Bab 9 Manajemen Strategik
Bab 9 Manajemen Strategik
Tujuan pembelajaran
Bab 9 ini akan membahas analisis terhadap lingkungan eksternal perusahaan. Analisis lingkungan
eksternal perusahaan bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai peluang (oppotunities) dan
ancaman (threats).
Pembahasan lingkungan perusahaan akan dilanjutkan pada bab 10. Padabab ini akan dibahas
mengenai analisis lingkungan internal perusahaan. Analisis lingkungan internal perusahaan
bertujuan mengidentifikasi sejumlah kekuatan (strenghs) dan kelemahan (weaknesses).
Setelah sejumlah peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan dapat diidentifikasi makan
selanjutnya akan dilakukan proses formulasi strategi dengan menggunakan alat analisis yang
dikembangkan oleh Wheelen dan Hunger (2004) dan balanced scorecard yang dikembangkan oleh
Norton dan Kaplan. Proses formulasi strategi dengan menggunakan pendekatan Wheelen dan
Hunger akan dibahas di Bab 11, sedangkan proses formulasi strategi dengan menggunakan
pendekatan balanced scorecard akan dibahas di Bab 12.
Fragmented Industry
Fragmented industry merupakan struktur industri yang terdiri dari sejumlah besar industri
kecil atau sedang dan tidak ada perusahaan yang memiliki pangsa pasar (market share)
dominan dalam industri tersebut (Barney dan Hesterly, 2008). Sebagai contoh industri
furnitur, salon kecantikan, rumah makan, dan industri kerajinan (Siswidiyati, dkk.,2009)
merupakan contoh-contoh industri yang berada dalam kelompok industri terfragmentasi di
Indonesia. Fragmentasi industri dapat pula dilihat dari sejauh mana dalam suatu industri
terdapat berbagai produk atau jasa yang bisa ditawarkan dalam industri tersebut.
Dalam kaitan ini Soekirno, Wirahadikusumah, dan Abduh (2006) menilai industri konstruksi
di Indonesia merupakan industri yang terfragmentasi karena dalam suatu penyelenggaraan
proyek konstrusi, fungsi-fungsi perancangan, pemasangan dan operasional dilakukan secara
terpisah oleh pihak-pihak yang berbeda.
Menurut Hill dan Jones (2004) terdapat beberapa faktor yang menyebabkan industri
menjadi terfragmentasi. Pertama, rendahnya hambatan masuk (entry barrier) ke dalam
industri sehingga banyak perusahaan yang bisa masuk ke dalam industri tersebut. Kedua, di
dalam industri tersebut terjadi diseconomies of scale. Dalam kaitan ini Hill dan Jones (2004)
mencontohkan terjadinya diseconomies of scale yang terjadi dalam bisnis restoran di mana
para pelanggan restoran biasanya menginginkan makanan yang unik dari restoran tersebut
sehingga makanannya tidak dapat diproduksi secara massal, padahal produksi makanan
secara massal akan memungkinkan terjadinya penurunan biaya per unit. Ketiga, industri
tersebut bersifat sangat khusus sehingga tidak memungkinkan dilakukannnya produksi
secara massal melainkan hanya bisa melayani produksi berdasarkan pesanan. Hal ini
misalnya terjadi pada industri kerajinan.
Struktur industri yang terfragmentasi memberikan peluang bagi perusahaan yang ada di
dalamnya untuk menerapkan strategi konsolidasi (considation strategy) yaitu dengan
menggabungkan kekuatan sumber daya beberapa perusahaan ke dalam suatu usaha
bersama ataupun format bisnis yang disepakati dengan tujuan untuk memperoleh
keunggulan kompetitif yang diperoleh melalui peningkatan kekuatan modal, sumber daya
manusia maupun sumber daya organisasi lainnya.
