Laporan Presentasi Kasus Sindroma Nefrot
Laporan Presentasi Kasus Sindroma Nefrot
SINDROMA NEFROTIK
Pembimbing :
dr. Shelvi Herwati , Sp.A
Disusun oleh :
Rania Merriane Devina
1102012224
Penulis
1
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS
A. Identitas Pasien
Nama : An. NF
BB/TB : 13 kg/91 cm
Agama : ISLAM
II. ANAMNESIS
A. KELUHAN UTAMA
B. KELUHAN TAMBAHAN
Batuk
2
C. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
3
Tidak ada
Penolong Dukun
persalinan
o Psikomotor
Berguling : 6 bulan
Duduk : 8 bulan
Merangkak : 8 bulan
Berdiri : 9 bulan
Bicara pertama kali : 9 bulan
Kesan: Riwayat perkembangan baik.
4
Lahir : Hepatitis B (HB) 0
9 Bulan : Campak
Kesan : Imunisasi dilakukan dengan lengkap
Tanda Vital
Suhu : 35,3 0C
Status Generalis
Kepala : Normocephali
5
Mulut : gusi tidak meradang, tidak merah dan bengkak
(-)
Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus cordis teraba pada linea midclavicularis
sinistra ICS 4
Auskultasi : Bunyi jantung 1 & 2 normal reguler, murmur (-)
gallop (-)
Paru
Inspeksi : Bentuk dada normal, pernapasan simetris dalam
keadaan statis dan dinamis, retraksi sela iga (-)
Abdomen
6
membesar, shifting dullness +/+
STATUS GIZI
Antropometris:
Panjang Badan : 91 cm
Lingkar kepala : 51 cm
Hematologi
7
Albumin 0,50 0,90 g/dl 3,2-5,2
Urinalisa 15/08/2016
Nilai
Hasil Rujukan
URINALISA
Urin Lengkap
Makroskopis
Warna Kuning Kuning
Kejernihan Jernih Jernih
Kimia Urin
Berat jenis 1.010 1.015 - 1.025
pH 7,0 4,5 - 8
Glukosa Negatif Negatif
Bilirubin Negatif Negatif
Keton Negatif Negatif
Darah samar Negatif Negatif
Protein +++/Pos Negatif
Urobilinogen Normal Normal
Nitrit Negatif Negatif
Sedimen
Leukosit 2-3 /LPB
Eritrosit Negatif 0-1/LPB
Silinder Positif/ + Negatif
Tidak
Jenis 0-1 hyalin ditemukan
Epitel Positif/+ Positif
Kristal Negatif Negatif
Bakteria Positif/+ Negatif
lain-lain Negatif
V. RESUME
8
Pasien terdapat edema pada palpebra (+/+), abdomen dan pretibial(+/+) 2 bulan
SMRS. Susah buang air kecil, pasien harus mengedan terlebih dahulu. Volume BAK yang
dikeluarkan jumlahnya sedikit-sedikit. Tidak ada keluhan nyeri, darah (-), busa (-).
Pasien batuk dengan dahak (+) 1 minggu SMRS, mencret 1 hari SMRS, cair, ampas
(+), lendir (-), darah (-). Tidak ada demam (-), mual(-), muntah (-), sakit tenggorokan (-).
