Anda di halaman 1dari 14

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN PROFESI NERS

ASUHAN KEPERAWATAN

Tanggal Pengkajian : 29-03-2019


Jam : 17.00 WITA

I. DATA DEMOGRAFI
1. Biodata
Nama : Ny. S
Usia/Tanggal Lahir : 56 th, 10-10-1962
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Togarojo, Kalumpang Hilir, Kotabaru
Suku Bangsa : Jawa/ WNI
Status Pernikahan : Cerai Hidup
Agama/Keyakinan : Islam
Pekerjaan/Sumber Penghasilan : Penjual Gorengan
Diagnosa Medik : Short of Breath (SOB), massa paru dextra dan sinistra,
susp HF
No. Medical Record : 1-42-xx-xx
Tanggal Masuk : 22-03-2019 jam 02.20 wita
2. Penanggung Jawab
Nama : Tn. A
Usia : 19 th
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan/Sumber Penghasilan : Pelajar
Hubungan Dengan Klien : Nenek

II. KELUHAN UTAMA


Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 29 maret 2019 jam 17.00 klien mengatakan sesak
napas.

III. RIWAYAT KESEHATAN


1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengeluh sesak nafas ± 6 bulan. Sesak nafas terus menerus bertambah pada saat
klien beraktifitas. Kemudian klien dibawa oleh keluarga berobat ke RS Kotabaru pada
bulan Januari dan rawat inap ± 2 bulan, sempat dilakukan tindakan pemasangan WSD 1
bulan yg lalu, namun tidak ada perkembangan dan klien dirujuk ke RSUD Ulin
Banjarmasin pada tanggal 22 Maret 2019 untuk pengobatan lebih lanjut dan penegakan
diagnosis.

2. Riwayat Kesehatan Lalu


Keluarga klien mengatakan sebelumnya klien tidak pernah mengalami keluhan seperti ini
ataupun dirawat inap di RS. Klien tidak merokok.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit yang
sama seperti klien atau penyakit keturunan atau menular atau alergi seperti asma, tb paru,
hipertensi, penyakit jantung, stroke, DM, kanker.

Genogram
Keterangan :

= Laki-laki

= Perempuan

= Meninggal

= Pasien

= Serumah

IV. RIWAYAT PSIKOSOSIAL


a. Klien menjalin hubungan baik dengan keluarga maupun dengan orang lain
b. Klien tampaknya sabar dalam menghadapi penyakitnya dan klien beranggapan bahwa
penyakitnya ini hanya cobaan dari Tuhan.

V. RIWAYAT SPIRITUAL
Klien mengatakan sebelum MRS menjalankan sholat 5 waktu tetapi selama di RS klien tidak
menjalankan sholat karena keterbatasan fisik.

VI. PEMERIKSAAN FISIK


1. Keadaan Umum Klien
Klien terlihat sesak dan lemah.

2. Tanda-Tanda Vital
TD : 100/60 mmHg
N : 104x/m teraba kuat
P : 25x/m
S : 36,5°C
SpO2 : 94% dengan O2 RM 9 lpm

3. Sistem Pernafasan
- Hidung : Hidung klien simetris. Tidak ada sekret/sumbatan. Tidak ada cuping hidung.
- Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan pembesaran vena jugularis.
- Dada
I : Bentuk dada normal simetris antara kiri dan kanan, tidak tampak benjolan.
Adanya retraksi dinding dada, menggunakan otot bantu nafas, pola nafas
cepat. Klien tampak gelisah. Klien menggunakan alat bantu nafas O2 RM 9
lpm.
P : Tidak ada nyeri tekan, taktil fremitus teraba getaran antara kiri dan kanan
P : Paru kanan sonor dan paru kiri redup
A : Bunyi nafas wheezing antara kiri dan kanan

4. Sistem Kardiovaskuler
Konjungtiva anemis, bibir pucat, ictus cordis tidak terlihat, suara jantung S1 dan S2
tunggal dan CRT kembali < 2 detik dan nadi teraba kuat.
5. Sistem Pencernaan
I: Klien mengatakan tidak nafsu makan dan terasa mual. Mukosa bibir terlihat kering,
mulut normal tidak ada palatoskizis dan labio skizis, tidak ada nyeri menelan. Struktur
abdomen klien terlihat simetris, tidak ada jaringan parut, tidak ada asites.
A: Saat diauskultasi terdengar bunyi bising usus 7x/menit.
P: Terdengar tympani.
P: Tidak ada nyeri tekan.