Strategi lain yang dapat dilakukan oleh perusahaan yang berbgerak dalam industri yang
terfragmentasi adalah dengan melakukan pembukaan usaha di beberapa tempat yang
dimiliki oleh satu perusahaan (chaining) dan pembukaan waralaba (franchising). Strategi
chaining dilakukan oleh raksasa eceran Carrefour dengan membuka cabang di berbagai
tempat di sejumlah kota besar di Indonesia. Sedangkan strategi waralaba untuk menghadapi
struktur industri terfragmentasi di Indonesia telah diterapkan dengan sangat berhasil oleh Es
Teler 77, rumah makan sederhana, maupun Bakso Malang Karapitan. Strategi waralaba juga
berhasil mendongkrak bisnis para wirausaha mandiri yang dibina oleh Bank Mandiri.
Emerging Industry
Emerging Industri adalah industri yang baru tercipta kembali akibat adanya inovasi
teknologi, perubahan permintaan, atau karena munculnya kategori kebutuhan konsumen
yang baru (Barney dan Hesterly, 2008). Industri microprocessor, komputer, telekomunikasi,
dan bioteknologi merupakan beberapa industri yang berada dalam kategori emerging
industry.
Emerging industry memberi peluang yang sangat besar bagi perusahaan yang pertama kali
menjadi penggerak dalam industri tersebut (first mover). Hal ini dapat terjadi karena aturan
main mauoun standar dalam industri tersbut belum dibuat, sehingga siapapun yang menjadi
first mover akan memperoleh peluang lebih besar untuk menciptakan keunggulan kompetitif
di bandingkan pesaing yang bergerak belakangan.
Menurut Barney dan hesterly (2008: 55) terdapat 3 strategi yang dapat dipilih oleh
first mover agar dapat memanfaatkan peluang yang ada dalam struktur industri ini. Ketiga
strategi tersebut, adalah :
KEPEMIMPINAN TEKNOLOGI (TECHNOLOGICAL LEADRSHIP). Yakni perusahaan yang
melakukan investasi awal dalam teknologi tertentu di mana investasi dalam teknologi yang
baru ini akan memberikan keuntungan bagi perusahaan bagi perusahaan dalam bentuk
perolehan biaya produksi yang lebih rendah dari pesaing serta diperolehnya hak paten atas
penemuan teknologi tertentu yang dapat meningkatkan keunggulan kompetitif.
Di Indonesia, industri detergen sudah masuk ke dalam tahap industri yang matang.
Dalam kondisi seperti ini, pemimpin pasar industri detergen seperti Unilever harus
melakukan perbaikan secara terus-menerus terhadap produk detergen Rinso misalnya
dengan memproduksi Rinso cair yang menggunakan konsentrat detergen lebih tinggi
dibandingkan Rinso sebelumnya.
Declining Industry
Declining Industry adalah industry yang mengalami penurunan penjualan secara absolut
dalam jangka waktu yang panjang. Peluang yang tersedia bagi perusahaan yang ada
dalam industri ini adalah melakukan strategi harvesting dengan secara perlahan-lahan
menarik diri dari industri yang saat ini dijalani serta sedapat mungkin memperoleh
keuntungan selama fase pengunduran diri. Strategi ini dilakukan oleh HM sampoerna
yang bergerak di industri rokok melalui penjualan saham perusahaan HM Sampoerna
beralih ke industri telekomunikasi yang masih berada dalam tahap emerging industry.
Analisis STEEPLE
Analisis STEEPLE merupakan analisis terhadap lingkungan umum perusahaan (general
environment) untuk mengidenifikasi sejumlah ancaman dan peluang yang diakibatkan oleh
perusahaan lingkungan umum perusahaan. Analisis STEEPLE mencakup analisis terhadap
lingkungan: Social/Demographic, Technological, Economics, Enviromental (natual), Political,
Legal, dan ethical.
