X MIPA 9 / 19
Masuknya agama islam ke Nusantara (indonesia) pada abad 6 akhir dibawa oleh
Syekh Abdul Kadir Jailani periode I atau Fase Pertama, telah membawa banyak
perubahan dan perkembangan pada masyarakat, budaya dan pemerintahan. Perubahan
dan Perkembangan tersebut terlihat jelas dengan berdirinya kerajaan-kerajaan yang
bercorak islam.
Tidak banyak yang menganut agama Islam karena masih menjadi suatu hal yang
baru. Pada abad ke 7 Mashi sampai abad ke 13 Masehi agama Islam di sebar dengan
jangka waktu yang cukup lama.
Dan pada abad ke 13 Masehi lah orang-orang Indonesia mulai mengenal dan
memeluk agama Islam.
Pedagang dari Arab, Persia dan Gujarat yang berperan di dalam penyebaran agama
Islam di Indonesia pertama kali. Penyebaran agama Islam tersebut di mulai daerah-
daerah pusat perdagangan seperti pelabuhan-pelabuhan yang dekat dengan pesisir.
Oleh karena karena itu pengaruh agama Islam di Indonesia mulai menguat. Hal
tersebut di buktikan dengan berdirinya kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia.
Begitu juga dengan pulau Jawa yang pastinya mempunyai pengaruh yang tidak
sedikit di masannya.
Gambar di atas merupakan peta dari kesultaan perlak yang meliputi wilayah Aceh
Timur.
Pada masa pemerintahan sultan ketiga, Sultan Alaiddin Syed Maulana Abbas Shah,
aliran Sunni mulai masuk ke Perlak. Setelah wafatnya sultan pada tahun 363 H (913 M),
terjadi perang saudara antara kaum Syiah dan Sunni sehingga selama dua tahun
berikutnya tak ada sultan.
Kaum Syiah memenangkan perang dan pada tahun 302 H (915 M), Sultan Alaiddin
Syed Maulana Ali Mughat Shah dari aliran Syiah naik tahta. Pada akhir
pemerintahannya terjadi lagi pergolakan antara kaum Syiah dan Sunni yang kali ini
dimenangkan oleh kaum Sunni sehingga sultan-sultan berikutnya diambil dari golongan
Sunni.
Pada tahun 362 H (956 M), setelah meninggalnya sultan ketujuh, Sultan Makhdum
Alaiddin Abdul Malik Shah Johan Berdaulat, terjadi lagi pergolakan selama kurang
lebih empat tahun antara Syiah dan Sunni yang diakhiri dengan perdamaian dan
pembagian kerajaan menjadi dua bagian:
→Perlak Pesisir (Syiah) dipimpin oleh Sultan Alaiddin Syed Maulana Shah (986 – 988)
→Perlak Pedalaman (Sunni) dipimpin oleh Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ibrahim
Shah Johan Berdaulat (986 – 1023)
Sultan ke-17 Perlak, Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin Shah II
Johan Berdaulat (memerintah 1230 – 1267) menjalankan politik persahabatan dengan
menikahkan dua orang putrinya dengan penguasa negeri tetangga Peureulak:
Putri Ratna Kamala, dikawinkan dengan Raja Kerajaan Malaka, Sultan Muhammad
Shah (Parameswara).
Putri Ganggang, dikawinkan dengan Raja Kerajaan Samudera Pasai, Al Malik Al-
Saleh.
Sultan terakhir Perlak adalah sultan ke-18, Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul
Aziz Johan Berdaulat (memerintah 1267 – 1292). Setelah ia meninggal, Perlak
disatukan dengan Kerajaan Samudera Pasai di bawah pemerintahan sultan Samudera
Pasai, Sultan Muhammad Malik Al Zahir, putra Al Malik Al-Saleh.
Kerajaan ini didirikan oleh Marah Silu, yang bergelar Sultan Malik as-Saleh,
sekitar tahun 1267. Keberadaan kerajaan ini juga tercantum dalam kitab Rihlah ila l-
Masyriq (Pengembaraan ke Timur) karya Abu Abdullah ibn Batuthah (1304–1368),
musafir Maroko yang singgah ke negeri ini pada tahun 1345. Kesultanan Pasai akhirnya
runtuh setelah serangan ihsan Portugal pada tahun 1521.
Daftar Pustaka
https://salamadian.com/kerajaan-islam-di-indonesia/
https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Nusantara_pada_era_kerajaan_Islam
https://www.yuksinau.id/kerajaan-islam-pertama-di-indonesia/
http://indonesiabaik.id/infografis/kerajaan-islam-di-indonesia
https://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Peureulak
https://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Samudera_Pasai
Hapsari,Ratna.Muhammad,Adil.2016.Sejarah Indonesia Untuk SMA/MA KELAS
X.Penerbit Erlngga