Anda di halaman 1dari 10

Pada bab ini kami akan membahas tentang Unsur Pembentuk Integrasi dan Ketahanan

Nasional. Simaklah peta konsep di bawah ini terlebih dahulu untuk mengetahui poin-
poin yang akan di bahas.

Unsur Pembentuk Integrasi dan Ketahanan Nasional

B Unsur Pembentuk Integrasi U Unsur Ketahanan Nasional

Pengertian & Sejarah Ketahanan


Nasional

E. Unsur Pembentuk Integrasi dan Ketahanan Nasioal

“Menurut James J. Coleman dan Carl G. Rosberg, integrasi politik sebagai


suatu bagian dari integrasi nasional. dalam pandangan keduanya, integrasi nasional
mempunyai dua dimensi, yaitu dimensi vertikal (elite-mass) dan dimensi horizontal
(teritorial). Menurut keduanya, istilah integrasi politik bersifat vertikal dan bertujuan
menjembatani celah perbedaan yang mungkin ada antara elite dan massa dalam
rangka pengembangan suatu proses politik terpadu dan masyarakat politik yang
berpartisipasi, sedangkan yang di maksudkan mereka dengan integrasi teritorial
adalah integrasi dalam bidang horizontal dengan tujuan untuk mengurangi

1
diskontinuitas dan ketegangan kultur kedaerahan dalam rangka proses penciptaan
suatu masyarakat politik yang homogen.”1

Sedangkan “menurut Nazaruddin Sjamsuddin, seorang Guru Besar FISIP,


Universitas Indonesia, mendefinisikan integrasi politik sebagai suatu proses integrasi
yang mengandung bobot politik. Oleh karena itu, proses itu bersifat politik. Integrasi
politik dapat mencakup bidang vertikal, yaitu integrasi antara elite dan massa, atau
dapat pula meliputi bidang horizontal, yaituyang bertujuan menjembatani perbedaan
teritorial. Dengan kata lain, proses pemaduan itu tidak mengenal pembatasan seperti
itu.”2

Dari pengertian para tokoh di atas dapat di simpulkan bahwa integrasi politik
adalah intergrasi atau persatuan nasional yang mempunyai dua dimensi yaitu dimensi
vertikal dan horizontal (teritorial). Yang di maksud dengan dimensi vertikal adalah
suatu integrasi atau persatuan yang bertujuan untuk menghubungkan segala bentuk
perbedaan yang mungkin ada antara kaum elite dan massa guna untuk
mengembangkan proses politik yang terpadu dan masyarakat yang berpartisipasi
antara satu sama lain, sedangkan dimensi horizontal (teritorial) adalah suatu integrasi
atau persatuan politik yang bertujuan untuk mengurangi resiko ketidaksinambungan
antara tradisi dan kebudayaan yang baru yang dapat menimbulkan kesenjangan
antara kaum tua dan kaum muda, serta mencegah terjadinya permusuhan antara dua
daerah atau lebih akibat adanya perjanjian atau perubahan taktik dan strategi nasional
daerah yang bersangkutan dari barat maupun timur sehingga menciptakan suatu
masyarakat yang sejahtera dan damai walaupun terdapat banyak perbedaan.

Ketahanan Nasional (Tannas) Indonesia adalah kondisi dinamis bangsa


Indonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi. Tannas
berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk
mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala
1
James J. Coleman dan Carl G. Rosberg, Political and Integration in Tropical Africa, (Berkeley, Los
Angeles : University Of California Press, 1964), hlm. 8-9
2
Nazaruddin Sjamsuddin, Integrasi Politik di Indonesia, (Jakarta : Gramedia, 1989), hlm. 5
2
tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan baik yang datang dari luar maupun
dari dalam dan untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan
negara, serta perjuangan mencapai tujuan nasionalnya.3