Social/ Demographic
Perubahan struktur sosial dan demografi dapat memberikan peluang maupun ancaman bagi
perusahaan. Sebagai contoh munculnya kohor/ kelompok (cohort) 1980-an yang merupakan
kohor teknologi digital telah memberi peluang yang snagat besar bagi perusahaan yang
menghasilkan produk-produk digital seperti ponsel, notebook, kamera digital, dll. Karena
sebagaimana disebutkan oleh david Prensky (2001), kohor 1980-an merupakan “ penghuni
asli” abad digital yang sudah terbiasa hidup dengan berbagai produk digital dan mereka
sangan gandrung menggunakan teknologi digital baru. Peluang ini dapat dieksploitasi oleh
perusahaan-perusahaaan penghasil teknologi digital, seihngga mereka dapat memperoleh
keuntungan finansial akibat tumbuhnya kohor 1980-an.
Berbagai faktor sosial/demografis yang perlu dianalisis, antara lain :
Distribusi pendapatan
Tingkat pertumbuhan penduduk
Distribusi penduduk menurut usia
Mobilitas tenaga kerja
Perubahan gaya hidup
Sikap terhadap karier dan waktu senggang (leasure time)
Tingkat pendidikan penduduk
Tingkat kesadaran penduduk atas kesehatan dan kesejahteraan
Kondisi hidup penduduk
Technological
Teknologi merupakan faktor pemicu perubahan (change drive) yang dapat berpotensi membawa
perusahaan memperoleh keunggulan kompetitif. Sebagai contoh penerapan teknologi produksi gula
putih yang lebih modern oleh PT. Sweet Indo Lampung telah berhasil memberikan keunggulan
kompetitif atas perusahaan gula puih milik negara yang masinh menggunakan teknologi atas
tradisional. Demikian halnya oenerapan SAP (system, Aplications and Products in Data Processing)
oleh berbagai perusahaan seperti Coca-cola, Burger King, maupun Microsoft telah berhasil
meningkatkan kinerja proses bisnis internal perusahaan-perusahaan tersebut sehingga mereka
memperoleh keunggulan kompetitif.
Economics
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi seperti di cina, akan memebrikan peluang bagi perusahaan-
perusahaan manufaktur yang ada di negara tesebut untuk mengalami pertumbuhan sejalan dengan
efek pengganda (multiplier effect) yang tecipta akibat meningkat nya investasi di negara tesebut.
Sebaliknya apabila perekonomian mengalami kontraksi akibat resesi, maka hal tersebut dapat
mengakibatkan menyusutnya kegiatan investasi di suatu negara dan akan memberikan ancaman
bagi kelangsungan kegiatan usaha sebagimana terjadi di Amerika Serikat, jepang, dan beberapa
negara eropa saat ini.
Berbagai faktor yang perlu dianalisis dalam dimensi ekonomi, antara lain mencakup :
Environmental
Secara alamiah, bumi telah memiliki gas rumah kaca di lapisan stratosfernya. Keberadaan gas rumah
kaca tersebut bertujuan untuk membuat bumi lebih hangat sehingga memungkankan bumi ini dapat
dihuni manusia. Tetapi aktivitas industri, rumah tangga, maupun penggunaan bahan bakar minyak
untuk menjalankan kendaraan selama satu abad belakangan telah mengakibatkan penambahan
konsentrasi gas rumah kaca di udara yang menjadi pemicu terjadinya pemanasan global. Pemanasan
global yang terjadi saat ini bukanlah hasil dari aktivitas manusia tahun sebelumnya, karena
dibutuhkan waktu kurang lebih 23 tahun agar gas rumah kaca tersebut dapat mencari stratosfer.
Pemanasan global telah menunjukkan dampak-dampak yang sangat merugikan secara global. Hal ini
tercermin antara lain dari :
Volatibilitas musim sehingga memicu kegagalan panen secara global. Hal ini sangat
mempengaruhi ketersediaan pangan dunia seperti beras yang harganya naik belakangan ini
karena pasokan beras mengalami penurunan yang signifikan.
Terjadinya curah hujan di atas normal sehingga memicunya banjir dan eskalasi badai.
