Anda di halaman 1dari 21

BERITA PENYALURAN BANTUAN SOSIAL DI JAWA BARAT

TAHUN 2020

1. Kemensos Gelontorkan Rp1,28 T Percepat Penurunan Kemiskinan di

Jawa Barat

Merdeka.com - Kementerian Sosial memberikan bantuan Program Sembako sebesar Rp1,28

triliun untuk 2,5 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Propinsi Jawa Barat. Ini merupakan

upaya menekan angka kemiskinan di Indonesia termasuk propinsi Jawa Barat.

"Pemerintah telah bertekad agar jumlah penduduk miskin di Indonesia terus berkurang.

Bantuan ini merupakan salah satu stimulus untuk mempercepat penurunan angka kemiskinan di

Jawa Barat," kata Menteri Sosial Juliari P Batubara melalui keterangan resminya, Kamis (12/3).

Dia menjelaskan, menurunnya persentase penduduk miskin ke angka 9,22 persen di

September 2019 menunjukkan upaya penanganan kemiskinan yang selama ini dilakukan oleh

pemerintah yang salah satunya adalah Program Sembako dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

Dirjen Penanganan Fakir Miskin Asep Sasa Purnama mengatakan Bantuan sosial yang

diserahkan dari Kementerian Sosial untuk kabupaten Cianjur tahun 2020 sebesar Rp206 miliar,

yang terdiri dari Bantuan Program Keluarga Harapan Reguler sebesar Rp101 miliar untuk

129.842 KPM dan Bantuan Program Sembako sebesar Rp105 miliar untuk 209.612 Keluarga

Penerima Manfaat (KPM) di periode Januari, Februari dan Maret 2020.


Di samping itu, kabupaten Cianjur juga mendapatkan bantuan bantuan sosial reguler sebesar

Rp3,15 miliar tahun 2020. Terdiri dari bantuan Kube untuk 80 Kelompok dengan jumlah

anggota sebanyak 800 KPM senilai Rp1,6 miliar, bantuan renovasi rumah untuk 100 Unit RS-

Rutilahu senilai Rp1,5 miliar, dan bantuan perbaikan sarana lingkungan 1 Lokasi senilai Rp50

juta.

"Penyaluran Program Sembako dan Program Keluarga Harapan (PKH) di Kabupaten Cianjur

dilaksanakan melalui kerjasama antara Kementerian Sosial Ditjen Penanganan Fakir Miskin

dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI) serta para Tim Koordinasi (TIKOR) di Kabupaten

Cianjur," kata Asep.

Antisipasi Virus Corona

Terhitung mulai bulan Maret 2020 ini, Pemerintah melalui Kementerian Sosial (Kemensos) telah

menambahkan nilai bantuan sosial (bansos) pangan sebesar Rp50.000 per KPM. Juliarta

meminta kepada KPM Program Sembako, agar segera membelanjakan uang tersebut, agar dapat

menggerakkan perekonomian.

"Mulai bulan Maret ini, kami sudah menambahkan indeks Program Sembako sebesar Rp50.000

per KPM. Dengan demikian, dari semula indeks Program Sembako Rp150.000 per KPM per

bulan menjadi Rp200.000 per KPM per bulan. Saya mohon kepada KPM untuk segera

membelanjakan tambahan dana ini, agar menggerakkan perekonomian," jelas Juliarta.

Menurutnya, kenaikan nilai bansos per Maret 2020 ini sebagai bagian dari instrumen fiskal untuk

ikut mengatasi dampak penyebaran virus corona (Covid-19) terhadap perekonomian Indonesia.
Pemerintah menyiapkan instrumen fiskal senilai Rp10 triliun, di mana Kementerian Sosial dapat

Rp4,56 triliun.

Tambahan sembako Rp50.000 ditambahkan ke rekening 15,2 juta KPM Program Sembako

selama enam bulan ke depan, atau sampai bulan Agustus 2020. Kebijakan ini ditempuh karena

diperkirakan dampak dari penyakit yang disebabkan virus corona itu cukup serius, yakni

dikhawatirkan menimbulkan perlambatan perekonomian Indonesia.

Tentu saja, hal ini perlu diantisipasi, agar tingkat konsumsi masyarakat, termasuk KPM penerima

bansos, terjaga. "Ini crash programme , yakni merupakan respon pemerintah untuk menjaga

konsumsi di lapisan terbawah agar tidak terganggu oleh perlambatan ekonomi," tandasnya. [azz]

2. Peduli Korban Gempa Bumi Sukabumi, Jasa Marga Salurkan

Bantuan Sosial

SUKABUMI - PT Jasa Marga (Persero) Tbk kembali menggelar program Jasa Marga Peduli

dengan menyalurkan bantuan sosial kepada pengungsi gempa bumi di Sukabumi. Bantuan sosial

tersebut diharapkan bisa meringankan beban penderitaan para korban terdampak gempa.

