Anda di halaman 1dari 22

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Osiloskop merupakan salah satu alat ukur elektronika yang seting kita jumpai disamping alat ukur
yang lain seperti halnya sinyal generator penghitung frekuensi, alat pengukur geratan (vibrasi) dan alat
pengukur deru suara dan sebagainya. Alat alat ukur tersebut diatas merupakan perangkat alat ukur
perbengkelan, laboratorium, dan industri elektronika, penggunaan osiloskop elektromagnetik ini dibatasi
sampai frequensi ini dibatasi sampai 10 KHz, dan untuk gejala frequensi tinggi digunakanlah tabung sinar
katoda yang biasa disebut CRT (cathoda ray tube) tabung ini berfungsi untuk mendefleksikan sinar
cahaya elektron.
Osiloskop telah lama digunakan untuk pengukuran luas atau lebar yang bervariasi oleh insinyur,
ilmuwan, dan teknisi. Banyak yang menyatakan bahwa osiloskop sangatlah serbaguna dan fungsi
utamanya adalah bertujuan untuk mengukur peralatan elektronik.
Tiap osiloskop dilengkapi dengan satu knop bertuliskan fokus dan satu knop lagi bertuliskan
intensitas. Dengan knop fokus dapat mengatur ketajaman kumpulan dan dengan knop intensitas,
kejernihannya. Dianjurkan agar pada pemakaian osiloskop jangan mempertajam kejernihannya
melampaui yang diperlukan. Pada kejernihan terlalu tajam lama-lama layarnya akan terbakar, artinya
bahwa lapisan fosfor kehilangan kejernihan, sehingga osiloskopnya kurang berfungsi.
Osiloskop merupakan alat ukur elektronik. Frekuensi dan periode dapat diukur dengan menggunakan
alat ukur osiloskop ini, dan dapat melihat bentuk-bentuk gelombang seperti bentuk gelombang sinyal
audio, sinyal video, dan bentuk gelombang tegangan listrik arus bolak-balik.
Adapun tujuan kami melaksanakan praktikum ini selain sebagai salah satu judul praktikum yang harus
dilaksanakan, kami ingin mengetahui fungsi dari osiloskop, bagian-bagian dari osiloskop serta bagaimana
prinsip kerja dari alat ukur osiloskop itu sendiri. Sehingga kami juga dapat mengetahui aplikasi dari
percobaan ini.

1.2 Tujuan Percobaan


1. Untuk mengetahui fungsi osiloskop
2. Untuk mengetahui prinsip kerja osiloskop
3. Untuk mengetahui frekuensi gelombang secara praktek menggunakan osiloskop
4. Untuk mengetahui perbedaan osiloskop analog dan osiloskop digital
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR

BAB II

DASAR TEORI

Osiloskop sinar elektron. Alat ukur ini bukan hanya mampu menentukan besarnya tegangan-tegangan,
tetapi mampu pula menentukan bentuk tegangannya. Osiloskop ini merupakan alat penting untuk
pengukuran alat-alat elektronis, termasuk meneliti pengukur getaran dan lain-lain. Bagian terpenting
adalah tabung pancar elektron.
Sebuah kawat pijar memancari tabung nikel (katoda) tertutup dengan zat yang dapat memperkuat
pengiriman elektron (emissie). Disebabkan oleh pemanasan bersama dengan zat emitter terjadilah ‘awan
elektron’ sekitar katoda k; awan ini ‘terisap’ oleh plat berbentuk bulat; anoda a, yang dihubungkan pada
tegangan positif yang cukup tinggi. Karena pada anoda terdapat sebuah lubang, maka pada anodanya
akan mendapatkan elektron-elektron dalam jumlah kecil. Sisa dari elektron-elektron tadi akan berjalan
dengan kecepatan tinggi.
Bila kita beranggapan bahwa tidak terdapat tegangan pada plat-plat H1 dan H2 dan V1 dan V2,
maka tumpukan elektron-elektron yang tipis akhirnya akan membentur layar. Layar ini ditutup dengan
lapisan fosfor yang dapat mengeluarkan cahaya, biasanya berwarna hijau, bila dibentur oleh tumpukan-
tumpukan elektron.
Pada layar kita akan menyaksikan timbulnya titik hijau pada pertengahan tabung. Bila kita
beranggapan bahwa plat-plat H2 dan V2 dihubungkan pada tegangan positif, maka tumpukan tadi tidak
akan berjalan lurus tetapi oleh H2 dibelokkan ke kanan dan oleh V 2 dilengkungkan ke bawah. Titik hijau
akan muncul di layar bagian kanan bawah. Bila kita perhatikan logam prinsip sebuah osiloskop akan
kelihatan bahwa tegangan yang akan diukur diperkuat dan selanjutnya disalurkan kepada plat-plat V1 dan
V2.
Bila pada plat-plat H1 dan H2 tidak diberi tegangan, maka pada layar akan keluar garis tegak;
dalam hal ini kita hanya mampu mengukur besarnya bukan dari tegangan tersebut. Bila pada plat-plat H 1
dan H2 dipasangi tegangan yang peningkatannya lambat dan penurunannya cepat, maka kumpulan
elektron akan bergerak dari kiri ke kanan. Pada layar secara perlahan-lahan. Pada tiap saat pada waktu
kumpulan elektron menyentuh layar, tempat sentuh ini akan ditentukan secara tegak oleh tegangan antara
V1 dan V2. Dengan kata lain: kumpulan elektron seolah-olah fungsi tegangan dan waktu pada layarnya.
Frekuensi tegangan antara H1 dan H2 tidak dapat dipilh secara sekehendak, tetapi harus sebanding
dengan tegangan antara V1 dan V2, bila kita memerlukan bentuk tidak bergerak. Dari generator yang
membangkitkan tegangan antara H1 dan H2 harus generator dengan tegangan gigi gergaji, dikemudikan
oleh tegangan dari penguat. Ini disebut singkronisasi.
Bila frekuensi tegangan gigi gergaji besarnya setengah frekuensi yang akan diukur, pada layar
akan timbul dua perioda dari tegangan yang diukur. Pada osiloskop-osiloskop modern singkronisasi dari
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
generator gigi gergaji dilakukan oleh penguat Y dengan cara lain, yang dinamakan ‘triggering’. Karena
prinsip bekerjanya osiloskop tidak berbeda cara pengaturan jalan searah, baik secara singkronisasi
maupun dengan triggering, maka hal ini tidak diperdalam lagi.
Yang penting di sini adalah bahwa kebanyakan osiloskop itu dapat memutuskan hubungan dengan
generator gigi gergaji dan untuk menggantikannya dengan menghubungkan penguat-X pada plat-H.
Dengan cara ini kita umpanya dapat menghubungkan tegangan bentik sinus pada plat-plat H dan dapat
melaksanakan pengukuran frekuensi dan fase dengan teliti. Osiloskop dengan ‘triggering’ dapat mengatur
generator gigi gergaji dengan tegangan dari luar yang bentuknya bebas, sehingga kita umpanya dapat
meneliti pengapian sebuah motor baku.
Tiap osiloskop dilengkapi dengan satu knop bertuliskan fokus dan satu knop lagi bertuliskan
intensitas. Dengan knop fokus dapat mengatur ketajaman kumpulan dan dengan knop intensitas,
kejernihannya. Dianjurkan agar pada pemakaian osiloskop jangan mempertajam kejernihannya
melampaui yang diperlukan.
Pada kejernihan terlalu tajam lama-lama layarnya akan terbakar, artinya bahwa lapisan fosfor
kehilangan kejernihan, sehingga osiloskopnya kurang berfungsi. (Ing. G. Van der Wal , 1985)