Pencairan es di kutub yang memicu terjadinya kenaikan permukaan air laut sehingga
beberapa negara seperti maladewa (maldives) yang merupakan negara terndah di duni
terancam terendam dalam beberapa tahun ke depan. Pencairan es dinegara Nepal dan
puncak gunung Everest secara umum telah menimbulkan ancama krisis air bagi negara-
negara yang dialiri sungai yang hulu sungainya bermula dari pegunungan Himalaya seperti
sungai gangga, sungai brahmaputra, sungai kuning, sungai yang tse, dll
Munculnya isu-isu lingkungan hidup yang semakinintens saat ini telah memunculkan sejumlah
ancaman dan peluang bagi perusahaa. Ancaman yang timbul dari masalah lingkungan hidup adalah
adanya kecenderungan agar perusahaan memperhatikan dampak operasi perusahaan tidak hanya
terhadap ekonomis dan sosial melainkan juga harus memperhatikan dampak operasi perusahaan
terhadap lingkungan sebagaimana yang dituangkan dalam konsep triple bottom line-nya john
elkington (1997). Bila perusahaan mengadopsi konsep ini , maka perusahaan harus menyesuaikan
penggunaan baha baku atau proses produksi yang ramah lingkungan.
Pemanasan global yang terjadi saat ini memunculkan pada sejumlah peluang bagi perusahaan.
Sebagai contoh, Indonesai mengusulkan inisiatif coral triangle (coral triangle initiatives) yang
menekankan pentingnya terumbu karang sebagai paru-paru dunia selain hutan. Inisiatif ini semakin
penting, mengingat produksi oksigen yang cukup di laut dapat memelihara keberlanjutan pasokan
ikan dunia. Inisiatif ini dapat dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan maupun pemerintah
indonesia untuk mendapatkan kredit karbon dari perusahaan multinasional yang berada di berbagai
negara di dunia yang tidak memiliki akses untuk melakukan perbaikan terumbu karang.
Berbagai faktor dalam dimensi lingkungan hidup yang harus dianalisis, antara lain mencakup :
Kebijakan mengenai penggunaan produk yang ramah lingkungan
Undang-undang lingkungan hidup
Daya dukung lingkungan terhadap keberlanjutan usaha.
Politycal
Terjaganya stabilitas politik di suatu negara akan memungkinkan perusaaan menjalankan usahanya
dengan optimal. Faktor stabilitas politik merupakan salah satu pertimbangan penting dalam
manajemen negara republik indonesa yang dilakukan selama rezim pemerintahan presiden
soeharto. Sebagai perusahaan multinasional juga menggunakan pertimbangan country risk sebagai
salah satu pertimbangan untuk melakukan investasi di suatu negara. Perusahaan multinasional
sering kali juga memanfaatkan peluang usaha di suatu negara dengan memanfaatkan
otoritarianisme rezim pemerintahan yang berbanding lurus dengan stabilitas polotik negara
meskipun stabilitas tersebut bersifat semu. Sebagai conoth,perusahaan kontraktor belanda yang
bernama IHC-Caland (jeurussen, 2004) berhasil memenangkan tender pembuatan fasilitas
penyimpanan minyak terapung di lepas pantai Myanmar 9dahulu dikenal dengan nama Burma0.
Proyek tersebut bernilai lebih dari seratus juta eureo. Karena proyek tersebut, IHC Caland mendapat
kritikan tajam dari masyarat belanda- khususnya The Burma Committee yang menuduhbahwa
income yang dihasilkan dari proyek tersebut akan menguntungkan rezim diktator Myanmar yang
telah melakukan pelanggaran hak azasi manusia dalam skala yang besar. IHC-Caland pada akhirnya
mengundurkan diri dari proyek tersebut, tetap tidak demikian halnya dengan perusahaan Texaco
dari amerika serikat yang tetap beroperaso di Myanmar dengan memanfaatkan otoritastianisme
rezim militer Myanmar.
Berbagai faktor dalam dimensi politik yang perlu dianalisis, antara lain :
Stabilitas politik
Sikap pemerintah terhadap perusahaan asing
Sistem pemerintahan
Ideologi negara.
