Disusun oleh :
5U Akuntansi
PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
2019
1
KATA PENGANTAR
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak dan beberapa referensi buku, sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik kepada pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah “ Penerimaan Perikatan dan Perencanaan Audit”
ini.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, dan
kami berharap semoga makalah ini memberikan manfaat positif untuk pembaca.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
proses audit juga perlu melakukan pertimbangan risiko yang mungkin terjadi pada
tahapan audit laporan keuangan seperti risiko dari perencanaan audit, pemahaman dan
pengujian pengendalian intern, penaksiran risiko pengendalian, dan lain sebagainya.
Kemudian hal lain yang perlu dipertimbangkan juga adalah terkait faktor yang
memberikan pengaruh pada saldo awal, dan bagaimana mengembangkan strategi audit
awal terhadap asersi signifigkan, serta perlunya memahami pengendalian intern pada
client. Dengan begit audit laporan keuangan pun dapat dibuat dengan perencanaan yang
sesuai dan tepat.
3. Pelaksanaan Pengujian Audit
Pada tahapan audit laporan keuangan yang ketiga ini memiliki beberapa langkah
yang harus dilakukan dalam proses pengujian. Langkah tersebut adalah pengujian
analitik, pengujian pengendalian, dan pengujian substantif. Pada pengujian analitik ini
dilakukan oleh auditor pada tahap awal proses audit dengan mempelajari perbandingan
dan hubungan antara data yang satu dengan data yang lain agar membantu auditor untuk
memahami bisnis clien serta menemukan bidang dalam bisnis tersebut yang sekiranya
memerlukan audit yang lebih intensif. Kemudian untuk pengujian pengendalian disini
merupakan prosedur audit yang dirancang untuk memverifikasi efektivitas pengendalian
intern klien, terutama frekuensi, mutu dan karyawan dalam melaksanakan aktivitas
pengendalian yang telah ditetapkan. Sedangkan untuk pengujian substantif merupakan
prosedur audit yang dirancang untuk menemukan kemungkinan kesalahan yang secara
langsung memberikan pengaruh ada pembuatan laporan keuangan yang lebih tepat.
4. Pelaporan Audit
Pada tahapan audit laporan keuangan terkait dengan pelaporan hasil audit disini
merupakan bagian akhir. Laporan audit sendiri merupakan media yang digunakan oleh
pihak auditor dalam melakukan komunikasi dengan pihak eksternal disekitarnya.
Dimana pada laporan audit harus memiliki kejelasan informasi yang disajikan seperti
misalnya jenis jasa yang diberikan oleh auditor, object yang diaudit, lingkup audit yang
dilaksanakan, tujuan audit dan rekomendasi yang diberikan untuk memperbaiki
kekurangan yang ada, rencana yang akan digunakan untuk tahapan selanjutnya, dan lain
4
sebagainya. Sehingga dengan melakukan pelaporan terkait audit yang dilakukan maka
secara otomatis akan mampu berdampak positif pada proses penyusunan laporan
keuangan.
5
c. Melakukan review terhadap pengalaman auditor dimasa lalu dalam berhubungan
dengan klien yang bersangkutan.
Dalam hal auditor mempertimbangkan akan melanjutkan atau
menghentikan hubungan dengan klien dalam perikatan audit, auditor harus
secara seksama mempertimbangkan pengalamannya masa lalu dalam hubungan
dengan klien dalam perikatan audit.
6
a) Penilaian (misalnya karya seni, obat-obatan khuus dan restricted
securities)
b) Penentuan karakteristik fisik yang berhubungan dengan kuantitas yang
tersedia (misalnya cadangan mineral,atau tumpukan bahan baku yang
ada di gudang)
c) Penentuan nilai yang diperoleh dengan menggunakan teknik atau
metode khusus (misalnya beberapa perhitungan actuarial)
d) Penafsiran persaratan teknis, peraturan atau persetujuan (misalnya
pengaruh potensial suatu kontrak atau dokumen hukum lainnya, atau
hak atas property)
4. Menilai Independensi
7
a) Pekerjaan interim (interim work)yang merupakan pekerjaan
lapangan yang dilaksanakan auditor tiga sampai empat bulan
sebelum tanggal neraca.