A. Unsur Pembentuk Integrasi


Integrasi berarti penggabungan unsur-unsur yang berbeda menjadi suatu kesatuan
yang utuh.
1. Integrasi politik
Dalam suatu negara, pastilah seluruh masyarakatnya memiliki identitas
yang berbeda misalkan seperti tempat tinggal yang berbeda, adat istiadat yang
berbeda disetiap wilayah, perbedaan suku, dll. Maka dari itu setiap
masyarakat dalam negara tersebut memiliki banyak perbedaan dan dalam
konsep negara sebagai pengelompokan masyarakat atas dasar satu struktur
kekuasaan yang memerintah.
Dalam suatu proses pembentukan suatu negara pembatasan suatu wilayah
merupakan faktor yang sulit diabaikan atau harus benar” diperhatikan. Hal ini
disebabkan karena wilayah tidak hanya sebagai tempat bermukim dan batas
berlakunya kewenangan pemerintah, tetapi juga sebagai tempat kehidupan
bagi masyarakat yang ada dalam negara tersebut. Dan di wilayah tersebutlah
anggota masyarakat melakukan segala aktivitas seperti bercocok tanam,
bertani, beradabtasi dengan anggota masyarakat lain, serta dalam wilayah
itulah anggota masyarakat berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, seluruh
wilayah yang ada dalam negara harus dikuasai oleh negara (Pemerintah).
Selain faktor diatas, faktor pemerintah juga perlu diperhatikan karena hal
ini bertujuan untuk mencapai negara maju dan memiliki pemerintah yang bisa
menggerakkan dan mengarahkan seluruh potensi masyarakat, baik manusia m
aupun material. Kemampuan pemerintah tersebut tidak hanya berupa
kewenangan yang bersifat memaksa, tetapi juga harus ditentukan dengan

3
Drs. S. Sumarsono, MBA, dkk, Pendidikan Kewarganegaraan, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama,
2006), hlm. 106
3
persetujuan persetujuan dan dukungan dari seluruh masyarakat dalam negara
tersebut. Hal sedemikian lah yang menjadi sebab pentingnya suatu hubungan
antara pemerintah dan rakyat yang dianggap ideal (sesuai dengan sistem nilai
yang disepakati bersama) perlu dilembagakan. Menurut Weiner, Integrasi
Politik adalah penyatuan masyarakat dengan sistem politik.
Dalam hal ini, integrasi politik dibagi menjadi lima jenis, yaitu integrasi
bangsa, integrasi wilayah, integrasi nilai, integrasi elit dan khalayak, dan
perilaku integratif. Penyatuan masyarakat dengan sistem politik melalui
kelima jenis integrasi ini merupakan proses pembentukan bangsa-negara.
Proses pembentukan bangsa-negara atau proses integrasi politik merupakan
salah satu bentuk pembangunan politik. 4
a. Integrasi bangsa
Integrasi bangsa ialah proses penyatuan berbagai kelompok sosial
budaya dalam satu-kesatuan wilayah dan dalam suatu identitas
nasional. Misalnya seperti masyarakat majemuk yang meliputi
berbagai suku bangsa, ras, dan agama.
Integrasi bangsa berarti penggabungan unsur-unsur yang berbeda
menjadi satu-kesatuan yang utuh. Kelompok budaya itu saling
dihubungkan dengan lebih erat. Arah kecenderungan yang akan terjadi
bersumber dari masyarakat kecil menjadi masyarakat besar.
Menurut Weiner, secara garis besar terdapat dua pola kebijakan
yang ditempuh oleh pemerintah untuk mencapai integrasi bangsa.
Pertama, kebijakan asimilasi yaitu menghapus sifat kultural utama dari
kelompok minoritas dan mengembangkan semacam “kebudayaan
nasional”. Kedua, kebijakan kesatuan dalam perbedaan yaitu
membentuk kesetiaan nasional tanpa menghapus kebudayaan
kelompok kecil.5