Legal
Selain faktor stabilitas politik, faktor lain yang sangat diperhitungkan perusahaan pada saat
melakukan aktivitas bisnis adalah adanya kepastian hukum yang dapat melindungi kegiatan bisnis.
Salah sau daya tarik cina bagi para investor asimg adalah reformasi hukum yang memungkinkan
perusahaan asing memperoleh hak milik atas tanah di berbagai kawasan industri di cina. Selain itu
pemerintah cina bertindak proaktif dalam menyediakan berbagai insfrastrukurserta mempermudaj
izin-izin usaha yang akan memudahka perusahaan asing menjalankan bisnisnya di cina. Kendati
demikian masing terdapat kelemahan dalam perlindungan terhadap hak cipta di cina, sehingga
google memutuskan untuk menghentikan operasinya di cina. Strategi pemasaran berbagai
perusahaan cina yang menempatkan strategi copy (meniru) sebagai salah satu C diantara 5C
marketing mic perusahaan di cina, telah mengakibatkan berbagai perusahaan besar seperti produses
Blacberry haruss berkompetisi dengan produk ponsel buatan cina yang memiliki fitur sama dengan
blacberry tetapi harganya bisa 1/3 saja dari blacberry yang asli.
Berbagai faktor dalam dimensi legal yang perlu dianalisis, antara lain mencakup :
Undang-undang perpajakan
Peraturan mengenai perdagangan internasional
Hukum perikatan yang ada dalam suatu negara
Undang-undang ketenaga kerjaan
Undang-undang persaingan usaha
Undang-undang penanaman modal
Undang-undang keselamatan kerja.
Ethical
Sebagai pelanggaran etika yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di berbagai belahan dunia
akihir-akhir ini menuntuk pengkajian secara lebih mendalam terhadap faktor etika dalam suatu
proses pemindaian lingkungan. Keterlibatan bank investasi sekaliber goldman sachs di ameria serikat
yang dituduh oleh securities and exchange commission (steepleanalysis.co.uk) telah melakukan
penipuan dalam proses penjualan produk investasi abacus 2007-AC1 merupakan bentuk
pelanggaran etis yang sangat serius yang dilakukan oleh perusahaan besar. Dalam hal ini, securities
and exchanges commission menuduh pihak goldman sachs sudah memiliki informasi bahwa produk
investasi yang ditawarkan akan mengalami kegagalan dan berpotensi mengakibatkan kerugian bagi
para investor. Kasus goldman sachs merupakan salah satu contoh pelanggaran etis yang
mengakibatkan dampak kerugian sangat luas terhadap perekonomian amerika serikat. Pelanggaran
etis dalam dunian perbankan terjadi juga di indonesia dalam beberapa bulan terakhir. Setelah kasus
pembobolan nasabah citibank (nurokhman, suara merdeka: 2011) sebesar kurang lebih Rp 17 miliar
oleh salah seorang stafnya serta penganiayaan sampai tewas atas nasabah kartu kredit citibank oleh
oknum debt collector di kantor citibank, dunia perbankan indonesia dikejutkan lagi dengan raibnya
dana milik PT. Elnusa (tri wahono: 2011) sebesar Rp 161 miliar yang berada di rekening bank mega.
Penelitian yang dilakukan oleh sonnya gunawan 2011 terhadap berbagai perusahaan yang
mengalami kehancuran baik di dalam maupun luar negeri, menunjukkan adanya 9 penyakit yang
berkaitan denga masalah etika. Kesembilan penyakit tersebut justru muncul seiring dengan
membesarnya ukuran organisasi perusahaan. Berkaitan dengan hal tersebut, seorang penulis etika
bisnis Noel Coward ( sonny gunawan : 2011) mengatakan, “semakin tinggi gedungnya, semakin
rendah moralnya”. Adapun kesembilan penyakit yang dapat menimbulkan masalah etika di
perusahaan, adalah :