ID None PDF
ID None PDF
Abstrak
Demam berdarah dengue (DBD) masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Salah satu upaya
pengendalian vektor penyakit tersebut adalah pengendalian terhadap jentik Aedes aegypti menggunakan
Bacillus thuringiensis yang efektif dan aman bagi lingkungan. Tujuan penelitian adalah untuk mengisolasi
dan mengidentifikasi B. thuringiensis yang toksik terhadap jentik nyamuk Ae. aegypti di berbagai lokasi
di Kabupaten dan Kota Magelang. Dua puluh enam sampel tanah diambil dari 10 lokasi diisolasi dan
diidentifikasi.di laboratorium mikrobiologi, B2P2VRP Salatiga diperoleh 40 isolat B thuringiensis, dimana
29 isolat yang didapat memiliki toksisitas ˃50% terhadap jentik nyamuk Ae. aegypti sedangkan sebelas isolat
yang didapat memiliki toksisitas ˂50% terhadap jentik nyamuk Ae. aegypti. Isolat dengan toksisitas 90%
diisolasi dari sampel tanah yang diambil dari habitat makam. Perlu dilakukan penelitian uji serologi dari
isolat yang patogenisitasnya ˃50%.
Abstract
Dengue hemorrhagic fever (DHF) is still a health problem in Indonesia, transmited by Aedes aegypti. One
of vector control method against Aedes aegypti larvae has conducted using Bacillus thuringiensis due to safe
for the environment. The objectives of this study was to isolate and identify B. thuringiensis which toxic to Ae.
aegypti larvae at various habitat and ecosystem in the District Magelangand magelang multicipality. Twenty-
six soil samples collected from 10 locations were isolated and identified in the microbiology laboratory, Institute
for Vector and Reservoir Control Research and Development, Central Salatiga. Twenty-six soil samples and
40 isolates were identified positive of B thuringiensis, 29 isolates had ˃50% toxicity and 11 isolates had ˂50%
toxicity. Isolate with 90% toxicity were isolated from resting place ecosystem.Serological research needs to be
conducted to identify the pathogenicity of isolates with ˃ 50% toxicity against Ae. aegypti larvae.
Submitted: 17 Maret 2014, Review 1: 13 April 2014, Review 2: 1 Mei 2014, Eligible article: 25 Mei 2014
13
Isolasi Bacillus Thuringiensis dari Berbagai ... (Esti Rahardianingtyas, et. al)
14
Vektora Volume 6 Nomor 1, Juni 2014: 13 - 18
yang diisi dengan 50 ml TPB, sampel tersebut digojog (Salacca zalacca)/tanah pohon suren (Toona sinensis)
dengan menggunakan penggojog pada suhu kamar mati, 9 isolat dari Desa Tegalsari, Bandongan (Tanah
selama 48 jam. Sebanyak 15 ml sampel (sudah digojog) makam/celah bawah pohon beringin dan bulunya,
dimasukan ke dalam mangkok plastik diisi dengan 150 lubang pohon pakis (Diplazium esculentum), di atas
ml air suling dan 20 ekor jentik Ae. aegypti instar III pohon mindi (Melia azedarach), 1 isolat dari lokasi
akhir. Kontrol disiapkan mangkok plastik diisi dengan alun-alun Kota Magelang (lapangan atau alun-alun/
150 ml air suling dan 20 ekor jentik Ae. aegypti instar lubang pohon beringin.
III. Ulangan dilakukan sebanyak 3 kali. Pengamatan Isolasi 11 sampel tanah dari ekosistem makam
kematian jentik dilakukan setelah ke-24 pemaparan diperoleh 20 isolat, 9 sampel tanah dari ekosistem
perkebunan diperoleh 10 isolat, 3 sampel tanah dari
Perhitungan persen kematian jentik Ae. aegypti uji ekosistem candi mendut diperoleh 5 isolat, 2 sampel
dilakukan dengan rumus: tanah dari ekosistem perkantoran diperoleh 4 isolat,
Jumlah jentik mati 1 sampel tanah dari ekosistem lapangan diperoleh 1
x 100 % isolat. Hasil pengujian patogenisitas menunjukkan
Jumlah jentik uji 29 isolat dengan patogenisitas ˃50 % (51,11% -90%)
dan 11 isolat ˂50 % (0% – 48,89 %) terhadap jentik
Apabila kematian jentik pada kontrol 5-20%, angka Ae. aegypti. Sembilan belas isolat yang memiliki
kematian jentik uji dikoreksi dengan rumus Abbott: patogenisitas ˃50% diisolasi dari ekosistem makam,
6 isolat dari ekosistem kebun, 3 isolat dari ekosistem
AK (%) Uji – AK (%) Kontrol perkantoran dan 2 isolat dari ekosistem taman wisata
AKk (%) = ------------------------------------- x 100 candi mendut. Empat isolat memiliki patogenisitas
100 % - AK (%) Kontrol ˂50% diisolasi dari ekosistem perkebunan, 3 isolat dari
ekosistem Candi Mendut, 2 isolat dari ekosistem makam
Keterangan: dan masing-masing 1 isolat dari ekosistem perkantoran
AKk : Angka Kematian koreksi dan lapangan/alun-alun. Isolat hasil isolasi dari eko
AK : Angka Kematian jentik sistem makam memiliki toksisitas 90% sedangkan
Analisis dilakukan secara diskriptif berdasar hasil uji isolat yang diisolasi dari ekosistem lapangan memiliki
patogenitas toksisitas 0%. Patogenisitas dua isolat diperoleh dari
pemeriksaan satu sampel tanah di lokasi perkantoran
Mungkid memiliki toksisitas 63,33% dan 10 %. Hasil
HASIL
serupa juga ditunjukkan oleh pemeriksaan isolat sampel
Hasil penelitian diperoleh 40 isolat positif B.
