Anda di halaman 1dari 5

Jurnal SIKLUS volume 7 Nomor 1 Januari 2018 p-ISSN:2089-6778

e-ISSN:2549-5054

PERAN BIDAN SEBAGAI FASILITATOR PELAKSANAAN PROGRAM


PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) DI
WILAYAH PUSKESMAS KABUPATEN PEKALONGAN

Putri Andanawarih1, Ida Baroroh2


e-mail : poetry_andana@yahoo.com
1,2,
Akademi Kebidanan Harapan Ibu Pekalongan
Jl. Sriwijaya No 7 Kota Pekalongan
Telp 085102998866

Abstrak
Kehamilan dan persalinan adalah suatu hal yang alami akan tetapi bukan berarti tanpa resiko,
masalah kehamilan dan persalinan adalah penyumbang terbesar Angka Kematian Ibu dan Angka
Kematian Bayi. Salah satu masalah kesehatan di Indonesia adalah tingginya Angka Kematian Ibu (AKI),
di Kota Pekalongan 80,19/100 KH(2010), 145,68/100KH(2011), dan 81,97/100KH(2012). Upaya untuk
menurunkan AKI dengan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K). Bidan
puskesmas merupakan tenaga kesehatan yang paling strategis dalam pelaksanaan layanan kesehatan
masyarakat, serta paling tepat dalam melaksanakan peran fasilitator dalam P4K.. Penelitian untuk
mengetahui gambaran umum Peran Bidan Sebagai Fasilitator Pelaksanaan P4K di wilayah Puseksmas
Kabupaten Pekalongan. Desain penelitian menggunakan penelitian deskriptif. Populasi yang digunakan
adalah bidan puskesmas di wilayah Kabupaten Pekalongan. Sampel yang digunakan adalah sampel jenuh
sebanyak 57 bidan, dengan pengambilan data menggunakan observasi. Analisis data menggunakan
variabel karakteristik bidan yaitu umur dan pendidikan bidan, serta implementasi pelaksanaan P4K oleh
bidan yang meliputi: pendataan, perencanaan, sosialisasi, pelayanan, dan kerjasama tim. Hasil penelitian
menunjukkan bidan berperan dalam pendataan ibu hamil disertai pemberian stiker sebanyakl (91,2%),
perencanaan persalinan (89,5%), sosialisasi dengan melibatkan lintas sektor (91,2%), konseling pada ibu
hamil (84,2%) serta kerjasama tim dalam pelaksanaan P4K sebesar (71,9%).

Kata Kunci : Peran Bidan, Fasilitator, P4K

1. Pendahuluan Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi


Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Jawa Tengah pada tahun 2015 masih
Kematian bayi (AKB) merupakan indikator termasuk tinggi yaitu sebanyak 619 kasus ,
penting untuk menilai tingkat kesejahteraan mengalami penurunan yang cukup
suatu Negara dan status kesehatan signifikan dibandingkan dengan tahun 2014
masyarakat. Kematian ibu merupakan yang mencapai 711 kasus. Sedangkan AKI
kematian seorang wanita yang terjadi saat di Kabupaten Pekalongan tahun 2015
hamil, bersalin, dan masa nifas (dalam 42 sebanyak 22 kasus(2).
hari) setelah persalinan. Kematian yang Menurut Survei Demografi dan
berkaitan dengan kehamilan merupakan Kependudukan Indonesia oleh BKKBN
masalah yang sampai saat ini belum dapat dalam Diadjeng Setya Wardani (2009)(3).
diatasi. Hal ini terlihat dari masih tingginya Penyebab kematian ibu terbesar secara
angka kematian yang berkaitan dengan berurutan disebabkan terjadinya perdarahan,
masalah kehamilan, seperti AKI dan AKB eklamsia, infeksi, persalinan lama dan
di berbagai belahan dunia. WHO (World keguguran. Kematian bayi sebagian besar
Health Organization) melaporkan bahwa disebabkan karena Bayi Berat Lahir Rendah
AKI secara global sebesar 220/100.000 (BBLR), kesulitan bernafas saat lahir dan
kelahiran hidup, sedangkan di Indonesia infeksi. Permasalahan tingginya Angka
AKI sebesar 210/100.000 kelahiran hidup. Kematian Ibu ini perlu mendapat perhatian
AKB tahun 2010 secara global sebesar penting oleh Dinas Kesehatan dengan
40/1.000 kelahiran hidup, sedangkan di melaksanakan program perbaikan dan
Indonesia sebesar 27/1.000 kelahiran hidup peningkatan kesehatan ibu. Upaya
(1)
. penurunan kematian ibu dan bayi dapat
dilakukan dengan peningkatan cakupan dan

