Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ETIKA PROFESI DAN HUKUM KESEHATAN

“TUGAS DAN WEWENANG TERAPIS GIGI DAN MULUT”

Dosen Pengajar :
Rasuna Ulfah,S.ST. M.Kes
NIP: 198208 21200312 2 002

Disusun Oleh :
Nama : Devita Annida Miryadi
NIM : P07125218091

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANJARMASIN
JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
TAHUN AKADEMIK
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah etika profesi dan hukum kesehatan ini.

Makalah ini telah di susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya
dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata saya berharap semoga makalah etika profesi dan hukum kesehatan
tentang tugas dan wewenang Terapis Gigi dan Mulut ini dapat membantu dan
memberikan manfaat ilmu pengetahuan maupun inpirasi dan dapat diterima dengan
baik oleh teman-teman pembaca di luar sana.
    
                                                                                    

Banjarbaru, April 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1. LATAR BELAKANG...................................................………………………1
1.2. RUMUSAN MASALAH...............................................................................1
1.3.TUJUAN.......................................................................................................1
1.4. MANFAAT...................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................2
2.1. PENGERTIAN TUGAS DAN WEWENANG ..............................................2
2.2. TUGAS DAN WEWENANG TERAPIS GIGI DAN MULUT .......................3
2.3. KUALIFIKASI TERAPIS GIGI DAN MULUT ..............................................3
2.4. HAK DAN KEWAJIBAN TERAPIS GIGI DAN MULUT .............................4
2.5. SANKSI TERHADAP PELANGGAR ..……...………………………….…5
BAB III PENUTUP................................................................................................…….6
3.1. KESIMPULAN..................................................................................………6
3.2. SARAN .....................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu tenaga kesehatan yang melakukan upaya kesehatan adalah


perawat gigi. Kewenangan perawat gigi untuk melakukan pekerjaannya adalah
kewenangan hukum (rechtsbevoegheid). Kewenangan hukum yaitu kewenangan
yang dimiliki oleh seorang tenaga kesehatan untuk melakukan pekerjaannya,
sehingga atas dasar kewenangan, inilah perawat gigi berhak melakukan pengobatan
sesuai dengan bidang keahliannya. Dalam hal ini perawat gigi memiliki
kewenangan yang berupa tugas pokok sebagai perawat gigi dan tugas limpah dari
dokter gigi maupun dari peraturan perundang-undangan dalam keadaan tertentu,
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2016
tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Terapis Gigi dan Mulut, bahwa perawat gigi
masuk dalam tenaga keperawatan. Dengan demikian, perawat gigi memiliki
kewenangan dalam melakukan tindakan medik atas dasar peraturan perundang-
undangan dan pelimpahan sebagian kewenangan dokter gigi. Penelitian yang
dilakukan yaitu menggunakan. Metode Penelitian yuridis Sosiologis (social-legal
approach), penelitian ini dilakukan di Kota Salatiga, Propinsi Jawa Tengah. Jenis data
dalam karya tulis ilmiah ini berupa data primer dan data sekunder di dukung dengan
data tersier. Hasil dari penelitian ini adalah kewenangan perawat gigi dalam melakukan
upaya pelayanan kesehatan keperawatan memiliki dua kewenangan yaitu kewenangan
atribusi dan kewenangan delegasi. Sanksi yang bisa diberikan kepada dokter gigi
maupun perawat gigi bisa berupa sanksi disiplin, administrasi, perdata dan pidana.

1.2 Rumusan Masalah

1. Pengertian tugas dan wewenang


2. Apa saja tugas dan wewenang Terapis Gigi dan Mulut
3. Kualifikasi Terapis Gigi dan Mulut
4. Hak dan kewajiban Terapis Gigi
5. Sanksi terhadap pelanggar

1.3 Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui tentang tugas dan wewenang
terapis gigi serta sanksi terhadap pelanggarnya.

