PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah kesehatan pada ibu pasca persalinan menimbulkan dampak yang dapat meluas
ke berbagai aspek kehidupan dan menjadi salah satu parameter kemajuan bangsa dalam
kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Menurut WHO, 81% AKI akibat
komplikasi selama hamil dan bersalin dan 25% selama masa Post Partum.
Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia sampai saat ini masih cukup tinggi. Menurut
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) diperoleh AKI tahun 2012 sebesar 228 per 100.000 KH.
AKI yang tinggi menunjukkan rawannya derajat kesehatan ibu. Jumlah kasus kematian
ibu yang dilaporkan di Provinsi Lampung sampai dengan bulan Desember tahun 2012
sebanyak 178 kasus. terjadi peningkatan yang signifikan dibandingkan tahun 2011 yaitu 152
kasus. Penyumbang kematian terbanyak adalah Kota Bandar Lampung dengan kasus
terbanyak adalah eklampsia dan perdarahan, rata-rata penyebab kematian ibu adalah
perdarahan (23%), eklampsi 33%, infeksi 2%, dan kematian karena adanya penyakit-
Menurut jurnal Yayuk Norazizah & Luluk Hidayah 2013 Hasil penelitian menunjukkan
bahwa dari 16 responden (43,2%) yang mengalami putting susu tenggelam mayoritas
mayoritas ibu nifas yang tidak mengalami putting susu tenggelam yang pengetahuan cukup
11 responden (68,8%). Sedangkan hasil uji Chi-square didapatkan nilai p value 0.002. yang
berarti terdapat hubungan secara signifikan antara tingkat pengetahuan ibu dengan kejadian
putting susu tenggelam dengan nilai koefisien kontingensinya 0,504 yang berarti sedang.
Menurut Jurnal bidan stikespemkabjombang 2016 Post Partum Hari Ke6 Patient Kasus
1, ibu mengatakan bengkak pada kakinya berkuang. Berdasarkan hasil informasi dari
keluarga (ibu pasien) bahwa ibu sudah banyak beraktifitas, dan kalau tidur kaki sudah
ditinggikan, saat ibu kontrol Bidan juga mengatakan bengkak kaki sudah berkurang.
Sedangkan Kasus 2, ibu mengatakan tidak ada keluhan, ASI juga sudah keluar banyak.
Berdasarkan hasil informasi dari keluarga (ibu pasien) ASInya sudah keluar banyak dan ibu
selalu menyusui bayinya. Bidan juga membuktikan bahwa ASInya sudah keluar banyak saat
masalah, baik masalah ibu maupun pada bayi. Beberapa masalah masa nifas dalam
pemberian ASI yaitu kurang/ salah informasi, putting susu datar atau terbenam, putting susu
lecet, putting melesek (masuk kedalam), payudara bengkak, abses payudara (mastitis),
sindrom ASI kurang, bayi sering menangis, bayi binggung putting, bayi prematur, bayi
kuning, bayi kembar, bayi sakit, bayi sumbing, bayi dengan lidah pendek (lingual frenulum),
bayi yang memerlukan perawatan. (Dewi dan Sunarsih, 2012; hal. 37)
Dalam Jurnal Unissula 2012 : 1 Dalam masa nifas ini tidak sedikit ibu yang mengalami
problem kesehatan seperti nyeri, bengkak pada kaki ketidakmampuan menyusui, dan nutrisi.
Budaya dan mitos yang kadang kurang menguntungkan kesehatan ibu di masa nifas masih
menjadi problema. Kegagalan dalam fase ini memungkinkan ibu tidak memiliki kemampuan
kembali ke kondisi semula.Tindakan tirah baring dan senam pascanatal membantu proses
fisiologis ini secara perlahan. Ini adalah salah satu manfaat bila ibu menyediakan kesempatan
untuk senam pascanatal sebelum melahirkan. Meskipun ibu mungkin mengalami keletihan,
ketidaknyamanan dan tanggung jawab menjadi ibu, semua ini perlu dipandang secara positif
(Brayshaw,2007)
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
biopsikososios piritual pada ibu nifas normal dengan pendekatan proses kebidanan.
2. Tujuan Khusus
a. Menggambarkan konsep teori penyakit dan asuhan kebidanan pada Ny.x ibu nifas
normal
b. Mampu melaksanakan pengkajian status kesehatan pada Ny. X ibu nifas normal
secara komprehensif
c. Mampu menganalisis data hasil pengkajian pada Ny. X ibu nifas normal
d. Mampu merumuskan diagnosa kebidanan yang muncul pada Ny. X ibu nifas normal
e. Mampu merencanakan asuhan kebidanan yang sesuai dengan diagnosa yang muncul
Ruang lingkup penulisan studi kasus ini mengacu pada asuhan kebidanan Pada Ny.X
umur .. tahun ..1 hari ke.. post partum normal di BPM ….Pringsewu, yang telah dilaksanakan
D. Metode Penulisan
berbentuk studi kasus. Teknik pengambilan data pada kasus dengan pengamatan, wawancara,
pemeriksaan fisik, dokumentasi/ catatan perawatan, partisipasi aktif, dan studi kepustakaan.
E. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Konsep masa nifas meliputi (pengertian masa nifas. tujuan asuhan masa
nomenklatur kebidanan.
BAB III : TINJAUAN KASUS
BAB IV : PEMBAHASAN
BAB V : PENUTUP
TINJAUAN TEORI
Nifas (Puerperium) adalah masa mulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
(Puerperium) dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta dan berakhir selama 6 minggu
Masa nifas disebut juga masa post partum atau puerperium adalah masa atau
waktu sejak sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim, sampai enam
kandungan, yang mengalami perubahan seperti perlukaan dan lain sebagainya berkaitan
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi dan plasenta serta
selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum
Beberapa tahapan masa nifas adalah sebagi berikut : (Nanny dan Sunarsih, 2012; hal. 4):
a. Puerperium Dini
Yaitu kepulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri dan berjalan, serta
b. Pueperium Intermediate
Yaitu suatu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya sekitar 6-8
minggu.
c. Puerperium Remote
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama apabila ibu selama
Pada kebijakan program nasional masa nifas paling sedikit 4 kali kunjungan yang
dilakukan. Hal ini untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir serta untuk mencegah,
mendeteksi, dan menangani masalah-masalah yang terjadi antara lain sebagai berikut :
berlanjut.
3) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana
5) Meberi supervisi kepada ibu bagaimana teknik melakukan hubungan antara ibu
6) Menjaga bayi agar tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi. Bila ada bidan
atau petugas lain yang membantu melahirkan, maka bidan/petugas itu harus
tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama.
4) Memastikan ibu menyusui dengan benar dan tidak ada tanda-tanda adanya
penyulit.
5) Memberikan konseling pada ibu mengenai hal-hal berkaitan dengan asuhan pada
bayi.
1) Perubahan Uterus
Hal ini menyebabkan iskemia pada lokasi perlekatan plasenta sehingga jaringan
perlekatan antara plasenta dan dinding uterus mengalami nekrosis dan lepas
sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil. Mengenai tinggi fundus uterus
Berat Diameter
Tinggi Fundus
Involusi Uterus bekas melekat Keadaan serviks
Uteri
(gr) placenta (cm)
Bayi lahir Setinggi pusat 1000
Uri lahir 2 jari dibawah 750 12,5 Lembek
pusat
1 minggu Pertengahan 500 7,5 Beberapa hari
pusat-simfisis setelah PP dapat
2minggu Tak teraba diatas 350 3-4 dilalui 2 jari
simfisis akhir minggu
6 minggu Bertambah kecil 50-60 1-2 pertama dapat
dimasuki 1 jari
8 minggu Sebesar normal 30
a) Iskemia miometrium
Hal ini disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang terus menerus dari
dalam otot uterus. Enzim proteolitik akan memendekan jaringan otot yang
telah sempat mengendur hingga panjangnya 10 kali dari sebelu hamil dan
lebar 5 kali dari sebelum hamil yang terjadi selama kehamilan atau dapat
progesterone.
c) Efek oksitosin
suplai darah ke uterus. Proses ini membantu untuk mengurangi situs atau
masa nifas akna mengecil seperti sebelum hamil. (Nanny dan Sunarsih,2012;
hal.56)
3) Perubahan ligamen
yang mengakibatkan letak uterus menjadi retroflexi. Tidak jarang pula wanita
hal.57)
4) Perubahan serviks
terdapat pada serviks postpartum adalah bentuk serviks yang menganga seperti
corong. Bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri yang dapat mengadakan
antara korpus dan serviks uteri berbentuk semacam cincin. Warna serviks merah
hal.58)
5) Lochea
Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina
a) Lochea rubra (Cruenta) : berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban,sel-
sel desidua , verniks caseosa, lanugo dan mekonium, 2 hari pasca persalinan.
c) Lochea Serosa : berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-
14 pasca persalinan.
vagina dan hilangnya rugae. Vagina yang semula sangat teregang akan kembali
secara bertahap pada ukuran sebelum hamil selama 6-8 minggu setelah bayi lahir.
a) Suhu badan
Satu hari (24 jam)postpartum suhu badan akan naik sedikit (37,50C–
0
38 C). Akibat kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan, dan
kelelahan. Apabila keadaan normal, suhu badan menjadi biasa. Biasanya pada
hari ke-3 suhu badan naik lagi karena ada pembentukan ASI dan payudara
menjadi bengkak, berwarna merah karena banyaknya ASI. Bila suhu tidak
b) Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali per menit. Sehabis
c) Tekanan darah
d) Pernapasan
nadi. Bila suhu nadi tidak normal, pernapasan juga akan mengikutinya,
a) Diathesis
yang membuat jaringan jaringan tubuh bereaksi secara luar biasa terhadap
rangsangan rangsangan luar tertentu, sehingga membuat orang itu lebih peka
pada periode postpartum awal karena tekanan dasar panggul dan mengejan
selama proses persalinan. Jumlah sel-sel otot tidak berkurang banyak, namun
juga beberapa hari setelah itu, peritoneum yang membungkus sebagian besar
karena sebagai konsekuensi dari putusnya serat-serat elastis kulit dan distensi
nya harus di bantu dengan cara berlatih. Pasca persalinan dinding perut
Periode masa ini meruapakan waktu dimana ibu mengalami stress pasca
Periode ini diekspresikan oleh Reva Rubin yang terjadi pada tiga tahap berikut ini:
Periode ini terjadi 1 – 2 hari sesudah melahirkan. Ibu masih pasif dan sangat
tergantung pada orang lain, fokus perhatian terhadap tubuhnya, ibu lebih
Berlangsung 3-4 hari postpartum, ibu lebih berkonsentrasi pada kemampuan dalam
menerima tanggung jawab sepenuhnya terhadap perawatan bayi. Pada masa ini ibu
Dialam setelah ibu dan bayi di rumah. Ibu mulai secara penuh menerima tanggung
jawab sebagai “seorang ibu” dan menyadari atau merasa kebutuhan bayi sangat
d. Postpartum Blues
Postpartun blues atau sering juga disebut maternity blues atau sindrom ibu baru,
dimengerti sebagai suatu sindrom gangguan efek ringan pada minggu pertama
setelah persalinan dengan ditandai gejala-gejala berikut ini : (Dewi dan
Sunarsih,2012; hal.69)
1) Reaksi depresi/sedih/disforia
2) Sering menangis
3) Mudah tersinggung
4) Cemas
5) Labilitas perasaan
8) Kelelahan
9) Mudah letih
11) Mood mudah berubah, cepat menjadi sedih, dan cepat pula menjadi gembira
12) Perasaan terjebak dan juga marah terhadap pasangannya, serta bayinya
14) Pelupa
10%nya saja yang tidak mengalami perubahan emosi. Keadaan ini berlangsung
antara 3-6 bulan bahkan pada beberapa kasus terjadi selama 1 tahun pertama
kehidupan bayi.
7. Kebutuhan dasar ibu nifas
Periode post partum adalah waktu penyembuhan dan perubahan, waktu kembali
ke keadaan tidak hamil. Kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan ibu nifas antara lain
Nutrisi
Ibu nifas membutuhkan nutrisi yang cukup, gizi seimbang, terutama kebutuhan
protein dan karbohidrat. Gizi ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air
susu, yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Bila pemberian ASI
berhasil baik, maka berat badan bayi akan meningkat, integritas kulit baik, tonus otot,
serta kebiasaan makan akan memuaskan. Ibu menyusui tidaklah terlalu ketat dalam
mengatur nutrisinya dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayinya.
1) Kebutuhan kalori selama menyusui proporsional dengan jumlah air susu ibu yang
dihasilkan dan lebih tinggi selama menyusui dibanding selama hamil. Rata–rata
kandungan kalori ASI yang dihasilkan ibu dengan nutrisi baik adalah 70-100 ml
dan kira-kira 85 kal diperlukan oleh ibu untuk tiap 100 ml nyang dihasilkan. Rata-
rata ibu menggunakan kira-kira 640 kal/hari untuk 6 bulan pertama dan 510
kal/hari selama 6 bulan kedua untuk menghasilkan jumlah susu normal. Rata-rata
tubuh,proses prosuksi ASI, serta sebagai ASI itu sendiri yang akan dikonsumsi
terlalu asin, pedas atau berlemak, serta tidak mengandung alkohol, nikotin, bahan
menyusui. Jumlah ini hanya 16% dari tambahan 500 kal yang dianjurkan. Protein
diperlukan untuk pertumbuhan dan penggantian sel-sel yang rusak atau mati.
Sumber protein dapat diperoleh dari protein hewani dan protein nabati. Protein
hewani antara lain telur, daging, ikan, udang, kerang, susu, dan keju. Sementara,
protein nabati
3) Nutrisi lain yang diperlukan selama laktasi adalah asupan cairan. Ibu menyusui
dianjurkan minum 2-3 liter perhari dalam bentuk air putih, susu, dan jus buah
(anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui). Mineral, air dan vitamin
5) Minum kapsul Vitamin A (200.000 unit) sebanyak 2 kali yaitu 1 jam setelah
penderita keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya secepat mungkin untuk
berjalan. Pada persalinan normal sebaiknya ambulasi dikerjakan setalah 2 jam (ibu
c. Kebersihan diri
Pada masa post partum, seorang ibu sangat rentan terhadap infeksi. Oleh karena
itu, kebersihan diri sangat penting untuk mencegah terjadinya infeksi. Kebersihan
tubuh, pakaian, tempat tidur, dan lingkungan sangat penting untuk tetap dijaga.
(Saleha, 2009; hal. 73) Beberapa hal yang dapat dilakukan ibu post partum dalam
rileks dan istirahat yang cukup, terutama saat bayi sedang tidur. Kebutuhan istirahat
dan tidur harus lebih diutamakan daripada tugas-tugas rumah tangga yang kurang
penting. Istirahat juga member ibu energi untuk memenuhi kebutuhan makan dan
perawatan bayi sering tidak terduga. Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam
3) Menyebabkan depresi postpartum dan ketidak mampuan untuk merawat bayi dan
dirinya sendiri.
e. Seksual
Ibu yang baru melahirkan boleh melakukan hubungan seksual kembali setelah 6
minggu persalinan. Batas 6 minggu didasarkan atas pemikiran pada masa itu semua
luka akibat persalinan, termasuk luka episiotomy dan luka bekas section caesaria (SC)
biasanya telah sembuh dengan baik. Bila suatu persalinan diastikan tidak ada luka
atau perobekan jaringan, hubungan seksual telah boleh dilakukan 3-4 minggu setelah
proses melahirkan. Hubungan seksual aman dilakukan bila darah tidak keluar lagi dan
Pengeluaran ASI merupakan suatu interaksi yang sangat kompleks antara rangsangan
Dalam pembentukan air susu ada dua reflek yang membantu pembentukan dan
pengeluaran air susu yaitu reflek prolaktin dan reflek let down.
a. Reflek Prolaktin
kolostrum, namun jumlah kolostrum terbatas karena aktivitas prolaktin dihambat oleh
estrogen dan progesteron yang kadarnya memang tinggi. Setelah partus, lepasnya
plasenta dan kurang berfungsinya korpus lateum membuat estrogen dan progesteron
sangat berkurang, ditambah dengan adanya isapan bayi yang merangsang puting susu
dan kalang payudara yang akan merangsang ujung-ujuang saraf sensoris yang
faktor yang memacu sekresi prolaktin akan merangsang hiposis anterior sehingga
keluar prolaktin. Hormon ini mersangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk
membuat susu.
yang berasal dari isapan bayi ada yang dilanjutkan ke hiposis posterior
kontraksi pada uterus sehingga terjadi involusi dari organ tersebut. Kontraksi dari sel
akan memeras air susu yang telah diproduksi keluar dari alveoli dan masuk ke sistem
a. Kurang/salah informasi
h. Bayi sering menangis, Bayi binggung putting, Bayi prematur, Bayi kuning, Bayi
kembar, Bayi sakit, Bayi sumbing, Bayi dengan lidah pendek, dan Bayi yang
memerlukan perawatan
Putting yang kurang menguntungkan seperti ini sebenarnya tidak selalu menjadi
masalah. Secara umum, baik ibu tetap masih dapat menyusui bayinya dan upaya selama
narik putting, atau penggunaan breast shield dan breasht shell. Tindakan yang paling
efisien untuk memperbaiki keadaan ini adalah isapan langsung bayi yang kuat. Oleh
karena itu, sebaiknya tidak dilakukan apa-apa tunggu saja sampai nayi lahir. (Dewi dan
Sunarsih, 2012)
2) Biarkan bayi “ mencari ” putting kemudian menghisapnya. Bila perlu coba berbagai
posisi untuk mendapat keadaan yang paling menguntungkan. Rangsangan puting agar
3) Apabila puting benar-benar tidak bisa muncul, dapat ditarik dengan pompa putting
susu atau yang paling sederhana dengan sedotan spuit yang dipakai terbalik
4) Jika tetap mengalami kesulitan, usahakan agar bayi tetap disusui sedikit penekanan
pada aerola mammae dengan jari sehingga terbentuk dot ketika memasukkan puting
5) Bila terlalu penuh ASI, dapat diperas nterlebih dahulu dan diberikan dengan sendok
atau cangkir, atau teteskan langsung kemulut bayi. Bila perlu lakukan ini hingga 1-2
minggu
Perawatan payudara dilakukan atas beberapa indikasi, antara lain putting yang tidak
dilakukan dengan benar dan teratur akan terlihat indah danmemudahkan si kecil
mengkonsuimsi ASI.pemeliharaan ini juga merangsang produksi ASI dan mengurangi
1) Siapkan alat dan bahan Letakkan alat dan bahan secara ergonomis
2) Lakukan informed consent. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan sampai klien
3) Cuci tangan. Biasakan mencuci tangan sebelum tindakan dibawah air mengalir
Dalam pengurutan posisi tangsn kanan kearah sisi kanan dan tangan kiri kearah sisi
kiri
pengurutan kedepan lalu kedua tangan dilepaskan dari payudara, ulangi gerakan 20-
Sokong payudara kiri dengan tangan kiri, lalu tiga jari tangan kanan membuat
gerakan memutar sambil menekan mulai dari pangkal payudara sampai pada putting
susu. Lakukan tahap yang sama pada payudara kanan, lakukan dua kali gerakan pada
tiap payudara.
9) Sokong payudara dengan sisi kelingking. Sokong payudara dengan satu tangan,
sedangkan tangan yang lain mengurut payudara dengan sisi kelingking dari arah tepi
kearah putting susu. Lakukan tahap yang sama pada kedua payudara. Lakukan
11) Lap payudara ibu dengan handuk kecil. Gunakan handuk kering untuk mengelap
a. Valume darah
(edema fisiologis). Kehilangan darah merupakan akibat penurunan volume darah total
yang cepat, tetapi terbatas. Setelah itu terjadi perpindahan normal cairan tubuh yang
menyebabkan volume darah menurun dengan lambat. Pada minggu ke-3 dan ke-4
setelah bayi lahir, volume darah biasanya menurun sampai mencapai volume darah
sebelum hamil. Pada persalinan pervaginam, ibu kehilangan darah sekitar 300-400 cc.
Bila kelahiran melalui SC, maka kehilangan darah dapat dua kali lipat. Perubahan
berikut :
materal 10-15%.
Senam nifas adalah senam yang dilakukan sejak hari pertama melahirkan setiap hari
sampai hari yang kesepuluh, terdiri dari sederetan gerakan tubuh yang dilakukan untuk
1) Senam sirkulasi
Jenis senam ini harus dilakukan sesering mungkin setelah persalinan enam
sirkulasi lain. Senam dapat dilakukan ditempat tidur beberapa kali setiap bangun
tidur dan harus dilanjutkan sampai ibu mampu mobilisasi total dan tidak ada
profunda.
a) Senam kaki
Duduk atau berbaring dengan posisi lutut lurus. Tekuk lalu regangkan secara
b) Mengencangkan kaki
Duduk atau berbaring dengan kaki lurus. Tarik kedua kaki keatas pada
pergelangan kaki dan tekankan bagian belakang lutut ketempat tidur. Tahan
posisi ini dalam hitungan lima, bernapaslah secara normal, lalu relaks. Ulangi
c) Napas dalam
pemompaan digfragma pada vena inferior dan harus diulangi beberapa kali
2) Dasar panggul
mencegah masalah. Namun, kontraksi dan relaksasi otot-otot ini juga membantu
edema.
Kencangkan anus seperti menahan defeksi, kerutkan uretra dan vagina juga
13. Diagnostik
a. Pemerikasaan Hemoglobin
14. Kebutuhan
Dalam bagian ini bidan menentukan kebutuhan pasien berdasarkan keadaan dan
15. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah
dilihat dari kondisi pasien atau dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi juga berkaitan
dengan kerangka pedoman antisipasi bagi wanita tersebut yaitu apa yang akan terjadi
berikutnya.
Penatalaksanaan atau tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi putting susu
tenggelam adalah perawatan payudara : (Dewi dan Sunarsih, 2012; hal. 29)
a. Kenakan bra untuk menjaga bentuk payudara tetap indah. Pilih ukuran bra yang
b. Bersihkan secara rutin daerah seputar putting susu dengan kapas yang dibasahi air
hangat.
c. Oleskan minyak zaitun pada payudara untuk menjaga kelembapan. Agar hasilnya
lebih maksimal, lakukan pemijatan ringan dengan gerakan lembut. Lakukan senam
menghadapi kimen meliputi tujuh langkah, agar mengetahui orang lain apa yang telah
dilakukan oleh seorang bidan melalui proses berfikir sitematis, maka didokumentasikan
1. S (Subjektif)
anamnesa tanda gejala subjektif yang diperoleh dan hasil bertanya dari pasien, suami atau
kehamilan, riwayat persalinan, riwayat KB, penyakit, riwayat penyakit keluarga, riwayat
2. O (Objektif)
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan fisik klien, hasil lab dan tes
diagnosttic lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung assesment. Tanda
gejala objektif fokus untuk mendukung assesment yang diperoleh dari hasil pemeriksaan
(tanda KU, vital sign, fisik, khusus kebidanan, pemeriksaan dalam, laboratorium dan
Masalah atau diagnosa yang ditegakkan berdasarkan data atau informasi subjektif dan
objektif yang dikumpulkan atau disimpulkan. Karena keadaan pasien terus berubah dan
selalu ada informasi baru baik subjektif maupun objektif, dan sering diungkapkan secara
4. P ( Planning)
Assesment SOAP untuk perencanaan, implementasi dan evaluasi dimasukkan dalm (P).
C. Nomenklatur Diagnosis