252
Jurnal SIKLUS volume 7 Nomor 1 Januari 2018 p-ISSN:2089-6778
e-ISSN:2549-5054

kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak. Pekalongan sebanyak 277 bidan. Sampel
Salah satu upaya yang dilakukan adalah yang diambil menggunakan sistem
mendekatkan jangkauan pelayanan accidental sampling dan didapatkan sampel
kesehatan kepada masyarakat melalui sebanyak 57 orang yang memenuhi kriteria
Program Perencanaan Persalinan dan sebagai berikut : 1) Bidan Puskesmas
Pencegahan Komplikasi (P4K) (4). dengan wilayah kerja di Kabupaten
Bidan memiliki peran penting dalam Pekalongan 2) Bidan yang bersedia menjadi
pelaksanaan Program Perencanaan responden.
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi Data penelitian diambil menggunakan
(P4K) yaitu melakukan pendataan ibu hamil quesioner tertutup yang berisi pertanyaan
untuk mengetahui jumlah ibu hamil dan dan disediakan jawaban dalam bentuk
untuk merencanakan persalinan yang aman, variasi “Ya” atau “Tidak”.Data yang
persiapan menghadapi komplikasi dan tanda didapatkan kemudian dilakukan analisis
bahaya ke bidan bagi ibu sehingga melahir- menggunakan analisis univariat.
kan bayi yang sehat dan ibu selamat dengan
mengikutsertakan suami dan keluarga. Serta 3. Hasil dan Pembahasan
menggerakkan masyarakat dengan mem- Karakteristik responden dalam
berikan penyuluhan dan mengadakan per- penelitian ini menujukkan sebagian besar
temuan tiap bulan, mengikutsertakan berumur kurang dari 40 tahun sebanyak 53
masyarakat seperti: tokoh masyarakat, tokoh bidan, selebihnya 4 bidan berusia kurang
agama, kader dan dukun bayi. Keikutsertaan dari 40 tahun. Bidan puskesmas di
masyarakat akan mempercepat Kabupaten Pekalongan sebagian besar
terlaksananya program peningkatan mutu menunjukkan tingkat pendidikan lulusan
kesehatan dan tertanganinya resiko yang ada D.III, yaitu sebanyak 49 bidan (57,6%), dan
dengan cepat dan tepat(4). selanjutnya D.I ada 7 bidan (12,28%), D.IV
Salah satu alasan P4K dilaksanakan di 1 bidan (1,75%).
Kabupaten Pekalongan untuk mengurangi Tabel 1 Distribusi Pendataan dalam
angka kematian ibu yang biasanya terjadi Pelaksanaan P4K
karena tidak memiliki akses ke pelayanan Peran Bidan Ya Tidak
N
kesehatan yang berkualitas, terutama pe- dalam (f) % (f) %
o
pendataan
layanan kegawatdaruratan tepat waktu yang
Semua ibu hamil
dilatarbelakangi oleh terlambat mengenal 1 52 91.2 5 8.8
terdata oleh bidan
tanda bahaya dan mengambil keputusan, ter- Semua ibu hamil
lambat mencapai fasilitas tenaga kesehatan, rumahnya
serta terlambat mendapatkan pelayanan di 2 51 89.5 6 10.5
tertempel stiker
fasilitas kesehtan(5) pendataan.
Tujuan penelitian ini Untuk mem- Bidan melakukan
peroleh gambaran tentang Peran Bidan update pendataan
3 54 94.7 3 5.3
Sebagai Fasilitator Pelaksanaan Program ibu hamil selama
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan sebulan sekali.
Komplikasi (P4K) di Wilayah Puskesmas
Kabupaten Pekalongan. Sebanyak 52 bidan menyatakan telah
melakukan pendataan ibu hamil sesuai
2. Metode Penelitian wilayah kerjanya, namun masih ada 5 bidan
Metode penelitian yang digunakan yang tidak mendata keseluruhan ibu hamil
adalah deskriptif kuantitatif, dengan tujuan di wilayah kerjanya.Sehingga data ibu hamil
utamanya mengetahui sejauh mana im- yang masuk ke Puskesmas sesuai wilayah
plementasi Pelaksanaan P4K oleh bidan kerja bidan tersebut tidak mencapai seratus
sebagai Fasilitator di Puskesmas Kabupaten persen. Namun tidak semua yang terdata
Pekalonga yang dilaksanakan pada bulan diberi/tempel stiker pendataan, hanya 51
September – Desember 2016. Populasi bidan (89.5%) yang memberikan jawaban
dalam penelitian ini adalah bidan “ya” pada peran tersebut. Bidan (94.7%)
Puskesmas di Wilayah Kabupaten juga melaksanakan pendataan ulang setiap