4
Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, (Jakarta : PT Grasindo, 1992), hlm. 51-52
5
Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, (Jakarta : PT Grasindo, 1992), hlm. 52
4
Bahasa nasional bangsa Indonesia bukanlah bahasa kelompok
sentral (bahasa jawa), melainkan bahasa kelompok minoritas (melayu).
Walaupun pada perkembangannya bahasa Indonesia justru diperkaya
dengan bahasa Jawa, bahasa daerah lain, dan bahasa asing.
b. Integrasi Wilayah
Integrasi wilayah adalah pembentukan kewenangan nasional pusat
terhadap wilayah atau daerah yang lebih kecil, yang terdiri atas satu
atau lebih kelompok budaya. Untuk pembentukan integrasi wilayah
diperlukan kurang lebih dua hal. Pertama, konsep wilayah yang jelas,
maksudnya wilayah tersebut harus meliputi darat, laut, udara dan
seisinya dengan menggunakan ukuran berupa “mil” dalam
menentukan batas-batas wilayah dan diukur dari pulau terluar atau
setiap pulau. Kedua, pemerintah yang berdaulat dan sarana kekuasaan
untuk menjaga dan mempertahankan wilayah dari penetrasi luar atau
dari kerusakan-kerusakan yang dilakukan oleh masyarakat sekitar.
Intergrasi wilayah berkaitan erat dengan pembinaan negara (state
building), dan integrasi bangsa berkaitan erat dengan pembinaan
bangsa (nation building).6 Hal itu disebabkan karena Negara
merupakan kekuasaan pusat yang menguasai atau memerintah dalam
suatu wilayah dan penduduk yang tinggal dalam wilayah itu sendiri,
sedangkan bangsa merupakan kelompok masyarakat yang emiliki
perbedaan dan kesamaan indentitas kultural.
c. Integrasi Nilai
Integrasi nilai adalah persetujuan bersama mengenai tujuan-tujuan
dan prinsip dasar politik, dan prosedur-prosedur penyelesaian konflik
dan lainnya. Integrasi nilai juga merupakan penciptaan suatu sistem
nilai (ideologi nasional) yang dipandang ideal, baik dan adil dengan
berbagai kelompok masyarakat.7
6
Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, (Jakarta : PT Grasindo, 1992), hlm. 53-54
7
Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, (Jakarta : PT Grasindo, 1992), hlm. 54
5
Adanya integrasi nilai ini bertujuan untuk meyakinkan berbagai
kelompok masyarakat untuk menerima Pancasila dan UUD 1945
sebagai sistem nilai bersama dan sebagai peraturan yang harus di
patuhi oleh seluruh warga negara termasuk pemerintah.
d. Integrasi Elit dengan Khalayak
Integrasi elit dengan khalayak ialah upaya untuk menghubungkan
antara golongan elit yang memerintah dan khalayak atau rakyat yang
diperintah. Integrasi elit dan khalayak tidak berarti melenyapkan
perbedaan di antara mereka.8
Jika integrasi ini dijadikan sebagai proses , maka integrasi ini
merupakan suatu proses pola hubungan antara kewenangan pemerintah
dan rakyat. Maksudnya adalah segala bentuk kewenangan yang
dibentuk oleh pemerintah harus ditaati oleh rakyat, akan tetapi semua
kewenangan tersebut harus terlebih dahulu mendapat persetujuan dari
seluruh rakyat.
B. Unsur Ketahanan Nasional
Suatu wilayah negara atau daerah memiliki tingkat ketahanan tertentu.
Tinggi rendahnya ketahanan nasional amat dipengaruhi oleh unsur-unsur
ketahanan nasional itu sendiri.9 Menurut Hans J Morgenthau dalam bukunya
Politics Among Nations : The Struggle for Power and Peace melakukan observasi
atas tata kehidupan nasional secara makro dilihat dari luar, sehingga ketahanan
masyarakat bangsa tertampilkan sebagai kekuatan nasional.10
Akan halnya konsepsi ketahanan nasional Indonesia, dikemukakan adanya
sejumlah unsur atau faktor yang selanjutnya diistilahkan sebagai gatra. Gatra
ketahanan nasional Indonesia disebut Asta Gatra (delapan gatra). Unsur atau gatra
dalam ketahanan nasional Indonesia tersebut adalah sebagai berikut :
Tiga aspek kehidupan alamiah (tri gatra), yaitu :
8
Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, (Jakarta : PT Grasindo, 1992), hlm. 54
9
Sony Santoso & Rinto Agustino, Zakat Sebagai Ketahanan Nasional, (Yogyakarta : DEEPUBLISH,
2018), hlm. 68
10
Hans J Morgenthau, Politik Antar Bangsa, (Jakarta : Yayasan Obor, 1989), hlm. 107
6
1. Gatra letak dan kedudukan geografi.
Geografi suatu negara adalah gambaran tentang karakteristik atau bentuk
suatu wilayah kedalam maupun keluar dan segala sesuatu yang ada di
permukaan bumi baik itu dari proses alam ataupu ulah manusia.
2. Gatra keadaan dan keyakinan alam
3. Gatra keadaan dan kemampuan penduduk