Pasien mengalami penambahan berat badan, dari 11,5 kg sampai 13 kg
Kesadaran : Composmentis
Tanda Vital
Suhu : 35,3 0C
Status Generalis
o Kepala : Normocephale
o Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-), edema palpebra (+/+)
o Hidung : Nafas cuping hidung (-/-), secret (-/-)
o Mulut : Bibir kering (-) perioral sianosis (-)
o Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-)
o Thorak : Simetris, retraksi –
o Cor : Bunyi jantung I & II reguler, Gallop (-), Murmur (-)
o Pulmo : Suara nafas vesikuler, Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
o Abdomen : BU (+), cembung, kesan asites, pembesaran hepar dan lien (-), redup
di keempat region abdomen, shifting dullness (+/+)
o Ekstremitas :
Superior Inferior
9
Edema -/- +/+
Pemeriksaan laboratorium
Urinalisa 15/08/2016
Nilai
Hasil Rujukan
URINALISA
Urin Lengkap
Makroskopis
Warna Kuning Kuning
10
Kejernihan Jernih Jernih
Kimia Urin
Berat jenis 1.010 1.015 - 1.025
pH 7,0 4,5 - 8
Glukosa Negatif Negatif
Bilirubin Negatif Negatif
Keton Negatif Negatif
Darah samar Negatif Negatif
Protein +++/Pos Negatif
Urobilinogen Normal Normal
Nitrit Negatif Negatif
Sedimen
Leukosit 2-3 /LPB
Eritrosit Negatif 0-1/LPB
Silinder Positif/ + Negatif
Tidak
Jenis 0-1 hyalin ditemukan
Epitel Positif/+ Positif
Kristal Negatif Negatif
Bakteria Positif/+ Negatif
lain-lain Negatif
Pulmo :
Hilus kanan menebal, kiri normal
Coracan bronkhovaskular bertambah
Tampak infiltrate di medial kedua paru terutama kanan
IX. PENATALAKSANAAN
Prednisone 3x2 tab
11
Mucos 3x1/2 cth
Cefixim 2x1/2 cth
Transfusi Albumin 20 % 50 cc/4 jam
Furosemid 14 mg iv
X. PROGNOSIS
XI. FOLLOW UP
Pemeriksaan Tanggal
15/08/16 16/08/16 18/08/16 19/08/16 20/8/2016
S Kelopak mata, Kelopak mata, Batuk (+) Batuk (+), Batuk (+) mencret (-)
perut, dan perut dan tungkai mencret 2x
Keluhan
tungkai bengkak
bengkak
O KU Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
Kesadaran Composmentis Composmentis Composmentis Composmentis Composmentis
Tanda HR 102x/m HR 108x/m HR 112x/m HR 128x/m HR 115x/m
Vital RR 26x/m RR 29x/m RR 28x/m RR 28x/m RR 26x/m
Suhu 35,6 C Suhu 36,2 C Suhu 37,2 C Suhu 36,4 C Suhu 36,2 C
Kepala Normochepale Normochepale Normochepale Normochepale Normochepale
Mata SI -/- CA -/- SI -/- CA -/- SI -/- CA -/- SI -/- CA -/- SI -/- CA -/-
edema edema palpebra +/ edema palpebra +/ edema edema palpebra +/+
palpebra +/+ + + palpebra +/+ (berkurang)
(berkurang) (berkurang)
THT POC - PCH - POC - PCH - POC - PCH - POC - PCH - POC - PCH -
Thorax SSD, retraksi - SSD, retraksi - SSD, retraksi - SSD, retraksi - SSD, retraksi -
Cor S1S2 reguler, S1S2 reguler, S1S2 reguler, S1S2 reguler, S1S2 reguler,
Murmur -/- Murmur -/- Murmur -/- Murmur -/- Murmur -/-
Gallop -/- Gallop -/- Gallop -/- Gallop -/- Gallop -/-
Pulmo Vesikuler -/- Vesikuler -/- Vesikuler -/- Vesikuler -/- Vesikuler -/-
Rhonki -/- Rhonki -/- Rhonki -/- Rhonki -/- Rhonki -/-
Wheezing -/- Wheezing -/- Wheezing -/- Wheezing -/- Wheezing -/-
Abdomen BU +, BU +, cembung BU +, cembung BU +, BU +, cembung
cembung, Perkusi : redup Perkusi : redup cembung Perkusi : redup