6. Sistem Indera
- Mata/Penglihatan
Struktur dan gerakan bola mata kanan dan kiri simetris, kebersihan mata baik tidak ada
kotoran yang menempel, tidak menggunakan kaca mata, konjungtiva anemis, sklera
tidak ikterik, terdapat lingkaran hitam dibawah mata.
- Hidung/Penciuman
Tidak ada kelainan struktur, kebersihan hidung baik tidak ada sekret yang keluar/kotoran
yang menempel pada hidung, tidak ada perdarahan dan peradangan pada hidung, tidak
ada nyeri pada hidung, tidak ada polip atau obstruksi pada hidung, penciuman baik klien
dapat membedakan antara bau wewangian dan minyak kayu putih, klien menggunakan
O2 RM.
- Telinga/Pendengaran
Struktur kanan dan kiri simetris, kebersihan telinga baik, tidak ada serumen, tidak ada
perdarahan dan peradangan pada telinga, tidak ada nyeri pada telinga, fungsi
pendengaran baik, klien tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
- Mulut dan gigi/Pengecap
Warna mukosa bibir merah, mukosa bibir lembab, kebersihan lidah dan mulut baik,
tidak ada perdarahan pada gigi dan gusi, fungsi mengunyah baik, klien tidak
menggunakan gigi palsu.
- Kulit/Peraba
Kulit nampak elastis, turgor kulit normal, terdapat edema pada ekstremitas bawah.
Pitting edema derajat I dengan waktu kembali 3 detik.
7. Sistem Saraf
a. Fungsi serebral :
- Klien nampak gelisah, daya ingat terganggu, dapat melihat dan mendengar dengan
jelas.
- Kesadaran compos mentis dengan GCS 14 yaitu E4 : mata membuka spontan, V4 :
bicara kacau, M6 : dapat diperintah
b. Fungsi motorik
Struktur ekstremitas atas dan bawah simetris, tidak ada trauma pada ektremitas, tidak
ada kelainan pada tulang dan sendi , tidak nyeri pada ektremitas, tidak ada keterbatasan
gerak, pasien tidak menggunakan alat bantu gerak, tidak ada kaku kuduk.

8. Sistem Muskuloskeletal
Klien terpasang venplon pada tangan kanan. Pada ekstremitas bawah terdapat edema.
Pitting edema -derajat I dengan waktu kembali 3 detik.. Tidak terdapat kelemahan pada
otot ekstremitas atas dan bawah, gerakan normal penuh dengan skala:
4444 4444 0 = Tidak ada kontraksi
4444 4444 1 = Ada kontraksi
2 = Dapat bergerak dengan bantuan
3 = Dapat melawan gravitasi
4 = Dapat menahan tahanan ringan
5 = Dapat menahan tahanan penuh
9. Sistem Integumen
Rambut klien tipis dan terlihat kotor. Turgor kulit < 2 detik, kondisi kulit kering, klien
tampak kotor.

10. Sistem Endokrin


Klien tidak mengalami pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening, tidak ada
gejala kreatinisme atau gigantisme, tidak ada poliuria, polidipsi dan poliphagia,
pertumbuhan klien sejak dari anak-anak sampai tua tidak mengalami gangguan.

11. Sistem Perkemihan


Klien terpasang polley kateter. Air seni berwarna kemerahan.

12. Sistem Reproduksi


Klien berjenis kelamin wanita berusia 56 th. Klien sudah menopause.

13. Sistem Imun


Klien tidak ada alergi terhadap makanan, cuaca, dan obat-obatan.