Spektra bentuk gelombang. Gerak gelombang adalah gejala yang dikenal sehari-hari, sebagaiman
yang dapat diamati di dalam gelombang air, gelombang udara, gelombang panas. Gagasan tentang
gelombang mengandung arti suatu kuantitas yang bervariasi dengan jarak dan dengan waktu. dan bentuk
gelombang pada umumnya diartikan grafik kuantitas yang diplot sebagai fungsi salah satu dari kedua
variable ini. Bentuk gelombang sinusoidal bentuk gelombang tegangan yang merupakan fungsi sinusoidal
terhadap waktu boleh dituliskan sebagai:
V(t) = Vmaks sin 2πfot…………………………………………………………………………..(2.1)
Disini konstanta-konstantanya adalah Vmaks nilai puncak tegangannya, dan fo frekuansi
gelombangnya. Waktu periodiknya ialah To =1/fo sebagaimana ditunjukkan gelombang cosinusnya
diuraikan sebagai:
V(t) = Vmaks Cos 2πfot……………………………………………………………………….(2.2)
Dalam analisis, pemakaian gelombang cosines disbanding gelombang sinus sebagai acuan, akan
memepermudah perhitungan secara matematik. Gelombang cosines dikenal sebagai suatu fungsi yng
genap karena kurvanya simetris di sekitar sumbu vertical [atau v(-t) = -v(t)]. Lebih umum lagi, bentuk
gelombang iu dapat seperti yang ditunjukkan dalam gambar pengekspresian ini dengan acuan kepada
gelombang cosinus memberikan
V(t) =Vmaks cos 2 π f 0 ( t−τ ) .....................................................................................................(2.3)
Bentuk gelombang periodik umum. Fungsi periodik adalah fungsi yang berulang dengan selang
waktu yang tetap selama time domain penuh, -∞ ≤ t ≤ +∞, waktu periodik adalah waktu yang direntang
oleh satu pengulangan dan misalnya untuk fungsi-fungsi trigonometris yang diuraikan dalam bagian
terdahulu waktu periodik itu dinyatakan dengan T0 antara dua puncak berturut-turut. Waktu periodik
dapat dipilih di mana saja pada fungsi; ini hanyalah merupakan soal kemudahan saja untuk menunjukkan
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
di antara puncak-puncak (atau antara nol-nol). Suatu contoh bentuk gelombang periodik nonsinusoidal
ditunjukkan secara matematik, fungsi periodik mempunyai sifat bahwa V(t) = v (t + T 0) sama dengan nilai
pada waktu t. Deret fourier trigonometris untuk bentuk gelombang periodik. Sebagai contoh pendahuluan
tentang perluasan trigonometris suatu gelombang periodik, perhatikan deret:
v ( t )=sin ( 2 π .100 . t ) +0,3 sin ( 2 π .200 . t ) +0,2 sin ⁡( 2 π .300 .t)............................................(2.4)
Dengan waktu t dalam detik, pemeriksaan deret menunjukkan bahwa suku sinusoidal yang
pertama itu mempunyai frekuensi 100Hz. Ini diistilahkan frekuensi fundamental. Suku sinusoidal kedua
itu berfrekuensi 200Hz dan dikenal sebagai harmonik kedua. Amplitudo harmoni kedua tersebut adalah
0,3 suku sinusoidal ketiga memiliki frekuensi 300Hz dan dikenal sebagai harmonic ketiga. Amplitudonya
0,2.
Spektrum untuk deret fourier trigonometris. Sisi kanan deret trigonometrik Fourier dapat
ditafsirkan sebagai deret gelombang harmonic yang masing-masing mempunyai amplitude A n dan sudut
fase ∅ n yang tetap serta komponen dc ao.
Menunjukkan amplitudo masing-masing komponen dan dikenal sebagai spectrum amplitude atau
spectrum magnitude, sudut fase yang mendahului atau yang tertinggal ditunjukkan akan kelihatan bahwa
baik amplitude maupun sudut fase diplot sebagai fungsi frekuensi harmonic, dan karena itu maka semua
informasi yang diperlukan untuk merinci deret itu ditempatkan di dalam spectrum.
Gelombang kotak. Bentuk gelombang tegangan kotak (kadang-kadang disebut gelombang
persegi) ini adalah gelombang periodik dan dianggap ada tiap saat, jadi jangkauannya untuk t adalah -∞ ≤
t ≤ +∞, begitu juga untuk gelombang sinus dan cosinus. Dengan memilih asal waktu nol untuk membuat
gelombang menjadi fungsi genap, sebagaimana yang ditunjukkan hanya suku-suku cosinus sajalah yang
muncul di dalam deret Fourier trigonometris.
Bentuk gelombang gergaji. Bentuk gelombang lain yang seringkali ditemui dalam praktek adalah
gelombang gigi gergaji. Deret trigonometris Fourier untuk bentuk gelombang ini adalah
V V
v ( t )= − ¿...........................................................(2.5)
2 π
Komponen dc dalam hal ini diberikan oleh V/2 dan besarnya harmonik oleh An = V/nπ. Suku-suku
