Anda di halaman 1dari 8

Nama : Anjellia Antika

NPM : 1813023029
Kelas : 4A
Mata Kuliah : Asesme Pembelajaran Kimia

1. Pengertian Asesemen Portofolio


Asesmen portofolio adalah suat prosedur pengumpulan informasi mengenai perkembangan
dan kemampuan siswa melalui pertofolionya, dimana pengumpulan informasi tersebut
dilakukan secara formal dengan menggunakan kirteria tertentu, untuk tujuan pengambilan
keputusan terhadap status siswa.

2. Prosedur Pelaksanaan Asesmen Portofolio


A. Menentukan tujuan portofolio
Tahapan pertama dalam pelaksanaan penilaian portofolio adalah merumuskan tujuan
yang ingin dicapai. Dengan tujuan yang jelas dan terarah, akan memudahkan guru
untuk mengelola pembelajaran. Penentuan tujuan portofolio akan sangat membantu
dalam menentukan evidence siswa dan bagaimana proses evidence itu diperoleh
sebagai bukti bahwa siswa telah mencapai suatu kompetensi sesuai dengan rumusan
kurikulum.
B. Penentuan isi portofolio
Isi dan bahan portofolio merupakan tahapan selanjutnya setelah menentukan tujuan. Isi
dalam portofolio harus dapat menggambarkan perkembangan kemampuan siswa yang
sesuai dengan standar kompetensi seperti yang dirumuskan dalam kurikulum. Misalkan
apabila tujuan penggunaan portofolio adalah kemampuan anak dalam membuat sebuah
karangan, maka isi portofolio adalah perkembangan kemampuan anak mulai dari
mengembangkan ide atau gagasan, menentukan tema, menyusun kalimat, menyusun
paragraph dan seterusnya hingga penyusunan karangan secara utuh.
C. Menentukan kriteria dan format penilaian
Kriteria penilaian ditentukan dalam dua aspek pokok, yaitu kriteria untuk proses belajar
dan kriteria untuk hasil belajar. Proses belajar misalnya ditentukan kriteria penilaian
dari aspek kesungguhan menyelesaikan tugas, motivasi belajar, ketepatan waktu
penyelesaian, dan lain sebagainya. Sedangkan kriteria dilihat dari hasil belajar
disesuaikan dengan isi yang menggambakan kompetensi.
D. Pengamatan dan penentuan bahan portofolio
Bahan portofolio biasanya hanya memuat evidence yang dianggap dapat mewakili dan
menggambarkan suatu perkembangan dan perubahan yang terjadi. Oleh karena itu,
sebelum ditentukan evidence mana yang dianggap dapat dimasukkan ke dalam
portofolio, terlebih dahulu perlu dilakukan pengamatan.
E. Menyusun dokumen portofolio
Manakala bahan-bahan portofolio telah ditentukan, langkah selanjutnya adalah
menyusun bahan itu dalam dokumen portofolio, misalnya dalam bentuk folder. Folder
itu sendiri, perlu dilengkapi identitas siswa, mata pelajaran, daftar isi dokumen, dan isi
dokumen beserta komentar-komentar baik dari guru maupun orang tua.

3. Kekuatan dan Kelemahan Asesmen otofolio


A. Kekuatan asesmen portofolio antara lain adalah:
1. Memungkinkan pendidik mengases kemampuan siswa untuk membuat, menulis,
menghasilkan berbagai tipe tugas akademik.
2. Memungkinkan guru menilai keterampilan atau kecakapan siswa
3. Mendorong kolaborasi (komunikasi dan hubungan) antara siswa dan guru
4. Memungkinkan guru mengintervensi proses dan menentukan di mana dan
bilamanaguru perlu membantu.

