1
5. E.370000.005.01 Melakukan Supervisi Analisis - Melakukan penjaminan mutu analisis
Air Limbah air limbah (bahan yang digunakan,
kalibrasi alat, validasi metode,
memeriksa Kartu kendali akurasi air
limbah dan uji banding untuk
memastikan unjuk kerja laboratorium
pengujian dilakukan sesuai prosedur)
- Menentukan pengawasan mutu
analisis air limbah sesuai dengan
prosedur yang berlaku.
- Membuat laporan dan
mengkomunikasikannya.
6. E.370000.006.01 Menentukan Peralatan Instalasi - Menentukan metode pengolahan air
Pengolahan Air Limbah (IPAL) limbah yang akan digunakan (jenis
pengolahan disesuaikan dengan
kebutuhan dan tahapan pengolahannya
berdasarkan jenis limbah dan jenis aliran
air limbah).
- Memilih peralatan pengolahan air
limbah yang akan digunakan (peralatan
dan dimensi peralatan sesuai metode yg
telah ditentukan dan Indikator
keberhasilan ditentukan berdasarkan
tercapainya aspek penaatan baku
mutu).
- Membuat laporan dan
mengkomunikasikannya.
7. E.370000.007.01 Mengoperasikan Instalasi - Menyusun rencana pengoperasian IPAL
Pengolahan Air Limbah (IPAL) (besaran beban operasi berdasarkan
debit dan kadar bahan pencemar,
jumlah bahan yg digunakan sesuai
dengan beban pencemar).
- Melakukan pengoperasian IPAL
(pengolahan, pengukuran parameter
dan pengisian formulir sesuai prosedur).
- Melakukan optimasi pengoperasian
IPAL sesuai kebutuhan (Efisiensi IPAL
dievaluasi sesuai prosedur dan
Rekomendasi optimasi IPAL disusun
berdasarkan teknologi alternatif
mutakhir).
8. E.370000.008.01 Melaksanakan Daur Ulang - Mengidentifikasi peluang daur ulang
Olahan Air Limbah olahan air limbah (Data volume olahan
air limbah yang dapat didaur ulang
diidentifikasi sesuai prosedur dan
Peluang daur ulang olahan air limbah
ditentukan sesuai kebutuhan)
2
- Menyusun rencana penerapan upaya
daur ulang olahan air limbah (metode
yang digunakan sesuai kebutuhan)
- Melaksanakan upaya daur ulang
olahan air limbah (daur ulang, evaluasi,
efisiensi dilakukan sesuai prosedur).
- Membuat laporan dan
mengkomunikasikannya.
9. E.370000.009.01 Melakukan Perawatan - Menyusun perencanaaan perawatan
Instalasi Pengolahan Air IPAL (frekuensi perawatan berdasarkan
Limbah (IPAL) beban kerja, jadwal dan logbook sesuai
kebutuhan)
- Melaksanakan perawatan IPAL
(Perbaikan dilaksanakan terhadap unit-
unit yang mengalami kerusakan kecil,
kinerja dibawah kriteria diperbaiki
sesuai prosedur dan pengisian logbook
sesuai prosedur).
- Membuat laporan dan
mengkomunikasikannya.
10. E.370000.010.01 Menyusun Rencana - Menentukan tujuan pemantauan
pemantauan Kualitas Air kualitas air limbah (Tingkat kepatuhan
Limbah terhadap baku mutu air limbah
dipantau sesuai prosedur dan kondisi
operasional diperiksa kelayaknnya
sesuai prosedur).
- Menentukan titik sampling
pemantauan
kualitas air limbah (lokasi pemantauan
dan titik pengambilan sesuai dengan
tujuan pemantauan)
- Menentukan metode pemantauan
kualitas air limbah (parameter
pemantauan sesuai jenis industri,
metode sesuai parameter pemantauan
dan frekuensi pemantauan sesuai
prosedur)
- Membuat laporan dan
mengkomunikasikannya.