tanah diambil dari kebun salak, kajoran (66,67 % dan
thuringiensis dari 26 sampel tanah diisolasi, yaitu 7
46,67 %).
isolat dari Desa Blondo, Kabupaten Mungkid (tanah
makam/bawah pohon beringin (Ficus benjamina),
kebun rambutan/lubang pohon (Nephelium lappaceum)/ PEMBAHASAN
lubang pohon jengkol (Pothecellobium jiringa), lubang Sampel tanah dalam penelitian ini diambil dari
pohon kelengkeng (Dimocarpus longan), 1 isolat habitat pohon karena tanah merupakan habitat alami B.
dari Desa Bumirejo, (kebun rambutan/lubang pohon thuringiensis. Spora B. thuringiensis mampu bertahan
rambutan), 5 isolat dari Desa Mendut, (tempat wisata lama di tanah dan akan berkecambah jika terdapat
Mendut/lubang pohon beringin, 5 isolat dari Desa nutrisi (Martin & Travers, 1989). Tanah di bawah pohon,
Tingal kulon, Wanurejo Borobudur ( kebun ketela pohon cabang dan lubang pohon sudah tua, tanah becek, tempat
(Manihot utilissima)/lubang pohon beringin,lubang perkembangbiakan jentik nyamuk maupun jentik sakit
pohon sonokeling (Dalbergia latifolia),lubang pohon merupakan sampel tanah digunakan untuk isolasi B.
kelapa (Cocos nucifera) 2 isolat dari Desa Mungkidan, thuringiensis (Blondine, 2013).
Danurejo (perkantoran.lubang pohon beringin), 2 Hasil pemeriksaan terhadap sampel tanah di lokasi
isolat dari Desa Ngadiarum, Soropadan (perkantoran berbeda dengan habitat sama menunjukkan perbedaan
dan lapangan tembak/bawah pohon trembesi), 5 isolat jumlah isolat diperoleh. Perbedaan tersebut dikarenakan
dari Desa Ngadirejo 3, Salaman (tanah makam/bawah kondisi lingkungan berbeda, seperti: pH tanah, suhu dan
pohon jangkang (Sterculia foetida), celah bawah pohon kelembaban udara serta cahaya matahari mempengaruhi
beringin), 3 isolat dari Desa Kajoran (tanah makam/ perkembangan dan keberadaan B. thuringiensis pada
bawah pohon trembesi (Albizia saman), kebun salak habitat tertentu (Khetan, S.K., 2001). Tersedianya
15
Isolasi Bacillus Thuringiensis dari Berbagai ... (Esti Rahardianingtyas, et. al)
Tabel 1. Hasil uji patogenisitas B. thuringiensis dari berbagai habitat tanah di Kabupaten dan Kota Magelang
terhadap jentik Ae. aegypti
Jumlah Uji Patogenisitas
No Ekosistem Habitat
Sampel Isolat Positif I II
1 Makam Pohon Beringin
- Bawah pohon beringin 4 8 8 (53,33 -76,67)
- Lubang pohon beringin 1 1 1 (66,67)
Pohon Pakis
- Lubang pohon pakis 2 6 5 (63,33-90,0) 1 (23,33)
Pohon Mindi
- Atas pohon mindi 1 2 2 (73,33-86,67)
Pohon Jangkang
- Bawah pohon jangkang 2 2 1 (80,0) 1 (46,67)
Pohon Mahoni
- Bawah pohon mahoni 1 1 1 (60,0)
2 Perkebunan Pohon Jengkol
- Lubang pohon jengkol 1 1 1 (6,67)
Pohon Kelengkeng
- Lubang pohon kelengkeng 1 1 1 (20,0)
Pohon Rambutan
- Lubang pohon rambutan 1 1 1 (75,56)
Pohon Suren
- Tanah pohon suren mati 1 2 1 (66,67) 1 (46,67)
Pohon Beringin
- Lubang pohon beringin 2 2 1 (71,11), 1 (33,33)
Pohon Sonokeling
- Lubang pohon sonokeling 2 2 2 (51,11-82,22)
Pohon Kelapa
- Lubang pohon kelapa 1 1 1 (60,0)
3 Candi Mendut Pohon Beringin
- Lubang pohon beringin 3 5 2 (57,76-60,0) 3 (35,56-48,89)
4 Perkantoran Pohon Beringin
- Lubang pohon beringin 1 2 1 (63,33) 1 (10,0)
Pohon Trembesi
- Bawah pohon trembesi 1 2 2 (63,33-76,61)
5 Lapangan / alun-alun Pohon Beringin
- Lubang pohon beringin 1 1 1(0,0)
26 40 29 (51,11-86,67) 11 (6,67-48,89)
I = Jumlah isolat dengan kematian jentik nyamuk selama 24 jam ˃50%
II = Jumlah isolat dengan kematian jentik nyamuk selama 24 jam ˂50%
16
Vektora Volume 6 Nomor 1, Juni 2014: 13 - 18
17
Isolasi Bacillus Thuringiensis dari Berbagai ... (Esti Rahardianingtyas, et. al)
Pusat Data Survelence Epidemiologi, 2010, Buletin WHO, 1999. Microbial Pest Control Agent “Bacillus
Jendela Epidemiologi. Kementrian kesehatan RI, Thuringiensis”.WHO, Jeneva.
Jakarta .
18