1.4 Manfaat

Manfaat dibuatnya makalah ini adalah untuk memperluas wawasan,


pengetahuan, serta pemikiran kita tentang tugas dan wewenang kita sebagai
Terapis Gigi dan Mulut sehingga kita dapat mengetahui dan menggunakkan
pengetahuan kita akan tugas dan wewenang sebagai seorang Terapis Gigi dan
Mulut yang baik.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Tugas dan Wewenang
Secara umum Wewenang adalah Kekuasaan menggunakan sumbardaya untuk
mencapai tujuan organisasi dan secara umum tugas di definisikan sebagai kewajiban
atau suatu pekerjaan yg harus dikerjakan seseorang dalam pekerjaannya.
Di bawah ini dijabarkan pengertian wewenang bagi para ahli :
 Menurut Louis A. Allen dalam bukunya, Management and Organization :
Wewenang adalah jumlah kekuasaan (powers) dan hak (rights) yang
didelegasikan pada
suatu jabatan.
 Menurut Harold Koontz dan Cyril O’Donnel dalam bukunya, The Principles of
Management Authority adalah suatu hak untuk memerintah / bertindak.
 Menurut G.R.Terry: Wewenang adalah kekuasaan resmi dan kekuasaan pejabat
untuk menyuruh pihak lain supaya bertindak dan taat kepada pihak yang
memiliki wewenang itu.
 Menurut R.C.Davis dalam bukunya, Fundamentals of Management:
Authority/wewenang adalah hak yang cukup, yang memungkinkan seseorang
dapat menyelesaikan suatu tugas/kewajiban tertentu. Jadi, wewenang adalah
dasar untuk bertindak, berbuat dan melakukan kegiatan/aktivitas perusahaan.
Tanpa wewenang orang-orang dalam perusahaan tidak dapat berbuat apa-apa.

Sejauh ini tugas hanya diartikan menjadi sesuatu yg sudah sewajibnya dan
harus dilakukan bagi seorang individu dalam suatu pekerjaannya, mungkin saja dalam
aktifitas nya juga. Kesimpulan akhir bahwa tugas dan wewenang memang memiliki
perbedaan tetapi tetap dalam suatu hubungan seperti yg dikatakan oleh R.C Davis
bahwa tanpa wewenang orang-orang di dalam perusahaan tidak dapat berbuat apa-
apa. Dengan kata lain penyertaan tugas juga berhubungan dengan wewenang.

Wewenang di bagi menjadi tiga, yaitu:

1. Wewenang lini
Adalah wewenang dimana atasan melakukannya atas bawahannya langsung.
Yaitu atasan langsung memberi wewenang kepada bawahannya, wujudnya dalam
wewenang perintah dan tercermin sebagai rantai perintah yang diturunkan ke bawahan
melalui tingkatan organisasi.

2. Wewenang staff
Adalah hak yang dipunyai oleh satuan-satuan staf atau para spesialis untuk
menyarankan, memberi rekomendasi, atau konsultasi kepada personalia ini.
3. wewenang fungsional
Adalah wewenang anggota staf departemen untuk mengendalikan aktivitas
departemen lain karena berkaitan dengan tanggung jawab staf spesifik.

Di dalam definisi tugas dan wewenang di atas kita dapat membedakan antara
tugas dan wewenang. Tugas dapat diartikan bahwa merupakan suatu keharusan yang
harus dilakukan seorang individu. Sedangkan wewenang merupakan suatu aktifitas
dimana seseorang atau suatu posisi memanfaatkan sumber daya, maupun itu sumber
daya manusia sekalipun untuk mencapai tujuan yg diharapkan dari suatu organisasi .
tugas dan wewenang memiliki perbedaan yang jauh akan arti tetapi terlihat begitu
berhubungan satu sama lain. Tugas merupakan suatu yg wajib dikerjakan seorang
individu karna terjadinya suatu wewenang dari atasan yg berwenang yang hasil dari
tugas tersebut akan berguna bagi kemajuan suatu organisasi. Jadi dapat disimpulkan
bahwa wewenang akan menghasilkan sebuah tugas bagi seorang individu yg berada di
dalam jangkauan wewenang tersebut yg hasilnya akan mengakibatkan kemajuan yg
berarti bagi sebuah organisasi.

