Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PEMASANGAN HANDSCOON STERIL

DOSENPENGAMPU
Sri Hayati, S.Kp., M.Kep

DISUSUN OLEH

Nama NIM
Herlina Rosmayanti 88190021
Juliana Fatimah 88190001
Nabila Afillia 88190016
Salsabila Firdaus 88190020
Shinta Puspitasari 88190010
Vani Monica 88190014

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

ARS UNIVERSITY BANDUNG

2019/2020
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur kami ucapkan kepada Alloh SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayahNya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Startegi Komunikasi” dengan sebaik- baiknya. Makalah yang berjudul Strategi Komunikasi
ini berisikan penjelasan tentang pengertian Strategi komunikasi,tahapan Komunikasi, dan
komponen dalam strategi komunikasi.

Dalam m e n y u s u n m a k a l a h i n i , k a m i j u g a m e n g g u n a k a n b e b e r a p a
s u m b e r s e b a g a i   referensi kami dari buku dan website. Kami sebagai penulis makalah ini
menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, oleh karena, itu saran dan kritik dari
pembaca kami harapkan agar kamidapat memperbaiki kesalahan dan kekurangan kami
dikemudikan hari. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................I

DAFTAR  ISI.........................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah....................................................................................1


B. Tujuan................................................................................................................2 

BAB II  PEMBAHASAN

A. Definisi Tindakan..............................................................................................3 
B. Tujuan Tindakan................................................................................................3 
C. Indikasi Tindakan..............................................................................................3 
D. Kontra Tindakan................................................................................................4
E. Persiapan Tindakan............................................................................................4
F. Persiapan alat.....................................................................................................4
G. Persiapan lingkungan.........................................................................................4
H. Persiapan pasien.................................................................................................5
I. Prosedur tindakan..............................................................................................5 
J. Evaluasi..............................................................................................................7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................................8 
B. Saran..................................................................................................................8 

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9

II
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lingkungan Rumah Sakit dapat mengandung berbagai dampak negatif yang dapat
mempengaruhi derajat kesehatan manusia terutama pekerjanya. Dalam indonesia 2010,
lingkungan yang diharapkan adalah yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat. Cara
pengendalian dapat dilakukan untuk mengurangi bahaya di lingkungan kerja dimana cara
terbaik adalah dengan menghilangkan bahaya atau penutup sumber bahaya tersebut itu bila
mungkin,tetapi sering bahaya tersebut tidak dapat sepenuhnya dan dikendalikan oleh karena
itu di butuhkan usaha pencegahannya dengan menggunakan beberapa alat pelindung diri
( Sam’mul; ILO genevo, 1985 ).

Alat pelindung diri perorangan adalah alat yang digunakan seseorang dalam melakukan
pekerjaannya, yang dimaksud untuk melindungi dirinya dari sumber bahaya tertentu baik
yang berasal dari pekerjaan maupun lingkungan  kerja dan berguna dalam usaha untuk
mencegah atau mengurangi kemungkinan cidera atau cacat. (Syukri, 1982). Alat pelindung
diri terdiri dari sarung tangan, masker, penutup kepala, gaun pelindung / celemek, dan sepatu
pelindung.

Salah satu alat pelindung diri (ADP) yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya
kontaminasi antara perawat dengan pasien adalah sarung tangan. Pengunaan APD seperti
sarung tangan sangatlah mutlak dilakukan, disamping pengunaan alat-alat medis yang steril
dalam setiap pemberian tindakan perawatan. Meskipun terkesan sebagai alat yang sederhana,
namun sarung tangan harus dipakai dalam  setiap tindakan medis invasif. Pemakaian sarung
tangan bertujuan untuk melindungi tangan dari kontak dengan darah, semua jenis cairan
tubuh, sekret dan selaput lendir. Tahun 1889 sarung tangan diperkenalkan pertama kalinya
sebagai salah satu prosedur perlindungan dalam melakukan  tindakan medis. Selain
melindungi petugas kesehatan, sarung tangan juga mengurangi penyebaran infeksi pada
pasien, (DepKes, 2003).

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara memasang handscoon steril
2. Melindungi tangan dari kontak darah,semua jenis cairan tubuh,secret, eksreta , selaput
lendir pasien dan benda yang terkontaminasi.

1
3. Sarung tangan harus selalu dipakai oleh setiap petugas sebalum kontak dengan darah
atau semua jenis cairan tubuh, sekret, ekskreta dan benda yang terkontamina

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Tindakan

Sarung tangan steril dapat dipasang dengan menggunakan metode terbuka atau metode
tertutup. Metode terbuka merupakan metode yang paling sering digunakan di luar ruang
operasi, karena untuk metode tertutup perawat perlu mengenakan gaun steril terlebih dahulu.
Sarung tangan dikenakan pada banyak prosedur untuk memungkinkan perawat memegang
benda-benda steril secara bebas dan mencegah klien yang beresiko menjadi terinfeksi (mis,
klien yang memiliki luka terbuka ) oleh mikroorganisme yang berasal dari tangan perawat.

