Jurusan Pendidikan Olahraga FIK Universitas Negeri Makassar Jln. Wijaya Kusuma Raya No.14,
Kampus Banta-bantaeng Kode Pos 90222, Tlp. (0411) 872602
Abstract: Obesitas dan Olahraga. Pengaruh yang ditimbulkan sebagai akibat dari
obesitas adalah sebagai berikut: Kegemukan memberikan beban psikologis, Menambah
tekanan darah, menambah hiperkolesterolemia, menambah kemungkinan diabetes,
menambah resiko kanker, menambah resiko kematian, menambah resiko penyakit
pembuluh jantung koroner. Aktivitas fisik (olahraga) sangat berpengaruh terhadap
terpeliharanya kapasitas organ-organ faal tubuh. Terpeliharanya kapasitas organ-organ
faal tubuh akan dapat memperlancar semua system yang terdapat didalam tubuh. Khusus
berfungsinya secara baik organ-organ system pencernaan akan dapat memperlancar
proses metabolisme sehingga penimbunan lemak maupun asam laktat yang berlebihan
dapat dikurangi. Dengan penimbunan lemak dan asam laktat yang sedikit maka akan
dapat mengurangi terjadinya obisitas.
Seiring dengan meningkatnya taraf sekali terutama dalam hal-hal yang dapat
kesejahteraan masyarakat, jumlah penderita menurunkan aktivitas mereka yang
kegemukan (overweight) dan obesitas berpengaruh terhadap penurunan kualitas
cenderung meningkat. Di Indonesia, kerja. Tersedianya teknologi tinggi akan
masalah kesehatan yang diakibatkan oleh dapat mengurangi aktiviats fisik seseorang
gizi lebih ini mulai muncul pada awal sehingga membuat seseorang akan menjadi
tahun 1990-an. Peningkatan pendapatan malas untuk melakukan aktivitas fisik.
masyarakat pada kelompok sosial ekonomi Kemajuan di bidang perekonomian
tertentu, terutama didaerah perkotaan, dan meningkatnya daya beli masyarakat
menyebabkan adanya perubahan pola cenderung merubah pola masyarakat dalam
makan dan pola aktifitas yang mendukung mengkonsumsi makanan. Pada umumnya
terjadinya peningkatan jumlah penderita mengkonsumsi makanan yang sesuai
kegemukan dan obesitas (Sunita Almatsier, dengan selera, karena apa yang mereka
2004). sukai dapat dijangkau oleh kantong mereka
Permasalahan kegemukan atau di dan gampang didapat. Kemudahan-
kenal dengan obesitas adalah masalah kemudahan dalam memperoleh sesuatu
utama yang dihadapi di jaman modern ini akan memberikan peluang pada seseorang
terutama sekali bagi negara-negara maju. terjadinya kemalasan. Kemalasan dalam
Banyak di kota-kota besar kita lihat bapak- melakukan aktivitas fisik atau olahraga dan
bapak maupun ibu-ibu yang dipapah oleh pola makan yang tidak sesuai dengan
orang lain dalam berjalan karena otot-otot proporsi kerja tubuh merupakan factor
tungkainya tidak mampu menopang berat utama penyebab obesitas. Kelebihan berat
badan yang berlebihan. Dengan semakin badan atau kegemukan (obesitas) akan
maju teknologi serta makin berkembangnya sangat memberikan peluang terganggunya
perekonomian dan meningkatnya daya beli berbagai kerja organ-organ fisiologis
masyarakat akan membawa dampak yang sehingga berakibat terhadap terganggunya
sangat luas baik dari segi positif maupun kesehatan seseorang.