11. E.370000.011.01 Melaksanakan Pemantauan - Melaksanakan pengambilan sampel air
Kualitas Air Limbah limbah (sesuai tujuan pengujian)
- Melaksanakan pemantauan hasil
pengujian sampel air limbah (meguji
sesuai metode yang telah ditentukan)
- Mengevaluasi hasil pemantauan
kualitas sampel air limbah (data hasilnya
dibandingkan dengan BML)
3
- Membuat laporan dan
mengkomunikasikannya.
12. E.370000.012.01 Mengidentifikasi Bahaya - Mengidentifikasi potensi bahaya di
dalam Pengolahan Air Limbah area kerja (sesuai dengan arahan SMK3
yang telah ada)
- Mengidentifikasi potensi bahaya yang
terjadi saat proses pengolahan air
limbah dilakukan dalam kondisi tidak
normal.
- Mengidentifikasi potensi bahaya yang
terjadi dalam pengolahan air limbah
akibat kerusakan alat.
- Membuat laporan dan
mengkomunikasikannya.
13. E.370000.013.01 Melakukan Tindakan - Mengidentifikasi bahaya dan resiko
Keselamatan dan Kesehatan kecelakaan kerja saat mengolah air
Kerja (K3) terhadap Bahaya limbah (sesuai potensi bahaya)
dalam Pengolahan Air Limbah - Melakukan tindakan perbaikan untuk
mengurangi bahaya dan resiko
kecelakaan kerja saat mengolah air
limbah (dilakukan sesuai prosedur K3)
- Mempersiapkan tanggap darurat
dalam pengolahan air limbah (dilakukan
sesuai prosedur)
- Melaporkan hasil tindakan K3 dalam
pengolahan air limbah
4
2. PROSES PRODUKSI SUKROSA
5
Gambar Diagram Alir Proses di Stasiun Gilingan
6
Stasiun Ampas IV Cakar Mesin Pembuat Pellet
Utama Pellet dan Briket
Gilingan dan Briket
Bagasse
House
Boiler
46 bar
Uap Baru
425 C Turbin
Alternator 4 MW
Listrik
7
Gambar Diagram Alir Proses di Stasiun Pemurnian
8
Gambar Sistem Quadruple Effect Evaporator
9
Gambar Diagram Blok di Stasiun Penguapan
10
pH : 5,0-5,2
Nira Kental Tangki Nira Kental Tangki Vacum Pan
Stroop A D
Tersulfitasi
Bibitan C
65 cmHg Vacum Pan A
atau D2
Massecuite A
400C Palung A
Massecuite A
80-900C Stroop A
HGF (High Grade
H2O Centrifugal) 1100 rpm
Klare SHS
Vacum Pan A
Gula A
Sugar
Dryer&Cooler Gula Halus (Dry
< 0,8 mm
Seeds)
Vibrating Screen
Kemasan @50
Sugar Bin
Kg Klare SHS
11
Tangki Stroop
Tangki Stroop C
Stroop A A
Bibitan D2
64 cmHg Pan C
Massecuite C
400C Palung C
Massecuite C
Tangki Gula
C
Tangki
Bibitan C
Bibitan C
12
Tangki Stroop
Stroop C C
65 cmHg
Stroop A Vacum
65-700C
Pan D2
Klare D
Pan D1 Pan D1
Massecuite D
400C
Palung D
H2O
Mixer D1 29 rpm
80-90 0C
Mixer D2
Bibitan D2
13
KEGIATAN YANG MENGHASILKAN LIMBAH PADAT DAN CAIR
DARI PABRIK GULA
Pada pemrosesan gula dari tebu menghasilkan limbah atau hasil samping, antara lain
ampas, blotong dan tetes. Ampas berasal dari tebu yang digiling dan digunakan sebagai bahan
bakar ketel uap. Blotong atau filter cake adalah endapan dari nira kotor yang di tapis di rotary
vacuum filter, sedangkan tetes merupakan sisa sirup terakhir dari masakan yang telah dipisahkan
gulanya melalui kristalisasi berulangkali sehingga tak mungkin lagi menghasilkan kristal.
