Anda di halaman 1dari 5

ANALISA LOG RESISTIVITY UNTUK MENGEVALUASI SUATU FORMASI

PADA LAPANGAN MINYAK BUMI


Gilvandro Rumahorbo
115.170.029
UPN “Veteran” Yogyakarta
Rumahorbo72@gmail.com

Abstrak
Dalam kegiatan eksplorasi minyak bumi, untuk menentukan keberadaan hidrokarbon
diperlukan data seismik, geologi, serta data log. Data log menghasilkan resolusi yang baik
secara vertical dengan memasukkan suatu alat kedalam lobang sumur. Salah satu log yang
digunakan untuk eksplorasi hidrokarbon yaitu log resistivity, log ini memanfaatkan
kelistrikan batuan untuk mengetahui karakteristik dari suatu formasi, salah satu jenis log
resistivity yaitu induction log, log ini menginduksi arus listrik ke dalam formasi. Hasil
yang didapat dari pengukuran induction log berupa nilai konduktivitas, parameter ini
selanjutnya dikorelasikan dengan nilai resistivitas short normal untuk mengetahui indikasi
hidrokarbon berdasarkan selisih dari defleksi induction log dengan short normal.

Pendahuluan
Minyak dan gas bumi merupakan salah satu energi terbesar di dunia yang menunjang
hampir di seluruh sektor industri. Seiring dengan bertambahnya jumlah manusia maka
kebutuhan akan energi pun ikut bertambah, yang mengakibatkan sumber energi tidak dapat
lagi di eksploitasi dengan mudah. Oleh karena itu diperlukan adanya kegiatan eksplorasi
terlebih dahulu dimana dengan melakukan eksplorasi, kita dapat memprediksi kondisi
bawah permukaan sehingga dapat mengurangi resiko kegagalan dalam melakukan
eksploitasi hidrokarbon. Secara umum kegiatan eksplorasi dapat menghasilkan data
seismik, data log sumur, dan data geologi. Data seismik mampu memberikan informasi
spasial yang luas, tetapi tidak mampu memberikan resolusi yang baik secara vertikal,
sebaliknya data log sumur mampu memberikan resolusi yang baik secara vertikal, tetapi
dengan informasi spasial yang sempit. Sehingga, dengan melakukan integrasi data seismik
dan data log sumur, yang di tunjang dengan data geologi, dapat dihasilkan prediksi yang
lebih meyakinkan tentang kondisi bawah permukaan. Penelitian kali ini dimaksudkan
untuk melakukan evaluasi terhadap formasi pada suatu lapangan minyak bumi dengan
menggunakan data log sumur berupa log resistivity jenis induction log.

Dasar Teori
2.1. Well Logging
Well Logging merupakan suatu teknik untuk mendapatkan data bawah permukaan dengan
menggunakan alat ukur yang dimasukkan ke dalam lubang sumur, untuk evaluasi formasi
dan identifikasi ciri-ciri batuan dibawah permukaan (Schlumberger, 1986).
2.2. Log Resistivitas
Resistivity log adalah suatu alat yang dapat mengukur tahanan batuan formasi beserta
isinya, yang mana tahanan ini tergantung pada porositas efektif, salinitas air formasi, dan
banyaknya hidrokarbon dalam pori-pori batuan. Log Resistivity digunakan untuk
mendeterminasi zona hidrokarbon dan zona air, mengindikasikan zona permeabel dengan
mendeteminasi porositas resistivitas, karena batuan dan matrik tidak konduktif, maka
kemampuan batuan untuk menghantarkan arus listrik tergantung pada fluida dan pori

2-1
Gambar 1. Deteksi log resistivitas (Rider, 1996)

2.3. Induction Log


Log resistivitas memiliki beberapa jenis pengukuran, salah satunya yang akan
dibahas pada peneitian kali ini yaitu induction log. Tujuan dari induction log adalah
mendeteksi lapisan-lapisan tipis yang jauh dan menentukan harga Rt serta dapat juga untuk
korelasi, tanpa memandang jenis lumpur pemboran yang digunakan. Jenis log yang sering
digunakan adalah IES (induction Electrical Survey) bahkan dari log resistivity. Prinsip
kerja dari log ini adalah suatu arus bolak-balik dengan frekuensi 2000 cps yang
mempunyai intensitas konstan dikirimkan melalui transmitter, yang menimbulkan suatu
medan elektromagnetik. Medan elektromagnet ini akan menginduksi arus eddy dalam
lapisan formasi, sedangkan arus tersebut mengakibatkan pula medan magnetnya sendiri
menginduksi receiver. Besarnya medan magnet yang terjadi tersebut sebanding dengan
konduktivitas formasi. Pembacaan yang dicatat oleh penerima dapat dikorelasikan kedalam
satuan resistivitas.
Alat induksi terdiri dari 2 set kumparan yang disusun dalam batangan
nonkonduktif. Saat arus listrik dialirkan ke dalam kumparan pemancar, maka akan timbul
medan magnet (medan magnet primer) disekitar kumparan pemancar tersebut. Medan
magnet tersebut kemudian akan membangkitkan arus eddy di dalam formasi di sekitar alat
induksi. Arus eddy tersebut akan menghasilkan medan magnet pula (medan magnet
sekunder) yang akan dapat dideteksi oleh kumparan penerima dan menghasilkan arus emf
di kumparan penerima. Kuat arus emf yang terjadi di kumparan penerima akan sebanding
dengan kekuatan medan magnet sekunder dan sebanding dengan arus eddy dan sebanding
pula dengan konduktifitas dari formasi.
Karena parameter yang diukur adalah konduktifitas maka alat induksi biasa disebut
alat konduktifitas dan alat laterolog disebut alat resistivitas. Perbedaan ini akan
menentukan jenis alat yang digunakan sesuai dengan kondisi lumpur dan formasi batuan.
Alat induksi lebih tepat digunakan untuk resistivitas rendah hingga menengah sedangkan
alat laterolog untuk resistivitas menengah hingga tinggi.