dari segi negative. Dari satu sisi manusia Di jaman modern ini berbagai
sangat merasa terbantu dan menjadi mudah usaha telah dilakukan oleh manusia untuk
untuk mendapatkan sesuatu dengan mengatasi obesitas tersebut. Mulai dari
berkembangnya alat transportasi, dan alat- melakukan berbagai penelitian tentang
alat rumah tangga yang menggunakan berbagai hal yang berhubungan dengan
teknologi tinggi. Namun di sisi lain tanpa permasalahan obesitas sampai pada
disadari hal ini akan sangat merugikan penyediaan resep-resep yang dapat
10
Mappaompo, Obesitas dan Olahraga 11
bebas dari jaringan lemak untuk diubah aktivitas aerobik adalah merupakan
menjadi glikogen dan meningkatnya aktivitas yang terpenting untuk semua
aktivitas enzim yang terlibat dalam orang, tidak pandang umur, jenis kelamin,
transportasi dan pemecahan asam laktat. tingkat kesehatan, kebugaran atau setatus
Banyak lemak yang teroksidasi berarti sosial ekonomi. Latihan-latihan aerobik
pengurangan penumpukan asam laktat. juga merupakan latihan yang paling efektif
Hippocrates seorang yang dikenal untuk mengurangi kegemukan kalau
sebagai bapak ilmu kedokteran, berkata dilakukan dengan benar. Latihan-latihan
2400 tahun yang lalu, “orang gemuk yang aerobik yang dimaksud adalah; berjalan,
ingin mengurangi berat badan harus jogging, berenang, bersepeda, menari,
berolahraga dengan perut kosong dan permainan dengan bola dan raket (seperti;
duduk untuk berbicara, sementara masih bulu tangkis, basket, squash, tenis).
terengah-engah”. Pandangan tersebut Menurut C.K. Giam (1993), Bagi mereka
mempunyai makna yang penting sampai yang cukup sehat dan memiliki kebugaran
sekarang ini, bahwa olahraga adalah cara yang baik petunjuk resep “FITT” dapat
yang baik untuk mengurangi berat badan. memberikan manfaat yang maksimal
Beberapa penelitian mengenai hubungan (terutama kebugaran erobik) dan resiko
olahraga dan mereka yang kegemukan minimal. Berikut dikemukakan resep
ternyata menunjukkan hasil yang lebih baik “FITT” bagi mereka yang cukup bugar dan
dari pada hanya mengurangi makanan. sehat: F = Frekuensi : 3 sampai 5 kali
Misalnya, penelitian atas mahasiswa yang seminggu (2 hari sekali bila 3 kali
kegemukan menunjukkan bila mereka seminggu). I = Intensitas: Kurang lebih 60-
mengurangi makanannya untuk 1200 85% dari denyut jantung maksimal. Ini
kalori, mereka akan kehilangan 1,36 kg umumnya latihan dilakukan sampai
dalam waktu seminggu. Tetapi mereka berkeringat dan bernapas dalam tanpa
yang jalan 2 jam perhari dengan kecepatan menimbulkan sesak napas atau timbul
5 km per jam untuk mengurai berat badan keluhan (seperti nyeri dada atau pusing). T
dalam beberapa tahun akan lebih berhasil. = Tipe (macam): Suatu kombinasi dari
Mereka mulai gerak badan dengan jalan latihan aerobik dan aktivitas
kaki. Hari demi hari mereka menambah kalestenik. Pilihan aktivitas atas dasar
waktu dan jarak jalan kakinya, sampai selera, keadaan kebugaran, tersedianya
mencapai waktu 40 menit atau 3 km fasilitas, dan kemampuan. T = Time
perhari. Setahun kemudian 11 orang yang (waktu): 15-60 menit latihan aerobik secara
terus bertahan telah berhasil mengurangi terus menerus. Sebelumnya didahului 3-5
berat badannya sampai 10 kg. Seorang laki- menit pemanasan dan diakhiri oleh 3-5
laki setengah baya yang kegemukan, menit pendinginan berupa latihan
dengan lari 4,5 km perhari dalam waktu 3 kalestenik. C.K. Giam (1993), juga
kali seminggu akan mengurangi berata memberikan contoh latihan resep “FITT”
badannya sebanyak 5 kg. Dengan tanpa untuk seseorang yang sangat tidak bugar; F
mengurangi jumlah makan. = Frekuensi: Beberapa kali sehari, I =
Intensitas : Sangat rendah, misalnya kurang
Petunjuk Berolahraga yang Aman dari 60% dari denyut jantung maksimal. T=
Tipe : Berjalan pelan di tempat datar
Banyak di antara mereka yang dengan jarak aktivitas pendek dan latihan
melakukan olahraga belum mengetahui kalestenik ringan, T = Time : Kurang dari
apakah aktivitas yang dilakukan tersebut 15 menit latihan aerobik ringan
sudah dapat merangsang organ-organ ataukalestenik. Bila timbul tanda-tanda
fisiologis atau belum, ataukah latihan yang tidakdiinginkan (seperti nyeri dada,
olahraga yang mereka lakukan itu justru sesak napas) hentikan latihan. Bila
dapat merusak orga-organ fisologis dan bertambah baik dan kondisinya juga
anatomis mereka. Hal inilah yang sering membaik dapat ditingkatkan frekuensi,
dilupakan oleh seseorang dalam melakukan intensitas, macam dan waktu latihan.
