Tugas Uts - Perilaku Organisasi - Ulung Bima Saputra (A1b117190)
Tugas Uts - Perilaku Organisasi - Ulung Bima Saputra (A1b117190)
NIM: A1B117190
UNIVERSITAS MATARAM
PRODI MANAJEMEN
2020
1. Tujuan Mempelajari Pelaku Organisasi
Tujuan Menjelaskan
Tujuan menjelaskan dilakukan jika kita ingin mencari jawaban tentang mengapa
seorang individu melakukan suatu tindakan tertentu. Tujuan ini mungkin tidaklah begitu
penting dari sudut pandangan manajerial sebab hal ini terjadi setelah fakta. Tetapi jika kita
ingin mengerti suatu fenomena, kita harus mencoba untuk menjelaskan, kemudian dengan
pengertian ini kita dapat menentukan faktor-faktor penyebab yang berhubungan.
Misalnya : kita ketahui bahwa tingkat Turnover dipengaruhi oleh Pelbagai faktor, tetapi jika
penjelasan untuk Turnover yang tinggi adalah pekerjaan yang membosankan, manajer dapat
mengambil tindakan-tindakan untuk memperbaiki perilaku di masa datang
Tujuan Memprediksikan
Tujuan Memprediksikan berfokus pada kejadian di masa datang. Tujuan ini mencoba
untuk menentukan apa yang dihasilkan dengan mempraktekkan suatu aksi tertentu. Misalnya :
Seorang manajer produksi mencoba untuk menilai bagaimana respon anggota departemennya
terhadap kinerjanya.
Tujuan Kontrol
Tujuan yang paling kontroversional adalah menggunakan pengetahuan perilaku
organisasi untuk mengontrol perilaku seorang individu. Misalnya : seorang Manajer bertanya
"apa yang harus saya lakukan supaya si A bekerja lebih keras?". Hal ini kontroversional
karena mengontrol perilaku seseorang individu dianggap suatu tindakan yang tidak etis
terutama dalam masyarakat yang menjunjung tinggi kebebasan individu.
Salah satu teori penguat yang disampaikan oleh Gitosudarmo (2008) yaitu penguatan
positif. Penguatan positif ini digunakan para manajer untuk mempengaruhi karyawannya
untuk mempertahankan dan memperkuat respon atau perilaku yang diinginkan yaitu
perilaku yang menguntungkan bagi organisasi. Seperti yang telah disampaikan Gitosudarmo
di atas penguatan positif yaitu berkaitan dengan memperkuat respon atau perilaku yang
diinginkan. Dengan memberikan penguat atas perilaku yang diinginkan sehingga perilaku
tersebut akan diulangi kembali.
Sesuai dengan teori penguatan positif yang telah disampaikan, pada kasus Bob di atas
manajer dapat mempengaruhi motivasi Bob dengan cara:
1. Motivasi dengan membangun kepuasan
Motivasi kerja berhubungan erat dengan tingkat kepuasan diri pekerja atau karyawan
dan hal ini dapat tercipta dengan adanya lingkungan kerja yang menyenangkan. Sebab,
jika kita fokus pada menciptakan kepuasan karyawan, lalu fokus pada motivasi
karyawan, maka akan tercipta suatu hubungan kerja yang baik, karena karyawan yang
puas akan mengurus pelanggan dengan baik.
2. Motivasi melalui apresiasi
Memberikan apresiasi kepada karyawan sangatlah penting agar membangkitkan
perilaku positif dan prestasi karyawan, sehingga mereka dapat melakukan pekerjaan
dengan baik atau tidak. Manajer yang cerdas dapat meningkatkan motivasi kerja
karyawan dengan memberikan perhatian secara personal, seperti memberikan tepukan
di punggung, catatan tulisan tangan, atau komentar singkat di aula. Dan menunjukkan
atau memberikan penghargaan, usahakan agar mengatakannya dengan lebih spesifik.