Perkusi : Shifting dullness Lingkar perut : 45 Perkusi : Lingkar perut : 45 cm
redup (+/+) cm redup
Shifting Lingkar perut : 56 Lingkar perut :
dullness (+/+) cm 45 cm
Lingkar perut :
52 cm
Extremitas Akral Hangat Akral Hangat Akral Hangat Akral Hangat Akral Hangat
CRT <2, CRT <2, edema CRT <2, edema CRT <2, CRT <2, edema
edema pretibial +/+ pretibial +/+ edema pretibial +/+
12
pretibial +/+ (berkurang) pretibial +/+ (berkurang)
(berkurang)
BB : 12 kg BB : 13,5 kg BB : 12 kg BB : 12 kg BB : 12 kg
ANALISA KASUS
Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang maka diagnosa yang
ditegakkan pada pasien ini ialah : Sindrom Nefrotik
1. Anamnesa
Bengkak pada palpebra, perut, dan tungkai
2. Pemeriksaan Fisik
Ditemukan adanya edema palpebra (+/+) , edema pretibial (+/+), dan asites pada
abdomen, perkusi abdomen : redup, shifting dullness (+/+)
3. Pemeriksaan Penunjang
Dari hasil laboratorium pada pasien ditemukan penurunan pada albumin, penurunan
protein total, peningkatan kolesterol total pada darah dan proteinuria masiv (+++)
pada urin
Kimia Darah 15/08/ 18/08/
16 16
Nilai
Hasil Rujukan
13
URINALISA
Urin Lengkap
Makroskopis
Warna Kuning Kuning
Kejernihan Jernih Jernih
Kimia Urin
Berat jenis 1.010 1.015 - 1.025
pH 7,0 4,5 - 8
Glukosa Negatif Negatif
Bilirubin Negatif Negatif
Keton Negatif Negatif
Darah samar Negatif Negatif
Protein +++/Pos Negatif
SINDROMA NEFROTIK
Definisi
Epidemiologi
14
Rasio antara lelaki dan perempuan pada anak sekitar 2:1. Laporan dari
luar negeri menunjukkan 2/3 kasus anak dengan SN dijumpai pada umur
kurang dari 5 tahun.
1. Kongenital
2. Responsive steroid, dan
3. Resisten steroid
Bentuk congenital ditemukan sejak lahir atau segera sesudahnya.
Umumnya kasus-kasus ini adalah SN tipe Finlandia, suatu penyakit yang
diturunkan secara resesif autosom. Kelompok responsive steroid sebagian
besar terdiri atas anak-anak dengan sindroma nefrotik kelainan minimal
(SNKM). Pada penelitian di Jakarta diantara 364 pasien SN yang dibiopsi
44,2% menunjukkan KM. kelompok tidak responsive steroid atau resisten
steroid terdiri atas anak-anak dengan kelainan glomerolus lain. Disebut
sindroma nefrotik sekunder apabila penyakit dasarnya adalah penyakit
sistemik karena obat-obatan, allergen, dan toksin, dll. Sindroma nefrotik
dapat timbul dan besrsifat sementara pada tiap penyakit glomerolus
dengan keluarnya protein dalam jumlah yang cukup banyak dan cukup
lama.
Etiologi
15
Kelainan histopatologik glomerulus pada sindrom nefrotik primer
dikelompokkan menurut rekomendasi dari ISKDC (International Study of
Kidney Disease in Children). Kelainan glomerulus ini sebagian besar
ditegakkan melalui pemeriksaan mikroskop cahaya, dan apabila
diperlukan, disempurnakan dengan pemeriksaan mikroskop elektron dan
imunofluoresensi. Tabel di bawah ini menggambarkan klasifikasi
histopatologik sindrom nefrotik pada anak berdasarkan istilah dan
terminologi menurut rekomendasi ISKDC (International Study of Kidney
Diseases in Children, 1970) serta Habib dan Kleinknecht (1971). 2
16
tipe kelainan minimal dari 401 anak dengan sindrom nefrotik primer yang
dibiopsi.