VII. AKTIVITAS SEHARI-HARI


A. Kebutuhan Nutrisi
- Di Rumah : Keluarga mengatakan klien makan 2x/hari dan mampu menghabiskan
seporsi makanan. Klien tidak ada pantangan makanan.
- Di RS : Klien mengatakan tidak nafsu makan dan mual. Keluarga klien hanya
makan ¼ porsi yang disediakan oleh RS.
B. Kebutuhan Cairan
- Di Rumah : Keluarga mengatakan klien minum sehari – hari kadang air putih
kadang air teh, frekuensi minum 5 – 6 gelas belimbing dalam 24 jam.
- Di RS : Keluarga mengatakan klien minum sehari - hari kadang air putih
kadang air teh, frekuensi minum ± 200ml dalam 24 jam.
C. Kebutuhn Eliminasi (BAB & BAK)
- Di Rumah : Keluarga mengtakan klien BAK 3 – 4x/hari dan BAB 1x/hari.
- Di RS : Klien terpasang polley kateter dengan urine bag ± 150 cc/hari dan
klien menggunakan popok. Popok diganti 2x/hari, terdapat BAB 2-3
hari sekali.
D. Kebutuhan Istirahat Dan Tidur
- Di Rumah : Keluarga mengatakan klien biasanya tidur malam 5 – 6 jam/hari.
Klien tidak tidur siang.
- Di RS : Keluarga mengatakan klien kurang bisa tidur karena sesak nafas yang
dialaminya dan tidur dengan posisi duduk.
E. Rokok/alkohol dan obat-obatan
Klien tidak merokok ataupun mengkonsumsi alkohol dan obat-obatan
F. Personal Hygiene
- Di Rumah : Sebelum sakit klien mandi 2x/hari, sikat gigi 3x/hari, keramas 2 hari
sekali dan potong kuku bila panjang.
- Di RS : Klien hanya diseka oleh keluarga selama di RS, rambut tidak dicuci
dan tidak sikat gigi.
G. Aktivitas/Mobilitas Fisik
- Di Rumah : Aktifitas klien di rumah sebelum sakit mandiri dan bisa dilakukan
Sendiri.
- Di RS : Klien hanya bedrest di tempat tidur dan aktivitas dibantu penuh oleh
keluarga.

Skala aktifitas :
No Aktifitas Skala
1 Makan 4
2 Minum 4
3 Tidur dan istirahat 4
4 Mobilisasi 4
5 BAK 4
6 BAB 4
Keterangan:
0 : Mandiri
1 : Memerlukan penggunaan alat
2 : Memerlukan bantuan atau pengaawasan orang lain
3 : Memerlukan bantuan atau pengaawasan orang lain, dan peralatan
4 : Tergantung secara total

VIII. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK


1. Laboratorium
- Darah lengkap
Pemeriksaan Hasil Batas normal Satuan
HEMATOLOGI
Hemoglobin 12.3 12.0 – 16.0 g/dl
Lekosit 12.8* 4.0 - 10.5 ribu/ul
Eritrosit 4.49 4.00 – 5.30 juta/ul
Hematokrit 40.7 37.0 – 47.0 %
Trombosit 249 150-450 ribu/ul
RDW-CV 22.2* 12.1 – 14.0 %
MCV, MCH, MCHC
MV 90.6 75.0 – 96.0 fl
MCH 27.4* 28.0 – 32.0 pg
MCHC 30.2* 33.0 – 37.0 %
HITUNG JENIS
Basofil% 0.1 0.0 – 1.0 %
Eosinofil% 0.0* 1.0 – 3.0 %
Gran% 90.3* 50.0 – 81.0 %
Limfosit% 4.1* 20.0 – 40.0 %
Monosit% 5.5 2.0 – 8.0 %
Basofil# 0.01 <1.00 ribu/ul
Eosonofil# 0.00 <3.00 ribu/ul
Gran# 11.57* 2.50 – 7.00 ribu/ul
Limfosit# 0.52* 1.25 – 4.00 ribu/ul
Monosit# 0.70 0.30 – 1.00 ribu/ul
KIMIA
DIABETES
Glukosa Darah Sewaktu 79 <200.00 mg/dl
HATI DAN PANKREAS
Albumin 2.7 3.5 – 5.2 g/dl
SGOT 40* 5 – 34 U/L
SGPT 16 0 – 55 U/L