2-2
Gambar 2. Prinsip Kerja Alat Induksi (Harsono, 1997)

Alat yang biasa digunakan adalah Induction Deep Log(ILD) dan Induction Medium
Log (ILM). Dalam pengukurresistivitas dengan induction log diperlukan koreksi
terhadappengaruh ketebalan formasi dan pengaruh lubang sumur. ILD danILM biasanya
dikombinasikan dengan sensor lain seperti porositylog dan GR atau SP log yang direkam
secara simultan.

Gambar 3. Peralatan induction log

Metodologi Penelitian
Penelitian kali ini dilakukan dengan menggunakan metode studi literature termasuk
data sekunder yang selanjutnya didigunakan untuk menganalisa dan mengevaluasi suatu
formasi berdasarkan data log resistivity jenis induction log pada lapangan minyak bumi.

2-3
Hasil dan Pembahasan

Gas

Oil

Water

Gas

Oil
Gambar 4. Contoh Defleksi Kurva Induction-Electrical Log

Pengukuran induction log menghasilkan konduktivitas formasi yang dihasilkan


akibat medan magnet yang timbul dari perputaran arus eddy, jika dilihat dari gambar diatas
kurva defleksi dari induction log saling berlawanan akibat sifat medium untuk menanggapi
listrik yang berbeda-beda. Pembacaan yang dicatat oleh penerima dapat dikorelasikan
kedalam satuan resistivitas. Kurva induction log ini digunakan untuk mengetahui
parameter pada zona univaded zone yaitu Rt (resistivitas sebenarnya). Jadi kurva induction
log dimaksudkan untuk mengetahui harga resistivitas pada uninvaded zone atau resistivity
yang sebenarnya (Rt) dan untuk kurva SN mempunyai defleksi yang relatif tinggi karena
rendahnya salinitas air filtrat lumpur sehingga defleksi kurva induction log mencerminkan
tinggi rendahnya dalam uninvaded zone, yang selanjutnya dapat untuk menentukan jenis
kandungannya. Jika kurva induction log jauh lebih besar dari defleksi SN berarti
salinitasnya lebih rendah dari air filtrat, sehingga kemungkinan batuan mengandung gas.
Apabila defleksi induction log lebih besar sedikit atau lebih kecil sedikit dari defleksi SN,
sehingga kemungkinan batuan mengandung minyak. Jika induction log jauh lebih rendah
dari defleksi SN serta mendekati harga resistivity shale, berarti batuan mengandung air
formasi.
Dari gambar diatas maka dapat di interpretasikan bahwa pada lapisan paling atas
kurva induction log jauh lebih besar dari defleksi SN sehingga di indikasikan batuan
tersebut mengandung gas, sementara lapisan dibawahnya kurva defleksi induction log
lebih besar sedikit atau lebih kecil sedikit dari defleksi SN sehingga dapat di indikasikan
batuan tersebut mengandung minyak, dan pada lapisan dibawahnya kurva induction log
jauh lebih rendah dari defleksi SN sehingga dapat di indikasikan batuan tersebut
mengandung air.

2-4
Kesimpulan
Log resistivity dapat digunakan untuk mengetahui indikasi hidrokarbon,
menentukan nilai saturasi air, dan resistivitas air formasi. Salah satu jenis log resistivity
yaitu induction log, dimana induction log menginduksi arus ke dalam formasi, dari kurva
induction log terdapat parameter konduktivitas yang merupakan hasil yang didapat ketika
pengukuran yang kemudian di korelasikan dengan kurva short normal resistivitas. Dari
korelasi tersebut didapatkan adanya selisih antara defleksi konduktivitas dan SN, jika
selisihnya besar maka batuan tersebut kemungkinan terisi gas, selisih sedikit kemungkinan
terisi minyak, jika defleksi log induction kurang dari SN maka batuan tersebut
kemungkinan mengandung air formasi.

Daftar Pustaka
Schlumberger. 1986. Formation Evaluation Conference. Schlumberger Well Services,
Indonesia.
Rider, Malcolm., 1996, The Geological Interpertation of Well Logs, Caithness, Scotland.
Harsono, A., 1997. Evaluasi Formasi dan Aplikasi Log. Jakarta: Schlumberger Oil
field Service

2-5

Anda mungkin juga menyukai