi lingkungan
9. Advokasi keluarga
10. Modifikasi gaya hidup, meliputi manajemen stres
11. Hubungan antartetangga (misalnya, dasawisma) yang meliputi
penggunaan swabantu dan dukungan sosial.
12. Merujuk
13. Model peran
14. Peran tambahan , misalnya peran sebagai kader kesehatan , pokjakes,
PKK, dan posyandu
15. Strategi pengajaran
16. Klarifikasi nilai-nilai

2.6    Perencanaan Keperawatan Keluarga


Perencanaan adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat untuk
dilaporkan dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang
telah diidentifikasi (Efendy,1998).Penyusunan rencana perawatan dilakukan
dalam 2 tahap yaitu pemenuhan skala prioritas dan rencana perawatan
(Suprajitmo, 2004).
a. Skala prioritas
Prioritas didasarkan pada diagnosis keperawatan yang mempunyai
skor tinggi dan disusun berurutan sampai yang mempunyai skor terendah.
Dalam menyusun prioritas masalah kesehatan dan keperawatan keluarga
harus didasarkan beberapa criteria sebagai berikut :
1.      Sifat masalah (actual, risiko, potensial)
2.      Kemungkinan masalah dapat diubah
3.      Potensi masalah untuk dicegah
4.      Menonjolnya masalah
Skoring dilakukan bila perawat merumuskan diagnosa keperawatan
telah dari satu proses skoring menggunakan skala yang telah dirumuskan
oleh Bailon dan Maglay (1978) dalam Effendy (1998).
Proses scoring dilakukan untuk setiap diagnosa keperawatan :
         Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat
         Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikaitkan dengan bobot
         Jumlahkan skor untuk semua criteria
         Skor tertinggi berarti prioritas (skor tertinggi 5)

b.      Rencana
Langkah pertama yang dilakukan adalah merumuskan tujuan
keperawatan. Tujuan dirumuskan untuk mengetahui atau mengatasi serta
meminimalkan stressor dan intervensi dirancang berdasarkan tiga tingkat
pencegahan. Pencegahan primer untuk memperkuat garis pertahanan
fleksibel, pencegahan sekunder untuk memperkuat garis pertahanan
sekunder, dan pencegahan tersier untuk memperkuat garis pertahanan
tersier (Anderson & Fallune, 2000).
Tujuan terdiri dari tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek.
Tujuan jangka panjang mengacu pada bagaimana mengatasi
problem/masalah (P) di keluarga. Sedangkan penetapan tujuan jangka
pendek mengacu pada bagaimana mengatasi etiologi yang berorientasi
pada lima tugas keluarga.
Adapun bentuk tindakan yang akan dilakukan dalam intervensi nantinya
adalah sebagai berikut :
1. Menggali tingkat pengetahuan atau pemahaman keluarga mengenai
masalah
2. Mendiskusikan dengan keluarga mengenai hal-hal yang belum
diketahui dan meluruskan mengenai intervensi/interpretasi yang
salah.
3. Memberikan penyuluhan atau menjelaskan dengan keluarga
tentang faktor-faktor penyebab, tanda dan gejala, cara menangani,
cara perawatan, cara mendapatkan pelayanan kesehatan dan
pentingnya pengobatan secara teratur.
4. Memotivasi keluarga untuk melakukan hal-hal positif untuk
kesehatan.
5. Memberikan pujian dan penguatan kepada keluarga atas apa yang
telah diketahui dan apa yang telah dilaksanakan.

Tahap berikutnya setelah menemukan diagnosis keperawatan keluarga


adalah melakukan perencanaan. Perencanaan diawali dengan merumuskan
tujuan yang ingin dicapai serta rencana tindakan untuk mengatasi masalah
yang ada. Tujuan dirumuskan untuk mengatasi atau meminimalkan stressor
dan intervensi dirancang berdasarkan tiga tingkat pencegahan. Pencegahan
primer untuk memperkuat garis pertahanan sekunder dan pencegahan tersier
untuk memperkuat garis pertahanan resisten (Anderson & Farlane, 2000)
Tujuan terdiri dari tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek.
Penetapan tujuan jangka panjang (tujuan umum) mengacu pada bagaimana
mengatasi problem/masalah (P) di keluarga, sedangkan penetapan tujuan
jangka pendek (tujuan khusus) mengacu pada bagaimana mengatasi etiologi
(E). Tujuan jangka pndek harus SMART (S = spesifiks, M = measurable /
dapat di ukur, A = achievable / dapat dicapai, R = reality, T = time limited /
punya limit waktu).
Contoh pembuatan rencana keperawatan keluarga seperti tabel 2.3.
Tabel 2.3 Rencana Keperawatan Keluarga Bapak A