253
Jurnal SIKLUS volume 7 Nomor 1 Januari 2018 p-ISSN:2089-6778
e-ISSN:2549-5054

sebulan sekali. Pendataan yang dilengkapi Kesiapan dana persalinan menjadi hal
dengan penempelan stiker pada masing- penting dalam perencanaan. Kepastian dan
masing rumah ibu hamil merupakan langkah ketersediaan sumber dana secara tidak lang-
notifikasi sasaran dalam rangka me- sung menjadi faktor yang mempengaruhi
ningkatkan cakupan mutu pelayanan kelancaran upaya persalinan. Bidan mem-
kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir(6). fasilitasi hal tersebut dengan memberikan
Pembaharuan dan kelengkapan data ibu informasi tentang Tabulin atau Dasolin
hamil menjadi faktor penting tercapainya sejak masa kehamilan awal, guna persiapan
sasaran pelayanan bidan dalam pelaksanaan persalinan yang lebih matang. Namun hanya
P4K. Peneliti berpendapat dengan adanya sebagian masyarakat saja yang me-
up-date sebulan sekali, maka diharapkan rencanakan pembiayaan persalinan bersama
tidak ada ibu hamil yang tak terdata atau bidan (71,9%). Peneliti menganggap
terlayani dalam masa kehamilan hingga dengan kondisi ekonomi masyarakat
persalinan. Kabupaten Pekalongan yang rata-rata
Tabel 2 Distribusi Perencanaan dalam tergolong maju atau mampu, ada
pelaksanaan P4K kecenderungan sebagian masyarakat mampu
N Peran Bidan dalam Ya Tidak mempersiapkan pendanaan secara mandiri
o perencanaan (f) % (f) % tanpa bantuan peran bidan.
Ibu hamil dan Pada tabel 3.2 pengguanaan KB yang
keluarganya
direncanakan bersama ibu dan suami juga
merencanakan
1
persalinan yang
51 89.5 6 10.5 tidak seluruhnya merencanakan hal tersebut,
dibuat bersama hanya 75,4% bidan yang melaksanakannya.
dengan bidan Rencana penggunaan metode KB yang tepat
Ibu hamil dan pasca persalinan hendaknya sudah
keluarganya direncanakan bersama bidan saat konseling
2
mempunyai rencana
43 75.4 14 24.6
dalam masa kehamilan. Suami atau keluarga
menggunakan KB juga ikut serta mempertimbangkan rencana
yang dibuat penggunaan KB. Dengan demikian manfaat
bersama bidan P4K dengan meningkatnya peserta KB
Membuat rencana
pasca salin bisa terwujud.
pendanaan
3 41 71.9 16 28.1 Tabel 3 Distribusi Sosialisasi dalam
persalinan seperti
Pelaksanaan P4K
Tabulin/Dasolin
N Peran Bidan dalam Ya Tidak
o Sosialisasi (f) % (f) %
Rata-rata (89,5%) ibu hamil Bidan mengadakan
merencanakan persalinannya yang dipandu 1 penyuluhan kepada 52 91.2 5 8.8
oleh bidan. Namun untuk rencana masyarakat
pendanaan persalinan tidak semua ibu hamil Tokoh masyarakat
merencanakannya bersama bidan, hanya ada 2
diikutsertakan oleh
47 82.5 10 17.5
41 atau 71,9%. Perencanaan persalinan bidan dalam
dilakukan antara ibu hamil, keluarga dan rencana persalinan
bidan. Dalam hal ini bidan memberikan P4K dijalankan
dalam wadah lintas
panduan akan hal-hal penting yang perlu 3 46 80.7 11 19.3
program dan lintas
dipersiapkan selama kehamilan dan sektor
