Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS LOG KUALITATIF

Jusriani Azis1), Aidul Fauzi Amri2)


1
Praktikan, Praktikum Geologi Minyak dan Gas Bumi, Teknik Geologi, Fakultas Teknik,
Universitas Hasanuddin
2
Asisten, Praktikum Geologi Minyak dan Gas Bumi, Teknik Geologi, Fakultas Teknik,
Universitas Hasanuddin

SARI

Well logging yaitu suatu teknik untuk mendapatkan data bawah permukaan dengan
menggunakan alat ukur yang dimasukkan kedalam lubang sumur, untuk evaluasi formasi dan

identifikasi ciri-ciri batuan di bawah permukaan . Analisa data log sumur pemboran dapat
dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif. Jenis pengukuran log yang utama, yaitu;
Log Gamma Ray, Log Spontaneous Potential, Log Resistivitas, Log Densitas, Log Neutron, Log
Sonik, dan Log Kaliper. Tujuan dari praktikum ini yaitu Mengetahui jenis log yang digunakan
untuk analisis kualitatif dan praktikan mampu melakukan interpretasi litologi dan menentukan
lapisan prospek hidrokarbon. Berdasarkan hasil analisis yang di dapatkan . maka zona yang
berpotensi keterdapatan air, minyak dan gas terdapat 4 zona. Berdasarkan nilai log pada log
gamma ray , log resistivity, log density dan log neutron. Metode log gamma untuk menentukan
jenis litologi batuan sedangkan log resistivity untuk menentukan ketahanan atau kekuatan batuan
sedangkan pada log density dan log neutron untuk menentukan crossover atau lokasi ditemukan
nya air, minyak dan gas.
Kata kunci : log, zona, minyak.