2.2 Tugas dan Wewenang Terapis Gigi dan Mulut

Tugas Pokok Terapis Gigi dan Mulut :


1. Pelaksana Layanan Asuhan Keperawatan Gigi Mampu berperan sebagai pelaksana
asuhan Keperawatan Gigi secara kompeten pada Keperawatan Gigi dan ilmu biomedik
di tingkat pelayanan kesehatan primer, sekunder,dan tersier.
2. Pendidik pada Layanan Asuhan Keperawatan Gigi Mampu berperan sebagai
pendidik (penyuluhan, anjuran, dan saran) pada pelayanan kesehatan promotif,
preventif, dan rehabilitatif.
3. Pengelola Pelayanan Keperawatan Gigi Mampu berperan sebagai pengelola sarana
dan prasarana pelayanan asuhan Keperawatan Gigi tingkat pertama (klinik,
Puskesmas) dan tingkat lanjutan (Rumah Sakit).

Wewenang Terapis Gigi dan Mulut : (PERMENKES 20 Th. 2016)


1. TGM yang menjalankan praktik keprofesiannya secara mandiri harus memasang
papan nama praktik.
2. Papan nama praktik paling sedikit memuat nama TGM, nomor STR, dan nomor
SIPTGM.

2.3 Kualifikasi Terapis Gigi dan Mulut


Kualifikasi Terapis Gigi dan Mulut
Pasal 2
Berdasarkan pendidikannya, Terapis Gigi dan Mulut dikualifikasikan sebagai berikut:
a) Terapis Gigi dan Mulut lulusan Sekolah Pengatur Rawat Gigi;
b) Terapis Gigi dan Mulut lulusan Diploma Tiga Kesehatan Gigi, Keperawatan Gigi
atau Terapis Gigi dan Mulut;
c) Terapis Gigi dan Mulut lulusan Diploma EmpatKeperawatan Gigi atau Terapis Gigi
dan Mulut.

2.4 Hak dan Kewajiban Terapis Gigi


Hak dan Kewajiban

Pasal 25 dalam peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 20 tahun 2016


tentang izin dan penyelenggaraan praktik Terapis Gigi dan Mulut.
Dalam melaksanakan praktik keprofesiannya, Terapis Gigi dan Mulut mempunyai hak
sebagai berikut:
a. memperoleh perlindungan hukum sepanjangmelaksanakan pekerjaannya sesuai
dengan standar profesi, standar pelayanan, dan standar prosedur operasional;
b. memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien dan/atau keluarga pasien;
c. melaksanakan tugas sesuai dengan kompetensi dan kewenangan;
d. menerima imbalan jasa profesi; dan
e. memperoleh jaminan perlindungan terhadap risiko kerja yang berkaitan dengan
tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 26 dalam peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 20 tahun 2016
tentang izin dan penyelenggaraan praktik Terapis Gigi dan Mulut.
(1) Dalam melaksanakan praktik keprofesiannya, Terapis Gigi dan Mulut mempunyai
kewajiban sebagai berikut:
a. menghormati hak pasien;
b. menyimpan rahasia sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
c. memberikan informasi tentang masalah kesehatan dan pelayanan yang dibutuhkan;
d. memperoleh persetujuan tindakan yang akan dilaksanakan kepada pasien;
e. melakukan rujukan untuk kasus di luar kompetensi dan kewenangannya sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
f. mematuhi standar profesi, standar pelayanan, standar prosedur operasional, dan
kode etik profesi.
(2) Terapis Gigi dan Mulut dalam menjalankan praktik keprofesiannya harus senantiasa
meningkatkan mutu pelayanan dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi melalui pendidikan dan pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya, yang
diselenggarakan oleh Organisasi Profesi atau pemerintah.

2.5 Sanksi terhadap pelanggar


Sanksi dan Pelanggaran Terhadap Tugas dan Wewenang Terapis Gigi dan Mulut
Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/
kota melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan praktik keprofesian
Terapis Gigi dan mulut dengan melibatkan Organisasi Profesi. Hal ini guna
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan gigi dan mulut, keselamatan pasien, dan
melindungi masyarakat dari segala kemungkinan yang dapat menimbulkan bahaya bagi
kesehatan.
Dalam rangka pengawasan, pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan
pemerintah daerah kabupaten/ kota dapat memberikan tindakan administratif kepada
Terapis Gigi dan Mulut yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan
penyelenggaraan praktik keprofesian Terapis Gigi dan Mulut.
Tindakan administratif tersebut mencakup:
a. Teguran lisan

b. Teguran tertulis

c. Pencabutan SIPTGM

Pemerintah daerah/ kota dapat memberikan sanksi berupa rekomendasi


pencabutan STRTGM terhadap Terapis Gigi dan Mulut yang melakukan praktik
keprofesiannya tanpa memiliki SIPTGM.
Pemerintah daerah/ kota dapat mengenakan sanksi teguran lisan, teguran
tertulis sampai dengan pencabutan izin Fasilitas Pelayanan Kesehatan kepada
pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang mempekerjakan Terapis gigi dan Mulut
yang tidak memiliki SIPTGM.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tugas dapat diartikan bahwa merupakan suatu keharusan yang harus dilakukan
seorang individu. Sedangkan wewenang merupakan suatu aktifitas dimana seseorang
atau suatu posisi memanfaatkan sumber daya, maupun itu sumber daya manusia
sekalipun untuk mencapai tujuan yg diharapkan dari suatu organisasi.
Tugas dan Wewenang seorang Terapis Gigi dan Mulut
1. Pelaksana Layanan Asuhan Keperawatan Gigi Mampu berperan sebagai pelaksana
asuhan Keperawatan Gigi secara kompeten
2. Pendidik pada Layanan Asuhan Keperawatan Gigi Mampu berperan sebagai
pendidik
3. Pengelola Pelayanan Keperawatan Gigi Mampu berperan sebagai pengelola sarana
dan prasarana pelayanan.
Wewenang Terapis Gigi dan Mulut : (PERMENKES 20 Th. 2016)
1. TGM yang menjalankan praktik keprofesiannya secara mandiri harus memasang
papan nama praktik.
2. Papan nama praktik paling sedikit memuat nama TGM, nomor STR, dan nomor
SIPTGM.
Kualifikasi Terapis Gigi dan Mulut
Pasal 2
Berdasarkan pendidikannya, Terapis Gigi dan Mulut dikualifikasikan sebagai berikut:
a) Terapis Gigi dan Mulut lulusan Sekolah Pengatur Rawat Gigi;
b) Terapis Gigi dan Mulut lulusan Diploma Tiga Kesehatan Gigi, Keperawatan Gigi
atau Terapis Gigi dan Mulut;
c) Terapis Gigi dan Mulut lulusan Diploma EmpatKeperawatan Gigi atau Terapis
Gigi dan Mulut.

Hak dan Kewajiban Terapis Gigi

Sanksi terhadap pelanggar


Dalam rangka pengawasan, pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan
pemerintah daerah kabupaten/ kota dapat memberikan tindakan administratif kepada
Terapis Gigi dan Mulut yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan
penyelenggaraan praktik keprofesian Terapis Gigi dan Mulut.
Tindakan administratif tersebut mencakup:
a. Teguran lisan

b. Teguran tertulis

c. Pencabutan SIPTGM

3.2 Saran
Sebaiknya setelah kita mengetahui tentang tugas, wewenang, hak dan

kewajiban serta sanksi pelanggar sebagai seorang Terapis Gigi dan Mulut agar dapat

lebih memahami dan bisa menerapkan ilmu tersebut dipekerjaan kita nanti sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

1. http://pebrianoramadhan.blogspot.com/2012/03/perbedaan-tugas-dan-

wewenang.html

2. https://dinkes.kedirikab.go.id/

3. https://www.scribd.com/doc/275311784/Tugas-Pokok-Perawat-Gigi

4. https://www.scribd.com/presentation/332228720/PERMENKES-20-tahun-

2016-Terapis-Gigi-dan-Mulut

Anda mungkin juga menyukai