menjelang kelahiran. Adanya rencana
persalinan aman yang disepakati bersama
Sosialisasi yang diselenggarakan kepada
antara ibu hamil, suami dan keluarga
keluarga dan masyarakat telah dilaksanakan
dengan bidan, merupakan tujuan dari P4K(7).
dengan baik, sebanyak 52 bidan melaksana-
Bidan memahami hal tersebut dan gambaran
kannya. Dengan adanya sosialisasi
yang didapat dari responden sebagian besar
diharapkan perilaku kesehatan masyarakat
(89,5%) telah memberikan dukungan
akan lebih baik. Hal ini sesuai dengan
rencana persalinan aman bersama ibu hamil
penelitian lain yang menyatakan adanya
dan keluarganya.
perubahan pengetahuan dan sikap setelah

254
Jurnal SIKLUS volume 7 Nomor 1 Januari 2018 p-ISSN:2089-6778
e-ISSN:2549-5054

dilakukan penyuluhan(8). Dalam hal antenatal, persalinan, nifas dan KB.


keterlibatan tokoh masyarakat, sebagian Berdasar pada hasil penelitian bidan pus-
bidan menganggap masih kurang (17,5%). kesmas, persentase dalam pelayanan
Secara keseluruhan pelaksanaan P4K belum konseling pada ibu hamil menunjukkan
dilaksanakan lintas program maupun lintas bidan telah melaksanakan dengan baik. Hal
sektor (80,7%). Penyuluhan berkaitan ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang
dengan program P4K kepada masyarakat menyatakan sebanyak 48 bidan telah
senantiasa dilakukan oleh bidan (91,2%). melaksanakan konseling tidak hanya kepada
Baik secara langsung kepada ibu hamil, ibu hamil, namun juga melibatkan suami
maupun secara tidak langsung melalui dan keluarga pasien.
forum-forum masyarakat. Sejalan dengan Standar dalam pertolongan persalinan
peran bidan sebagai fasilitator bahwa bidan yang berlakudi Kabupaten Pekalongan yaitu
fasilitator setiap bulan mengadakan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
pertemuan dengan kader dan tokoh kompetisi kebidanan(9), yaitu bidan telah
masyarakat lainnya(4). Dengan sosialisasi mengikuti pelatihan Asuhan Persalinan
bersama forum-forum dalam wadah lintas Normal dan mengaplikasikan sesuai 58
program dan lintas sektor. Pelaksanaan P4K langkah.
banyak mendapatkan dukungan dan Tabel 5 Distribusi Kerjasama Tim dalam
bantuan, baik dari perangkat desa, kader, Pelaksanaan P4K
tokoh masyarakat, aktivis masyarakat N Peran Bidan dalam Ya Tidak
bahkan seluruh lapisan masyarakat. o kerjasama tim (f) % (f) %
Tabel 4 Distribusi Pelayanan dalam Bidan mengadakan
Pelaksanaan P4K 1 dan mengelola 41 71.9 16 28.1
N Peran Bidan dalam Ya Tidak kegiatan KIA/KB
o pelayanan (f) % (f) % Bidan
Diadakan konseling mengikutsertakan
bersama ibu hamil, 2 keluarga dalam 45 78.9 12 21.1
1 48 84.2 9 15.8 menyiapkan
suami dan
keluarganya persalinan
Bidan menolong Bidan
2 persalinan sesuai 46 80.7 11 19.3 mengkoordinir
standar persiapan pendonor
3 35 61.4 22 38.6
Bidan memberikan darah dan
3 pelayanan nifas 55 96.5 2 3.5 transportasi untuk
sesuai standar persalinan