I. Pendahuluan mendapatkan informasi litologi,


Well logging yaitu suatu teknik pengukuran porositas, pengukuran
untuk mendapatkan data bawah resistivitas, dan kejenuhan
permukaan dengan menggunakan hidrokarbon.
alat ukur yang dimasukkan kedalam Analisa data log sumur pemboran
lubang sumur, untuk evaluasi dapat dilakukan secara kualitatif
formasi dan identifikasi ciri-ciri maupun kuantitatif. Secara kualitatif,
batuan di bawah permukaan praktisnya adalah dengan
(Schlumberger, 1958). Tujuan dari menganalisa karakteristik grafik data
well logging adalah untuk log, untuk langkah awal identifikasi
dan zonasi reservoar hidrokarbon. interpretasi litologi dan menentukan
Sedangkan analisa secara kuantitatif, lapisan prospek hidrokarbon.
yaitu dengan perhitungan
menggunakan persamaan-persamaan
tertentu, untuk identifikasi tahap II. Tinjauan pustaka
lanjut terhadap tingkat porositas, 2.1 Petroleum System
permeabilitas batuan reservoar, dan
Merupakan sebuah sistem
saturasi air. Jenis pengukuran log
yang menjadi panduan utama dalam
yang utama, yaitu; Log Gamma Ray,
eksplorasi hidrokarbon. Sistem ini
Log Spontaneous Potential, Log
digunakan untuk mengetahui
Resistivitas, Log Densitas, Log
keadaan geologi dimana minyak dan
Neutron, Log Sonik, dan Log
gas bumi terakumulasi
Kaliper.
2.2 Analisa log
Oleh karena nya dibutuhkan
Pengukuran log yaitu perekaman
interpretasi Log gamma ray untuk
dan pengukuran data bawah
mengetahui jenis litologi, Log
permukaan (sifat-sifat fisik batuan)
resistivity untuk menentukan
di sepanjang lubang pemboran, guna
resistivitas batuan dan Log densitas
membuktikan keberadaan Minyak
serta Log neutron untuk menentukan
dan Gas Bumi/Hidrokarbon yang
potensi adanya hidrokarbon dibawah
kemungkinannya terindikasi dari
permukaan.
interpretasi seismik. Data log yang
Adapun Maksud dari praktikum
diperoleh, kemudian dilakukan
ini yaitu untuk menganalisa jenis
evaluasi analisa pengamatan baik
litologi berdasarkan interpretasi log
secara kualitatif maupun kuantitatif.
gamma ray, log sp, log resistivity,
Pada analisa kuantitatif, lebih
dan menentukan keterdapatan
ditujukan untuk mengetahui
hidrkarbon setiap perlapisan batuan.
parameter-parameter fisik batuan
Tujuan dari praktikum ini yaitu
reservoar yang telah terindikasi dari
Mengetahui jenis log yang digunakan
analisa kualitatif. Parameter tersebut
untuk analisis kualitatif dan
berupa porositas efektif, saturasi air,
praktikan mampu melakukan
dan permeabilitas.
Evaluasi secara kuantitatif kerjanya yang mengukur tingkat
membutuhkan beberapa data log, radioaktivitas alami (sinar gamma)
yang utamanya berupa Log Gamma dari unsur-unsur tertentu pada
Ray, Log Resistivitas, Log Densitas, mineral mika, glaukonit, dan
Log Neutron, dan Log Sonik. Pada potasium feldspar, yang umum
mulanya, analisa secara kuantitatif ditemukan pada batu serpih (shale)
dilakukan dengan menghitung dan lempung (clay). Secara umum
volume serpih (shale), yang (konvensional), kegiatan eksplorasi
merupakan jumlah kandungan serpih dilakukan untuk mencari
pada batuan reservoar. Karena serpih hidrokarbon pada batuan reservoar
memiliki porositas non-efektif, maka yang memiliki porositas dan
akan mempengaruhi hasil permeabilitas yang baik, yaitu
pengukuran log Porositas/Neutron, batupasir dan batugamping. Karena
dan menyebabkan nilai porositasnya karakteristik batu serpih dan
menjadi lebih tinggi. Oleh lempung yang memiliki porositas
karenanya, perhitungan volume dan permeabilitas yang kecil
serpih dilakukan sebagai koreksi (kemudian dianggap sebagai batuan
pada porositas total sehingga dapat non-reservoar), dan bersifat
diperoleh porositas efektif batuan “menyerpih” dalam suatu tubuh
reservoar. Jenis pengukuran log yang batuan, maka dengan analisa
utama, yaitu; Log Gamma Ray, log Gamma Ray ini dapat dilakukan
Log Spontaneous Potential, Log identifikasi litologi, membedakan
Resistivitas, Log Densitas, Log zona reservoar dengan zona non-
Neutron, Log Sonik, dan Log reservoar.
Kaliper. Batupasir dan batugamping
2.3 Log Gamma Ray yang clean bebas pada batugamping
Dalam analisa kualitatif, pada umumnya akan memiliki
log Gamma Ray (GR Log) dapat kandungan material radioaktif yang
digunakan untuk identifikasi dan rendah, sehingga akan menghasilkan
korelasi litologi serta estimasi tingkat pembacaan nilai GR yang rendah
kelempungan, karena prinsip pula. Seiring dengan bertambahnya
kandungan serpih dalam batuan, 2.5 Log Densitas
maka kandungan material radioaktif Log Densitas dapat digunakan
akan bertambah dan pembacaan nilai untuk perhitungan densitas,
GR akan meningkat. Teknik perhitungan porositas, dan
interpretasinya, secara sederhana identifikasi kandungan fluida.
yaitu dengan membuat suatu garis Dengan memanfaatkan pancaran
batas (cut off) antara shale base sinar gamma dan prinsip Hamburan
line (yang menyatakan nilai GR Compton, prinsip kerjanya yaitu
tertinggi) dengan sand base yang merupakan fungsi dari densitas
line (yang menyatakan nilai GR elektron dalam batuan. Secara teori,
terendah). Sehingga diperoleh zona batuan berpori (umumnya berupa
di sebelah kiri cut off sebagai zona batupasir atau batugamping) akan
reservoar, dan zona non-reservoar di memiliki kandungan elektron yang
sebelah kanan garis cut off. lebih sedikit dibandingkan dengan
2.4 Log Resistivitas batuan pejal (tight). Untuk batupasir
Log Resistivitas dapat digunakan (densitas ρ = 2,65 gr/cc) dan
untuk membedakan lapisan reservoar batugamping (ρ = 2,71 gr/cc) yang
dan non-reservoar, identifikasi jenis mengandung fluida gas akan
fluida (air formasi dan hidrokarbon) memiliki densitas bulk yang tinggi.
dan batas kontak fluidanya, Sedangkan serpih akan memiliki
menghitung nilai resistivitas air nilai densitas bulk yang sangat tinggi
formasi dan salinitas air formasi. apabila memiliki kandungan air
Mengacu dari adanya perbedaan terikat (clay-bound water).
zona di sekitar dinding lubang 2.6 Log Neutron
pemboran, zona terinvasi dapat Log Neutron dapat digunakan
terindikasi dari rekaman log MSFL untuk perhitungan porositas batuan,
atau SFL. Sedangkan untuk zona evaluasi litologi, dan deteksi
transisi dapat terindikasi dari keberadaan gas. Prinsipnya adalah
rekaman log LLS atau ILM. Untuk dengan mengukur persentase pori
zona jauh dapat terbaca dari log LLD batuan dari intensitas atom hidrogen
atau ILD. di dalamnya, yang diasumsikan
bahwa hidrogen tersebut akan berupa Untuk melakukan analisis
hidrokarbon maupun air. Hasil kualitatif terhadap data log maka ada
pengukuran log Neutron kemudian beberapa tahapan yang di lalui,
dinyatakan dalam Porosity Unit (PU) antara lain :
Pada formasi yang mengandung 1. Menyiapkan data log yang akan di
minyak dan air, dimana kandungan analisis .
hidrogennya tinggi maka 2. Pengolahan data yang meliputi :
menyebabkan nilai pada Porosity a. Menentukan litologi dengan
Unit juga tinggi. Sedangkan pada menganalisis data log GR
formasi yang mengandung gas yang dengan menarik garis shale
memiliki kandungan hidrogen yang base line dan menentukan
rendah menyebabkan nilai PU yang deflaksi sand dan shale
rendah pula. Rendahnya nilai PU b. Menentukan zona prospek
karena kehadiran gas kemudian hidrokarbon dengan
disebut dengan gas effect. melakukan analisis dari hasil
2.7 Log Spontanous Potensial integrasi antara log
Dari prinsip kerjanya, log SP ini resistivity dengan
dapat digunakan untuk identifikasi menentukan arah deflaksi
batuan permeable,identifikasi lapisan kekanan atau kekiri, log
serpih (non-reservoar) dan non- density dan log neutron
serpih (reservoar), membantu dengan melihat adanya
korelasi litologi, dan menghitung crossover dan arah deflaksi
nilai salinitas fluida formasi (Rw). log densitas ke kiri.
Pengukurannya berdasarkan adanya 3. Membuat table data hasil analisis
beda potensial karena perbedaan log.
salinitas antara lumpur pemboran 4. Pembuatan Laporan
(Rmf) dengan fluida formasi (Rw), Adapun alat dan bahan yang
dimana pada dasarnya nilai salinitas digunakan yaitu cutter, gunting,
berbanding terbalik dengan pensil warna, penggaris, pensil,
resistivitas. double tip dan data log.
III. Metode Penelitian
adanya depleksi pada kurva log
gamma ray menunjukkan respon
yang rendah. Hal ini dikarenakan
pada zona yang memiliki
permeabilitas yang tinggi unsur-
unsur radioaktif alami tidak
terkonsentrasi pada zona tersebut
melainkan terkonsentrasi pada zona
Tahapan yang tidak memiliki permeabilitas
Persiapan
ataupun permeabilitasnya kecil yang
identik dengan zona lempung atau
serpih. Dari hasil analisis data log,
Pengolahan Data didapatkan 7 zona yang memiliki
permeabilitas baik dan merupakan
reservoar.
Pembuatan
Tabel data 4.1 Zona 1

Tahapan
Pembuatan
Laporan
Gambar 4.1 Zona 1
Gambar 3.1 Bagan Diagram Alir
Zona 1 memiliki kedalaman 6.200
IV. Hasil dan Pembahasan
sampai 6.300 meter dan ketebalan
Pada penelitian ini digunakan
100 meter. Pada zona ini arah
integrasi data log gamma ray untuk
deflaksi log gamma ray kekiri maka
mengetahui jenis litologi untuk
menandakan adanya jenis litologi
menentukan zona yang memiliki
yang memiliki permeabilitas.
permeabilitas dan merupakan
Kemudian pada log resistivitas
reservoar. Pada zona yang memiliki
batuan tinggi. Pada log neutron dan
permeabilitas ditunjukkan dengan
log densitas ditandai adanya
crossover yang memperlihatkan neutron kekanan. Pada crossover /
deflaksi log densitas kekiri dan log butterfly effect 1 dijumpai air. Pada
neutron kekanan. Pada crossover / crossover / butterfly effect 2 dijumpai
butterfly effect 1 dijumpai minyak. air. Pada crossover / butterfly effect 3
Pada crossover / butterfly effect 2 dijumpai air dan Pada crossover /
dijumpai minyak. Pada crossover / butterfly effect 4 dijumpai air.
butterfly effect 3 dijumpai air dan Berdasarkan interpretasi dari log
Pada crossover / butterfly effect 4 resistivitas dapat diketahui bahwa
dijumpai gas dan air. Berdasarkan pada zona ini didominasi air.
interpretasi dari log resistivitas dapat
4.3 Zona 3
diketahui bahwa pada zona ini
berpotensi minyak.

