Dosen:
Dr. Refdanita, M.Si, Apt.
Penyusun:
2. Obat apa saja yang tidak diperbolehkan pada pasien gagal hati?
Jawab :
Obat yang tidak diperbolehkan pada pasien gagal hati adalah sebagai berikut :
- Acetaminophen (Paracetamol)
- NSAID (Non-Steroid Anti-Inflamasi)
-Antibiotik
- Methotrexate
-Amiodarone
-Statin
-Asam nikotin (niacin)
-obat-obatan anti kejang
-Azathioprine
-Antidepresan
Sumedang, Indonesia
2Magister Farmasi Klinik, Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran, Bandung, Indonesia
Abstrak
Kerusakan hati yang disebabkan oleh obat merupakan masalah kesehatan manusia yang serius. Peng-
gunaan obat penginduksi kerusakan hati pada pasien penyakit hati dapat meningkatkan risiko
kerusakan hati. Penelitian observasional ini dilakukan untuk mengetahui profil penggunaan obat-obat
yang dapat menginduksi kerusakan hati pada pasien rawat inap penderita penyakit hati di salah satu
rumah sakit di Kota Tasikmalaya. Data dikumpulkan secara retrospektif pada periode 2010–2011 dari
rekam medis pasien. Total dari 52 subjek penelitian diketahui sebanyak 50 pasien (96%)
menggunakan obat pengin-duksi kerusakan hati dan sebanyak 2 pasien (4%) tidak menggunakannya.
Obat penginduksi yang pal-ing banyak digunakan yaitu Ranitidin (31,3%), seftriakson (23,1%), dan
parasetamol (16,4%). Tingkat penggunaan obat penginduksi kerusakan hati pada pasien penderita
penyakit hati masih tergolong tinggi yaitu sebesar 96%. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk
mengetahui pengaruh penggunaan obat penginduksi kerusakan hati terhadap fungsi hati.
hati yang digunakan. Data yang telah diolah dalam kriteria eksklusi (sebanyak 30 pasien
kemudian diinterpretasikan secara deskriptif. tidak dapat ditelusuri rekam medisnya dan
sebanyak 56 pasien yang memiliki umur di
Hasil luar rentang 18–59 tahun). Penyakit hati yang
diderita oleh subjek penelitian yang terdapat
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa di lokasi penelitian selama periode 2010–
jumlah pasien rawat inap penyakit hati di 2011 ialah hepatitis (hepatitis yang
rumah sakit tersebut pada tahun 2010 seba- disebabkan oleh virus dan hepatitis yang
nyak 71 orang dan pada tahun 2011 terdapat disebabkan oleh non-virus), sirosis hati, dan
67 orang sehingga total pasien pada periode abses hati. Subjek penelitian yang menderita
dua tahun tersebut sebesar 138 orang. Pasien hepatitis sebanyak 42 pasien, delapan pasien
yang termasuk ke dalam kriteria inklusi se- menderita penyakit sirosis dan hanya dua
banyak 52 orang dan 86 pasien termasuk ke pasien yang mengidap penyakit abses hati.
Gambar 1 Persentase penyakit hati yang Gambar 2 Jumlah pasien pengguna DILI
diderita oleh subjek penelitian dan nonDILI
obat tidak tepat dan rentang keamanan antara terjadi pada beberapa individu. 14 Seftriakson
konsentrasi (ambang toksik) kecil.13 diketahui dapat menyebabkan terbentuknya
Obat penginduksi kerusakan hati yang pa- lumpur empedu.11,16 Suatu penelitian in vitro
ling banyak digunakan ialah ranitidin (31,3%), telah dilakukan dan diketahui bahwa seftri-
seftriakson (23,1%), dan parasetamol (16,4%). akson memiliki afinitas tinggi dalam mengi-kat
Ranitidin merupakan obat penginduksi keru- kalsium dan pembentukan lumpur empedu
sakan hati yang paling tinggi tingkat peng- diakibatkan adanya masalah kelarutan yang
gunaannya pada subjek penelitian. Ranitidin terjadi pada pasien yang menerima perawatan
merupakan antagonis reseptor Histamin 2 dosis tinggi (lebih besar dari atau sama de-ngan
(H2).14 Toksisitas idiosinkratis terjadi kurang 2 g).17 Parasetamol dapat menyebab-kan gagal
dari 0,1% dari pasien yang menggunakan hati fulminan, gagal hati akut, dan transplantasi
ranitidin.15 Reaksi toksisitas dari ranitidin hati.2,8 Parasetamol diketahui dapat
kebanyakan bersifat ringan dan reversible, menghasilkan metabolit toksik N-asetil-p-
kerusakan hati yang parah dan kematian telah benzokuinon-imin (NAPQI) pada proses
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 1, Nomor 2, Juni
2012
13. Dourakis SP. Drug therapy in liver dis- nitidine. Drug Safety, 1991, 6: 94–117.
eases. Annals Of Gastroenterology, 2008, 16. Sherlock S, Dooley J. Disease of the liver
21(4): 215–217. and biliary system. 11th ed. Oxford: Eng-
14. Deng X, Luyendyk JP, Ganey PE, Roth land. 2002.
RA. Inflammatory stress and 17. Shiffman ML, Keith FB, Moore EW.
idiosyncratic hepatotoxicity: hints from Pathogenesis of ceftriaxone-associated
animal models. Pharmacological biliary sludge. In vitro studies of calcium-
Reviews, 2009, 61(3): 262–282. ceftriaxone binding and solubility. Gastro-
15. Vial T, Goubier C, Bergeret A, Cabrera F, enterology, 1990, 99(6): 1772–1778.
Evreux JC, Descotes J. Side effects of ra-