Pelayanan konseling pada ibu/keluarga Bidan mendorong anggota keluarga


selama kehamilan telah dilaksanakan oleh untuk ikut serta menolong saat persalinan
sebagian besar bidan dengan persentase (78,9%). Disamping itu 35 bidan juga
84,2%. Beberapa bidan (46 responden) mengkoordinasikan persiapan pendonor
membantu ibu hamil yang menjalani per- darah dan transportasi proses persalinan ibu
salinan sesuai standar. Dilanjut dengan pe- hamil. Pengelolaan kegiatan KIA/KB hanya
layanan pada masa nifas sesuai standar 71,9% bidan yang menjalankan artinya tidak
sebanyak 55 responden dengan persentase semua bidan aktif dalam kegiatan tersebut.
memuaskan (96,5%). Salah satu tugas bidan Pengelolaan kegiatan KIA/KB di Kabupaten
fasilitator dalam pelaksanaan P4K adalah Pekalongan berupa kerjasama penyeleng-
malakukan konseling/pelayanan kepada ibu garaan KB safari dan kelas ibu hamil yang
hamil. Bidan harus menjelaskan/konseling dilaksanakan secara terjadwal.
kepada keluarga tentang pentingnya pe- Dalam operasionalisasi P4K harusnya bidan
rencanaan persalinan serta bagaimana mem- memanfaatkan forum-forum yang sudah
persiapkan ibu hamil dan keluarga bila ada, bila belum ada maka dilakukan
terjadi komplikasi kehamilan, persalinan pembentukan dengan melakukan pemilihan
dan nifas. Bidan dituntut untuk memberikan warga yang punya waktu dan mempunyai
pelayanan KIA sesuai standar dalam kemauan. Kendala yang ditemukan dalam

