Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR 

 Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang senantiasa memberikan kami kesehatan serta rahmat
dan hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kami yang berjudul konsep
komunikasi pada bayi. Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing
kami yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Kami juga mengucapkan
terimakasih kepada teman-teman yang turut serta membantu kami baik secara langsung
maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini. Tentunya ada hal-hal yang ingin kami
berikan kepada teman-teman maupun kakak-kakak serta para dosen. Ada banyak ulasan tentang
komunikasi pada bayi yang kami tuangkan dalam makalah kami ini. Tahap-tahapan yang
dilakukan dalam berkomunikasi dengan bayi serta gangguan yang mungkin terjadi dalam masa
komunikasi pada bayi. semoga makalah kami bermanfaat bagi para pembaca.
                                                                                                                          Kudus, Mei 2014 

                                                                                                                                  Penulis 
DAFTAR ISI 
KATA PENGANTAR 
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................1 
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................1 
1.3 Tujuan Masalah....................................................................................................................1 
BAB II PEMBAHASAN 
2.1 Pengertian dari Komunikasi pada Bayi...............................................................................2 
2.2 Teknik yang terjadi komunikasi pada bayi.........................................................................2 
2.3 Stimulasi Ibu Bayi untuk Membantu Perkembangan Komunikasi...................................3 
2.4 Komunikasi Bayi pada Tingkat Perkembangan Indra......................................................3 
2.5 Hambatan dalam komunikasi pada bayi.........................................................................4 
BAB III PENUTUP 
3.1 Simpulan........................................................................................................................6 
3.2 Saran...........................................................................................................................6 
DAFTAR PUSTAKA 
 BAB I 
PENDAHULUAN 
 1.1 LatarBelakang 
Bahasa (language) adalah suatu bentuk komunikasi baik lisan maupun isyarat yang di dasarkan
pada sebuah sistem simbol. Ada banyak hal yang mengagumkan ketika bayi pertama kali
mengucapkan kata atau mengoceh. Ada beberapa anak yang lancar dalam berbicara dan ada
beberapa pula anak yang tidak lancar dalam berbicara. Komunikasi pada bayi sangatlah penting
untuk dipelajari oleh tenaga medis termasuk perawat. Dalam melakukan komunikasi dengan
bayi memerlukan beberapa tahap yang harus dilakukan oleh perawat dan perawat pun harus
memahaminya. Dilihat dari sudut pandang diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi pada
bayi sangatlah penting. Dari latar belakang diatas maka kelompok kami akan membahas tentang
komunikasi pada bayi, yang dimulai dari pengertin, tahap-tahap serta gangguan yang mungkin
dialami saat melakukan komunikasi dengan bayi. 

1.2 Rumusan Masalah 


1. Apa pengertian komunikasi pada bayi ? 
2. Bagaimana tekhnik komunikasi pada bayi ? 
3. Bagaimana Stimulasi Ibu Bayi untuk Membantu Perkembangan Komunikasi? 
4. Bagaimana komunikasi bayi pada tingkat perkembangan indra? 
5. Apa saja gangguan konsep komunikasi yang terjadi pada bayi ? 

 1.3 Tujuan Masalah 


1. Untuk mengetahui pengertian dari komunikasi pada bayi. 
2. Untuk mengetahui tekhnik yang terjadi komunikasi pada bayi. 
3. Untuk mengetahui stimulasi ibu bayi untuk membantu perkembangan komunikasi. 
4. Untuk mengetahui komunikasi bayi pada tingkat perkembangan indra.
5. Untuk mengetahui gangguan yang terjadi saat berkomunikasi dengan bayi. 
BAB II 
PEMBAHASAN 

2.1 Pengertian Komunikasi pada Bayi 


Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk
memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun
tidak langsung (melalui media). Sesaat setelah dilahirkan, bayi sudah mampu berkomunikasi
dengan orang lain melalui gerakan tubuh dan suara. Menangispun menjadi sarana komunikasi
bagi sikecil. Setiap tangisannya memiliki arti yang berbeda. Ketika merespon tangisan dan
berinteraksi dengannya membantu bayi belajar tentang cara berkomunikasi dengan orang-orang
disekitarnya.
 
