Anda di halaman 1dari 6

DESAIN PENCAHAYAAN

PERENCANAAN DESAIN PENCAHAYAAN PADA AREA BAR DAN CASHIER

OLEH :
FEBRIYANTI HANDAYANI
1603164062

DOSEN PEMBIMBING:
SETIAMURTI RAHARDJO, ST., MT

PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR


FAKULTAS INDUSTRI KREATIF
TELKOM UNIVERSITY
BANDUNG
2019
1) Data

Floor plan bar and cashier zero scale


Luasan 15,08m2
Standar lux yaitu 300 lux

2) Konsep pencahayaan
Konsep pencahayaan yang akan diambil untuk diterapkan pada area bar dan
cashier adalah exactness konsep ini diciptakan dengan tujuan membantu pekerjaan yang
membutuhkan ketelitian, dan kerapihan. Konsep ini dibuat karena area bar merupakan
area pembuatan kopi yang membutuhkan pencahayaan yang baik agar aktivitas di area ini
menjadi lebih efektif, begitu pula kasir yang harus membuat user menjadi lebih teliti
dalam aktivitasnya. Dengan menggunakan general lighting dan local lighting dan
memperitungkan lux diharapkan dapat membuat user menjadi lebih teliti, dan nyaman
dalam beraktivitas.
Dengan elemen interior:
 Ceiling menggunakan gypsum dengan finishing cat hitam
 Dinding pada area bar menggunakan finishing berwarna hitam dan area kasir berwarna
putih
 Lantai lantai menggunakan finishing acian berwana abu muda.
Sehingga dapat disimmpulkan bahwa ruangan tersebut terkesan gelap karena pemilihan warna yg
dominan gelap.

3) Jenis pencahayaan
 general lighting atau pencahayaan umum adalah sistem pencahayaan yang
menjadi sumber penerangan utama. Umumnya penerangan dilakukan dengan cara
menempatkan titik lampu pada titik tengah ruangan atau pada beberapa titik yang
dipasang secara simetris dan merata. Tujuan menggunakan general lighting adalah
menghasilkan sumber cahaya secara terang dan menyeluruh.
 Local lighting atau pencahayaan jenis ini ditunjukan untuk aktivitas sehari-hari.
Misalnya : membaca, belajar, memasak, dan sebagainya dengan tujuan agar mata
tidak mudah cepat lelah.

4) Teknik pencahayaan
 Direct lighting Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan secara langsung ke
benda yang perlu diterangi. Sistm ini dinilai paling efektif dalam mengatur
pencahayaan, tetapi ada kelemahannya karena dapat menimbulkan bahaya serta
kesilauan yang mengganggu, baik karena penyinaran langsung maupun karena
pantulan cahaya. Untuk efek yang optimal, disarankan langi-langit, dinding serta
benda yang ada didalam ruangan perlu diberi warna cerah agar tampak
menyegarkan
 Semi direct lighting Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan langsung pada
benda yang perlu diterangi, sedangkan sisanya dipantulkan ke langit-langit dan
dinding. Dengan sistem ini kelemahan sistem pencahayaan langsung dapat
dikurangi. Diketahui bahwa langit-langit dan dinding yang diplester putih
memiliki effiesiean pemantulan 90%, sedangkan apabila dicat putih effisien
pemantulan antara 5-90%

5) Jenis lampu
Lampu 1
Tipe : roys 1
Jenis lampu : lampu sorot / spotlight
Spesifikasi :

 Lampu 2
Tipe : amos 1
Jenis lampu : downlight

Spesifikasi :
6) Menghitung kebutuhan lampu
 Rumus:

 Keterangan rumus:
LX = LUX
LM = LUMIER
M2 = LUASAN RUANG
E = KUAT PENERANGAN LUX
N = JUMLAH LAMPU
 Diketahui :
E = 300
P = 5,4 m
L = 2,3 m
 Ditanya :
Berapa titik lampu dalam area tersebut ?
 Dijawab:
- Luas ruangan
PxL
5,4 m X 2,3 m = 12,4 M2
- Lumen
LM = E x M2
300 x 12,4 = 3720
- LAMPU 1
N = 3720 : 533 = 6,9
Dibulatkan menjadi 7 lampu
Namun yang dipakai hanya 4 SPOTLIGHT , sisanya akan digunakan dengan
jenis lampu downlight
- Maka :
LM = 533 x 4 LAMPU = 2.132
= 3720 – 2.132
= 1.588
- LAMPU 2
N = 1588 : 423 = 3,7
Dibulatkan menjadi 4 lampu DOWNLIGHT
7) Konsep peletakan lampu

Anda mungkin juga menyukai