harmoniknya berbentuk –sin (nω0t), dan dengan demikian fase mendahului relatif terhadap fungsi
cosinusnya adalah (180-90) = 90˚. Ini dapat pula ditunjukkan sebagai tertinggalnya fase 270˚.
Catat bahwa apabila komponen dc-nya nol, yaitu bentuk gelombangnya digeser ke bawah
sebanyak V/2 agar menjadi simetris di sekitar sumbu waktu, maka bentuk gelombang itu menjadi fungsi
ganjil. (Dennis Roddy,1995)
Osiloskop memproduksi grafik dua dimensi dengan tegangan mengaju kepada masukan
sambungan yang diwakili pada sumbu vertikal dan waktu yang diwakili sumbu horizontal. Biasanya
grafik tampak sebagai sebuah bekas yang diterangi pada layar dari sebuah sinar tabung katoda dan
digunakan untuk membentuk sebuah model yang berguna atau menggambarkan bagaimana jarak dari
beberapa kuantitas yang seketika itu bervariasi dengan interval tertentu. Kuantitas sering mengukur
perubahan tegangan dalam sebuah lintasan elektronik. Bagaimanapun, hal itu bisa mengukur yang lain,
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
seperti arus listrik, percepatan, intensitas cahaya, atau sebagainya yang memungkinkan diubah ke dalam
tegangan dengan transducer yang sesuai.
Perhitungan kuantitas dapat diulang secara keseluruhan atau diulang lagi dari dasarnya. Osiloskop
sangat berguna karena memiliki banyak saluran masukan yang berfungsi untuk pengamatan bersama dari
banyaknya fenomena yang mungkin terjadi dan menyediakan pengukuran antar hubungan waktu dari
peristiwa yang terkait. Dengan bantuan osiloskop, secara cepat waktu dari kuantitas yang bervariasi
ditangkap sebagai gambar statis dan dapat dipelajari langkah yang sesuai untuk seorang pengamat.
Gambar dapat disimpan sebagai foto atau disalin pada kertas dengan sebuah penggambaran atau printer.
Rekaman gambar tersebut dapat dipindahkan ke sebuah memori pada komputer digital untuk disimpan
atau dianalisis.
Osiloskop telah lama digunakan untuk pengukuran luas atau lebar yang bervariasi oleh insinyur,
ilmuwan, dan teknisi. Banyak yang menyatakan bahwa osiloskop sangatlah serbaguna dan fungsi
utamanya adalah bertujuan untuk mengukur peralatan elektronik. Sebuah osiloskop biasanya digunakan
untuk mengkarakterisasikan sebuah tegangan dengan jarak lintasan waktu. Oleh karena itu, kapanpun
kuantitas yang bervariasi dapat diubah ke dalam sebuah tegangan yang juga dapat diukur. Alat yang
mengubah energi dari satu bentuk ke bentuk yang lainnya disebut “transducer” dan digunakan untuk
banyak tujuan. Sebagai contoh, sebuah pengeras suara (loudspeaker) mengubah energy listrik menjadi
gelombang suara dan sebuah microphone dengan konversi yang berlawanan. Sekarang microphone
digunakan sebagai sambungan ke osiloskop untuk menyelidiki durasi secara rinci dan intensitas dari
gelombang suara, walaupun dirancang sedemikianrupa untuk mengijinkan transmisi suara oleh telepon
dan radio. Sebuah probe arus listrik, walau memiliki bentuk yang spesial dari sebuah trafo, adalah sebuah
contoh dari transducer yang dirancang secara spesifik selama menggunakan osiloskop. Arus dapat
diartikan sebagai penghubung ke inti magnet, dan sebuah tegangan yang sebanding ke arus masukan
diperkuat dengan banyaknya lilitan sekunder dan mentransmisikan masukan osiloskop ke display.
Osiloskop mungkin paling sering digunakan untuk pengukuran langsung dari sinyal tegangan
transien terjadi pada peralatan yang secara langsung mempertahankan listik selama pengoperasiannya,
seperti komputer, pengontrol otomatis, telepon, radio, televisi, power supply, dan banyak lagi. Osiloskop
berguna untuk mengukur parameter yang mungkin penting dalam menentukan pengoperasian yang
sebenarnya. Osiloskop diklasifikasikan menjadi dua, yaitu osiloskop analog dan osiloskop digital. Masing
–masing dari jenis tersebut memiliki aplikasi yang spesial. Osiloskop klasik adalah yang berbentuk
analog. Osiloskop ini menggunakan sebuah CRT (Cathode Ray Tube) sebagai alat display langsung.
Seberkas elektron dibentuk, mengalami percepatan, dan berfokus di meriam elektron dan
menubrukkannya ke layar fosfor yang menyebabkan adanya cahaya tampak dikeluarkan dari titik
tubrukan. Tegangan trasien ditunjukkan dan diterapkan secara langsung ke bidang defleksi vertikal dalam