- Patologi Anatomi
Kesimpulan: sitologi cairan pleura; adenocarcinoma

2. USG Thorax : Tampak efusi kanan vol lebih 500 cc dengan punctum optimum 5 cm
intercostal kanan belakang

3. Foto thorax :
Kesimpulan: Massa paru dextra lobus superior

IX. TERAPI FARMAKOLOGI


Nama Indikasi/
Nama Obat Waktu Dosis Rute
Kontraindikasi
Ny. S Merofenem Pagi, sore, 3x1 gr IV Terapi infeksi berat intra abdomen (peritonits,
malam komplikasi apendisitis)
Ny. S Ranitidine Pagi, sore 2x1 amp IV Terapi tukak lambung dan duodenum akut, refluks
esofagitis hipersekresi asam lambung
Ny. S Gentamycine Pagi 1x160 mg IV Infeksi saluran kemih, paru-paru
(2 amp)
Ny. S Furosemide Pagi 1x1 amp IV Mengatasi penumpukan cairandan pembengkakan
pada tubuh

X. ANALISIS DATA
No. Data Fokus Etiologi Problem
1 DS: Penurunan ekspansi Ketidakefektifan pola
- Klien mengatakan sesak nafas paru nafas
DO:
- Keadaan umum klien lemah
- Klien terlihat gelisah
- Adanya retraksi dinding dada
TD : 100/60 mmHg
N : 104 x/m teraba kuat
P : 25 x/m
S : 36,5°C
SpO2 : 94% dengan RM 9 lpm
I : Bentuk dada normal simetris antara kiri dan
kanan, tidak tampak benjolan. Adanya
retraksi dinding dada, menggunakan otot
bantu nafas, pola nafas cepat. Klien
tampak gelisah. Klien menggunakan alat
bantu nafas O2 RM 9 lpm.
P : Tidak ada nyeri tekan, taktil fremitus teraba
getaran antara kiri dan kanan

P : Paru kanan sonor dan paru kiri redup


A : Bunyi nafas wheezing antara kiri dan kanan
- CRT kembali dalam 2 detik
- Patologi Anatomi
Kesimpulan: sitologi cairan pleura; adenocarcinoma
- USG Thorax : Tampak efusi kanan vol lebih
500 cc dengan punctum optimum 5 cm intercostal
kanan belakang
- Foto thorax :
Kesimpulan: Massa paru dextra lobus superior

2 DS: Proses penyakit Gangguan pola tidur


Klien mengatakan kurang bisa tidur dan tidur dengan (sesak napas)
posisi duduk.
DO:
Terdapat lingkaran hitam dibawah mata, k/u lemah
3 Faktor risiko Resiko infeksi
- Klien terpasang polley kateter
- Air seni berwarna kemerahan

XI. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Ketidakefektifan pola nafas b.d penurunan ekspansi paru (00032)
2. Gangguan pola tidur b.d proses penyakit(sesak napas) (00198)
3. Resiko infeksi dengan faktor risiko klien terpasang polley kateter, air seni berwarna
kemerahan (00004)

XII. PERENCANAAN KEPERAWATAN


No. Diagnosa Nursing
No. Diagnosa Nursing Outcome Rasional
Keperawatan Intervention
1. 00032 Ketidakefektifan Setelah dilakukan 1. Kaji pola dan 1. Manifestasi pola
pola nafas b.d asuhan keperawatan frekuensi nafas yang tidak
penurunan ekspansi selama 1x shift pernafasan efektif adalah
paru diharapkan: klien perubahan pola
1. Sesak nafas dan frekuensi
berkurang pernafasan
2. TTV dan SpO2 2. Monitor ttv 2. Peningkatan suhu
dalam batas tubuh
normal berpengaruh
3. Klien tidak gelisah dalam
lagi peningkatan
metabolisme dan
berkontribusi
terhdap
perubahan pola
nafas, nadi akan
meningkat pada
kondisi tachipneu
3. Atur posisi 3. Melonggarkan
rongga dada dan
mengurangi
tekanan
diafragma karena
tekanan abdomen