B. Kelemahan asesmen portofolio antara lain adalah:


1. Waktu ekstra, bahwa penilaian portofolio memerlukan kerja ekstra dibandingkan
dengan penilian lain yang biasa guru lakukan, karena pelinaial yang efektif
meemrlukan perencanaan dan menjaga baik-baik tentang peserta didik.
2. Reliabilitas, bahwa penilian portofolio Nampak agak kurang reliable dan kurang
fair dibandingkan dengan penilian lain yang menggunakan angka seperti ulangan
harian, ulangan umum maupun ujian akhir nasional yang menggunakan tes, karena
penilaian portofolio dilakukan sendiri oleh peserta didik (self-assessment) maupun
oleh kelompok peserta didik.
3. Pencapaian akhir, bahwa guru memiliki kecenderungan untuk memperhatikan
hanya pecapaian akhir. Jika hal ini terjadi, berarti proses penilian portofolio tidak
mendapat perhatian sewajarya.
4. Top-Down, bahwa guru dan peserta didik biasaya terjebak dalam suasana
hubungan top-down, yaitu guru menganggap segala tahu dan peserta didik selalu
dianggap sebagai objek yang harus dididik dan diberi tahu. Dengan demikian
proses pembelajaran menjadi satu arah yaitu peserta didik seagai objek yang diberi
pengajaran sedangkan guru adalah sebagai subjek yang member pengajaran
(pedidikan). Apabila kondisi ini terwujud, maka inisiatif dan kreatifitas peserta
didik yang menjadi cirri khas penilaian portofolio akan hilang.
5. Skeptisme, bahwa masyarakat khususnya orang tua peserta didik selama ini haya
mengenal keberhailan anaknya hanya pada angka-angka hasil tes akhir (test
scores), peringkat, dan hal-hal yang berdifat kuantitatif. Sebaliknya, portofolio
pada hakekatnya tidak mengenal angka-angka dimaksud, akibatnya orang tua
terkadang bersikap skeptis dan lebih percaya kepada tes selain penilaian portofolio.
6. Hal yang baru, bahwa penilaian portofolio adalah sesuatu yang baru dalam dunia
pendidikan.oleh karena itu bukan tidak mungkin kebanyakan guru atau bahkan
Lembaga Pendidikan Tenaga Kerja Kependidikan (LPTK) belum mengenal
penilaian portofolio.
7. Kriteria penilaian dan analisis, bahwa kelemahan utama dalam penilian porotofolio
adalah tidak adanya criteria penilaian, karena penggunaan angka dalam penilian
portofolio akan dihindari, analisis terhadap penilaian portofolio menjadi agak sulit
dilakukan.
8. Penerapan disekolah, bahwa peilaian portofolio terkadang sulit utuk diterapka di
sekolah yang lebih mengenal perbandingan peserta didik melalui skor tes, peringkat
dan yang kebih sering menggunakan tes yang sudah baku.
9. Format penilaian yang lengkap dan detail, bahwa penyedian format yang digunakan
secara lengkap dan detail, dapat juga menjebak. Peserta didik akan terjerumus
kedalam suasana yang kaku dan mematikan, yang pada akibatya juga akan
mematikan inisiatif dan kreativitas.
10. Tempat penyimpanan, bahwa penilaian portofolio memerlukan tempat pentimpanan
evidence yang memadai, apalagi bila jumlah peserta didik cukup besar.