tabung sinar katoda, menghasilkan sudut defleksi dari seberkas elektron dalam arah yang vertikal.
Tegangan trasien yang lain dihasilkan dalam osiloskop dan meningkatkan kecepatan yang sama
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
diterapkan secara langsung ke pelat defleksi horizontal pada CRT, diakibatkan pergerakan horizontal dari
kiri ke kanan pada titik yang seberkas elektronnya menubruk layar fluoresen (layar pijar).
Osiloskop digital dibuat sepraktis mungkin dan digunakan oleh alat yang baru-baru ini
dikembangkan dengan seni perangkat digital yang dikenal sebagai pengubah analog ke digital atau ADC
(Analog to Digital Converters). Sebuah ADC adalah sebuah perangkat yang sesuai untuk mengukur
interval yang beraturan bersamaan dengan nilai tegangan pada osiloskop masukan dan mengubah itu ke
dalam suatu nilai digital (suatu angka) mewakili nilai tegangannya. Fungsi osiloskop merekam sebuah
tegangan trasien yang diterima akan disimpan di dalam sebuah memori digital dari sebuah contoh seri
yang diambil oleh ADC. Pada beberapa waktu kemudian, nomor seri dapat dikembalikan dari memori
dan grafik tegangan vs waktu yang diinginkan dapat dibuat. Penggrafikan atau proses tampilan, sejak itu
menjadi jelas dari proses perekaman dapat ditunjukkan dengan banyak cara yang berbeda. Perangkat
display dapat menggunakan metode defleksi berkas cahaya langsung dari CRT (dampak penggunaan
sebuah osiloskop analog sebagai perangkat display dalam sebuah osiloskop digital). Osiloskop digital
biasanya disusun menyerupai penyusunan instrumen analog tradisional dan menamakan setiap komponen
alat pengontrolnya. Ciri-ciri utama termasuk di dalam pengeras vertikalnya, dan menamai dan
penyajiannya dari display. Dalam tambahannya, sistem yang mengontrol kecepatan dan waktu pendataan
disusun untuk berusaha menyamai atau melebihi fungsi dari waktu awal di instrumen analog.
Pemeliharaan model pengukuran ini berkembang tak jauh dari osiloskop analog yang membolehkan
adanya pengenalan dengan mengetahui penggunaannya dalam suatu keadaan untuk menjadi pandai secara
cepat dengan versi digital.
Osiloskop terdiri dari dua bagian utama yaitu display dan panel kontrol. Display osiloskop
umumnya dibagi oleh sebuah jaringan horizontal dan garis vertikal yang disebut sebuah “graticule” utuk
membantu operator melakukan pengukuran tegangan atau waktu di signal display pada layar. Ada 10
divisi utama secara horizontal yang dikenal sebagai sumbu X atau sumbu waktu. Sedangkan pada garis
vertikal ada 4 dan 10 divisi yang merupakan sumbu Y atau sumbu tegangan. Graticule terkadang
dituliskan di atas selembaran kerja yang berbahan transparan yang ditempatkan pada layar pijar, dan
operator menayangkan lintasan sinyal yang melewati jaringan. Cara ini memiliki kerugian yang
memperkenalkan parallax error, karena bidang yang mengandung graticule tidak serupa dengan bidang
yang mengandung lintasan sinyal dan posisi dari mata si pengguna yang melakukan pengukuran menjadi
faktor yang sangatlah penting.
Dengan kata lain, graticule dapat digoreskan pada permukaan di dalam pelat yang berbahan kaca
di CRT selama pemrosesannya. Penyimpangan dari parallax dalam menghasilkan display osiloskop.
Metode yang ketiga digunakan seberkas elektron pada CRT untuk menggambarkan graticule oleh garis
khayal di dalam layar fluoresen atau layar pijar. Panel kontrol berisi tiga kelompok penting, yakni : (1)
layar display dan kumpulan pengontrolnya, seperti sebagai alat penyetel fokus dan intensitas, (2) pengeras
vertikal penghubung sinyal masukan, alat penyetel sensitifitas, dan masukan sinyal lain yang
mengandung pengontrol, dan (3) pengontrol waktu. (Clyde F.Coombs, Jr., 1972)
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 PERALATAN
1. Osiloskop Digital
Fungsi: Untuk menampilkan output yang dihasilkan multivibrator dalam bentuk gelombang
2. Signal Generator
Fungsi: Sebagai bagian dari osiloskop untuk membangkitkan signal
3. Penjepit buaya
Fungsi: Untuk menghubungkan kabel penghubung osiloskop ke signal generator
4. Kabel penghubung
Fungsi: Untuk menghubungkan kutub positif dan negatif antar peralatan

3.2 KOMPONEN
-

3.3 PROSEDUR
1. Dihidupkan osiloskop digital
2. Dipastikan keadaan osiloskop sudah siap untuk digunakan
3. Disambungkan osiloskop pada signal generator menggunakan kabel penghubung
4. Dihidupkan signal generator
5. Diatur frekuensi pada signal generator sebesar 450 Hz
6. Diamati 1 gelombang yang terbentuk dan diatur posisi tegangan (sumbu y) dan periode (sumbu x)
agar mendapatkan bentuk gelombang yang baik
7. Diamati skala yang muncul dan dihitung nilai tegangan dan periode sesuai dengan jumlah div
(kotak) yang dibentuk oleh gelombang
8. Dicari nilai periodenya
9. Dicatat hasilnya
10. Digambar gelombang yang terbentuk
11. Diautoset osiloskop
12. Ditunggu hingga osiloskop menampilkan gelombang pada keadaan nol
13. Dilakukan kembali prosedur nomor 5 untuk frekuensi 30KHz
14. Diamati 3 gelombang yang terbentuk dan diatur posisi tegangan (sumbu y) dan periode (sumbu x)
agar mendapatkan bentuk gelombang yang baik
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
15. Dilakukan prosedur nomor 7 – 12
16. Dilakukan kembali prosedur nomor 5 untuk frekuensi 5Hz
17. Diamati 2 gelombang yang terbentuk dan diatur posisi tegangan (sumbu y) dan periode (sumbu x)
agar mendapatkan bentuk gelombang yang baik
18. Dilakukan prosedur nomor 7 – 12
19. Dilakukan kembali prosedur nomor 5 untuk frekuensi 10Hz
20. Diamati 1 gelombang yang terbentuk dan diatur posisi tegangan (sumbu y) dan periode (sumbu x)
agar mendapatkan bentuk gelombang yang baik
21. Dilakukan prosedur nomor 7 – 12
22. Dilakukan kembali prosedur nomor 5 untuk frekuensi 200Hz
23. Diamati 3 gelombang yang terbentuk dan diatur posisi tegangan (sumbu y) dan periode (sumbu x)
agar mendapatkan bentuk gelombang yang baik
24. Dilakukan prosedur nomor 7 – 12
25. Dilakukan kembali prosedur nomor 5 untuk frekuensi 40KHz
26. Diamati 1 gelombang yang terbentuk dan diatur posisi tegangan (sumbu y) dan periode (sumbu x)
agar mendapatkan bentuk gelombang yang baik
27. Dilakukan prosedur nomor 7 – 12
28. Dimatikan signal generator dan osiloskop
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Percobaan

N Frekuensi (Hz) n t (sekon)


O
1. 450 1 2,2 x 10-3
2. 30K 3 14,5 x 10-5
3. 5 2 18 x 10-2
4. 10 1 5 x 10-2
5. 200 3 14 x 10-2
6. 40K 1 11 x 10-6

Medan, 11 November 2013


Asisten, Praktikan,

(Maisyarah Yuniar R) (Marta Masniary Nainggolan)


GRAFIK PERCOBAAN
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
PENGUKURAN DENGAN OSILOSKOP

1.

f = 450 Hz
n =1

500 mV

M : 2,0 ms

2.
f = 30 KHz
n=3

500 V

M : 50 μs

3.
f = 5 KHz
n=2

500 mV

M : 100 ms

4.
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
f = 10 Hz
n=1

500 mV
M : 50 ms

5.
f = 200 Hz
n=3

500 mV

M : 10 μs

6.
f = 40 KHz
n=1

500 mV
M : 5 ms

Medan, 11 November 2013


Asisten, Praktikan,

(Maisyarah Yuniar R) (Marta Masniary Nainggolan)


4.2 ANALISA DATA
1. Menentukan nilai frekuensi secara praktek ( fp )
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
n
fp =
t
1) fT1 = 450 Hz
n=1
t = 2,2 x 10-3 s
n1
f p 1=
t1
1
=
2,2 x 10−3 s
= 454 Hz

2) fT2 = 30 KHz
n=3
t = 14,5 x 10-5 s
n2
f p 2=
t2
3
=
14,5 x 10−5 s
= 0,206 x 105 Hz
= 20,6 KHz

3) fT3 = 5 Hz
n=2
t = 18 x 10-2 s
n3
f p 3=
t3
2
=
18 x 10−2 s
= 11,1 Hz

4) fT4 = 10 Hz
n=1
t = 5 x 10-2 s
n4
f p 4=
t4
1
=
5 x 10−2 s
= 20 Hz
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
5) fT5 = 200 Hz
n=3
t = 14 x 10-2 s
n5
f p 5=
t5
3
=
14 x 10−2 s
= 21,4 Hz

6) fT6 = 40 KHz
n=1
t = 11 x 10-6 s
n6
f p 6=
t6
1
=
11 x 10−6 s
= 0,0909 x 106 Hz
= 90,9 KHz

2. Menentukan % ralat pada masing-masing frekuensi


f teori−f praktek λteori−λpraktek
% ralat = |
f teori λteori || x 100 % |
1) fT1 = 450 Hz
fp1 = 454 Hz

% ralat fp1 = |450 Hz450–Hz454 Hz | x 100 %


= 0,8 %

2) fT2 = 30 KHz
fp2 = 20,6 KHz

% ralat fp2 = |30 KHz30–KHz


20,6 KHz
| x 100 %
= 31,3 %

3) fT3 = 5 Hz
fp3 = 11,1Hz

% ralat fp3 = |5 Hz 5– Hz11,1 Hz| x 100 %


= 122 %
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR

4) fT4 = 10 Hz
fp4 = 20 Hz

% ralat fp4 = |10 Hz10–Hz20 Hz| x 100 %


= 100 %
5) fT5 = 200 Hz
fp5 = 21,4 Hz

% ralat fp5 = |200 Hz200– 21,4


Hz
Hz
| x 100 %
= 89,3 %

6) fT6 = 40 KHz
fp6 = 90,9 KHz

% ralat fp6 = |40 KHz40–KHz


90,9 KHz
| x 100 %
= 127,25 %
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR

BAB V

GAMBAR PERCOBAAN

PLN

OSILOSKOP DIGITAL

SIGNAL GENERATOR
34
12

frekuensi amplitudo
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KESIMPULAN
1. Dari percobaan diketahui fungsi osiloskop yaitu:
- Untuk mengukur besar tegangan listrik
- Untuk mengukur frekuensi sinyal
- Untuk membedakan arus DC dan arus AC
- Untuk mengecek noise pada suatu rangkaian
2. Dari percobaan diketahui prinsip kerja dari osiloskop adalah saat PSA dinyalakan, tegangan listrik
mengalir masuk ke osiloskop kemudian difokuskan. Lalu gelombang sinyal dari tegangan tersebut
ditampilkan dilayar osiloskop dalam bentuk gelombang sinusoida. Pada osiloskop digital,electron
menembak ke layar yang ditembakoleh electron gand sehingga terjadi flourisensi.
3. Dari percobaan diketahui frekuensi gelombang secara praktek menggunakan osiloskop yaitu
- fp1 = 454 Hz
- fp2 = 20,6 KHz
- fp3 = 11,1 Hz
- fp4 = 20 Hz
- fp5 = 21,4 Hz
- fp6 = 90,9 KHz
4. Dari percobaan diketahui perbedaan osiloskop analog dengan digital adalah:
Osiloskop analog
 Gelombang sinyal dihasilkan dari tabung CRT
 Penggunaanya lebih sulit dan rumit
 Penggunaanya lebih banyak menyumbangkan ralat
 Harganya lebih murah
 Tidak dapat menyimpan hasil tampilan gelombang
Osiloskop digital
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
 Tidak menggunakan tabung CRT dalam menampilkan gelombang sinyal melainkan
melalui layar LCD
 Penggunaannya lebih praktis
 Ralat yang dihasilkan lebih kecil
 Harganya lebih mahal
 Mampu menyimpan hasil tampilan gelombang ke memori.

6.2 Saran
1. Agar praktikan selanjutnya mengetahui telebih dahulu peralatan dan komponen yang akan
digunakan
2. Agar praktikan selanjutnya memahami prosedur percobaan sebelum pratikum
3. Agar praktikan selanjutnya lebih teliti dalam mengukur frekuensi, waktu dan tegangan yang
dihasilkan pada layar osiloskop
4. Agar praktikan selanjutnya lebih teliti mengamati banyak gelombang pada layar osiloskop
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR

DAFTAR PUSTAKA

[1] Coombs, Clyde, 1982, Electronic Instrument Handbook, Second Eddition, New York,
McGraw-Hill,inc.
Halaman : 14.1-14.10
[2] Roddy, Dennis ,1995, Komunikasi Elektronik, Edisi Keempat, Jakarta, PT Prenhallindo,
Halaman : 50-55
[3] Wal, Van, Der, 1985, Ringkasan Elektro Teknik, Jakarta, Erlangga,
Halaman : 136-138
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
Medan, 7 November 2013
Asisten, Praktikan,