DIAGNOSIS KEPERAWATAN T U J U A N KRITERIA EVALUASI STANDAR EVALUASI RENCANA INTERVENSI


Tujuan umum:
Setelah dilakukan
Gang uan rasa nyaman, nyeri haid pada keluarga Bapak A khususnya Anak L berhubungan dengan ketidakmampuan tindakan keperawa
keluarga merawat ang ota keluarga yang mengalami nyeri haid. tan selama 6 minggu
, diharapkan nyeri
haid berkurang
Tujuan khusus : R e s p o n v e r b a l Haid adalah peristiwa meluruhnya lapisan dinding rahim yang banyak mengandung pembuluh darah Diskusikan dengan keluarga pengertian haid.
Setelah pertemuan Anjurkan keluarga
6x45 menit, kelu untuk mengungkap
arga mampu : kembali pengertian
1. Mengenal masa haid.
lah nyeri haid
dengan :
a. Menjelaskan
apa yang di
maksud nyeri
haid
Menjelaskan tanda/gejala haid Respon verbal Menyebutkan 5 dari 8 tanda/gejala yang terjadi sebelum haid, malas beraktivitas, lemas, mudah lelah, emosi labil, kram perut, nyeri kepala, pingsan, sakit pada payudara D i s k u s ik a n t a n d a d a n g e j a l a y a n g b i a s a n y a t e rj a d i p a d a a n a k L .
Anjurkan keluarga untuk
menyebutkan kembali tanda
sebelum haid.

Beri pujian atas jawaban yang benar.


Menjelaskan penyebab nyeri haid R e s p o n v e r b a l Menyebutkan 3 dari 4 penyebab nyeri haid : Diskusikan bersama keluarga penyebab nyeri haid.
Hormon, posisi Motivasi keluarga untuk mengulang
rahim, penyakit kembali penyebab nyeri haid.
infeksi rahim, Jelaskan kembali tentang hal-hal
faktor psikis seperti yang telah didiskusikan.
stress
2. Mengambil keputusan untuk mengatasi masalah R e s p o n v e r b a l Menyebutkan akibat bila nyeri haid tidak diatasi seperti syok, TD/N/RR, meningkat. Identi f i k asi aki b at nyeri hai d yang lalu. Mot i vasi kel u arga unt u k mengungkapkan kembal i aki b at nyeri hai d bil a t i d ak di a t a si.
nyeri haid:
a. Menjelaskan
akibat yang terjadi
bila nyeri haid
tidak diatasi.
b. Mengambi l keput u san unt u k mencegah nyer i hai d agar t i d ak ber t a mbah R e s p o n v e r b a l Keputusan keluarga untuk mengatasi nyeri haid agar tidak bertambah bera t Di s kusikan dengan keluarga t e ntang rentangan nyeri yang dialami remaj a untuk mengambil keputusan selanj u tnya.
par a h
Gali pendapat keluarga bagaimana
cara mengatasi nyeri haid