Penyerahan bantuan sosial tersebut berlangsung di Desa Pulosari, Kecamatan Kelapanunggal

Sukabumi, Jawa Barat pada Kamis (12/3/2020).

Bantuan tersebut akan disalurkan melalui Posko Utama Desa, Badan Nasioal

Penanggulangan Bencana (BNPB), dan salah satu desa terdampak, yakni Desa Kabandungan

yang terdiri dari Kampung Palasarigirang, Cimanggu, Pulosari, dan Jayanegara.


Community Development Department Head Jasa Marga Titi Purwatiningsih menyampaikan,

bantuan yang disalurkan berupa makanan siap saji sebanyak 400 pak, air mineral sebanyak 1.200

botol, selimut sebanyak 100 buah serta terpal sebanyak 10 buah.

“Kebutuhan pangan dan logistik seperti inilah yang saat ini dibutuhkan oleh para pengungsi

korban terdampak gempa bumi Sukabumi,” lanjut Titi.

Gempa dengan magnitudo (M) 5,0 di Sukabumi terjadi pada Selasa (10/3), pukul 17.18 WIB.

Gempa tersebut membuat ratusan warga mengungsi dan beberapa orang terluka. Selain itu,

gempa mengakibatkan ratusan rumah rusak.

“Kami harap, penyaluran bantuan sosial ini dapat meringankan penderitaan para pengungsi.

Kami juga berharap, warga terdampak gempa segera pulih sehingga bisa beraktivitas seperti

sedia kala,” ujar Titi.

3. BPRS HIK Cibitung Gandeng BAZNAS Salurkan Bantuan di Sukabumi

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Harta Insan Karimah (BPRS HIK) Cibitung menggandeng

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) untuk menyalurkan bantuan ke Sukabumi, Jawa Barat.

Bantuan yang diberikan BPRS HIK Cibitung ditujukan untuk beberapa musala, pesantren dan

warga yang tak mampu di wilayah sekitar. Bantuan yang diberikan terdiri dari berbagai macam

kebutuhan yang diperlukan.

“Bantuan diberikan untuk Musala Al Huda, Cikoneng Sukabumi. Berupa bahan bangunan,

Mukena, Sarung, Al Quran dan Iqra. Untuk Musala Hidayatullah Iman, Cikembar, Sukabumi

berupa bahan bangunan.” Papar Tommy, Spv Corporate Affair.


Tommy juga menjelaskan bantuan juga diberikan untuk pesantren. Salah satu pesantren yang

ada di Plered Purwakarta yakni Pesantren Al Falah. Bantuan yang diberikan berupa bahan

bangunan, sajadah gulung dan Al Quran. Tak henti disitu, penyaluran bantuan yang dijalankan

pada sabtu (22/2/2020) itu juga diberikan untuk warga yang tidak mampu.

“Peduli Dhuafa, salah satu yang diberikan itu atas nama Arsih warga Cikoneng, Sukabumi.

Kita salurkan bantuan berupa uang tunai, kasur, mukena dan sembako.” Katanya.

BPRS HIK Cibitung dengan BAZNAS cukup lama telah bekerjasama. Tidak hanya

penyaluran bantuan kemanusian saja. Kerjasama lainnya yakni BPRS HIK Cibitung merupakan

salah satu perusahaan sebagai Unit Pengumpul Zakat (UPZ) dari BAZNAS. Kerjasama tersebut

tertulis pada SK No 168 Tahun 2017 pada tanggal 16 November 2017.

“Dari Zakat yang terkumpul di BPRS HIK pada periode 2019 dan telah disetorkan ke

BAZNAS sebesar Rp.962.267.000. penyerahan saat itu dilakukan secara simbolis pada tanggal

11 Febuari 2020 lalu. Saat itu didampingi oleh Ketua BAZNAS Bambang Sudibyo.” Jelas

Tommy yang juga menjadi Koordinator Lapangan di UPZ

Pada periode tahun 2019 mengalami perkembangan yang baik. Dari perkembangan itu,

BPRS HIK Cibitung mendapatkan predikat “Terbaik” dari sebuah majalah Bank di tanah air.

Predikat tersebut telah diraih selama tujuh tahun berturut-turut.