(Maisyarah Yuniar R) (Marta Masniary Nainggolan)

TUGAS PERSIAPAN
NAMA : Marta Masniary Nainggolan
NIM : 120801034
KELOMPOK : IV/B
JUDUL PERC. : Pengukuran dengan Osiloskop
ASISTEN : Maisyarah Yuniar R

1. Pengertian dari osiloskop?


Jawab:
Osiloskop adalah alat ukur besaran listrik yang dapat memetakan sinyal listrik. Osiloskop
biasanya digunakan untuk mengamati bentuk gelombang yang tepat dari sinyal listrik. Selain
amplitudo sinyal, osiloskop dapat menunjukkan distorsi, waktu antara dua peristiwa (seperti lebar
pulsa, periode, atau waktu naik) dan waktu relatif dari dua sinyal terkait.

2. Pengertian signal generator?


Jawab:
Signal generator merupakan suatu alat elektronika yang mampu membangkitkan gelombang
sinusoidal, pulsa, segitiga. Alat ini sering digunakan untuk memberikan input gelombang masukan
pada rangkaian, sehingga rangkaian ini dapat mengeluarkan output gelombang lainnya tergantung
kepada rangkaian yang lain dapat dilihat menggunakan osiloskop.

3. Pengertian frekuensi ?
Jawab:
Frekuensi adalah ukuran jumlah putaran ulang per peristiwa dalam satuan waktu yang diberikan.
Dirumuskan dengan persamaan:
1
f=
T
Dimana f : frekuensi (Hz), T : periode (s)

4. Pengertian periode ?
Jawab:
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
Periode adalah waktu yang diperlukan benda untuk melakukan satu kali putaran penuh
Dirumuskan dengan persamaan:
1
T=
f
Dimana f : frekuensi (Hz), T : periode (s)

5. Fungsi-fungsi tombol signal generator ?


Jawab:

Keterangan:
1. Saklar daya (power switch): Untuk menyalakan generator sinyal, sambungkan generator
sinyal ke tegangan jala-jala, lalu tekan saklar daya ini.
2. Pengatur Frekuensi: Tekan dan putar untuk mengatur frekuensi keluaran dalam range
frekuensi yang telah dipilih
3. Indikator frekuensi: Menunjukkan nilai frekuensi sekarang.
4. Terminal output TTL/CMOS: terminal yang menghasilkan keluaran yang kompatibel
dengan TTL/CMOS
5. Duty function: Tarik dan putar tombol ini untuk mengatur duty cycle gelombang.
6. Selektor TTL/CMOS: Ketika tombol ini ditekan, terminal output TTL/CMOS akan
mengeluarkan gelombang yang kompatibel dengan TTL. Sedangkan jika tombol ini
ditarik, maka besarnya tegangan kompatibel output (yang akan keluar dari terminal output
TTL/CMOS) dapat diatur antara 5-15Vpp, sesuai besarnya tegangan yang kompatibel
dengan CMOS.
7. DC Offset: Untuk memberikan offset (tegangan DC) pada sinyal +/- 10V. Tarik dan putar
searah jarum jam untuk mendapatkan level tegangan DC positif, atau putar ke arah yang
berlawanan untuk mendapatkan level tegangan DC negatif. Jika tombol ini tidak ditarik,
keluaran dari generator sinyal adalah murni tegangan AC. Misalnya jika tanpa offset,
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
sinyal yang dikeluarkan adalah sinyal dengan amplitude berkisar +2,5V dan -2,5V.
Sedangkan jika tombol offset ini ditarik, tegangan yang dikeluarkan dapat diatur (dengan
cara memutar tombol tersebut) sehingga sesuai tegangan yang diinginkan (misal berkisar
+5V dan 0V).
8. Amplitude output: Putar searah jarum jam untuk mendapatkan tegangan output yang
maksimal, dan kebalikannya untuk output -20dB. Jika tombol ditarik, maka output akan
diperlemah sebesar 20dB.
9. Selektor fungsi: Tekan salah satu dari ketiga tombol ini untuk memilih bentuk gelombang
output yang diinginkan
10. Terminal output utama: terminal yang mengelurakan sinyal output utama
11. Tampilan pencacah (counter display): tampilan nilai frekuensi dalam format 6×0,3″
12. Selektor range frekuensi: Tekan tombol yang relevan untuk memilih range frekuensi yang
dibutuhkan.
13. Pelemahan 20dB: tekan tombol untuk mendapat output tegangan yang diperlemah sebesar
20dB
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR

Anda mungkin juga menyukai