2.2 Tekhnik Komunikasi pada Bayi (0-1tahun) 
Komunikasi pada bayi pada umumnya dapat dilakukan dengan melalui gerakan-gerakan bayi,
gerakan tersebut sebagai alat komunikasi yang efektif, di samping itu komunikasi pada bayi
dapat dilakukan secara non verbal. Perkembangan komunikasi pada bayi dapat dimulai dengan
kemampuan bayi untuk melihat sesuatu yang menarik, ketika bayi digerakkan maka bayi akan
berespons untuk mengeluarkan suara-suara bayi. Perkembangan komunikasi pada bayi tersebut
dapat dimulai pada usia minggu ke-8 dimana bayi sudah mampu untuk melihat objek atau
cahaya, kemudian pada minggu kedua belas sudah mulai melakukan tersenyum. Pada usia ke
enam belas bayi sudah mulai menolehkan kepala pada suara yang asing bagi dirinya. Pada
pertengahan tahun pertama bayi sudah mulai mengucapkan kata-kata awal seperti ba-ba, da-da,
dan lain-lain. Pada bulan ke sepuluh bayi sudah bereaksi terhadap panggilan terhadap namanya,
mampu melihat beberapa gambar yang terdapat dalam buku. Pada akhir tahun pertama bayi
sudah mampu mengucapkan kata-kata yang spesifik antara dua atau tiga kata. Selain melakukan
komunikasi seperti di atas terdapat cara komunikasi yang efektif pada bayi yakni dengan cara
menggunakan komunikasi non verbal dengan tehnik sentuhan seperti mengusap, menggendong,
memangku, dan lain-lain. Menangis memang bukan sebuah percakapan, tetapi itu adalah cara
utama bagi bayi yang baru lahir untuk berkomunikasi. Ini, berarti, tangisan adalah satu-satunya
cara yang dilakukan bayi untuk berkomunikasi dengan orang yang berada disekitarnya.
Komunikasi itu bisa untuk menyatakan bahwa ia lapar, kedinginan, capek, terlalu terang cahaya
dikamarnya atau mungkin hal yang lain. Meraung adalah salah satu kesiapan bayi untuk
menguasai bahasa yang sesungguhnya, yakni memperkuat beberapa jalur saraf yang sama dalam
otak yang digunakan untuk berbicara dan melatih pangkal tenggorokan (organ yang didalam
tenggorokan yang bertanggung jawab menghasilkan suara).

2.3 Stimulasi Ibu Bayi untuk Membantu Perkembangan Komunikasi 


1. Pada usia bayi 0-2 bulan, sering-seringlah mengajak mereka berkomunikasi pada segala
suasana, pada saat menidurkan, menyusui, memakaikan baju. Berbicaralah dengan intonasi yang
lembut, dan jangan mengabaikan tangisannya, karena itulah cara mereka berkomunikasi untuk
yang pertama kalinya. 
2. Pada usia 2-6 bulan, sering-seringlah mengajak mereka berbicara dengan menggunakan
intonasi yang berbeda-beda, dan juga ekspresi wajah yang menyenangkan. Ajaklah mereka
menyanyikan lagu-lagu yang berirama riang dan lakukanlah berulang-ulang, dan jangan lupa
untuk mengajak mereka bercanda. 
3. Padausia 6-12 bulan, berbicaralah dengan kata-kata yang sederhana dengan intonasi dan
pengucapan yang jelas, karena kelak mereka akan menirukannya. Berbicaralah sambil diikuti
gerakan, agar mereka lebih mudah memahami arti kata dan korelasinya. Kenalkan pula mereka
dengan berbagai macam suara, suara binatang, pesawat, mobil, dan lain sebagainya.

 2.4 Komunikasi Bayi pada Tingkat Perkembangan Indra 


Komunikasi merupakan salah satu bentuk kegiatan yang melibatkan banyak indra tubuh,
sehingga perkembangan indra tubuh merupakan hal yang pokok dalam kegiatan komunikasi
pada berbagai tingkat usia. 
 1. Penglihaan Pada masa bayi mata bayi belum berkembang sempurna sehingga penglihatannya
kabur. Dalam usia 1 minggu anak telah mampu merespon cahaya. 
2. Pendengaran Indra pendengaran merupakan fungsi dengan tingkat kematangan paling rendah
di antara fungsi indra bayi baru lahir. Pada saat lahir bayi dikatakan masih tuli namun mulai hari
ke 3 sampai hari ke 7 bayi sudah mampu bereaksi terhadap suara dari lingkungannya. 
3. Penciuman Dan Pengecapan Hidung dan lidah merupakan indra yang sudah cukup peka pada
masa bayi sehingga adakalanya bayi menolak makanan karena makanan tersebut terlalu asam,
pedas dsb. Bayi lebih menyukai rasa manis dan dia akan mengurangi respons menghisap rasa
asin 
4. Perabaan Kulit bayi cukup peka sehingga sangat sensitiv terhadap sentuhan tekanan dan
suhu. 
5. Wicara Kemampuan bicara pada tahum pertama muncul dalam 3 bentuk yang lebih dikenal
sebagai bentuk PRAWICARA yaitu menangis, merengek, dan gerak gerik. Tangisan bayi
merupakan bebtuk komunikasi yang palinh banyak digunakan bayi, yang bertujuan
menunjukkan rasa lapar, sakit, kesendirian atau mkondisi sakit.