Sarung tanaan steril dikemas dengan manset dan telapak tangan menghadap ke atas ketika
kemasan dibuka. Pada kemasan biasanya tertulis ukuran sarung tangan (mis, ukuran 71/2 atau
ukuran medium ). Sarung tangan lateks dan vinil dapat digunakan untuk melindungi perawat
ketika kontak dengan darah dan cairan tubuh. Sarung tangan lateks lebih fleksibel daripada
vinil, berbentuk seperti tangan pemakaiannya, memungkinkan pemakaian bebas bergerak,
dan memiliki keistimewaan tambahan yaitu dapat menutup secara otomatis bila ada lubang
tusukan yang kecil.

Akan tetapi pemberi perawatan dan klien yang memiliki alergi terhadap lateks kini
semakin bertambah. Oleh karena itu, sarung tangan nonlateks yang memiliki ciri khas sama
harus tersedia. Sarung tangan vinil harus digunakan untuk tugas-tugas yang tidak
mementingkan material sarung tangan, tugas yang memerlukan ketelitian minimal, dan tugas
yang memiliki resiko minimal terpajan patogen.

B. Tujuan tindakan
1. Mengurangi resiko petugas terkena infeksi bakterial dari klien.
2. Mencegah penularan flora kulit petugas pada klien.
3. Mengurangi kontaminasi tangan petugas dengan mikroorganisme yang dapat
berpindah dari klien satu ke klien yang lainnya.
C. Indikasi Tindakan
1. Kontak /diperkirakan kontak dengan darah dll.
2. Tindakan yang berhubungan dengan jumlah darah yang banyak seperti tindakan
operasi, pertolongan pada persalinan.

3
3. Sarung tangan tidak digunakan untuk tindakan yang kemungkinan tidak terpajan
darah atau cairan tubuh seperti memandikan pasien dengan kulit normal,memberi
makan pasien, membantu untuk jalan.
D. Kontra Tindakan
Pengertian : Memasang sarung tangan tanpa memperhatikan sterilitas.
Tujuan : Mencegah transmisi kuman dan melindungi individu
 Persiapan :
Alat-alat :
1. Sarung tangan tidak steril.
2. Tempat barang – barang kotor.
E. .   Persiapan Tindakan
1. Persiapan perawat.
 Sarung tangan yang digunakan harus sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan.
 Kuku dijaga agar selalu pendek.
 Lepas cicin dan perhasan lain.
 Cuci tangan sesuai dengan prosedur
F.     Persiapan Alat
 Sarung tangan steril.
 Wastafel/air mengalir untuk cuci tangan.
 Sabun.
G. Persiapan Lingkungan
1. Bersihkan dan keringkan permukaan datar untuk area steril.
2. Jaga agar binatang peliharaan tidak masuk ke area ketika area tersebut dipersiapkan
untuk prosedur dan pada saat pelaksanaa prosedur steril
3. Buang semua benda yang kotor kedalam kantong yang kedap air. Periksa kebijakan
intitusi tentang cara membuang sampah medis.
4. Pindahkan semua peralatan dari rumah atau dari tempat lain yang secara tidak sengaja
dapat ditemukan oleh orang lain. Peralatan yang baru atau telah digunakan mungkin
tajam atau dapat menyebabakan cidera . peralatan yang telah digunakan dapat
menularkan infeksi. Periksa kebijakan intitusi tentang cara membersihkan suplai
peralatan yang dapat digunakan kembali dan cara membuang peralatan sekali pakai.
5. Jika perlu ajarkan klien atau anggota keluarga tentang prinsip-prinsip menggunkan
area steril. 

4
H. Persiapan Pasien
1. Pasien dan keluarga diberikan penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukanMembebaskan pakaian pasien bagian atas.
2. Atur posisi pasien dengan kebutuhan (duduk/telentang untuk keadaan umum lemah).
3. Tanyakan pada pasien apa mau BAK/BAB sebelum dimandikan (jika, ya, maka awali
tindakan prosedur menolong BAK/BAB).
4. Tanyakan apa pasien menggunakan sabun/tidak.
5. Alat-alat didekatkan ke tempat tidur pasien.
I. Prosedur Tindakan

Pelaksanaan :