BPRS HIK Cibitung saat ini memiliki berbagai macam produk seperti tabungan dan

deposito. Dikelola dengan secara syariah, Deposito dengan bagi hasil mampu memberikan

ketenangan jiwa bagi para nasabah. Serta simpanan nasabah dijamin oleh Lembaga Penjamin

Simpanan (LPS).

“Seluruh simpanan nasabah dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan sampai dengan dua

miliar. BPRS HIK Cibitung juga diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).” Paparnya
Untuk informasi lebih dalam mengenai BPRS HIK dapat mengunjungi situsnya di

www.hikcibitung.co.id atau segala pertanyaan dapat diemail ke hikcibitung@yahoo.com. Selain

itu, ada pula media sosial Instagram bprshik.cibitung dan juga dapat berkomunikasi langsung

melalui telpon di 021-89466666/021-88354697. (*)

4. BNI Kembali Salurkan Bansos Hingga KUR Graduasi KPM 2020

CIMAHI, investor.id - Sukses dalam penyaluran pada tahun-tahun sebelumnya, PT Bank

Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI kembali ditunjuk menjadi salah satu Bank milik

negara (Himbara) yang menyalurkan Bantuan Sosial (Bansos) Non Tunai Program Keluarga

Harapan (PKH) Tahun 2020. BNI juga dipercaya untuk mengangkat kondisi perekonomian

Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH agar naik kelas melalui penyaluran Kredit Usaha

Rakyat (KUR). Ini merupaka. Inisiasi awal BNI bekerjasama dengan Kementerian Sosial RI

dalam mendorong agar semakin banyak KPM PKH yang graduasi (naik kelas) dan menerima

fasilitas pinjaman lunak. Untuk memulai pengaluran rangkaian bantuan pemerintah tersebut,

Kementerian Sosial RI menggandeng BNI dalam menggelar acara Penyaluran Program

Pemerintah Bansos Non Tunai PKH Tahap Pertama Tahun 2020 di Lapangan Rajawali,

Kelurahan Karang Mekar, Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi, Provinsi Jawa Barat, Rabu

(29/1/2020).

Acara tersebut dihadiri oleh Presiden Joko Widodo, Menteri Sosial Juliari P Batubara, dan

Direktur Hubungan Kelembagaan BNI Adi Sulistyowati. Joko Widodo menegaskan kembali

kepada para penerima dana bantuan sosial PKH agar memastikan bantuan sosial tersebut hanya

diterima ibu dan anaknya, bukan diberikan pada bapaknya. Sebab kalau anak-anaknya sehat dan

gizinya baik maka pendidikannya pun akan berkualitas. Ini penting karena persaingan semakin
ketat. Presiden berpesan warga menggunakan dana bansos untuk beli ikan, telur, daging, atau

buah. Untuk menunjang pendidikannya, gunakan dana bantuan tersebut untuk melengkapi

perlengkapan sekolahnya. "Jangan gunakan dana bansos untuk beli pulsa. Namun, dana Bansos

PKH bisa digunakan untuk memulai usaha kecil-kecilan. Untuk usaha yang perlu modal lebih

besar bisa memanfaatkan KUR," ujar Presiden.

BNI berperan penting dalam penyaluran dana bantuan sosial tersebut. Bentuk dukungan aktif

BNI sebagai Bank Himbara memastikan mekanisme penyaluran secara non tunai ke rekening

keluarga penerima manfaat terlaksana dengan baik. Dimana penyaluran bantuan PKH Tahap I

Tahun 2020 dimulai sejak bulan Januari 2020 sesuai dengan amanat Presiden melalui Menteri

Sosial. Pada Januari 2020 ini, BNI telah menyalurkan dana bantuan sosial non tunai PKH Tahap

I kepada 3,7 Juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dengan nilai total bantuan sebesar Rp 2,7

triliun. Adapun sepanjang tahun 2019, BNI telah menyalurkan dana bantuan sosial non tunai

PKH senilai Rp 12,9 Triliun kepada lebih dari 4,2 juta keluarga penerima manfaat (KPM) di 411

Kota Kabupaten. Sebagai Agent of Development BNI terus-menerus berupaya memperluas agen

bank sebagai salah satu tempat atau sarana pencairan dana bansos PKH sampai ke desa-desa,

guna lebih memudahkan KPM dalam melakukan transaksi pencairan dana bansos PKH dan

mendukung program inklusi keuangan bagi seluruh masyarakat Indonesia di berbagai lapisan.

Selain melalui Agen46 BNI, KPM juga dapat melakukan transaksi pencairan dana bantuan sosial

non tunai PKH di mesin ATM serta kantor BNI dan melalui Bank Himbara lainnya.