255
Jurnal SIKLUS volume 7 Nomor 1 Januari 2018 p-ISSN:2089-6778
e-ISSN:2549-5054

penelitian ini adalah adanya kesibukan 5. Daftar Pustaka


pekerjaan masing-masing masyarakat kota [1] Kemenkes RI, Infodatin: Pusat Data
yang menghambat berjalannya forum-forum dan Informasi Kementrian Kesehatan
tersebut. Sehingga bidan maupun warga RI, Jakarta, 2014
tidak bisa secara rutin mengikuti kegiatan [2] Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
forum masyarakat. Tengah, Profil Kesehatan Provinsi
Pengelolaan donor darah dilakukan Jawa Tengah Tahun 2015, Semarang
ditingkat dasar wilayah RT/RW dengan 2015
ketentuan calon donor yang ada. Kemudian [3] Wardani DS, Kapatuhan Bidan
sarana transportasi didapatkan melalui ke- Praktek Swasta dalam Pelaporan
sediaan warga untuk pemakaian kendara- Pencatatan Pelayanan KIA di
annya atau dengan mengadakan pendanaan Kabupaten Blitas Provinsi Jawa
untuk menggunakan ambulan desa(4). Fakta Timur Tahun 2009, Universitas
yang didapat dalam mengkoordinir Diponegoro, 2009
persiapan pendonor darah dan transportasi [4] Depkes RI,Pedoman Program
untuk persalinan sangat sedikit responden Perencanaan Persalinan Dan
(35 bidan) yang melaksanakannya. Peneliti Pencegahan Komplikasi Dengan
menganggap masyarakat kurang Stiker. Jakarta: Departemen
mengantisipasi terhadap bahaya persalinan, Kesehatan Republik Indonesia, 2009.
terutama kekurangan darah. Ada [5] Rosyida R, Maslikhah, Suwondo,
kecenderungan pada ibu hamil maupun Gambaran Perilaku Ibu hamil dalam
keluarganya lebih mengandalkan pada ke- Pelaksanaan Program Perencanaan
tersediaan di PMI, meski bidan berupaya Persalinan dan Pencegahan
mengkoordinasikan. Termasuk perihal Komplikasi (P4K) di Wilayah Kerja
transportasi/ambulan untuk persalinan, Puskesmas Wonokerto 01 Kabupaten
kondisi Kabupaten Pekalongan memiliki ke- Pekalongan. Jurnal Kebidanan 07
mudahan akses dan sarana transportasi (01) 1-114, 2015
layaknya daerah perkotaan. Sehingga [6] Prasetyawati AE, Kesehatan Ibu dan
koordinasi pendonor darah dan transportasi Anak (KIA) dalam Milenium
yang seharusnya dilakukan oleh bidan tidak Development Goals (MDGs).
sepenuhnya dapat diaplikasikan. Keaktifan Yogyakarta: Nuh Medika; 2012
masyarakat dalam pemberdayaan berkaitan [7] Kapti, Rinik Eko, Yeni Rustina, and
dengan P4K membutuhkan semangat dan Widyatuti Widyatuti, Efektifitas
kemauan dan rasa tanggung jawab. Hal ini audiovisual sebagai media
sesuai dengan pernyataan Cavaye yang penyuluhan kesehatan terhadap
menyatakan elemen pemberdayaan peningkatan pengetahuan dan sikap
masyarakat adalah : 1) kerja sama, 2) ibu dalam tatalaksana balita dengan
kemauan, 3) kepemimpinan, 4) kerja keras, diare di dua rumah sakit kota
dan 5) organisasi yang terbina(10). Malang, Jurnal Ilmu Keperawatan
1.1, 2013
4. Kesimpulan [8] Runjati, Asuhan Kebidanan
Peran bidan sebagai fasilitator dalam Komunitas. Jakarta: EGC, 2011
program P4k di Kabupaten Pekalongan [9] Dinas Kesehatan Kabupaten
telah dilaksanakan dengan baik melalui Pekalongan, Profil Kesehatan
pendataan yang berulang, namun dalam hal Kabupaten Pekalongan Tahun 2014,
perencanaan pendanaan masih ada sebagian Kabupaten Pekalongan, 2015
yang tidak mengikuti program yang [10] Suprapti, Sriatmi A, Faktor-Faktor
dirancang oleh bidan dikarenakan kondisi yang Berpengaruh dengan Upaya
ekonomi masyarakat Kabupaten Pekalongan Pemberdayaan Masyarakat oleh
yang baik sehingga masyarakat dapat Bidan Terkait dengan Program P4K
mempersiapkan sendiri pendanaan secara di Kabupaten Pasuruan, Jurnal
mandiri. Penelitian Kesehatan Suara Forikes
Volume II Nomor 4, 2011.

256

Anda mungkin juga menyukai