4. Pengembangan Instrumen Asesmen Portofolio


Langkah yang perlu ditempuh dalam pengembangan asesmen portofolio menurut
Nurgiyantoro ( 2011: 30) yaitu (a) penentuan standar, (b) penentuan tugas autentik, (c)
pembuatan kriteria, dan (d) pembuatan rubrik.
a. Penentuan Standar Standar
Dimaksudkan sebagai sebuah pernyataan tentang apa yang harus diketahui dan
dilakukan oleh pembelajar. Standar dapat di observasi dan di ukur ketercapaiannya.
Dunia pendidikan di Indonesia, dikenal istilah Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar.
kompetensi dasar adalah kompetensi minimal yang harus tercapai atau dikuasai oleh 24
pembelajar. Kompetensi menjadi acuan dan tujuan yang ingin dicapai dalam
keseluruhan proses pembelajaran. Kompetensi yang akan dicapai haruslah yang
pertama ditetapkan. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar masih abstrak. Kompetensi
Dasar kemudian dijabarkan menjadi sejumlah indikator yang lebih operasional
sehingga jelas kemampuan, keterampilan, atau kinerja yang ingin dicapai dan menjadi
sasaran pengukuran. Penentuan standar merupakan penentuan Kompetensi Inti,
Kompetensi Dasar, dan Indikator yang menjadi acuan kegiatan pembelajaran dan
penilaian.
b. Penentuan Tugas Autentik Tugas
Penilaian autentik harus sesuai dengan standar kompetensi dan relevan (bermakna)
dalam dunia nyata. Pembelajaran keterampilan menulis, pembelajar bukan hanya
dituntut untuk mampu menulis tetapi juga dituntut untuk menghasilkan karya yang
dibutuhkan dalam dunia nyata seperti, menulis pidato, membuat laporan pengamatan.
c. Pembuatan Kriteria Indikator Kriteria
Asesmen harus sesuai dengan kompetensi yang diajarkan dan sesuai dengan kebutuhan
pembelajar di dunia nyata. Jumlah kriteria bersifat relatif 25 tetapi sebaiknya dibatasi.
Namun yang paling penting, sebuah kriteria mampu mengungkapkan capaian hasil
pembelajaran berdasarkan Kompetensi Inti. Perumusan kriteria yang jelas dan
operasioanl akan mempermudah guru dalam melakukan asesmen. Pembuatan kreteria
atau indikator menurut Nurgiyantoro (2013: 32) agar baik dan efektif adalah (a) tugas
harus dirumuskan secara jelas, (b) singkat, padat, (c) dapat diukur, (d) menunjuk pada
tingkah laku hasil belajar, dan (e) ditulis dengan bahasa yang dapat dipahami oleh
siswa.
d. Pembuatan Rubik
Ada dua jenis rubrik menurut Sani ( 2016: 263) yaitu:
1. Rubrik holistik, penskoran dilakukan terhadap proses keseluruhan produk tanpa
menilai bagian komponen secara terpisah.
Tabel 2.3 Rubrik Holistik

skor Keterangan Uraian


4 Sangat baik Jika laporan perencanaan lengap dan rinci
3 Baik Jika laporan perencanaan lengkap tetapi

tidak rinci
2 Cukup Jika laporan perencanaan kurang rinci
1 kurang Jika laporan perencanaan salah

2. Rubrik analitik, penskoran mula-mula dilakukan atas bagian-bagian


individual produk atau penampilan secara terpisah, dijumlahkan skor
individual untuk memperoleh skor total. Contoh rubrik analitik dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.4 Rubrik Analitik untuk Menilai Karya Ilmiah

Aspek yang Kriteria dan skor


3 2 1
Dinilai
Persiapan Memuat Memuat Hanya memuat
permasalah permasalahan, permasalahan
tujuan, topik, topik, lokasi, dan topik.
variabel lokasi, sampel
sampel
Instrumen Instrumen Instrumen Instrumen
kecukupan didukung teori didukung teori didukung teori
dan akurasi yang relevan dan data yang cukup data yang
data yang akurat akurat kurang
lengkap.
Analisis Data dianalisis Data dianalisis Analisis data
pemamparan data secara secara kurang
mendalam mendalam memadai dan
sesuai sesuai dengan sajian kurang
Dengan tujuan tujuan penelitian menarik.
penelitian. dan disajikan
Dipaparkan secara menarik
secara menarik.
Simpulan Simpulan Simpulan dapat Simpulan tidak
didasarkan atas menjawab sesuai dengan
analisis dan sebagian dari pertanyaan
dapat menjawab pertanyaan penelitian.
pertanyaan penelitian.
penelitian
Sistematika Mengikuti kaidah Mengikuti kaidah Mengikuti
kaidah
Laporan Penulisan karya Penulisan karya Penulisan
ilmiah dan ilmiah dan kurang lengkap
bahasa yang bahasa yang karya ilmiah
komunikatif. digunakan dan bahasa
kurang yang
komunikatif digunakan
kurang
komunikatif
DAFTAR PUSTAKA

http://echamalika123.blogspot.com/2013/05/assesment-portofolio-dan-
assesment.html
http://dikhaayu7.blogspot.com/2013/05/assesmenkinerja-dan-assesmen-
portofolio.html
http://srikusmayati.blogspot.com/2012/12/teknik-penilaian-portofolio.html
https://docplayer.info/34701125-Penilaian-portofolio-nuryani-y-rustaman-fpmlpa-
pps-universitas-pendidikan-indonesia.html

Anda mungkin juga menyukai