Patofisiologi
17
Hiperlipidemia muncul akibat penurunan tekanan onkotik, disertai
pula oleh penurunan aktivitas degradasi lemak karena hilangnya a-
glikoprotein sebagai perangsang lipase. Apabila kadar albumin serum
kembali normal, baik secara spontan ataupun dengan pemberian infus
albumin, maka umumnya kadar lipid kembali normal.8
18
Pembentukan sembab pada sindrom nefrotik merupakan suatu
proses yang dinamik dan mungkin saja kedua proses underfill dan overfill
berlangsung bersamaan atau pada waktu berlainan pada individu yang
sama, karena patogenesis penyakit glomerulus mungkin merupakan suatu
kombinasi rangsangan yang lebih dari satu.3
Hipoalbuminemia
Volume Plasma >>>
Tek.Onkotik koloid
plasma <<<
Retensi Na renal
sekunder >>>
Edema
Manifestasi Klinis
19
lagi merupakan masalah edema, tapi masalah salah satu efek samping
obat terutama bagi anak-anak yang tidak responsive terhadap
pengobatan steroid. Dilaporkan kira-kira 80% anak dengan SN menderita
SNKM dan lebih dari 90% anak-anak ini bebas edema dan proteinuria
dalam 4 minggu sesudah pengobatan awal dengan kortikosteroid
20
menjadi gawat. Keadaan ini dapat diatasi dengan pemberian infus
albumin dan diuretik.9
Tanda utama sindrom nefrotik adalah proteinuria yang masif yaitu >
40 mg/m2/jam atau > 50 mg/kg/24 jam; biasanya berkisar antara 1-10
gram per hari. Pasien SNKM biasanya mengeluarkan protein yang lebih
besar dari pasien-pasien dengan tipe yang lain.9
21
Hematuria mikroskopik kadang-kadang terlihat pada sindrom
nefrotik, namun tidak dapat dijadikan petanda untuk membedakan
berbagai tipe sindrom nefrotik.1,5
Fungsi ginjal tetap normal pada sebagian besar pasien pada saat
awal penyakit. Penurunan fungsi ginjal yang tercermin dari peningkatan
kreatinin serum biasanya terjadi pada sindrom nefrotik dari tipe histologik
yang bukan SNKM.
Komplikasi
22
Kelainan ini timbul karena protein pengikat hormone hilang dalam
urin. Hilangnya globulin pengikat tiroid (TBG) dalam urin pada
beberapa pasien SN dan laju ekskresi globulin umumnya berkaitan
dengan beratnya proteinuria
3. Pertumbuhan abnormal dan nutrisi
4. Infeksi
Penyebab meningkatnya kerentanan terhadap infeksi adalah :
a. Kadar immunoglobulin yang rendah
b. Defisiensi protein secara umum
c. Gangguan opsonisasi terhadap bakteri
d. Hipofungsi limfa
e. Akibat pengobatan imunosupresif
5. Peritonitis
6. Infeksi Kulit
7. Anemia
8. Gangguan tubulus renal
Penatalaksanaan
23
PROTOKOL PENGOBATAN
24
1. Perbaiki keadaan umum penderita :
Adalah sindrom nefrotik yang kambuh < 2 kali dalam masa 6 bulan atau
< 4 kali dalam masa 12 bulan.
25
1. Induksi
2. Rumatan
adalah sindrom nefrotik yang kambuh > 2 kali dalam masa 6 bulan atau >
4 kali dalam masa 12 bulan.
1. Induksi
2. Rumatan
Pada saat prednison mulai diberikan selang sehari, siklofosfamid oral 2-3
mg/kg/hari diberikan setiap pagi hari selama 8 minggu. Setelah 8 minggu
siklofosfamid dihentikan. Indikasi untuk merujuk ke dokter spesialis
nefrologi anak adalah bila pasien tidak respons terhadap pengobatan
awal, relapse frekuen, terdapat komplikasi, terdapat indikasi kontra
steroid, atau untuk biopsi ginjal
26
Siklofosfamid atau klorambusil
8-12 minggu
Prognosis
27
1. Menderita untuk pertama kalinya pada umur di bawah 2 tahun atau di
atas 6 tahun.
2. Disertai oleh hipertensi.
3. Disertai hematuria.
4. Termasuk jenis sindrom nefrotik sekunder.
5. Gambaran histopatologik bukan kelainan minimal.
DAFTAR PUSTAKA
28
8. Kaysen GA, 1992. Proteinuria and the nephrotic syndrome. In :
Schrier RW, editor. Renal and electrolyte disorders. 4 th edition.
Boston : Little, Brown and Company pp. 681-726.
9. Travis L, 2002. Nephrotic syndrome. Emed J [on line] 2002, 3 : 3
[2002 Mar 18] [(20) : screens]. Available from:
URL:http//www.emedicine.com/PED/topic1564.htm on September
16, 2002 at 08.57.
10. Niaudet P, 2000. Treatment of idiopathic nephrotic syndrome
in children. Up To Date 2000; 8.
29