Salurkan KUR Pada kesempatan yang sama, dalam rangka mendukung program

pemberdayaan usaha mikro bagi masyarakat miskin KPM Penerima PKH Aktif dan Graduasi

yang memiliki usaha, BNI turut serta mendukung bantuan permodalan kepada KPM tersebut

melalui pemberian fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan total nilai kredit sebesar Rp 649
juta. Dana tersebut disalurkan pada 62 KPM yang tersebar di Kota Cimahi, Kota Bandung,

Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat.

5. Berikan Bantuan pada Korban Banjir Sindulang, Sekda Sumedang

Disambut Baik oleh Kepala Desa

PIKIRAN RAKYAT - Bencana banjir tengah melanda sebagian besar daerah di Jawa Barat.

Salah satunya adalah Desa Sindulang di Kabupaten Sumedang yang harus merasakan kiriman air

bah yang menggenangi permukiman mereka.

Inilah yang membuat Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sumedang

menyalurkan bantuan makanan pada korban banjir di Desa Sindulang pada Senin, 02 Maret

2020.

Dikutip Pikiranrakyat-Cirebon.com melalui situs Pemerintah Kabupaten Sumedang bahwa

tidak hanya menyalurkan bantuan makanan, tetapi Sekda juga ikut mendirikan dapur umum yang

dapat dipergunakan para warga korban banjir tersebut.

Penyaluran bantuan itu dilakukan Sekda Herman Suryatman dengan didampingi Camat

Cimanggung Herry Hajadinata.


6. 16.259 Warga Program Bantuan Sosial Pangan, Gesek di E-Warung

Langsung Dapat Sembako

Program Bantuan Sosial Pangan (PBSP) untuk Keluarga Penerima Manfaat (KPM)  dari

Kementerian Sosial tahun 2020 sudah bisa dicairkan dan dirasakan oleh masyarakat Kota

Cirebon.

DENGAN ini Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DSP3A) Kota

Cirebon pun menggelar pendistribusian PBSP secara serentak seluruh Kecamatan di Kota

Cirebon, salahsatunya di Kecamatan Harjamukti, Jumat (14/2). Pendistribusian PBSP ini, untuk

di Kecamatan Harjamukti berpusat di e-warung terbaik se Jawa Barat tepatnya samping lapangan

udara penggung.Pantauan Suara Cirebon  sejak pukul 07.00 pagi, warga penerima PBSP

berdatangan ke e-warung yang memang ditunjuk sebagai tempat penyaluran PBSP. Mulai dari

beras, telor, daging ayam, tempe dan jeruk sudah tersedia, untuk mendapatkan itu, warga cukup

bawa kupon dan kartu PBSP.

Kepala DPS3A Kota Cirebon Iing Daiman didampingi Kabid Sosial Aria Dipahandi menjelaskan

bantuan nontunai berupa sembako dari pemerintah pusat sudah bisa didistribusikan kepada

masyarakat. 

Besaran BPSP selama ini, kata Iing terhitung sejak tahun 2017-2019 dengan kisaran nominal 110

ribu rupiah, dari kisaran nominal tersebut hanya mendapatkan dua komoditi sembako yakni,

beras dan telur


Kemudian ada perubahan regulasi untuk ditahun 2020, berbeda dengan tiga tahun sebelumnya

hanya mendapatkan dua komoditi sembako. Untuk di tahun ini bertambah komoditi sembako,

seperti daging ayam, tempe, dan buah jeruk. Kalau dinominalkan kisaran Rp150 ribu.

Nominal itu untuk kebutuhan karbohidrat, protein hewani, protein nabati, buah-buahan dan

vitamin. “Kota Cirebon di tahun 2020 komoditinya adalah beras 9 kg, telur, jeruk setengah kg,

tempe, daging ayam setengah kg. Beras kami menggunakan premium dari Bulog,” kata Iing.

Ia mengatakan, di Kota Cirebon sendiri sebanyak 16.259 KPM yang menerima BPSP atau

program bantuan sembako dari pemerintah pusat yakni Kementerian Sosial. “Yang paling

banyak itu Kecamatan Harjamukti 6.020, Kejaksan 1.467, Kesambi 3.064, Lemahwungkuk

3.886, Pekalipan 1.822, totalnya 16.259,” kata Iing.

Ia menambahkan untuk sistem pembayaran harus memakai edisi yang sudah disiapkan oleh bank

dan tidak menggunakan tunai. “Pembayarannya sistem nontunai, karena emang syarat juga,

mereka langsung gesek dan ambil barang, untuk bank penyelenggaraannya sesuai dengan

kementerian itu dari Bank Tabungan Negara (BTN) untuk Kota Cirebon,” kata Iing.