aktivitas olahraga. Dari hasil penelitian, Sedangkan menurut teori Katch dan
C.K. Giam (1993), berpendapat bahwa, McArdle yang dikutip oleh Harsono
14 Jurnal ILARA, Volume I, Nomor 2, Desember 2010, hlm. 10 -16
Mappaompo, Obesitas dan Olahraga 14
(1988), cara pengukuran intensitas latihan seseorang tersebut telah berlatih dalam
dapat dilakukan sebagai berikut; Intensitas daerah latihan (training sensitive zone atau
latihan dapat diukur dengan menghitung disingkat training zone). Lebih lanjut
denyut nadi maksimal (DNM). Dengan Harsono (1988) mengemukakan bahwa
rumus: DNM = 220 – Umur (dalam tahun). latihan akan bermanfaat apabila seseorang
Apabila seeorang berumur 40 tahun maka berlatih pada training zone selama 20 – 30
DNM = 220 – 40 = 180 denyut/menit. menit (untuk olahraga kesehatan). Catatan;
Sedangkan untuk olahraga kesehatan Untuk menentukan denyut jantung (denyut
adalah antara 70% - 85% dari DNM. Jadi permenit) pada waktu latihan, berhentilah
untuk orang yang berumur 40 tahun yang sejenak sambil meraba denyut nadi di
berolahraga sekedar untuk menjaga pergelangan tangan (arteri radialis) atau di
kesehatan dan kondisi fisik, takaran leher samping (arteri corotis) dan hitunglah
intensitas latihannya sebaiknya adalah denyut nadi selama 6 detik kemudian
antara 70% - 85% x (220 – 40), sama kalikan 10 atau 10 detik kalikan 6.
dengan 126 sampai dengan 153 denyut
nadi/menit. Angka ini menunjukkan bahwa
Berat Normal Untuk Pria Dan Wanita (Sesuai dengan tinggi dan potongan tubuh, di atas
25 tahun)
Pria
Wanita
Sumber: R. Selinus – Worth Health Organization publications (dalam Jonathan dan Kathleen,
1992). (Telah disesuaikan dengan perhitungan di Indonesia oleh penulis).
Denyut jantung maksimal permenit sesuai dengan umur (C.K. Giam, 1993);
Harsono. 1988. Coaching Dan Aspek- McArdle WD, Katch FI, and VL, Exercise
Aspek Psikologis Dalam Coaching. Physiology : Energy, Nutrition and
Jakarta : Human Performance, Philadelphia
Departemen Pendidikan Dan : Lea and Febeger,
Kebudayaan Direktorat Jenderal Ngurah Nala. 1992. Kumpulan Tulisan
Pendidikan Tinggi Proyek Olahraga. Denpasar : Koni
Pengembangan Lembaga Propinsi Bali.
Pendidikan Tenaga Kependidikan. Sadoso Sumosardjuno. 1993. Pengetahuan
H. Harsuki. 2003. Perkembangan Olahraga Praktis Kesehatan Dalam
Terkini (Kajian Para Pakar). Olahraga. Jakarta : PT. Gramedia
Jakarta : PT. Raja Grafindo Pustaka Utama.
Persada. Sugiyanto, dkk. 1998. Perkembangan Dan
Junusul Hairy. 1989. Fisiologi Olahraga. Belajar Motorik. Jakarta :
Jakarta : Departemen Pendidikan Departemen Pendidikan Dan
Dan Kebudayaan Direktorat Kebudayaan Direktorat Jenderal
Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Dasar Dan Menengah
Pengembangan Lembaga Bagian Proyek Peningkatan Mutu
Pendidikan Tenaga Kependidikan. Guru Pendidikan Jasmani Dan
Junusul Hairy. 2001. Dasar-Dasar Kesehatan SD Setara DII.
Kesehatan Olahraga. Jakarta :
Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka.