1. Pengettian Sistem ekonomi islam merupakan sekumpulan dasar-dasar umum ekonomi yang disimpulkan dari al-Qur’an dan sunnah, dan merupakan bangunan perekonomian yang didirikan diatas landasan dasar-dasar tersebut yang sesuai dengan kondisi lingkungan dan masa tertentu. Terdapat pendekatan islam dalam ekonomi , antara lain: a) Konsumsi manusia dibatasi sampai pada tingkat yang perlu dan bermanfaat bagi kehidupan manusia. b) Alat pemuas dan kebutuhan manusia harus seimbang. c) Dalam pengaturan distribusi dan sirkulasi barang dan jasa, nilai- nilai moral harus ditegakkan d) Pemerataan pendapatan dilakukan dengan mengingat bahwa sumber kekayaan seseorang yang diperoleh berasal dari usaha yang halal e) Zakat sebagai sarana distribusi pendapatan dan peningkatan taraf hidup golongan miskin merupakan alat yang ampuh. 2. Nilai dasar dan Instrumental ekonomi islam Nilai dasar eknonomi islam sebagai imlikasi dari asas filsafat tauhid ada tiga, yakni : a) Kepemilikan Kepemilikan oleh manusia bukanlah penguasaan mutlak terhadap sumber-sumber ekonomi, sesungguhnya segala sesuatu yang ada di dunia adalah milik Allah. Manusia hanya berhak mengurus dan memanfaatkannya sesuai dengan aturan Allah. Nabi SAW bersabda :
ف الْ َك ِل َوالْ َم ِاء َوالنَّا ِر
ِ ث ِ « الْمسلِمو َن ُشر َكاء ٍ َف ثَال َ ُ ُْ “Semua orang berserikat (memiliki kepemilikan Bersama) dalam tiga hal yaitu: rumput,air dan api” Ketiga sumber daya alam itu kimi dikiaskan pada minyak dan gas bumi, barang tambang, dan kebutuhan pokok lainnya. b) Keseimbangan Keseimbangan merupakan nilai dasar yang mempengaruhi berbagai aspek tingkah laku ekonomi seorang muslim. Asas keseimbangan ini misalnya terwujud dalam kesederhanaan, hemat, dan menjauhi pemborosan. Keseimbangan yak dimaksud juga adalah keseimbangan antara dunia dan akhirat. c) Keadilan Keadilan harus diterapkan di semua bidang ekonomi dalam proses produksi, konsumsi, maupun distribusi. Keadilan juga harus menjadi alat pengatur efisiensi dan pemberantasan 3. Perbedaan system ekonomi islam dengan system ekonomi kapitalis dan system sosialis Menurut Daud Ali, semua system ekonomi termasuk system ekonomi islam, memiliki tujuan yang sama yakni mengupayakan pemuasan atas berbagai kepeerluan hidup, baik hajat hidup proibadai maupun hajat hidup masyarakat secara keseluruhan. Jika dilihat dari perbedaan kebutuhan hidup yang harus dipenuhi, terdapat perbedaan dalam upaya mencapai tujuan, terutama dalam pelaksanaan prinsip ekonomi. Muncul beragam system ekonomi yang mempengaruhi pemikiran dan kegiatan ekonomi manusia yakni system ekonomi kapitalis dan sosialis. Sistem ekenomi islam sangat berbeda dari ekonomi kapitalis dan sosialis. Ekonomi islam tidak berada di antara keduanya/, karena sangat bertolak belakang dengan system ekonomi kapitalis yang bersifat individu dan ekonomi sosialis yang memberikan hasil smeua tanggung jawab kepada warganya. Terdapat perbedaan system ekonomi islam dnegan system ekonomi yang lain: a) Asumsi dasar dan norma pokok dalam proses maupun interaksi kegiatan ekonomi yang diberlakukan. b) Ekonomi islam memiliki prinsip penerapan asas efisiensi dan manfaat dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan alam. c) Ekonomi islam memiliki motif mencari keseimbangan antara dunia dan akhirat dengan jalan beribadah dalam arti yang luas. B. Respon Islam atas transaksi ekonomi modern 1. E-commerce E-commerce merupakan suatu cara berbelanja atau berdangan secara online dengan memanfaatkan internet yang didalamnya terdapat website yang dapat menyediakan layanan get and deliver. Dalam istilah lain E-comerce adalah bisnis online yang menggunakan media elektronik internet secara keseluruhan, baik dalam hal pemasaran, pemesanan, pengiriman dan transaksi jual beli. Dalam perdagangan Islam, jual-beli mempunyai rukun dan syarat yang harus dipenuhi agar sah. Terdapat tiga rukun jual beli, pertama orang yang bertransaksi (penjual dan pembeli) dengan syarat berakal dan dapat membedakan baik-buruk. Kedua, sighat (ijab dan qabul), ijab menunjukkan keinginan untuk melakukan transaksi