4. Pastikan jalan 4. Jalan nafas


nafas klien merupakan pintu
paten masuk O2 ke paru
terhambatnya
aliran udara akan
menghambat
difusi O2
5. Lanjutkan 5. Memaksimalkan
kolabrasi kebutuhan O2
pemberian O2 tubuh
2. 00198 Gangguan pola Setelah dilakukan 1. Kaji pola tidur 1. Pengkajian pola
tidur b.d proses tindakan keperawatan dan aktifitas tidur dan aktifitas
penyakit (sesak selama 1x shif klien. klien penting
nafas) diharapkan: agar mengetahui
1. Pola tidur klien kebiasaan tidur
teratur klien.
2. Tidur yang 2. Atur posisi 2. Posisi yang
berkualitas klien nyaman
senyaman memudahkan
mungkin tanpa klien tidur dan
mengganggu mencegah
jalan nafas. bertambahnya
sesak nafas klien.
3. Ajarkan 3. Pijatan yang
keluarga untuk nyaman
memberikan membantu tubuh
pijatan menjadi lebiih
relaks sehingga
dapat
mempermudah
tidur.
3. 00004 Resiko infeksi Setelah dilakukan 1. Monitor TTV 1. TTV merupakan
dengan faktor risiko asuhan keperawatan acuan untuk
klien terpasang selama 1x shift mengetahui
polley kateter, air diharapkan : keadaan umum
seni berwarna 1. Tidak terjadi klien.
kemerahan infeksi 2. Identifikasi 2. Membantu
2. TTV dalam batas resiko meminimalisir
normal infeksi
3. Deteksi resiko 3. Pengecekan 3. Melihat
infeksi secara dini kulit perkembangan
area luka apakah
sudah infeksi
atau belum
4. Perawatan 4. Menjaga
personal kebersihan vulva
hygine dan mencegah
terjadinya infeksi
5. Manajemen 5. Lingkungan yang
lingkungan baik mencegah
kontaminasi
kuman ke tubuh
XIII. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN DAN EVALUASI
No Jam No. Diagnosa Tindakan Evaluasi Tindakan Paraf
Tindakan Keperawatan
1 17. 00 00032 1. Mengkaji pola dan frekuensi Jam 17.30 Qorina
pernafasan klien S: Klien mengatakan Amina
2. Memonitor TTV masih sesak
3. Mengatur posisi O:
4. Memastikan jalan nafas klien paten - Nafas klien pendek dan
5. Melanjutkan kolabrasi pemberian sesak
O2 - TTV
TD : 100/70 mmHg
N : 112 x/m teraba
kuat
P : 26 x/m
S : 36,5°C
SpO2 : 93% dengan
RM 9 lpm
- Klien nyaman
bernafas dengan posisi
fowler
- Tidak ada
sumbatan dijalan nafas
klien
- Masih terpasang
O2 RM 9 lpm
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
nomor 1-5

2 17.00 00198 1. Kaji pola tidur dan aktifitas klien. S: Klien mengatakan Qorina
2. Atur posisi klien senyaman belum bisa tidur Amina
mungkin tanpa mengganggu jalan nyenyak
nafas. O:
3. Mengajarkan keluarga untuk - Klien kurang bisa
memberikan pijatan. tidur karena sesak
nafas
- Klien hanya
bedrest
- Klien nyaman
dengan posisi fowler
dengan bersandar di
bed yang telah diatur
- Keluarga selalu
memijati tubuh klien
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
nomor 1-3
3 17.00 00004 1. Memonitor TTV S: - Qorina
2. Mengidentifikasi resiko O: Amina
5. Memanajemen lingkungan - TTV
TD : 100/70 mmHg
N : 112 x/m teraba
kuat
P : 26 x/m
S : 36,5°C
SpO2 : 93% dengan
RM 9 lpm
- Tidak ada tanda-
tanda infeksi
Tidak ada dolor (nyeri)
Tidak ada kolor
(panas)
Tidak ada tumor
(pembengkakan)
Tidak ada rubor
(kemerahan)
Tidak ada fungsio
laesa (perubahan
jaringan)
- Area sekitar bed
klien tampak bersih
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan

XIV. EVALUASI KEPERAWATAN (CATATAN PERKEMBANGAN/SOAP)


No Tgl dan Jam No. Dx S O A P Paraf
Evaluasi
1 30/03/2019 00032 Klien - Nafas klien Masalah belum Lanjutkan Qorina
Jam 09.00 mengatakan pendek dan teratasi intervensi Amina
wita masih merasa sesak nomor 1-5
sesak - TTV
TD :100/70
mmHg
N : 108 x/m
teraba kuat
P: 26 x/m
S: 36,5°C
SpO2 : 94%
dengan RM 9
lpm
- Klien
nyaman
bernafas
dengan posisi
fowler
- Tidak ada
sumbatan
dijalan nafas
klien
- Masih
terpasang O2
RM 9 lpm

2 30/03/2019 00198 Klien - Klien Masalah belum Lanjutkan Qorina


Jam 09.00 mengatakan kurang bisa teratasi intervensi Amina
wita belum bisa tidur karena nomor 1-3
tidur nyenyak sesak nafas
- Klien
hanya bedrest
- Klien
nyaman
dengan posisi
fowler dengan
bersandar di
bed yang telah
diatur
- Keluarga
selalu
memijati
tubuh klien

3 30/03/2019 00032 Klien - Nafas klien Masalah belum Lanjutkan Qorina


Jam 15.00 mengatakan pendek dan teratasi intervensi Amina
wita masih merasa sesak nomor 1-5
sesak - TTV
TD :100/80
mmHg
N : 110 x/m
teraba kuat
P: 25 x/m
S: 36,2°C
SpO2 : 94%
dengan RM 9
lpm
- Klien
nyaman
bernafas
dengan posisi
fowler
- Tidak ada
sumbatan
dijalan nafas
klien
- Masih
terpasang O2
RM 9 lpm

4 30/03/2019 00198 Klien - Klien Masalah teratasi Intervensi Qorina


Jam 15.00 mengatakan tampak bisa dihentikan Amina
wita mulai bisa tidur tidur dengan
sedikit lebih nyenyak
lama - Klien
hanya bedrest
- Klien
nyaman
dengan posisi
fowler dengan
bersandar di
bed yang telah
diatur
- Keluarga
selalu
memijati
tubuh klien
5 04/04/2019 00032 Keluarga - Nafas klien Masalah belum Lanjutkan Qorina
Jam 08.00 mengatakan pendek dan teratasi intervensi Amina
wita klien sejak tadi sesak nomor 1-5
pagi tidak - TTV - Observ
merespon saat TD : 90/70 asi per 2 jam
dipanggil mmHg - Kolabo
N : 114x/m rasi
teraba lemah pemberian
R : 30x/m obat
S : 36oC adrenaline
SPO2 : 92%
dengan
menggunakan
O2 RM 10 lpm
- GCS : 3
(koma)
E1 : Tidak ada
respon
V1 : Tidak ada
respon
M1 : Tidak ada
respon
- Klien
diposisikan
supinasi
dengan leher
diganjal
- Klien
diberikan obat
norephineprin
e
6 04/04/2019 00032 Tidak terkaji - Nafas klien Masalah belum Lanjutkan Qorina
Jam 10.00 pendek dan teratasi intervensi Amina
wita sesak nomor 1-5
- TTV - Observ
TD : 80/60 asi per 2 jam
mmHg - Kolabo
N : 90x/m rasi
menggunakan pemberian
oksimetri. obat
Nadi teraba adrenaline
lemah
R : 30x/m
S : 36oC
SPO2 : 92%
dengan
menggunakan
O2 RM 10 lpm
- GCS : 3
(koma)
E1 : Tidak ada
respon
V1 : Tidak ada
respon
M1 : Tidak ada
respon
- Klien
diposisikan
supinasi
dengan leher
diganjal
7 04/04/2019 00032 Tidak terkaji Tidak terkaji Tidak terkaji Klien meninggal Qorina
Sekitar jam Amina
15.00 wita

Banjarmasin, 11 April 2019

Preseptor Akademik, Preseptor Klinik,

( Dewi Kartika Wulan, Ns.,M.Kep) ( Murjani, S.Kep.,Ns )

Anda mungkin juga menyukai