Jumlah e-warung di Kota Cirebon, lanjut Iing sebanyak 16 unit yang sudah didistribusikan di

semua kecamatan se-Kota Cirebon.

7. Jasa Tirta II Peduli Banjir Karawang

Karawang, sidaknews.com - Curah hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan sungai-sungai

lokal meluap dan mengakibatkan beberapa daerah di wilayah Jawa Barat dan DKI Jakarta

terendam banjir.
Banjir yang merendam pemukiman membuat warga memilih mengungsi di posko pengungsian

dan membutuhkan bantuan logistik untuk keperluan sehari-hari. Jasa Tirta II sebagai BUMN

pengelola DAS Citarum dan sebagian DAS Ciliwung memberikan bantuan untuk korban banjir

di Desa Karangligar Kecamatan Telukjambe Barat dan Desa Kertasari Kecamatan

Rengasdengklok Kabupaten Karawang berupa paket sembako, dan pakaian untuk memudahkan

para pengungsi.

Bantuan diberikan oleh Manajer Administrasi Unit Wilayah II Jasa Tirta II Kotot Dewanto

didampingi oleh Asisten Manajer Kemitraan Bina Lingkungan Jasa Tirta II Bagus Dwiwidya

Laksono pada Selasa, 25 Februari 2020.

“Kami ikut prihatin dengan banjir yang melanda sejumlah daerah di Indonesia. Sebagai BUMN,

kami peduli dan hadir di tengah masyarakat saat mereka membutuhkan bantuan di Karawang,

Bandung, Bekasi, Jakarta. Melalui bantuan ini, kami berharap bisa meringankan beban warga

yang terdampak banjir,”ucap Direktur Keuangan & SDM Haris Zulkarnain.

Bantuan banjir tersebut diberikan dari dana Bina Lingkungan Jasa Tirta II.

Jasa Tirta II telah peduli terhadap lingkungan sekitar perusahaan dengan memberikan program

bina lingkungan untuk bencana alam, prasarana dan sarana pendidikan, peningkatan kesehatan,

pengembangan sarana umuim, ibadah, pelestarian alam, elektrifikasi, sarana air bersih, dan lain-

lain.

Penyaluran Program Bantuan Bina Lingkungan ini diharapkan dapat membantu menciptakan

keseimbangan antara perusahaan, masyarakat dan lingkungan karena pelaksanaan tanggung

jawab sosial perusahaan dapat menjadi salah satu solusi dalam mengurangi masalah sosial dan

lingkungan. (MH)
8. Penerima Bantuan Pangan Nontunai di Jabar Capai 2,6 Juta Orang

Bisnis.com, BANDUNG—Plh. Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Daud Achmad

menghadiri sosialisasi program Sembako di Swiss Bell Hotel, Jakarta, Rabu (22/1/20).

Menurut Daud, pemerintah pusat akan menaikkan angka Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT)

dari Rp110.000 menjadi Rp150.000 per KPM (Keluarga Penerima Manfaat) setiap bulannya.

“Saya kira apresiasi buat pemerintah pusat dengan menaikkan BPNT yang tahun lalu sebesar

Rp110 ribu per KPM per bulan menjadi Rp150 ribu per KPM per bulan,” kata Daud.

Daud mengatakan, selain komoditas sembako seperti telur dan beras, pemerintah akan

menambah ragam pangan, di antaranya daging ayam, ikan, dan sayuran.

“Kalau tahun lalu hanya komoditas sembakonya hanya untuk beras dan telur, sekarang ditambah

lagi dengan daging ayam, ikan, kemudian sayur-sayuran,” ucapnya.

Daud berharap peningkatan angka BPNT dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat

penerima manfaat. Apalagi, sasaran yang dicapai pemerintah dari penyaluran BPNT adalah

menurunkan angka kemiskinan.

“Tentunya ini akan bisa meningkatkan kesejahteraan daripada penerima manfaat. Mereka lebih

sehat dan mudah-mudahan dengan demikian mereka bisa meningkatkan kesejahteraan hidupnya,

sehingga sasaran lebih jauh daripada BPNT ini yaitu untuk menurunkan kemiskinan bisa

tercapai,” katanya.
Berdasarkan data Dinas Sosial Jawa Barat angka penerima atau KPM di Jawa Barat tahun ini

mencapai sekitar 2,6 juta KPM dengan anggaran mencapai sekitar Rp390 miliar. Para penerima

BPNT didasarkan pada kriteria tertentu.

“Di Provinsi Jawa Barat yang tercatat sekarang sekitar 2, 6 juta penerima manfaat KPM. Ya

tinggal kali saja 2 juta x 600 ratus ribu dikali 150 ribu. Itukan (dana) dari (pemerintah) pusat,”

kata Daud.