b) Pekerjaan akhir tahun (year-end ledger) yang merupakan
pekerjaan lapangan yang dilaksanakan auditor beberapa minggu
sebelum tanggal neraca sampai sampai tiga bulan setelah
tanggal neraca
Pemanfaatan personel klien
8
5) Fakta bahwa audit memiliki keterbatasan bawaan bahwa kekeliruan dan
kecurangan materi tidak akan terdeteksi
6) Pengaruh reproduksi laporan keuangan auditan
7) Kesanggupan auditor untuk menyampaikan informasi tentang
kelemahan signifikan dalam pengendalian intern yang ditemukan auditor
dalam auditnya
8) Akses ke berbagai catatan, dokumentasi dan informasi lain yang
diharuskan dalam kaitannya dengan audit
9) Dasar yang digunakan oleh auditor untuk menghitung fee audit dan
pengaturan penagihannya
9
h. Lingkungan pelaporan
i. Peraturan perundangan yang terkait
j. Kebijakan dan prosedur akuntansi
k. Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan nama auditornya
l. Pihak-pihak yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan
manajemen
m. Kasus hukum yang sedang dihadapi
10
a. Pengendalian intern memadai dan tim akan menguji pengendalian
tersebut (rely on control)
b. Pengendalian intern memadai tetapi tim tidak akan menguji
pengendalian karena lebih efektif langsung melakukan pengujian
substanti
c. Pengendalian intern tidak memadai dan tim tidak mengandalkan pada
pengendalian intern
d. Penilaian atas risiko kecurangan (risk of fraud)
e. Tindak lanjut yang diperlukan apabila ditemukan kemungkinan risiko
audit yang tidak bisa ditanggulangi oleh pengendalian intern klien.
3) Menentukan Tingkat Materialitas Awal dan Salah Saji Yang Bisa Diterima
Materialitas adalah besarnya nilai yang jika dihilangkan atau salah
saji informasi akuntansi yang dapat mengakibatkan perubahan atau
berpengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan
terhadap informasi tersebut.
Pertimbangan kuantitatif berkaitan dengan prosentase salah saji terhadap:
a. Laba bersih sebelum pajak
b. Total aktiva
c. Total aktiva lancar
d. Total ekuitas pemegang saham
Pertimbangan kualitatif berkaitan dengan penyebab salah saji, misalnya:
a. Kemungkinan terjadinya pelanggaran hukum
b. Kemungkinan terjadinya ketidakberesan
c. Intensitas kesalahan yang tinggi
d. Syarat yang tercantum dalam perjanjian penarikan kredit dari bank
(covenant) yang mengharuskan klien untuk mempertahankan beberapa
rasio keuangan pada tingkat minimum tertentu
e. Adanya gangguan dalam trend laba
11
Dalam perencanaan audit, tim harus menetapkan materialitas pada dua
tingkat yaitu Tingkat laporan keuangan (materialitas awal) dan Tingkat
saldo akun (salah saji yang bisa diterima/tolerable error).
12
auditor lain dan menerima instruksi dari auditor utama, KAP wajib
menjawab setiap pertanyaan auditor lain.
Petunjuk audit
Jadwal penyerahan laporan-laporan yang diinginkan dari auditor lain
Pernyataan independen dari auditor lain
Rencana audit yang disusun oleh auditor lain
Audit clearence oleh auditor lain
Kuesioner audit yang harus diisi oleh auditor lain
Catatan penyelesaian audit
Rincian saldo dan transaksi antar afiliasi
Check list pengungkapan
Review kejadian setelah tanggal neraca
Tujuan perikatan
Kondisi bisnis dan industri klien
Pengendalian intern
Area-area kritis dan penting
13
Penetapan materialitas
Risiko audit
Rencana sample
Personalia dan jadwal
14
2.4 Pengujian Audit
Dalam audit, auditor melakukan berbagai macam pengujian (test), yang secara garis
besar dapat dibagi menjadi 3 golongan berikut ini :
1. Pengujian analitik (analytical tests)
2. Pengujian pengendalian (tests og control)
3. Pengujian substantif (substantive tests)
1. Pengujian Analitik
Pengujian ini dilakukan oleh auditor pada tahap awal proses audit dan pada tahap
reviw menyeluruh terhadap hasil audit.Pengujian ini dilakukan oleh auditor
dengan cara mempelajari perbandingan antara data yang satu dengan yang
lain.Pada tahap awal p;roses audit,pengujian analitik dimaksudkan untuk
membantu auditor dalam memahami bisnis klaen dan dalam menemukan bidang
yang memerlukan audit lebih intensif.Sebelum auditor melaksanakan audit
sesara rinci dan mendalam terhadap objek audit,ia harus memperoleh gambaran
yang menyeluruhmengenai perusahaan yang diaudit.Untuk mendapatkan
gambaran menyeluruh dan secara garis besar mengenai keadaan keuangan dan
hasil usaha klaen auditor menggunakan analisis ratio,analisis laba bruto,analisis
terhadap laporan keuangan perbandingan ( comparative financial statements ).
2. Pengujian Pengendalian
Pengujian pengendalian adalah : prosedur audit yang dilaksanakan untuk
menentukan evektivitas desain dan/atau operasi pengendalian intern. Dalam
hubungannya dengan desain pengendalian intrn, pengujian pengendalian yang
dilakukan oleh auditor berkaitan dengan apakah kebijakan dan prosedur telah
didesain memadai untuk mencegah ayau mendeteksi salah saji material dalam
asersi tertentu laporan keuangan. Dalam hubungannya dengan operasi suatu
pengendalian intern, pengujian pengendalian yang dilakukan oleh auditor
berkaitan dengan apakah kebijakan dan prosedur sesungguhnya berjalan dengan
baik. Pengujian pengendalian merupakan prosedur audit yamg dirancang untuk
15
memverifekasi efektifitas pengendalian intern klaen.Pengujian pengendalian
terutama ditujukan untuk mendapatkan informasi mengenai :
1. Frekuensi pelaksaan aktifitas pengendalian yang ditetapkan
2. Mutu pelaksaan aktivitas penendalian tersebut.
3. Karyawan yang melaksanakan aktivitas pengendalian tersebut.
Perancangan Pengujian Pengendalian Auditor dapat memilih pengujian
pengendalian bersamaan atau pengujian pengendalian tambahan atau pengujian
pengendalian yang direncanakan, auditor dapat memilih jenis proses yang akan
digunakan dalam pelaksanaan pengujian pengendalian, saat dan lingkup
pengujian.
3. Pengujian Subtantif
Pengujian subtantif merupakan prosedur audit yang dirancang untuk
menemukan kemungkinan kesalahan moneter yang secara langsung
mempengaruhi kewajaran penyajian pelaporan keuangan.
Sifat Pengujian Substantif
Sifat pengujian substantive mencakup jenis dan efektivitas prosedur audit yang
dilakukan oleh auditor yaitu :
1. Jika tingkat resiko deteksi yang dapat diterima adalah rendah, auditor harus
menggunakan prosedur audit yang lebih efektif, dan biasanya memerlukan biaya
yang lebih tinggi
2. Jika tingkat resiko deteksi yang dapat diterima adalah tinggi, auditor dapat
menggunakan prosedur audit yang kurang efektif, dan biasanya memerlukan
biaya yang lebih rendah Jenis-jenis pengujian substantive
16
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Proses audit atas laporan keuangan historis dibagi menjadi empat tahap
utama : (1) penerimaan perikatan audit, (2) perencanaan audit, (3) pelaksanaan
pengujian audit, dan (4) pelaporan audit. Proses penerimaan perikatan audit
dilaksanakan oleh auditor melalui enam tahap berikut ini : (1) mengevaluasi
integritas manajemen, (2) mengidentifikasi keadaan risiko khusus dan risiko
besar, (3) menentukan kompetensi untuk melaksanakan audit, (4) menilai
independensi, (5) menentukan kemampuan untuk menggunakan kecermatan dan
keseksamaan dan (6) membuat surat perikatan audit.
Setelah audit memutuskan untuk menerima perikatan audit dari kliennya,
auditor kemudian merencanakan auditnya melalui tujuh tahap berikut ini : (1)
Memahami Bisnis dan Industri Klien, (2) Memahami dan Menilai Struktur
Pengendalian Intern, (3) Menentukan Tingkat Materialitas Awal dan Salah Saji
Yang Bisa Diterima, (4) Menentukan Tingkat Risiko Audit Awal, (5)
Melakukan Komunikasi Dengan Auditor Lain, (6) Menyusun Rencana Audit,
dan (7) Menyusun audit program.
Dalam audit, auditor melakukan berbagai macam pengujian (test), yang
secara garis besar dapat dibagi menjadi 3 golongan berikut ini : (1) Pengujian
analitik (analytical tests), (2) Pengujian pengendalian (tests og control) dan (3)
Pengujian substantif (substantive tests).
3.2 Saran
Dalam makalah ini penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua dan semoga dapat menambah wawasan pembaca. Penulis juga
minta maaf jika ada kesalahan dan kekurangan dalam penulisan makalah ini atau
ada persepsi yang berbeda dari pembaca, kami harap untuk dapat dimaklumi.
18
Selain itu kami juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca agar kami sebagai penulis dapat memperbaikinya untuk masa yang
akan datang.
19
DAFTAR PUSTAKA
20