4.2 Zona 2

Gambar 4.3 Zona 3

Zona 3 memiliki kedalaman 6.900


sampai 7.055 meter dan ketebalan
Gambar 4.2 Zona 2
155 meter. Pada zona ini arah
Zona 2 memiliki kedalaman 6.385 deflaksi log gamma ray kekiri maka
sampai 6.690 meter dan ketebalan menandakan adanya jenis litologi
305 meter. Pada zona ini arah yang memiliki permeabilitas.
deflaksi log gamma ray kekiri maka Kemudian pada log resistivitas
menandakan adanya jenis litologi batuan tinggi. Pada log neutron dan
yang memiliki permeabilitas. log densitas ditandai adanya
Kemudian pada log resistivitas crossover yang memperlihatkan
batuan tinggi. Pada log neutron dan deflaksi log densitas kekiri dan log
log densitas ditandai adanya neutron kekanan. Pada crossover /
crossover yang memperlihatkan butterfly effect 1 dijumpai minyak
deflaksi log densitas kekiri dan log dan air. Pada crossover / butterfly
effect 2 dijumpai air. Pada resistivitas dapat diketahui bahwa
crossover / butterfly effect 3 dijumpai pada zona ini dijumpai ai
minyak. Pada crossover / butterfly
V. Penutup
effect 4 dijumpai air dan Pada
crossover / butterfly effect 5 dijumpai 5.1 Kesimpulan

air. Berdasarkan interpretasi dari log Adapun kesimpulan dari jurnal


resistivitas dapat diketahui bahwa ini yaitu jenis log yang digunakan
pada zona ini berpotensi minyak. terdiri dari log gamma ray, log

4. Zona 4 resistivitas, log neutron dan log


densitas. Pada hasil ini dijumpai 4
zona yang dapat berpotensi
mengandung air, minyak dan gas.
Pada zona dengan litologi batupasir
yang dapat dijumpai kandungan air,

Gambar 4.4 Zona 4 minyak dan gas karena permeabilitas


batuan tinggi. Pada zona 1 dijumpai
Zona 1 memiliki kedalaman 7.410
minyak air dan gas. Pada zona 2
sampai 7.750 meter dan ketebalan
dijumpai air. Pada zona 3 dijumpai
340 meter. Pada zona ini arah
air dan minyak dan pada zona 4
deflaksi log gamma ray kekiri maka
dijumpai air.
menandakan adanya jenis litologi
yang memiliki permeabilitas. 5.2 Saran

Kemudian pada log resistivitas Sebaiknya saat praktikum asisten


batuan tinggi. Pada log neutron dan dapat lebih menjelaskan dan
log densitas ditandai adanya mendampingi praktikan agar materi
crossover yang memperlihatkan yang disampaikan dapat dipahami
deflaksi log densitas kekiri dan log
Daftar Pustaka
neutron kekanan. Pada crossover /
butterfly effect 1 dijumpai air. Pada Harsono, A. 1997. Evaluasi Formasi
crossover / butterfly effect 2 dijumpai dan Aplikasi Log. Jakarta :
air. Berdasarkan interpretasi dari log Sclumberger
Rider. 1996. The Geological
Interpretation of Well Logs
Second Edition. Skotlandia

Rider. 2002. The Geological


Interpretation of Well Logs
Second Edition. Skotlandia

Anda mungkin juga menyukai