Program Sembako adalah pengembangan dari BPNT yang sudah dilaksanakan di seluruh

kabupaten/kota di Indonesia pada 2019. Melalui penambahan jenis pangan yang diberikan,

program Sembako juga diharapkan bisa mencegah dan menekan angka stunting, serta

meningkatkan kebutuhan gizi masyarakat.

9. Pendamping PKH di Pangandaran Dapat Bantuan 59 Unit Motor

PANGANDARAN, ruber.id — Pendamping Sosial Program Keluarga Harapan di Kabupaten

Pangandaran, Jawa Barat, mendapat bantuan sepeda motor sebanyak 59 unit.

Koordinator Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) Kabupaten Pangandaran Ade Ajat

Sudrajat mengatakan, bantuan operasional dari pemerintah daerah berupa sepeda motor ini untuk

meningkatkan kinerja para pendamping.

Dengan adanya inventaris motor tersebut, kata Ade, para pendamping PKH diminta untuk

mampu bekerja secara maksimal.


Terlebih, pihaknya sudah tidak ingin lagi mendengar kabar salah sasaran dalam penyaluran

bantuan sosial di Kabupaten Pangandaran.

Ade menuturkan, berdasarkan data hingga akhir Januari 2020 tercatat sebanyak 16.893 Keluarga

Penerima Manfaat (KPM) PKH.

Maka dari itu, kata Ade, para KPM PKH diminta untuk bisa memanfaatkan bantuan yang telah

diberikan oleh pemerintah sesuai dengan aturannya.

“Jadi bantuan itu untuk kepentingan sekolah anak, penambahan gizi dan kesehatan keluarga,”

tuturnya, Jumat (7/2/2020).

Terpisah, Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Pangandaran

Wawan Kustaman menambahkan, bantuan fasilitas sepeda motor itu dalam rangka mendukung

suksesnya program pemerintah pusat.

Pendamping itu, kata Wawan, nantinya dituntut untuk melakukan pendataan ke masyarakat agar

setiap program pemerintah tepat sasaran.

“Tahun 2020 Kementerian Sosial RI menargetkan graduasi sebanyak 10%. Target kami di

Pangandaran ingin capaian itu selesai sebelum bulan Juni mendatang,” sebutnya.
10. BI Jabar Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir di Bekasi dan

Karawang

BANDUNG - Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (KPwBI) Jawa Barat menyerahkan

bantuan sembako dan obat-obatan kepada korban banjir di Bekasi dan Karawang, Minggu

(5/1/2020).

Penyerahan bantuan diberikan langsung ke sejumlah titik di kabupaten Bekasi dan Kabupaten

Karawang oleh Deputi Direktur BI Jawa Barat Imaduddin Sahabat. Turut serta menyerahkan

bantuan, Anggota DPR RI Komisi XI Vera Febyanty serta pejabat BI lainnya.

Menurut Imaduddin Sahabat, penyaluran bantuan didasarkan pada dampak dan korban yang

cukup besar di Bekasi dan Karawang. Sehingga, fokus bantuan utama di dua lokasi tersebut.

Setidaknya, ada 169 titik banjir di seluruh wilayah Jabodetabek dan Banten. Sekitar 53 titik

banjir berada di Kota Bekasi.

"Kami turut prihatin atas bencana ini. Kami BI Tak hanya mencetak uang saja, tetapi turut

membantu masyarakat yang terkena musibah. Harapan kami, bantuan ini ikut membantu

masyarakat korban banjir," kata dia

Bantuan ini, kata dia, merupakan Program Sosial Bank Indonesia dengan nilai bantuan senilai

Rp175 juta. Bantuan bagi korban banjir akan diberikan secara berkala, melihat daerah yang

dinilai sangat membutuhkan pertolongan.

Bantuan yang diberikan Bank Indonesia terdiri dari bantuan berupa obat-obatan, beberapa barang

seperti kain pel, sapu, sabun, sekop, kain lap, ember dan selimut, serta makanan pokok yakni
beras, mi gelas, air mineral, biskuit bayi, minyak goreng, susu formula, sosis siap makan, gula,

dan teh.

Sementara itu, Vera berharap masyarakat bisa tabah menghadapi bencana ini. Pihaknya terus

berupaya agar korban banjir secepatnya ditangani. Termasuk mendorong pemerintah cepat

memberikan bantuan kepada mayarakat yang membutuhkan.

"Kami terima kasih kepada BI, turun tangan  ikut membantu. Dalam kondisi darurat seperti ini,

mereka sangat cepat dan responsif bantu membantu korban banjir. Kami, Komisi XI yang salah

satunya memberi pengawasan kepada Bank Indonesia, menilai ini cukup bagus," jelas Vera.