dan qabul adalah kerelaan untuk menrima ijab. Ketiga, barang sebagai obyek transaksi, dengan syarat barangnya dapat dimanfaatkan, milik orang yang melakukan akad, mampu menyerahkan, dan barang yang diakadkan ada pada diri orang tersebut. Dalam permasalahan E-commerce, fikih memandang bahwa transaksi bisnis di dunia maya diperbolehkan karena maslahat. Jika E-commerce dipandang seperti perdagangan dalam islam, dapat diumpakan sebagai berikut. Penjualnya adalah merchant, pembeli disebut customer, obyeknya adalah barang dan jasa yang ditawarkan dengan berbagai informasi dan shigatnya dilakukan dengan payment. 2. Bunga bank Bunga bank adalah ketetapan nilai mata uang oleh bank yang memiliki tenggang waktu, untuk kemudian pihak bank memberikan kepada pemiliknya atau menarik dari peminjam sejumlah tambahan tetap. Jika ditinjau dari system pengolahan, bank dikelompokkan benjadi duajenis yakni: a) Bank konvensional Merupakan bank yang menggunakan system bunga dalam bertransaksi dengan nasabah. Menurut pandangan hokum Islam terhadap umat islam yang menggunakan jas abank konvensiobal. Dapat dilihat jawabannya yang berbeda dari para ulam dengan dasar nya Q.S. Ali ‘Imran:130, ada ulama yang mengatakan haram,mubah dan mustasyabihat b) Bank syari’ah dan praktiknya Merupakan bank yang dirancang sesuai dengan ajaran/syarat Islam. Perbedaan pokok antara bank konvensional dan bank Syariah adalah pada system operasionalnya. Pada bank konvensional sistemnya didasarkan pada bunga, dedangkan bank Syariah dalam sistemnya minimal memiliki lima prinsip operasional yakni: system simpanan, system bagi hasil, margin keuntungan, sewa dan fee. Selain itu juga ada akad qardh, hiwalah, rahn, wakalah, kafalah yang semuanya menjadi ciri khas sekaligus pembeda antara bank Syariah dengan bank konvensional. c) Hukum bunga bank Ada beberapa pendapat dari para ulama yang berbeda mengenai hokum bunga bank 1) Abu Zahra seorang guru besar hokum islam dari universitas kairo mesir, mengatakan bahwa bunga adalah sama dengan riba nasi’ah yang dilarang islam. 2) Mustafa az Zaqra seorang gurubesar hokum islam dan hokum perdata, bunga dalam hutang piutang uang bersifat konsumtif adalah rib ajika bersifat produktif tidak sama dnegan riba nasi’ah 3) A. Hasan ahli tafsir dan tokoh (PERSIS) berpendapat bahwa bunga bank buanlah riba yang diharamkan karena tidak bersifate berlipat ganda, sebagaimana yang disebutkan dalam Q. S. Ali Imron 130. 4) Hasil muktamar Muhammadiyah tahun 1968 di sidoarjo menyatakan bahwa bunga yang diberikan oleh bank milik negara pada para nasabahnya termasuk dalam kategori tidak jelas hukumnya. 5) Hasil lokakarya Majlis Ulama Indonesia yang diselenggarakan pada tanggal 19-20 agustus 1990 tentang status bunga bank menyebutkan bahwa untuk menghindari kesulitan, maka dapat dimungkinkan adanya rukhshah jika dapat dipastikan adanya kebutuhan. C. Etos Kerja dan Kemandirian Hidup 1. Etos kerja islami Seorang muslim harus memperhatikan etika kerja: a) Menyadari pekerjaannya terkait dengan Allah b) Bekerja dengan cara yang halal c) Tidak memberikan beban berlebihan d) Tidak melakukan pekerjaan yang melanggar aturan allah e) Professional dalam setiap pekerjaan
Hubungan etos kerja dengan beberapa hal:
a) Orientasi ke masa depan
b) Menghargai waktu c) Tanggung jawab d) Hemat dan sederhana e) Persaingan sehat
Karakteristik etos kerja Islami:
a) Kualitas kerja yang mantap
b) Baik dan bermanfaat c) Kerja keras, tekun dan kreatif d) Berkompetisi dan tolong menolong e) Objektif (jujur) f) Disiplin atau konsekuen g) Konsisten dan istiqamah h) Percaya diri dan kemandirian, efisien dan hemat
2. Kemandirian dalam islam
Kemandirian adalah melakukan usaha sekuat-kuatnya untuk tidak menjadi benalu bagi orang lain selagi seseorang masih mampu, tanpa melupakan peran Allah SWT. Kemandirian dalam islam berakar dari satu kata kunci, yakni hsrgs diri. Dalam hadis riwayat imam Daruquthni dari Jabirm Nabi SAW bersabda: “ suatu yang amat aku khawatirkan terhadap umatku adalah besar perut, tidur siang hari, malas dan lemah keyakinan (tekad).”