Lima aspek kehidupan sosial (panca gatra), yaitu :

1. Gatra Ideology
2. Gatra Politik
3. Gatra Ekonomi
4. Gatra Sosial-budaya
5. Gatra Pertahanan Keamanan11
Unsur pertahanan keamanan negara merupakan salah satu fungsi
pemerintahan negara.12 Rakyat juga terlibat dalam hal ketahanan negara sebab
rakyat juga memiliki hak dan kewajiban dalam membela negara pertahanan
negara Indonesia bersifat semesta dengan menempatkanTentara Nasional
Indonesia (TNI) sebagai komponen utama dalam pertahanan, terutama dalam hal
mengahadapi ancaman militer. Sedangkan dalam ancaman non militer, lebaga
pemerintah ditempatkan pada unsur utama yang disesuaikan dengan bentuk dan
sifat ancaman yang dihadapi.
a. Pengertian dan Sejarah Ketahanan Nasional
Ketahanan sebuah bangsa (persekutuan hidup manusia) sangat penting
bagi kelangsungan hidup manusia. Ketahanan bangsa merupakan kemampuan
suatu bangsa mempertahankan persatuan dan kesatuan serta memperkuat daya
dukung kehidupannya. Dengan kata lain kemampuan menghadapi segala
bentuk ancaman yang dihadapi, sehingga memiliki kemampuan
11
Sony Santoso & Rinto Agustino, Zakat Sebagai Ketahanan Nasional, (Yogyakarta : DEEPUBLISH,
2018), hlm. 70
12
Sony Santoso & Rinto Agustino, Zakat Sebagai Ketahanan Nasional, (Yogyakarta : DEEPUBLISH,
2018), hlm. 73
7
melangsungkan kehidupan emncapai kesejahteraan bangsa. Konsepsi
ketahanan bangsa Indonesia dikenal dengan Ketahanan Nasional yang
dikembangkan Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhanas) pada tahun 1970-
an. 13
Secara konsepsionalnya, Ketahanan Nasional diartikan sebagai kondisi
dinamis suatu bangsa yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang
terintegrasi, maksudnya adalah segala bentuk upaya berupa keuletan dan
ketangguhan dalam mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi
segala bentuk tantangan ancaman, hambatan dan gangguan, baik itu yang
datang dari dalam maupun dari luar. Hal tersebut bertujuan untuk mencapain
tujuan nasional bangsa serta menjamin identitas, integrasi, dan kelangsungan
hidup masyarakat Indonesia.
Istilah ketahanan nasional dalam bahasa inggris bisa disebut dengan
national resilience. Dalam terminologi Barat, terminologi yang kurang lebih
semakna dengan ketahanan nasional, dikenal dengan istilah national power
(kekuatan nasional). Secara etimologis, istilah ketahanan berasal dari dari kata
dasar tahan yang berarti tahan penderitaan, tabah, kuat, dapat menguasai diri,
gigih, dan tidak mengenal menyerah atau pantang menyerah dalam
menghadapi segala bentuk tantangan dan acmana yang ada guna untuk
menjamin kelangsungan hidupnya.14
Ketahanan nasional muncul di awal tahun 1960-an sehubungan dengan
adanya ancaman yang dihadapi bangsa Indonesia yakni meluasnya pengaruh
komunisme dari Uni Soviet dan Cina. Gejala tersebut mempengaruhi para
pemikir militer di lingkungan SSKAD (Sekolah Staf Komando Angkatan
Darat) yang sekarang menjadi SESKOAD. 15 Di tahun 1965 komunis
Indonesia bahkan berhasil mengadakan pemberontakan (Gerakan 30