Dia pun mengapresiasi semua pihak seperti pemerintah pusat, daerah, dan instansi lainnya yang

turun tangan. Tapi, pemerintah harus menyiapkan skema penanganan pasca banjir.

"Apa pun bentuknya, naturalisasi atau apa itu, jangan sampai banjir terjadi lagi. Karena ini setiap

tahun. Jadi segera pemerintah pada 2020 atau 2021, kalau ada anggaran silpa, bisa dikembalikan

untuk penanganan banjir."

Kepala Desa Karang Satu, Kecamatan Karang Bahagia, Kabupaten Bekasi Sarim mengaku, ada

ratusan warganya yang terdampak banjir akibat curah hujan yang cukup tinggi. Sebagian warga

telah mendapatkan bantuan makanan dan obat-obatan.


"Kami ucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan. Ini sangat membantu meringankan

beban warga kami," kata dia.

11. Plt Bupati Cianjur Laksanakan Monev Penyaluran BPNT

JABARNEWS | CIANJUR - Plt Bupati Cianjur H. Herman Suherman yang didampingi Kepala

Dinas Sosial Kabupaten Cianjur H. Amad Mutawali melaksanakan kegiatan monitoring dan

evaluasi penyaluran bantuan sosial program keluarga harapan (PKH) bagi keluarga penerima

manfaat (KPM) Kabupaten Cianjur di wilayah Kecamatan Cibeber, Rabu (8/1/2020).

"Ini dilakukan untuk memastikan bantuan diterima tepat waktu dan sesuai dengan harapan

pemerintah pusat," kata Plt Bupati Cianjur H. Herman Suherman.

Adapun desa yang dikunjungi pada monev kali ini, yaitu Desa Peuteuycondong dengan jumlah

595 KPM, Mayak 327 KPM, Sukamanah 577 KPM, Selagedang 724 KPM, Karangnunggal 509

KPM dan Salamnunggal 585 KPM

"Saya berpesan bantuan yang diterima bisa digunakan dan dimanfaakan sebaik-baiknya sesuai

dengan peruntukannya agar dapat bermanfaat dan membawa keberkahan," ucapnya.

12. Bansos Rp 4,7 T Mulai Disalurkan ke 2,6 Juta KPM di Jabar

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah pusat tahun ini kembali menggulirkan program

bantuan pangan untuk masyarakat miskin. Sebelumnya, program ini bernama Program Bantuan
Pangan Non Tunai (BPNT) sekarang berubah  menjadi bantuan sosial (Bansos) Sembako.

Menurut Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Jabar, Dodo Suhendar, pada 2020 ini jumlah keluarga

penerima manfaat (KPM) bantuan Sembako meningkat menjadi 2.637.975 keluarga.

Sebelumnya, pada 2019 jumlah KPM penerima bantuan pangan di Jabar sebanyak

2.496.981yang tersebar di 27 kota kabupaten di Jabar. Jumlah total bantuan program ini, ke Jabar

pun nilainya mengalami kenaikan. Pada 2019 anggaran yang diberikan totalnya Rp 3,3 triliun.

Namun, pada 2020 ini totalnya setahun meningkat menjadi Rp 4,748 triliun.

"Januari ini, Bansos Sembako ini mulai disalurkan ke semua KPM," ujar usai video conference

sosialiasasi Program Sembako yang diselenggarakan Bank Indonesia dan Dinas Sosial Jawa

Barat di Perwakilan Kantor Bank Indonesia Jawa Barat, Jalan Braga, Kota Bandung, Senin

(20/1).

Dodo mengatakan, selain istilah bantuan yang berbeda, tahun ini pemerintah pusat pun

menambah nilai bantuan sosial pangan dari Rp 110 ribu menjadi Rp 150 ribu dalam Program

Sembako ini. Bantuan sosial pangan tersebut, dikucurkan setiap sebulan sekali untuk KPM.

Menurut Dodo, KPM bisa mendapatkan bahan sembako tersebut di 7.193 e-Warong (elektronik

warung gotong royong) di Jabar yang sudah terafiliasi dengan empat bank anggota Himbara.

Yakni, BNI, BRI, BTN dan Bank Mandiri.

Dodo menjelaskan, Program Sembako ini, diperuntukkan bagi KPM dari kelompok masyarakat

berpenghasilan rendah atau keluarga miskin. Bantuan sosial tersebut disalurkan kepada KPM
dengan menggunakan sistem perbankan, yang kemudian dapat digunakan untuk memperoleh

beras dan atau telur di E-Warong .

"Besaran manfaat Rp 110.000 untuk pembelian beras dan telor. Sementara sisanya, Rp 40.000

untuk pembelian bahan sumber protein hewani dan nabati lainnya serta sumber vitamin dan

mineral sebagaimana yang ditetapkan," kata Dodo.

Menurutnya, program ini memang untuk 2020 ada perbedaan karena ada pengembangan jenis

bahan pangan yang bisa didapatkan. Diharapkan, program Bansos Sembako ini pun mampu

meningkatkan nutrisi atau gizi masyarakat, terutama anak-anak sejak dini. Sehingga, akan

memiliki pengaruh terhadap penurunan stunting.

Dodo mengatakan, bahan pangan yang dapat dibeli oleh KPM di e-Warong menggunakan dana

bantuan program Sembako adalah, sumber karbohidrat seperti beras atau bahan pangan lokal

seperti jagung pipilan dan sagu. Sumber protein hewani seperti telur, ayam, ikan. Sumber protein

nabati seperti kacang-kacangan termasuk tempe dan tahu. Sumber vitamin dan mineral seperti

sayur mayur, buah-buahan.

"Pemilihan komoditas bahan pangan dalam program Sembako bertujuan untuk menjaga

kecukupan gizi KPM," katanya.

Selain itu, kata dia, bahan pangan yang dibeli KPM melalui program Sembako harus dapat

diolah menjadi Makanan Pendamping ASI (MPASI) untuk diberikan kepada anak usia 6-23

bulan untuk pemenuhan gizi sehingga berpengaruh untuk penurunan stunting.


Bantuan program Sembako ini, kata dia, tidak bisa digunakan untuk pembelian minyak, tepung

terigu, gula pasir, MP-ASI pabrikan, mi instan dan bahan pangan lainnya yang tidak termasuk

dalam ketentuan pangan yang dapat dibeli KPM di e-Warong. "Bantuan juga tidak bisa

digunakan untuk pembelian pulsa dan rokok," katanya.

Sementara menurut Kepala Bidang Penangan Fakir Miskin Dinsos Provinsi Jabar, Marwini,

untuk top up atau pengisian jumlah bantuan bisa dilakukan mulai hari ini. Dinsos Jabar pun,

sudah berkoordinasi dengan kabupaten, kecamatan dan e-Warong terutama terkait bahan

tambahan.

"Insyaallah sudah ditransfer ke KKS (kartu keluarga sejahtera) di KPM. Kalau e-Warongnya

sudah siap ya bisa langsung belanja pakai KKS nya hari ini," katanya.

Marwini mengatakan, terkait dengan bahan tambahan yang meliputi protein hewani maupun

nabati serta sumber vitemin seperti sayur dan buah-buahan,  pihaknya mendorong e-Warong

maupun masyarakat untuk berkolaborasi. E-Warong bisa berkolaborasi dengan peternakan ayam,

ikan, petani buah-buahan maupun sayuran guna mengelaborasi ekonomi lokal.

Bahkan, kata dia, Dinsos Jabar pun mendorong para KPM untuk membentuk e-Warong. Agar,

selain dapat memenuhi kebutuhan KPM lain, mereka bisa tergraduasi menjadi tidak miskin lagi.

Hal itu peluang usaha ekonomi basis setempat. "Ini seiring dengan program Jabar one village one

company," katanya.

Untuk serapan BPNT pada 2019 lalu, kata dia, di Jabar mencapai 90 persen. Sisanya 10 persen

tidak terserap dikarenakan tidak terdistribusinya KKS terhadap KPM. Hal itu terjadi, karena
KPM tersebut bisa saja meninggal dunia, menjadi TKW atau pindah rumah. Selain itu, anggaran

tak terserap karena ada masalah pada jaringan mesin EDC.

Sementara menurut Kepala Grup Sistem Pembayaran (SP), Pengelolaan Uang Rupiah dan Satuan

Layanan Administrasi (PUR dan SLA), Bank Indonesia Sukarelawati Permana, program ini

berkolaborasi dengan beberapa institusi termasuk Bank Indonesia dan dilakukan sosialisasi di

seluruh Kantor Perwakilan Bank Indonesia.

"Yang penting sosialisasi ke masyarakat. BI, sangat mensupport semua kegiatan yang dilakukan

pemerintah dari tunai ke nontunai," katanya.

Program sembako ini, kata dia, kalau dari sisi perbankan sudah berkoordinasi dengan Himbara.

Agar, penyaluran bisa baik dan efisien. Komunikasipun,  tak hanya pada penerima manfaatnya.

Anda mungkin juga menyukai