Motivasi keluarga untuk


memutuskan mengatasi nyeri haid
secara cepat. Beri reinforcement atas
keputusan yang diambil keluarga
3. M er awa t k el ua rg a d en ga n R e s p o n v e r b a l Cara perawatan nyeri haid : Gali pengetahuan keluarga dalam mengatasi nyeri haid.
n ye ri : 1. Kompres dengan Diskusikan dengan keluarga cara
a. Menjelaskan cara air hangat perawatan nyeri haid.
perewatan nyeri 2. Mandi air hangat Motivasi keluarga untuk
haid 3. Minum hangat mengungkapkan kembali apa yang
4. Kurangi makan telah disampaikan.
beragam
5. Posisi menungging
6. Menggosok pinggang/perut
yang sakit
7. Kurangi makanan
yang mengandung
cafein/coklat
8. Minum air putih, juice buah-
buahan, teh chamomile
9. Jika banyak
Mengeluarkan
darah, makan
suplemen zat besi
b.Mendemonstrasikan cara perawatan nyeri haid Respon psikomotor Me l u a r g a me n de m ons t r a s i k a n ke m ba l i c a r a pe r a w a t a n nye r i ha i d s e p e r t i yoga, i m a g e r y gui d e n c e , t e h ni k na f a s da l a m , r e l a k s a s i , oba t t r a d i s i o na l. Demontrasi k an cara perawat a n nyeri haid seperti yoga, imagery gui d ance, nafas dal a m, rel a ksasi, obat tradisi o nal.
Keluarga dapat menilai Motivasi keluarga redemontrasi.
keberhasilan pelaksanaan Beri pujian positif atas upaya
tindakan yang dilakukan dengan keluarga dalm menilai keberhasilan
menggunakan self control yang terapi modalitas yang dilakuakn.
disediakan dengan
mengobservasi adanya
penurunan denyut nadi,
penurunan skala nyeri dan
lamanya nyeri terjadi.
4. Keluarga mampu memodifikasi lingkungan dalam perawatan R e s p o n v e r b a l Me n c i p t a k a n s u a s a n a r u ma h ya n g t e n a n g, ke m ba n gka n komuni k a s i ya n g t e r b uka , me n ye d i a k a n wa k t u da n me n j a d i pe n de n ga r ya n g ba i k ba g i r e ma j a . Diskusikan dengan keluarga tentang lingkungan dan komunikasi yang efektif untuk mengurangi nyeri haid. Beri kesempatan keluarg a untuk bertanya tentang hal yang belum jelas.
nyeri haid:
5. Keluarga mampu memanfaat k an pelayanan kesehatan bila nyeri hai d R e s p o n v e r b a l Menjelaskan manfaat fasilitas kesehatan yang dapat digunakan untuk mengatasi nyeri bila haid berlanjut. Kl a r i f i k as i penget a huan kel u ar g a t e nt a ng manf a at f a si l i t a s kes e hat a n. Di s kus i k an dengan kel u ar g a t e nt a ng manf a at pel a yanan kes e hat a n.
berlanj u t :
a. Menyebutkan Anjurkan keluarga
manfaat fasi untuk periksa ke
litas kesehatan. pelaynaan kesehatan
bila haid lebih dari 1 kali sebulan
dengan jumlah banyak dan rasa
nyeri hebat.
Respon psikomotor Kunjungan keluarga ke fasilitas
b. Memanfaatkan kesehatan bila haid lebih dari Tanyakan perasaan keluarga setelah
fasilitas pelayanan satu kali sebulan. mengunjungi fasilitas kesehatan.
kesehatan
2.7 Hambatan-Hambatan Dalam Intervensi Keperawatan Keluarga

Menurut Bailon & Maglaya (1978), ada berbagai hambatan yang sering
dihadapi perawat dalam melakukan intevensi keperawatan keluarga. Hambatan-
hambatan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor berikut :

1. Informasi yang diperoleh keluarga mungkin kurang atau keliru


2. Informasi yang diperoleh oleh keluarga tidak menyeluruh sehingga
keluarga hanya melihat sebagian dari masalah.
3. Keluarga memperoleh informasi yang diperlukan, tetapi mereka tidak
dapat mengaitkan dengan situasi mereka.
4. Keluarga tidak mau menghadapi situasi
5. Anggota-aggota keluarga tidak mau melawan tekanan dari keluarga atau
sosial.
6. Keluarga ingin mempertahankan suatu pola tingakh laku
7. Kegagalan dalm mengaitkan antara tindakan dan sasaran keluarga
8. Keluarga kurang percaya terhadap tindakan yang diusulkan.
BAB III
PENUTUP

3.1Kesimpulan
Keluarga adalah bagian terkecil dari masyarakat. Selain itu keluarga
juga mempunyai tahap perkembangan salah satunya keluarga dengan anak
dewasa pertengahan. Kondisi keluarga usia dewasa pertengahan berkisar
antara usia 40-60 tahun dan anak terakhirnya telah meninggalkan rumah atau
sudah menikah. Tugas yang harus terpenuhi pada keluarga dengan usia ini
adalah mampu menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan,
mempertahankan hubungan-hubungan yang memuaskan dan penuh arti
dengan para orangtua lansia dan anak-anak, memperkokoh hubungan
perkawinan.
Peran perawat keluarga dengan anak usia dewasa pertengahan adalah
pelayanan kesehatan yang ditujukan pada keluarga sebagai suatu inti
pelayanan untuk mewujudkan keluarga sehat serta membantu keluarga untuk
menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara meningkatkan kesanggupan
keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga. Selain
itu peran atau tugas perawat yang lain ialah sebagai pendidik, coordinator,
pelaksanaan, pengawas kesehatan, konsultan, kolaborasi, fasilitator, penemu
kasus, modifikasi lingkungan.

3.2Saran
1.       Perawat
Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan, hal pertama yang
harus dilakukan adalah membangun hubungan saling percaya dengan
didasarkan sifat empati bukan simpati, dan mengetahu tugas
perkembangan keluarga khususnya keluarga dengan anak usia dewasa
pertengahan.
2.       Keluarga
Keluarga memahami tugas perkembangan khususnya pada keluarga
dengan usia dewasa pertengahan dan mampu mengaplikasikannya
terhadap keluarganya.
DAFTAR PUSTAKA

Friedman, Marlyn M. 1998.keperawatan keluarga.teori dan praktik.E/3 Alih


bahasa ina debora. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai