Anda di halaman 1dari 1

Bagaimana Perusahaan Menggambil Keputusan Pendanaan

Hutang dapat memberikan manfaat bagi pemilik perusahaan, selama pembayaran bunga bisa
dipergunakan untuk mengurangi beban pajak. Namun manfaat akan di penalty oleh biaya kebangkrutan,
di mana perusahaan menggunakan hutang untuk meminimumkan biaya modal. Ada beberapa faktor
yang menyebabkan hal tersebut, yaitu:

v Perusahaan akan enggan melakukan financing dicisions smata-mata untuk penggantian sumber dana
karena adanya biaya penerbitan yang cukup berarti.

v Perusahaan mungkin tidak bisa menaksir besarnya biaya modal sendiri (berlaku untuk perusahaan
yang tidak menerbitkan sahamnya ke pasar modal).

v Hutang mungkin diperoleh dari pasar keuangan yang tidak kompetitif, dalam arti biaya hutang yang
ditawarkan oleh pihak yang menyediakan kredit lebih tinggi dari bunga obligasi.

Sehingga diperlukan alat-alat analisis lain yang bisa dipergunakan untuk menyimpulkan apakah
penggunaan hutang bisa dipertanggungjawabkan tau tidak. Analisis ini meliputi analisis rentabilitas dan
analisis likuiditas.

Cara-cara perusahaan mengambil keputusan pendanaan:

1) Rasio hutang yang digunakan perusahaan-perusahaan yang terdaftar di pasar modal cukup tinggi.
Di Indonesia hal ini disebabkan karena biaya kebangkrutan mungkin dinilai relatif rendah dan belum
tersedianya sarana untuk menghimpundana dalam bentuk modal sendiri.

2) Perubahan komposisi hutang mempunyai dampak terhadap harga saham. Di mana perubahan
leverage ini menimbulkan perusahaan memperoleh abnormal return positif dan abnormal return
negatif. Abnormal return positif berarti keuntungan yang diperoleh pemodal lebih besar dari
keuntungan yang seharusnya, sehinngga peningkatan leverage dinilai memberikan manfaat bagi
pemodal (dalam bentuk penghematan beban pajak) dan juga itu berarti menunjukkan bahwa biaya
kebangkrutan tidak terlalu besar karen penghematan pajak lebih besar dari kerugin karena mungkin
munculnya biaya kebangkrutan.

3) Ada perbedaan leverage yang digunakan oleh industri yang berbeda. Apabila suatu industri
mempunyai Debt to Equity Ratio(DER) lebih dari satu artinya hutangnya lebih besar dari modal sendiri,
maka kemungkinan industri tersebut mempunyai resiko usaha yang lebih kecil sehingga berani
menggunakan proporsi hutang yang lebih besar.

Anda mungkin juga menyukai