13
Sony Santoso & Rinto Agustino, Zakat Sebagai Ketahanan Nasional, (Yogyakarta : DEEPUBLISH,
2018), hlm. 59
14
Sony Santoso & Rinto Agustino, Zakat Sebagai Ketahanan Nasional, (Yogyakarta : DEEPUBLISH,
2018), hlm. 60-61
15
Sunardi, Teori Ketahanan Nasional, (Jakarta : Hastanas, 1997), hlm. 12
8
September 1965) yang akhirnya dapat diatasi. Menyadari hal tersebut maka
gagasan tentang masalah kekuatan dan unsur-unsur dalam diri bangsa
Indonesia serta apa yang seharusnya dimilki dan dilakukan bangsa Indonesia
agar menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia di masa mendatang dan
menjadi semakin kuat.
Pada tahun 1968 pemikiran diatas dilanjutkan oleh Lemhanas (Lembaga
Pertahanan Nasional). Kesiapan untuk menghadapi segala tantangan dan
acaman itu harus diwujudkan dalam bentuk ketahanan bangsa yang
dimanifestasikan dalam bentuk perisai (tameg) yaitu unsur ideologi, ekonomi,
sosial budaya dan militer. Pemikiran Lemhanas tersebut merupakan langkah
maju dibandingkan dengan sebelumnya, yaitu ditemukannya unsur-unsur dari
tata kehidupan nasional. kemudian pada tahun 1969 lahirlah istilah Ketahanan
Nasional yang dirumuskan sebagai keuletan dan daya tahan bangsa yang
mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional yang bertujuan
untuk menghadapi segala tantangan dan acmanan yang dapat membahayakan
bagi bangsa Indonesia.
C. Rangkuman
Unsur pembentuk integrasi dan ketahanan sosial itu sangatlah penting bagi
suatu negara, guna untuk menciptakan negara yang maju dan berkembanga serta
menjadikan penduduk di dalamnya hidup sejahtera. Integrasi yang berarti
persatuan, yang bertujuan untuk mempersatukan seluruh masyarakat Indonesia
dengan menghubungkan segala bentuk perbedaan yang ada sehingga tercipta
masyarakat politik yang harmonis. Sedangkan ketahanan sosial itu berfungsi
untuk melindungi negara itu dari segala bentuk ancaman, hambatan, serta
permasalahan yang bisa mengakibatkan kehancuran baik itu dari dalam maupun
dari luar.
Soal Latihan !
1. Apakah yang di maksud dengan Integrasi Politik ?

9
2. Dalam Integrasi Politik terdapat pula Integrasi elit dengan khalayak, jelaskan
yang di maksud dengan Integrasi elit dengan khalayak itu !
3. Jelaskan yang di maksud dengan ketahanan nasional !
4. Sebutkan 5 aspek kehidupan (panca gatra) !
Kunci Jawaban
1. integrasi politik adalah intergrasi atau persatuan nasional yang mempunyai
dua dimensi yaitu dimensi vertikal dan horizontal (teritorial).
2. Integrasi elit dengan khalayak ialah upaya untuk menghubungkan antara
golongan elit yang memerintah dan khalayak atau rakyat yang diperintah.
Integrasi elit dan khalayak tidak berarti melenyapkan perbedaan di antara
mereka.
3. Secara konsepsionalnya, Ketahanan Nasional diartikan sebagai kondisi
dinamis suatu bangsa yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang
terintegrasi, maksudnya adalah segala bentuk upaya berupa keuletan dan
ketangguhan dalam mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi
segala bentuk tantangan ancaman, hambatan dan gangguan, baik itu yang
datang dari dalam maupun dari luar.
4. Lima aspek kehidpuan (panca gatra) yaitu:
1) Gatra Ideology
2) Gatra Politik
3) Gatra Ekonomi
4) Gatra Sosial-budaya
5) Gatra Pertahanan Keamanan

10

Anda mungkin juga menyukai