Dengan menjadi spesifik, karyawan menyadari tindakan mereka benar-benar diawasi.
Dan, motivasi tingkat tinggi karyawan akan didapatkan melalui hasil yang alami.
3. Motivasi melalui pengakuan
Sebagian orang mampu melakukan apapun hanya untuk mendapatkan pengakuan,
mereka juga dengan senang hati akan melakukan hal tersebut tanpa imbalan atau
bayaran. Hal ini bisa menjadi senjata rahasia seorang manajer untuk memotivasi kerja
karyawannya. Pengakuan merupakan 'hadiah emosional' untuk kerja mereka, sepeti
mengakui keunggulan karyawan di tempat kerja, memberikan penghargaan atas
keberhasilannya mencapai target penjualan atau bahkan penghargaan untuk kehadiran
dan kedisiplinannya. Hal ini dapat dikatakan sangat efektif dalam upaya memotivasi
karyawan.
4. Motivasi Melalui Inspirasi
Inspirasi terlahir dari kepemimpinan. Motivasi kerja karyawan melalui inspirasi ini
meliputi misi perusahaan, serta maksud dan tujuannya. Dengan memiliki misi yang
jelas, orang yang bergabung dalam sebuah perusahaan / organisasi akan tahu kemana
akan pergi, sehingga dengan misi tersebut akan membuat para karyawan menjadi
bersemangat dan begairah dalam bekerja. Pastikan setiap orang dalam organisasi
perusahaan dapat memahami dan mengkomunikasikan misi, dan ini dilakukan dalam
proses pemenuhan misi perusahaan atau organisasi. Sehingga hubungan antara misi-
misi dan nilai-nilai individu serta tujuan dari karyawan tercipta dengan baik.
5. Motivasi Melalui Kompensasi
Sebagian besar orang akan termotivasi oleh uang. Karena itu, motivasi karyawan
melalui kompensasi, bisa dalam bentuk kenaikan gaji, pemberian bonus kinerja, komisi,
bagi hasil, dan pembagian hadiah lain seperti, mobil, motor, liburan, atau barang-barang
lainnya yang dapat digunakan sebagai hadiah. Apapun metode yang dipilih, harus
memiliki sistem yang baik di tempat orang atau manager yang membangun motivasi
kerja karyawan. Namun, tidak semua orang dapat termotivasi oleh faktor yang sama,
atau harus ada kombinasi faktor.
d) Implikasi kasus ini untuk para pemeberi kerja yang mempekerjakan orang-orang
generasi X
1. Fakta yang pertama pencari kerja mempunya utang yang tinggi ketika lulus dari
perguruan tinggi. Implikasinya untuk perusahaan/pemberi kerja yaitu pemberi kerja
harus memberikan bayaran atas pekerjaan dengan memperhatikan biaya pendidikan
(nilai yang dikorbankan) yang dikeluarkan oleh pencari kerja (Generasi X) selama
menempuh pendidikan sebelum mereka masuk ke pasar kerja.
2. Fakta yang kedua persaingan pemberi kerja yang tinggi. Implikasinya untuk pencari
kerja yaitu pemberi kerja harus menawarkan insentif/ upah yang tinggi untuk merekrut
pencari kerja dengan kwalitas terbaik.
3. Frustasi di usia 30 tahun yang bisa saja menurunkan motivasi bekerja karyawan.
Menurunya produktivitas karayawan akan menurunkan produktivitas
organisasi/perusahaan. Untuk mencegah kondisi tersebut, pemberi kerja harus mampu
mempengaruhi motivasi karyawan agar tetap tinggi yaitu dengan:
Memberikan insentif yang lebih tinggi bagi karyawan yang mempunyai kinerja
lebih baik
Memberikan jaminan keamanan pekerjaan bagi karyawan yang mempunyai kinerja
tinggi sehingga mereka tidak prustasi yang dapat menurunkan produktivitas para
karyawan tersebut.
Memberikan jaminan hari tua (dana pensiun).