Limbah Cair
Limbah cair pabrik gula meliputi bekas air kondensor dan bekas air cucian proses. Air cucian
proses termasuk air cucian evaporator, buangan ketel dan peralatan lain, bekas air cucian lantai,
tumpahan nira, tetes dan lain-lain.Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan terhadap
beberapa pabrik gula di Indonesia, nilai COD air buangan pabrik gula bisa bervariasi mulai di
bawah 100 mg/lsampai di atas 700 mg/l. Hal ini tidak sama untuk setiap pabrik gula, tergantung
pada cara pengolahan, kondisi peralatan dan kebersihan di masing-masing pabrik. Rahadi (2011)
melaporkan bahwa bekas air kondensor (air injeksi) memiliki BOD dan COD yang tidak begitu
tinggi. Oleh karena itu bisa diduga bahwa tingginya angka COD disebabkan oleh bekas air
cucian proses, sehingga tinggi rendahnya angka ini sangat bervariasi untuk tiap pabrik gula
Limbah Padat
Limbah Blotong (Padat) salah satu limbah yang dihasilkan PG dalam proses pembuatan gula
adalah blotong, limbah ini keluar dari proses dalam bentuk padat mengandung air dan masih
bertemperatur cukup tinggi (panas), berbentuk seperti tanah, sebenarnya adalah serat tebu yang
bercampur kotoran yang dipisahkan dari nira.
14
KARAKTERISTIK LIMBAH
HASIL PRODUKSI GULA
1. Limbah Padat
Limbah pada produksi gula berupa ampas tebu, blotong dan abu pembakaran ampas tebu.
Ampas tebu didapatkan dari proses penggilingan sedangkan blotong didapatkan dari proses akhir
pemurnian nira dan abu pembakaran ampas tebu dihasilkan dari pembakaran ampas tebu di ketel
uap.
2. Limbah Cair
Limbah cair pada pabrik gula terdiri dari air bekas kondensor dan air cuci tapisan.
Limbah cair tersebut tidak mengandung senyawa-senyawa kimia berbahaya, hanya minyak yang
terbawa dalam air cucian dan angka BOD nya yang perlu mendapatkan pengontrolan.
3. Limbah Gas
Limbah gas pada pabrik gula umumnya adalah asap cerobong yang merupakan gas sisa
pembakaran dari ketel uap. Asap cerobong ini dapat digolongkan sebagai aerosol. Asap cerobong
yang mengandung partikel-partikel arang yang berasal dari pembakaran ampas merupakan asap
yang berbahaya sehingga tidak boleh langsung dibuang ke udara tanpa pengolahan terlebih
dahulu.
Dalam menangani limbah dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
-Pengendalian Limbah (treatment) yang menggunakan perlakuan tertentu untuk mengatasi
masalah pencemaran yang ditimbulkan tanpa memanfaatkannya.
-Pemanfaatan (utilization) yang bertujuan untuk mengatasi masalah pencemaran yang
ditimbulkan sekaligus memanfaatkannya.
15
PEMANFAATAN DAN PENGELOLAAN
LIMBAH PABRIK GULA
Berikut adalah sejumlah hal tentang pemanfaatan dan pengelolaan hasil samping pabrik
gula yang dapat digunkan untuk menekan tingkat pencemaran:
1. Pembuatan Bioetanol
Pada dasarnya unit pembuatan etanol dari tebu terdiri dari 4 bagian, yaitu:
1. Unit gilingan
2. Unit preparasi bahan baku
3. Unit fermentasi
4. Unit destilasi.
Unit gilingan berfungsi untuk menghasilkan nira mentah dari tebu. Komponen unit
gilingan terdiri dari pisau pencacah dan tandem gilingan. Sebelum masuk gilingan, tebu
dipotong-potong terlebih dulu dengan pisau pencacah. Cacahan tebu selanjutnya masuk kedalam
tandem gilingan 3 rol yang biasanya terdiri atas 4 atau 5 unit gilingan yang disusun secara seri.