1. Jelaskan kepada klien tentang apa yang akan anda lakukan,mengapa hal tersebut perlu
dilakukan,dan bagaimana klien dapat bekerja sama  selama prosedur.diskusikan
bagaimana hasilnya akan digunakan dalam merencanakan perawatan atau terapi
selanjutnya.
2. Observasi  prosedur pengendalian infeksi yang tepat.
3. Berikan privasi klien.
4. Buka  kemasan sarung tangan steril.
 Letakkan kemasan sarung tangan steril pada permukaan yang kering dan bersi.
Setiap  kelembapan pada permukaan dapat mengontaminasi sarung tangan.
 Beberapa sarung tangan memiliki kemasan dalam dan kemasan luar.
Bukan  kemasan luar tangan mengontaminasi sarung tangan atau
mengontaminasi kemasan dalam.
 Lepaskan kemasan dalam dari kemasan luar.
 Buka kemasan bagian dalam seperti dijelaskan dalam langkah ke-4.atau sesuai
dengan petunjuk pabrik membuat sarung tangan tersebut.beberapa pabrik
memberikan urutan petunjuk untuk membuka tutup kemasan dan dapat juga
dengan menarik setrip yang terlipat.apabilah tidak ada setrip untuk membuka
kemasan, tarik bagian kemasan sehinggah jari tidak menyentuh permukaan
bagian dalam. Permukaan bagian dalam, yang dekat dengan sarung tangan
steril, akan tetap steril.
5. Pasang  sarung tangan pertama di tangan yang dominan .
 Apabilah sarung dikemas dalam posisi berdampingan .ambil sarung tangan
untuk tangan dominan dengan memegang bagian tepi lekukan manset(sisi
5
telapak tangan)dengan ibu jari dan jari telunjuk dari tangan nondominan.
Sentuh hanya bagian dalam manset. Tangan  tidak steril. Dengan hanya
menyentuh bagian dalam sarung tangan, perawat mencegah mengontaminasi
bagian luar sarung tangan. Gunakan  tangan yang berlawanan dengan sarung
tangan.
 Masukkan tangan dominan ke dalam sarung tangan, lalu tarik ke atas sarung
tangan tersebut pertahankan agar ibu jari ari tangan yang akan
dimasukkan  kedalam sarung tangan. Apabila ibu tetap berada diatas kelopak
tangan, kemungkinanan untuk mengontaminasi bagian luar sarung tangan
berkurang.
 Biarkan manset terlipat ke bawah.
6. Pasang sarung tangan kedua di tangan non-dominan
 Ambil sarung tangan yang lain dengan tangan yang telah terpasang sarung
tangan, masukkan jari bersarung tangan ke bawah manset dan pertahankan ibu
jari bersarung tangan berada di atas telapak yang bersarung tangan. Ini kan
mencegah kontaminasi sarung tangan oleh tangan yang tidak memakai sarung
tangan.
 Pasang dan tarik ke atas sarung tangan kedua dengan hati-hati. Pertahankann
ibu jari bersarung tangan berada sejauh mungkin dari telapak tangan yang
bersarung tangan. Pada posisi ini, kemungkinan ibu jari yang bersarung tangan
menyentuh lengan sehingga terkontaminasi menjadi berkurang.
 Atur setiap sarung  tangan sehingga sarung tangan pas di tangan, dan selipkan
jari ke bawah manset, kemudian  geser manset ke atas (ke arah lengan) secara
hati-hati.
7. Lepas dan buang sarung tangan yang telah dipakai.
 Tidak ada teknik khusus untuk melepaskan sarung tangan steril. Apabilah
sarung tangan kotor oleh sekresi tubuh, lepaskan sarung tangan  dengan
membalikannya.

6
8. Dokumentasikan bahwa teknik steril telah digunakan dalam pelaksnaan prosedur.
J. Evaluasi Tindakan
1. Sarung tangan terpakai dengan baik.
2. Tidak terjadi kontaminasi.
3. Sarung tangan sesuai ukuran.
4. Sarung tangan tidak robek.
5. Lingkungan rapih dan bersih.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa dalam pemasangan sarung tangan ( handscoon) yang steril


harus dilakukan dengan benar dan baik sesuai dengan prosedur agar tidak terjadinya hal-hal
yang tidak di inginkan seperti terkena infeksi dan cacat. Oleh karena itu dalam penggunaan
handscoon sangat diperlukan dalam melakukan tindakan medis. Selain melindungi petugas
kesehatan, sarung tangan juga mengurangi penyebaran infeksi pada pasien, (DepKes, 2003).

B. Saran

Disarankan untuk para pembaca untuk dapat memahami isi dari makalah yang kami buat.
Kami membuat makalah ini dengan penuh kesabaran, ketelitian, ketekunan. Maka, kami
mengetahui isi dari makalah ini agar menambah pengetahuan bagi para pembaca.

8
DAFTAR PUSTAKA

http://kampusbeda.blogspot.com/2015/10/memakai-sarung-tangan-steril.html?m=1

http://enyretnaambarwati.blogspot.com/2009/12/memakai-sarung-tangan-steril.html?m=1

http://infuset.blogspot.com/2019/08/sop-memasang-memakai-sarung-tangan-handscoon-
steril.html?m=1

https://www.google.com/amp/s/dokumen.tips/amp/documents/sop-prosedur-pemakaian-
sarung-tangan-steril.html

http://septinas.blogspot.com/2012/06/prosedur-mengenakan-melepas-sarung.html

Anda mungkin juga menyukai