 2.5 Hambatan dalam Komunikasi pada Bayi 


Gangguan atau hambatan-hambatan pada bayi dapat terjadi sebagai berikut: 
1. Gangguan dalam sensoris 
a. Sangat sensitive terhadap sentuhan, seperti tidak suka dipeluk. 
b. Bila mendengar suara keras langsung menutup telinga. 
c. Senang mencium-cium, menjilat mainan atau benda-benda. 
d. Tidak sensitive terhadap rasa sakit atau rasa takut. 
 2. Gangguan Bicara dan Bahasa 
Gangguan bicara dan bahasa (speech and language disorder) meliputi sejumlah masalah
berbicara (seperti gangguan artikulasi, gangguan suara, dan gangguan kefasihan). Dan masalah
berbahasa (kesulitan memahami informasi dan mengungkapkan bahasa). 
Gangguan berbahasa (language disorder) meliputi kelemahan yang signifikan pada bahasa
reseptip atau ekspresi seorang anak. Gangguan bahasa ini dapat mengakibatkan masalah belajar
pada anak yang cukup signifikan. Gangguan bahasa tersebut, biasanya meliputi bidang: 
a. Mengikuti petunjuk lisan 
b. Memahami dan menggunakan kata-kata dengan benar. 
 Kelemahan kelemahan itu meliputi: bahasa reseptif (penerimaan dan pemahaman bahasa), dan
ekspresi (kemampuan untuk menggunakan bahasa dalam mengungkapkan pemikiran seseorang
dan berkomunikasi dengan orang lain). Gangguan kefasihan (fluency disorder) atau sering
disebut dengan “gagap”. Gagap muncul ketika anak-anak memiliki keragu-raguan yang tidak
teratur, berlama-lama atau mengulang ulang dalam berbicara. Anak yang gugup dalam
menghadapi segala situasi biasanya akan menjadikannya menjadi gagap. 
BAB III PENUTUP

 3.1 Simpulan 
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk
memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung) atau pun
tidak langsung (melalui media). Perkembangan komunikasi pada bayi tersebut dapat dimulai
pada usia minggu ke-8 dimana bayi sudah mampu untuk melihat objek atau cahaya, kemudian
pada minggu kedua belas sudah mulai melakukan tersenyum. Pada usia keenam belas bayi sudah
mulai menolehkan kepala pada suara yang asing bagi dirinya. Pada pertengahan tahun pertama
bayi sudah mulai mengucapkan kata-kata awal seperti ba-ba, da-da, dan lain-lain. Pada bulan
kesepuluh bayi sudah bereaksi terhadap panggilan terhadap namanya, mampu melihat beberapa
gambar yang terdapat dalam buku Gangguan yang mungkin terjadi dalam berkomunikasi dengan
bayi adalah gangguan bicara dan bahasa, gangguan kefasihan. 

3.2 Saran 
Dalam berkomunikasi dengan bayi kita perlu memahami dan mengerti tentang bagaimana cara
berkomunikasi agar bayi tersebut dapat mengerti apa yang kita sampaikan. Terutama bagi si ibu
bayi yang harus benar-benar memahami bagaimana melakukan komunikasi dengan bayi yang
bisa menunjang perkembangan bayi. 
 DAFTAR PUSTAKA 
 Chircirya,MaksimaYumaida.2012.(online),(http://chicirya.blogspot.com/2012/04/komunikasi-
pada-bayi-dan-balita_26.html ), di akses 18 Mei 2014. Ismansyah,Muhsin.2013.(online),
(file:///C:/Users/toshiba/Documents/komunikasi%20pada%20anak-anak%20dari%20masa
%20neonatus%20sampai%20remaja.htm) diakses 18 Mei 2014. Nirwana, Ade
Benih.2011.Psikologi Bayi, Balita & Anak.Yogyakarta:Nuha Medika. Santrock, John.2011.Masa
Perkembangan Anak Edisi 11.Jakarta:Salemba Humanika.

Anda mungkin juga menyukai