Pada unit gilingan pertama, tebu diperah menghasilkan nira perahan pertama (npp). Ampas tebu
yang dihasilkan diberi imbibisi, kemudian digiling oleh unit gilingan kedua. Nira yang terperah
ditampung, ampasnya kembali ditambah air imbibisi dan digiling lebih lanjut oleh unit gilingan
ketiga, dan demikian seterusnya. Semua nira yang keluar dari setiap unit gilingan dijadikan satu
dan disebut nira mentah.
Unit preparasi berfungsi untuk menjernihkan dan memekatkan nira mentah yang
dihasilkan unit gilingan. Klarifikasi bisa dilakukan secara fisik dengan penyaringan atau secara
kimiawi. Klarifikasi terutama bertujuan untuk menghilangkan beberapa impurities yang bisa
mengganggu proses fermentasi. Nira yang dihasilkan dari proses ini disebut nira jernih.
Selanjutnya tahap ini dilanjutkan untuk memproduksi gula dan sisanya berupa molase bisa
dilanjutkan masuk ke tahapan pembuatan etanol.
Unit fermentasi berfungsi untuk mengubah molase menjadi etanol, melalui aktivitas
fermentasi ragi. Jumlah unit fermentasi biasanya terdiri dari beberapa unit (batch) atau system
kontinyu tergantung kepada kondisi dan kapasitas pabrik. Beberapa nutrisi ditambahkan untuk
optimalisasi proses. Etanol yang terbentukdibawa ke dalam unit destilasi. Unit destilasi berfungsi
untuk memisahkan etanol dari cairan lain khususnya air. Unit ini juga terdiri dari beberapa
kolom destilasi. Etanol yang dihasilkan biasanya memiliki kemurnian sekitar 95-96%. Proses
pemurnian lebih lanjut akan menghasilkan etanol dengan tingkat kemurnian lebih tinggi
(99%/ethanol anhydrous), yang biasanya digunakan sebagai campuran unleaded gasoline
menjadi gasohol.
Selain dari nira, ampas yang dihasilkan sebagai hasil ikutan dari unit gilingan bisa
diproses lebih lanjut menjadi etanol, dengan menambah unit pretreatment dan sakarifikasi. Unit
pretreatment berfungsi untuk mendegradasi ampas menjadi komponen selulosa, lignin, dan
16
hemiselulosa. Dalam unit sakarifikasi, selulosa dihidrolisa menjadi gula (glukosa) yang akan
menjadi bahan baku fermentasi, selanjutnya didestilasi menghasilkan etanol.
Pembuatan etanol selain dari molase juga dari ampas tebu. Ampas tebu sebagian besar
mengandung ligno-cellulose. Bahan lignoselulosa dapat dimanfaatkan untuk memproduksi
bioetanol.
Limbah dari pabrik gula yaitu tetes, dapat dipakai sebagai bahan baku pabrik alcohol.
Limbah cair yang dikeluarkan pabrik merupakan limbah organik dan bukan Limbah B3 (bahan
beracu dan berbahaya). Limbah cair ini dikelola melalui dua tahapan.
Pertama, penanganan di dalam pabrik (in house keeping).
Sistem ini dilakukan dengan cara mengefisienkan pemakaian air dan penangkap minyak (oil
trap) serta pembuatan bak penangkap abu bagasse (ash trap).
Kedua, penanganan setelah limbah keluar dari pabrik
Melalui Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). IPAL dibangun di atas tanah seluas lebih
dari 8 ha, terdiri dari 13 kolam dengan kedalaman bervariasi dari 2 m (kolam aerasi) sampai 7 m
(kolam anaerob). Total daya tampung lebih dari 240.000 m3, sehingga waktu inap (retention
time) dapat mencapai 60 hari.
19